Anda di halaman 1dari 5

KONSEP PERILAKU NORMAL DAN ABNOMAL

Dosen Pengampu :
Panca Kursistin Handayani, S.Psi., MA,

Kelompok 4 :

Ramadhan Pradana Putra 2010811022


Rodhiah Isfatiah Halukoi 2010811034
Vira Puspita Arifiani 2010811043
Yonata Lindi Ferdina 2010811093
Zahran Rabbani Adam 2010811035
Rahardian Nur Fahmi 1710811059

Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Jember
Contoh Perilaku Normal dan Abnormal

- Gangguan Kecemasan
- Persepsi atau interpretasi yang keliru terhadap realitas(faulty perceptions or
interpretations of reality)

1. Gangguan Kecemasan
- Sebagai contoh Normalnya :
Umumnya orang yang normal saat melewati atau terjebak di sebuah terowongan
sempit mereka akan terus berjalan mencari jalan keluar dan tetap fokus dengan
perjalananya tanpa adanya rasa cemas dan gangguan ketakutan lainya.
- Contoh Orang Abnormal :
Jika pada umumnya seseorang yang melewati atau terjebak disebuah gua akan
berfokus mencari jalan keluar tanpa adanya rasa cemas dan gangguan ketakutan
lainya, orang yang mengidap Abnormal ketika berada di tempat yang tertutup dan
sempit akan mengalami cemas, sesak napas secara mendadak, panik, denyut jantung
meningkat., panik dan Ketakutan, kehilangan control, Ketakutan akan pingsan, dan
Ketakutan akan mati.

Kesimpulan :

Gangguan kecemasan merupakan dimana seseorang yang memiliki Kerasaan akan rasa takut,
cemas, khawatir dan terkadang panik yang dimana semua hal itu terjadi ketika orang tersebut
berada atau melihat hal yang ditakuti. Walaupun begitu, sebenarnya, saat seseorang terus-
menerus berusaha menghindari tempat atau hal yang di takuti, kecemasan ini akan semakin
menguat.

2. Persepsi atau interpretasi yang keliru terhadap realitas(faulty perceptions or


interpretations of reality)

- Contoh Normalnya :
Ketika kita ada di dalam suatu ruang lingkup masyarakat kita harus menaati peraturan
yg ada
Seperti : tidak meludah disembarang tempat, harus mengunakan pakaian rapi dan
sopan supaya orang tidak berburuk sangka dan lain sebagainya
- Contoh Abnormalnya :
Ketika ada orang yang bertato lewat depan komplek dan ada ibu – ibu lagi berjalan dan
berpasan dengan orang bertato tersebut, salah satu dari ibu – ibu tersebut bilang jeng
liat deh yang tadi lewat itu orangnya gak bener itu jeng hati – hati kalau ketemu dia takut
di apa apain .

Kesimpulan :

Persepsi atau interpretasi yang keliru terhadap realitas(faulty perceptions or interpretations of


reality) dimana seseorang yang memiliki suatu persepsi yang keliru terhadap orang lain,
sehingga menyebabkan timbulnya suatu firasat yang buruk terhadap diri sendiri, dan terhadap
orang lain dia akan merasah risih dan terganggu.

Batasan normal dan abnormal

Batasan orang mengalami kecemasan yaitu ketika orang tersebut melihat atau berada di
tempat yang mereka takuti sedangkan orang normal sebaliknya. Batasan persepsi atau
interpretasi yang keliru ialah dimana mereka ingin apa yang mereka persepsikan sesuai dengan
yang mereka ingginkan, tetapi selera orang berbeda beda yang mengakibat kita sering salah
persepsi terhadap orang lain . Kesimpulanya orang tersebut dikatakan normal jika hal itu
dialami mayoritas orang, orang dianggap sehat atau normal bila dia mampu menjalankan fungsi
dan peranannya dalam masyarakat dan tidak mengalami gangguan dalam menjalankan tugas-
tugas hariannya. Sedangkan, dikatakan abnormal jika hal tersebut hanya ditemukan atau jarang
terjadi pada mayoritas orang, orang yang bertingkah laku tidak seperti tingkah laku kebanyakan
orang dianggap sebagai orang yang tidak normal atau abnomal.

Persamaan dan perbedaan

Pada gangguan Kecemasan persamaan indikator perilaku dari hasil observasi dan refrensi
adalah sama – sama ditunjukkan perilaku cemas, denyut jantung cepat, dapat mendeteksi hal
yang ditakuti tanpa dilihat dan serangan panik. Lalu, perbedaan inidikator perilaku gangguan
kecemasan dari observasi dan refrensi adalah pada hasil observasi tidak di temukan serangan
panik yang berlebihan, dan depresi. Sedangkan pada refrensi dikatakan bahwa terdapat
indikator perilaku panik berlebihan dan depresi. Kemudian pada persepsi atau interpretasi yang
keliru di jelaskan bawasanya Pada umumnya sitem sensorik dan proses kognitif seseorang
dapat membentuk suatu persepsi mental yang akurat dari lingkungan sekitar kita. Tetapi, ketika
kita mendengar suatu suara yang dianggap sebagai halusinasi yang dalam budaya disekitar
kita dianggap sebagai suatu tanda adanya kesalahan persepsi yang kita berikan terhadap
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari, I. (2018). STRATEGI PARENT-SCHOOL PARTNERSHIP: UPAYA PREVENTIF


SEPARATION ANXIETY DISORDER PADA ANAK USIA DINI. Yogyakarta: Yaa Bunayya.

SOVITRIANA, S. &. (2021). Studi Kasus Gangguan Kecemasan Umum Warga Binaan Wanita
di Lapas Jakarta. Jakarta: Universitas Persada Indonesia.

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2018). Psikologi Abnormal. Di Dunia yang Terus
Berubah (terjemahan). Edisi ke 9. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Antonius Atosokhi Gea. (2013). PSYCHOLOGICAL DISORDER PERILAKU ABNORMAL:


MITOS DAN KENYATAAN. Vol.4

Budisetyani, I Gusti Ayu Putu Wulan., dkk. 2016. Bahan Ajar Psikologi Abnormal. Universitas
Udayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/938e47c2a192a0307da3ea4a440721df
.pdf diakses 5 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai