PENDAHULUAN
Menurut laporan World Health Organization (WHO), tahun 2018 melaporkan AKI
didunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan
Asia Tenggara 16.000 jiwa. AKI di Negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214/100.000 KH,
sedangkan AKB pada tahun 2017 sekitar 2.5 juta kematian, 47% dari seluruh angka kematian
Angka kematian ibu meningkat sebanyak 300 kasus dari 2019 menjadi sekitar 4.400
kematian pada 2020 sedangkan kematian bayi pada 2019 sekitar 26.000 kasus meningkat
Angka Kematian Bayi secara global masih mengkhawatirkan, di kawasan Afrika Sub-
Sahara 29/1000 KH, di Asia Tenggara 24/1.000 KH, 80% kematian disebabkan oleh asfiksia,
Menurut Rahmawati (2015) salah satu program yang sangat berperan dalam menurunkan
AKB adalah dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (early initiation). Tindakan ini
merupakan langkah penting untuk menurunkan angka kematian bayi di masa awal
Program ini dilakukan segera setelah bayi lahir, bayi dikeringkan kecuali kedua telapak
tangan bayi, kemudian bayi diletakkan didada ibu untuk skin to skin selama minimal satu jam
(Chaidir, 2016). Menurut Hutagaol (2014) bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama
satu jam pertama kelahiran. Pada bayi baru lahir kehilangan panas empat kali lebih besar dari
pada orang dewasa, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan suhu. Pada 30 menit
pertama bayi dapat mengalami penurunan suhu 3-40C. Pada ruangan dengan suhu 200C-250C
suhu kulit bayi turun sekitar 0,30C per menit. Kemampuan bayi yang belum sempurna dalam
Kemampuan pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir sangat penting untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi normal 36,5-37,50C. Hipotermi terjadi saat suhu tubuh bayi
di bawah 36,50C. Suhu ruangan yang panas atau dingin dapat mempengaruhi suhu tubuh
bayi, dengan begitu bayi baru lahir mempertahankan suhu dan menghasilkan panas melalui
Salah satu penanganan hipotermi adalah dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Yohmi
(2010) menyatakan bahwa manfaat inisiasi menyusu dini yaitu dada ibu akan menghangatkan
bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dr.Niels Bergman dari Afrika Selatan membuktikan bahwa
dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika
bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajad untuk menghangatkan bayi. Jika
bayi kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan bayinya
(Roesli, 2012).
Karena pada bayi baru lahir kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada orang
dewasa, serta kemampuan bayi yang belum sempurna dalam memproduksi panas maka bayi
sangat rentan untuk mengalami hipotermi , tenaga kesehatan dapat melakukan IMD dengan
mengetahui manfaat IMD terhadap perubahan suhu tubuh bayi baru lahir agar suhu tubuh
bayi baru lahir terkontrol dalam batas normal sehingga mencegah terjadinya hipotermi.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indah Dewi S (2020) dengan judul
efektivitas IMD terhadap perubahan suhu tubuh bayi baru lahir bahwa terdapat Pengaruh
Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir Di Klinik Sehati
penelitian dengan judul “Efektivitas IMD terhadap Perubahan Suhu Tubuh Bayi dan Ibu”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Efektivitas IMD terhadap
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas
1. Untuk mengetahui frekuensi Bayi Baru Lahir yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini
3. Untuk mengetahui Efektivitas IMD terhadap Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir
Adapun manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu manfaat teoris dan manfaat
praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi mengenai teori-
teori yang berkaitan dengan Efektivitas IMD terhadap Perubahan Suhu Tubuh Bayi dan Ibu.
pelaksanaan IMD untuk mencegah perubahan suhu tubuh pada bayi baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat
melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan
kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan atau ikatan antara ibu dan bayi
(Marmi, 2017).
Menurut (Sudarti., 2017), bahwa IMD bermanfaat bagi ibu dan bayi secara fisiologis
• Ibu
• Bayi
Sentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan sehingga napas dan denyut
jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrum yang mengandung faktor
- Hubungan ibu dan bayi lebih erat dan penuh kasih sayang
- Ibu dan bayi merasa lebih tenang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan terbaik bagi
bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk mencapai dan
Walyani & Purwoastuti (2020) pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI saja, sejak post natal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti : susu formula, sari buah, air putih, madu, air teh, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti buah-buahan, biscuit, bubur susu, bubur nasi dan nasi tim.
Menurut Indrayani (2016) ada tiga tahap dalam asuhan bayi baryu lahir, yaitu:
2) Sambil meletakan bayi diperut ibu lakukan penilaian apakah bayi memerlukan tindakan
3) Jika bayi normal dan tidak memerlukan resusitasi, keringkan tubuh bayi secara lembut
(tanpa membersihkan verniks) mulai dari uka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan. Verniks akan 2membantu menghangatkan tubuh bayi. Bau cairan
amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari puting susu ibunya yang berbau
sama. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering dan bersih serta lembut
Tahap 2: Lakukan kontak kulit ke kulit selama paling sedikit satu jam
1) Setelah tali pusat dipotong dan didikat, letakan bayi tengkurap di dada ibu. Lurusakan
bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus berasa diantara
2) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
3) Lakukan kontak kulit bayi ke kulit dada ibu paling sedikit satu jam. Mintalah ibu untuk
memeluk dan membelai bayinya. Jika perlu letakan bantal diabwah keoala ibu untuk
mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasilkan
5) Selama kontak kulit bayi kekulit ibu, lakukan manajmeen aktif kala tiga persalinan
Tahap 3: Biarkan bayi nebcari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusu
2) Anjurkan ibu dan orang lainnya tidak menginterupsi menyusu misal memindahkan bayi
3) Menunda semua asuhan bayi normal lainnya hingga bayi selesai menyusu
4) Usahakan untuk tetap menempatkan ibu dan bayi di ruang bersalin hingga bayi selesai
menyusu
5) Segera setelah BBL selesai menyusu, bayi akan berhentuimenelan dan melepaskan
puting sertua bayi dan ibu akan menghanuk. Selimutui bayi denghan kain bersih,
a) Jika bayi belum selesai melakukan imd salam waktu satu jam, posisikan bayi lebih
dekat dean puin ibu dan baikan konak kuli denan kuli selama 30-0 meni
b) Jika bayi masih belum melakukan iMd dalam waku dua jam, pindahkan ibu
keruangan pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjukan asuhan BBL dan
6) Kenakan pada bayi atau tetap selimti bayi untuk menjaga kehangatannya. tetap tutupi
kepala bayi dengan topi pada beberapa jam pertama. Bila kemudian kaki bayi terasa
dingin, buka pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu sampai hangat
kembali
7) Satu jam kemudian setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan hepatitis B pertama
8) Tempatkan ibu dan bayi diruangan yang sama. Letakan bayi dekat dengan ibu sehingga
2) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir sekitar
30-60 menit.
3) Bayi harus dengan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD. Bayi dibiarkan mencari
puting susu ibu tanpa diarahkan sehingga dapat mencerdaskan bayi karena sejak dini
bayi belajar untuk mencari puting susu ibu dengan bantuan aroma khas pada tangan
bayi.
4) Bayi mulai menyusu dengan sendirinya dalam waktu satu jam pertama setelah bayi
lahir.
2.1.6 Efektivitas IMD terhadap Suhu Tubuh BBL dan Ibu
Bayi baru lahir mengalami perubahan biologis selama hari pertama kelahiran, akan
tetapi kesehatannya tergantung pada perawatan yang diterimanya. Kulit ibu bersalin
berfungsi sebagai incubator, karena lebih hangat dari pada kulit ibu yang tidak bersalin.
Secara otomatis dapat mempengaruhi suhu bayi baru lahir yang rentan mengalami kehilangan
panas. Ini artinya, dengan inisiasi menyusu dini dapat mengurangi resiko kehilangan panas
pada bayi baru lahir (Wildan HD, 2017). manfaat IMD terhadap perubahan suhu tubuh bayi
baru lahir agar suhu tubuh bayi baru lahir terkontrol dalam batas normal sehingga mencegah
Kulit ibu berfungsi sebagai inkubator karena ibu merupakan thermoregulator bagi bayi.
Suhu kulit ibu 10C lebih tinggi dari ibu yang tidak bersalin. Apabila pada saat lahir bayi
mengalami hipotermi, dengan terjadinya skin to skin contac otomatis suhu kulit ibu akan
meningkat 20C. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, kulit ibu akan menyesuaikan
Menurut Marmi & Rahardjo (2015) berikut ini merupakan penjelasan tentang 4
a. Konduksi
Melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit bayi (Sinta, dkk. 2019). Panas
dihantarkan dari tubuh bayi ke tubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi. Contohnya nimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang
dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan
Pendinginan melaui aliran udara di sekitar bayi. Suhu udara di kamar bersalin tidak
boleh kurang dari 200C dan tidak berangin. Tidak boleh ada pintu/jendela yang
terbuka. Kipas angin dan AC harus cukup jauh dari area resusitasi. Troli resusitasi
harus mempunyai sisi untuk meminimalkan konveksi ke udara sekitar bayi (Sinta, dkk,
2019). Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak. Contohnya
membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru
3. Radiasi
Melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit
bayi. Panas dapat hilang secara radiasi ke benda padat yang terdekat, misalnya jendela
pada musim dingin. Karena itu, bayi harus diselimuti, termasuk kepalanya (Sinta, dkk,
2019). Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan lebih
dingin. Contohnya bayi dibiarkan dalam ruangan dengan Air Conditioner (AC), bayi
4. Evaporasi
Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah. Bayi harus
dilahirkan (Sinta, dkk, 2019). Panas hilang melalui proses penguapan tergantung
kepada kecepatan dan kelembaban udara (perpindahan panas dengan cara merubah
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan panas dari tubuh bayi yaitu :
Keringkan tubuh bayi (tanpa membersihkan verniks) mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya, kecuali bagian tangan (untuk membantu bayi dalam prosses
IMD).
2) Letakan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan dan usahakan kedua bahu bayi
menempel di dada ibu atau perut ibu. Ushakan kepala bayi berada di antara payudara
ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu.
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi, atau setelah bayi
selesai IMD.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya bbl ditempatkan secara aman
Bayi jangan di bedong ketat karena membedong bayi dengan ketat akan membatasi
gerakan bayi sehingga aktivitas otot berkurang dengan demikian tidak menghasilkan
2.1.9 Hipotermi
Hipotermia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian bayi baru lahir di
negara berkembang. Prevalensi yang tinggi dari hipotermia telah dilaporkan secara luas
bahkan dari negara tropis. WHO telah merekomendasikan asuhan untuk mempertahankan
panas dalam asuhan bayi baru lahir, namun hipotermia terus berlanjut menjadi kondisi yang
biasa terjadi pada neonatal, yang tidak diketahui, tidak di dokumentasikan dan kurang
Menurut Dewi (2011), dalam Ekawati (2014), Bayi Baru Lahir dapat mengalami
hipotermi melalui beberapa mekanisme, yang berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk
1. Penurunan produksi panas : Hal ini dapat disebabkan kegagalan dalam sistem endokrin
dan terjadi penurunan basal metabolisme tubuh, sehingga timbul proses penurunan
produksi panas, misalnya pada keadaan disfungsi kelenjar tiroid, adrenal ataupun
pituitary.
Keadaan hipoksia intrauterine, saat persalinan, post partum, defek neurologik dan
dalam mempertahankan suhu tubuhnya. Bayi sepsis akan mengalami masalah dalam
3. Peningkatan panas yang hilang: Terjadi bila panas tubuh berpindah ke lingkungan
Bayi baru lahir yang mengalami Hipotermi biasanya terjadi akibat paparan kulit pada
udara atau larutan dingin. Hipotermia biasanya menyebabkan peningkatan frekuensi jantung
Menurut Erni Hernawati (2017) penyebab bayi baru lahir mudah menjadi hipotermia
adalah karena luas permukaan tubuh relatif lebih luas. Lemak sub kutan lebih tipis.
Hipotermia
METODE PENELITIAN
tetapi kesehatannya tergantung pada perawatan yang diterimanya. Kulit ibu bersalin
berfungsi sebagai incubator, karena lebih hangat dari pada kulit ibu yang tidak bersalin.
Secara otomatis dapat mempengaruhi suhu bayi baru lahir yang rentan mengalami kehilangan
panas. Ini artinya, dengan inisiasi menyusu dini dapat mengurangi resiko kehilangan panas
pada bayi baru lahir yang bisa menimbulkan kematian. (Wildan HD, 2017)
Kemampuan bayi yang belum sempurna dalam memproduksi panas maka bayi sangat
rentan untuk mengalami hipotermi. Bayi baru lahir yang mengalami Hipotermi biasanya
Pada penelitian ini, inisiasi menyusu dini (IMD) sebagai variabel independen dan suhu
b. Ho : Tidak terdapat perubahan suhu tubuh bayi sebelum dan sesudah dilakukan
IMD.
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin di capai, desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi experiment dan desain pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pretest dan postest. Dimana tujuan penelitian ini ingin mengetahui
bagaimana efektivitas IMD terhadap perubahan suhu tubuh bayi dan ibu.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut sugiyono (2016).Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir yang melakukan IMD segera
setelah lahir.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yanag akan diteliti atau sebagai jumlah dari
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian bayi baru lahir yang melakukan IMD
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode
observasi berupa lembar observasi dan alat termometer untuk mengetahui bagaimana
Peneliti sebaiknya mengerti tentang etika-etika yang harus dilakukan dalam jalanyan
penelitian meliputi :
a) Izin penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mendapatkan izin di Stikes Abdurahman Palembang
sehingga peneliti akan menjaga privasi dan kerahasiaan responden untuk melindungi
d) Keberhasilan (Confidentialy)
Dalam melakukan penelitian, data dan informasi yang didapat dari responden akan
dihasilkan kecuali pada angka tertentu yang digunakan sebagai laporan hasil.
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian lembar checklist
Coding adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka
Pemasukan dapat dilakukan dengan cara mengentry data atau memasukan data dar
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat yang dilakukan untuk
mengetahui perubahan suhu tubuh bayi yang diberikan perlakuan IMD dalam bentuk