Anda di halaman 1dari 58

PSIKOLOGI DASAR

Modul Pembelajaran

Dr. NURLAELA WIDYARINI, S.Psi., M.Si


IIN ERVINA, S.Psi., M.Si
MAD ZAENI, S.Kep., Ners

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020

i
KATA PENGANTAR

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam proses pendidikan di


Perguruan Tinggi. Proses belajar mengajar merupakan refleksi kualitas suatu
Perguruan Tinggi, sehingga semakin baik proses belajar mengajar semakin
berkualitas suatu lembaga Perguruan Tinggi. Untuk meningkatkan kualitas lembaga
pendidikan tersebut, seorang dosen perlu melakukan perencanaan yang baik. Salah
satu bentuk perencanaan yang baik adalah dengan membuat modul pengajaran yang
bias digunakan sebagai acuan agar proses belajar mengajar menjadi terarah, berjalan
baik dan bias diukur tingkat keberhasilannya.

Modul pengajaran pada mata kuliah Psikologi Umum 2 ini dibuat guna
memenuhi hal tersebut diatas. Modul ini memuat segala kegiatan yang direncanakan
untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang meliputi standar kompetensi,
kompetensi dasar, deskripsi mata kuliah, kegiatan perkuliahan, evaluasi, referensi,
jadwal pertemuandan materi pelajaran.

Modul yang dibuat ini tentunya masih memerlukan berbagai perbaikan.


Untuk itu, kritik dan saran untuk perbaikan modul ini kami harapkan.

Penulis

i
PERSETUJUAN

Modul “Psikologi Dasar ” yang ditulis oleh Dr.Nurlaela Widyarini, S.Psi., M.Si, dkk
disetujui untuk digunakan dalam proses belajar mengajar mata kuliah Psikologi
Dasar pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Jember

Jember, April 2020


Dekan,

Dr. Nurlaela Widyarini, S.Psi., M.Si


NIP.19750529 2005 012001

ii
DAFTAR ISI
................................................
Halaman Sampul i
................................................
Kata Pengantar ii
................................................
Persetujuan iii
................................................
Daftar Isi iv
................................................
Silabus V

BAB I KESADARAN ................................................ 1

BAB II MEMORY ................................................ 8

BAB III EMOSI ................................................ 17

BAB IV MOTIVASI ................................................ 28

BAB V STRES DAN


KESEHATAN ................................................ 35
................................................
DAFTAR PUSTAKA 42

iii
SILABUS
ANALISIS INSTRUKSIONAL

MATA KULIAH : PSIKOLOGI DASAR


KODE/SKS : MKK.016/3
SEMESTER : I (SATU)
PRASYARAT :-
PRODI : Psikologi
PEMBINA MATA KULIAH : Dr. Nurlaela Widyarini, S.Psi., M.Si
Iin Ervina, S.Psi., M.Si
Mad Zaini, S.Kep., Ners
Standar Kompetensi : Mahasiswa menguasai konsep dasasr teori
psikologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang
mencakup tentang kesadaran, infatan, emosi, motivasi dan stres
dan kesehatan CP 4 : Mampu menjelaskan konsep, aspek dan dinamika motivasi manusia

CP 5 : Mampu menjelaskan stres, faktor-faktor yang


mempengaruhi, coping dalam pendekatan biopsikososial

CP 3 : Mampu menjelaskan konsep, aspek dan dinamika emosi manusia

CP 2 : Mampu menjelaskan konsep, aspek dan proses memory

CP 1 : Mampu menjelaskan konsep, aspek dan iv


dinamika kesadaran manusia
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM
PENGAJARAN SILABUS
MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 2
KODE/SKS : MKK.016/3
SEMESTER : II (DUA)
PRASYARAT : Psikologi
Umum 1
PRODI : Psikologi
PEMBINA MATA KULIAH : Nurlaela Widyarini, S.Psi., M.Si
STANDAR KOMPETENSI : Menguasai konsep dasar teori psikologi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
yang mencakup kesadaran, ingatan (memory), emosi dan motivasi.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENGALAMAN BELAJAR MATERI PEMBAHASAN ASESMEN REFERENSI


