PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(unrenewable resources). Jumlahnya sumber daya tersebut sangat terbatas dan proses
pembentukan serta pemulihannya membutuhkan waktu lama. Untuk itu, pemanfaatannya
harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin. Sumber daya mineral (mineral resource)
adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya
mineral sendiri menurut keyakinan geologi dapat berubah menjadi cadangan setelah
dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang (Nugraha,
2014:1).
c. Tahap Eksploitasi
Tahap eksploitasi atau penambangan merupakan tahap yang paling utama dari
seluruh rangkaian kegiatan pengembangan sumber daya mineral. Semua
penyelidikan yang telah dilakukan, sejak mencari mineral sampai ditemukannya
mineral tersebut, pada akhirnya bermuara pada kegiatan pertambangan. Dalam tahap
perta,bangan konsentrasi diletakkan pada teknologi penambangan yang efisien,
mineral terambil dengan cara yang baik (good mining practice), tidaak menimbulkan
kerusakan lingkungan.
d. Tahap Pengolahan
Dalam tahap pengolahan terdapat berbagai proses. Pada pertambangan batu
bara, prosesnya hanya terbatas kegiatan fisika, yaitu peremukan, penggerusan,
pemilahan, dan pencucian. Pada proses pencucian, batu bara yang tersisa dari ayakan
kemudian dicuci, diendapkan dan didinginkan. Sisanya, berupa kotoran dalam
bentuk lumpur, ditampung dalam kolam-kolam buatan.
e. Manajemen Data
Dalam pengembangan sumber daya mineral, satu hal yang sangat penting
adalah pelaporan atau catatan mengenai berbagai informasi dan data yang telah
dikumpulkan. Hal ini terutama karena kegiatan pengembangan sumber daya mineral
mencakup kurun waktu yang lama.
Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumberdaya bahan galian terunjuk dan
sebagian sumberdaya bahan galian terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan
semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan
secara layak.
Cadangan terbukti (proven reserve) adalah sumberdaya bahan galian terukur yang
berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga
penambangan dapat dilakukan secara layak.
3.5 Perhitungan Cadangan
Metoda-metoda konvensional yang digunakan di dalam perhitungan cadangan adalah :
a. Metoda trianguler
Layout dari segitiga-segitiga
Prisma-prisma trianguler
Jumlah volume seluruh prisma trianguler sama dengan volume seluruh blok (lihat
gambar).
Catatan :
Di dalam perhitungan cadangan, metoda trianguler dapat dianggap sebagai metoda
standard. Meskipun demikian kesalahan yang muncul di dalam penggunaan metoda ini
perlu diperhatikan, sebab terjadinya kesalahan tersebut adalah akibat dari cara
mengelompokkan segitiga-segitiga prisma di dalam suatu poligon.
Ada dua cara untuk mengkonstruksi prisma-prisma trianguler dari prisma empat persegi
panjang.
Kesalahan relatif dari volume suatu blok yang dibatasi oleh empat lubang bor dengan
ketebalan t1 , t2 , t3 , dan t4 dapat dijelaskan sebagai berikut : Volume dari prisma dapat
dihitung dari V1 dengan prisma-prisma trianguler ABD dan BDC atau V2 dengan
prisma-prisma trianguler ABC dan ADC.
Di dalam perhitungan V1, t2 , dan t4 dihitung dua kali sedangkan di dalam perhitungan
V2 , t2 , dan t3 yang dihitung dua kali.
Volume dari prisma dapat diperoleh dengan membagi dua jumlah V1 dan V2.
Kesalahan relatif antara V1 dan V2 adalah :
Dengan demikian, maka metoda trianguler hanya teliti bila jumlah t1 dan t3 untuk
setiap prisma sama dengan jumlah t2 dan t4.
Andaikan (t1 + t3) dua kali lebih kecil dari (t2 + t4), yakni 2 (t1 + t3) = (t2 + t4), maka
volume V1 lebih besar dari V2 dan kesalahan relatif adalah sebesar 20%.
Metoda included dan extended area.
c. Metoda penampang
(1) Rumus Luas Rata-Rata (Mean Area)
d. Metoda isoline
Metoda ini dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan dan kadar
mengecil dari tengah ke tepi endapan.
Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat di dalam
batas kontur, kemudian mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.
Kadar rata-rata dapat dihitung dengan cara membuat peta kontur, kemudian
mengadakan weighting dari masing-masing luas daerah dengan contour grade.
go = kadar minimum dari bijih
g = interval kadar yang konstan antara dua kontur
Ao = luas endapan dengan kadar go dan lebih tinggi
A1 = luas endapan bijih dengan kadar go + g dan lebih tinggi
A2 = luas endapan bijih dengan kadar go + 2g dan lebih tinggi, dst.
Bila kondisi mineralisasi tidak teratur maka akan muncul masalah. Hal ini dapat
dijelaskan melalui contoh berikut ini.
Keterangan :
ts = tebal yang sebenarnya dari endapan
th = ketebalan dalam arah horisontal
tv = ketebalan dalam arah vertikal
ts = th sin = tv cos
Untuk luas (S) - relasinya menjadi :
Sv = Ss sin
Sv = Ss cos
Sh = luas horisontal
Sv = luas vertikal
Ss = luas yang sebenarnya
Gm = berat jenis dari mineral tanpa pori, tanpa kandungan air
(moisture)
Gd = berat jenis dari rock (kering) - tanpa kandungan air, hanya pori
Gn = berat jenis dari rock (natural) dengan pori dan kandungan air
P = porositas
M = kandungan air (moisture content)
Gambar tersebut di bawah ini menjelaskan pengertian-pengertian dasar yang
ada.
Untuk menentukan kadar air dari bijih di laboratorium cara bekerjanya adalah
sebagai berikut :
Bijih yang berasal dari lapangan terlebih dahulu ditimbang untuk diketahui
berat aslinya.
Selanjutnya bijih dikeringkan pada temperatur 100 O C selama dua belas jam
atau hingga beratnya konstan.
Kadar air dari bijih dapat dihitung sebagai berikut :
1.3.2. Tonnage Factor
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(unrenewable resources). Dari jenis-jenis sumber daya mineral yang ada, hal tersebut dapat
kita manfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
(SDA) merupakan suatu hal yang sangat penting dibicarakan dan dikaji dalam kerangka
pelaksanaan pembangunan nasional kita. Dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah
sesungguhnya kita dapat melaksanakan proses pembangunan bangsa ini secara
berkelanjutan tanpa harus dibayangi rasa cemas dan takut akan kekurangan modal bagi
pelaksanaan pembangunan tersebut. Pemanfaatan secara optimal kekayaan sumber daya
alam ini akan mampu membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa
Indonesia. Namun demikian perlu kita sadari eksploitasi secara berlebihan tanpa
perencanaan yang baik bukannya mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan namun
malah sebaliknya akan membawa malapetaka yang tidak terhindarkan. Akibat dari
pengelolaan sumber daya alam yang tidak memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan dapat kita lihat pada kondisi lingkungan yang mengalami degradasi baik kualitas
maupun kuantitasnya. Dengan adanya hal demikian maka konservasi terhadap sumber daya
alam juga perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, Andhika. 2014. Sumber Daya Mineral dan Energi. Diunduh dari
https://www.academia.edu/22210925/Sumber_Daya_Mineral_dan_Energi pada 21
Oktober 2016.
Sanusi, Bachrawi. 1984. Mengenal Hasil Tambang Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Sudradjat, Adjat. 1999. Tekhnolgi dan Manajemen Sumber Daya Mineral. Penerbit: ITB
Bandung.
Zen, M.T. 1984. Sumber daya dan industri mineral. Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&89ltemid=125 di
unduh pada 21 Oktober 2016
https://hertiner456.blogspot.com/2016/10/sumber-daya-mineral.html
https://tambangunp.blogspot.com/2014/09/klasifikasi-sumberdaya-dan-cadangan.html