METODE INSTRUMEN
Mampu menjelaskan Menjelaskan pengertian, Mereview dan Diskusi Penugasan Tugas Buku 1-3
konsep, factor-faktor yang bentuk, teori kesadaran. Pengaruh obat-obatan
mempengaruhi dan Menjelaskan pengalaman psikoaktif dalam
dinamika kesadaran pada tidur dan mimpi mempengaruhi
manusia Menjelaskan pengaruh kesadaran
obat-obatan psikoaktif
dalam mempengaruhi
kesadaran

v
Mampu menjelaskan Mahasiswa dapat Mereview, praktikum dan Perkembangan Penugasan Tugas Buku 1-3
konsep, factor-faktor yang menjelaskan diskusi Psikologi Kognitif
mempengaruhi dan dinamika perkembangan Psikologi Teori pemrosesan
Kognitif Informasi
Mahasiswa dapat Ingatan Jangka
menjelaskan teori Pendek dan Faktor-
pemrosesan informasi faktor yang
Mahasiswa dapat Mempengaruhinya
menjelaskan ingatan Ingatan Jangka
jangka pendek dan Panjang dan Faktor-
faktor-faktor yang faktor yang
Mempengaruhinya Mempengaruhinya
Mahasiswa dapat
menjelaskan ingatan
jangka panjang dan
faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Mampu menjelaskan Mahasiswa mampu Mereview, praktikum dan Pengertian Emosi Penugasan Tugas Buku 1-3
konsep, factor-faktor yang menjelaskan pengertian Diskusi Respon Emosi
mempengaruhi dan emosi dan bentuk Teori Emosi
dinamika emosi pada respon emosi
manusia Mahasiswa mampu
menjelaskan factor-
faktor yang
mempengaruhi emosi
Mahasiswa dapat
menjelaskan teori emosi
Mahasiswa dapat
menjelaskan dinamika
emosi

vi
Mampu menjelaskan Mahasiswa mampu Mereview dan Diskusi Pengertian motivasi Penugasan Tugas Buku 1-3
konsep, factor-faktor menjelaskan pengertian Teori Motivasi
yang mempengaruhi dan motivasi dan jenis Jenis Motivasi
dinamika motivasi pada Mahasiswa mampu Faktor-faktor yang
menjelaskan factor- Mempengaruhi
manusia
faktor yang Motivasi
mempengaruhi motivasi

Mahasiswa dapat
menjelaskan teori
motivasi
Mahasiswa dapat
menjelaskan dinamika
motivasi
Daftar pustaka :
Utama :
Daftar Pustaka :
1. Wade, C & Travis, C. 2007. Psikologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
2. King, L.A. 2010. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 1.Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.
3. King, L.A. 2010. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 2.Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.

Pendukung :
4. Kalat, J.W. 2010. Biopsikologi. Buku 1. Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.

vii
KONTRAK PERKULIAHAN PSIKOLOGI UMUM 2

1. MANFAAT
Dengan mempelajari mata kuliah Psikologi Umum 2, mahasiswa
Semester II mempunyai pemahaman tentang kesadaran, Ingatan,
emosi dan motivasi, konflik dan stres. Diharapkan mahasiswa
dapat mengaplikasikan konsep dasar ini pada mata kuliah
Psikologi kognitif.

2. DEKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini kesadaran, memory, emosi dan motivasi, konflik
dan stress.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa semester II dapat menjelaskan dan memberikan contoh
kesadaran, memory, emosi dan motivasi, konflik dan stress.(c2)

4. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


a. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi kesadaran, bentuk
dan proses kesadaran, teori kesadaran, tidur dan mimpi,
meditasi, obat-obatan psikoaktif dan hipnotis setelah diberi
materi Kesadaran.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk dan tahapan ingatan,
ingatan jangka pendek, ingata jangka panjang,
meningkatkan ingatan dan ingatan yang konstruktif setelah
iberi materi Ingatan.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi motivasi, pendekatan
teoritis motivasi, bentuk-bentuk motivasi, definsi emosi,
respon-respon emosi dan teori emosi setelah diberi materi
Motivasi dan Emosi.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memberikan contoh
pengertian konflk, bentk konflk, berbagai reaksi frustrasi,
teori kecemasan, penganggulanga kecemasan, mekanism
pertahanan, pegaruh stres secara fisiologis, faktor-faktor
yang mempengaruhi stres dan mengukur stes dalam
kehidupan setelah diberi materi Konflik dan Stres.

vii
i
5. ORGANISASI MATERI

TIU

Motivasi dan Emosi


Stres dan Kesehatan Ingatan Kesadaran

6. STRATEGI PERKULIAHAN
Perkuliahan ini akan dilakukan dengan cooperative learning dan
collaborative learning sehingga mahasiswa diharapkan dapat
menyampaikan gagasan atau pendapat secara pribadi atau
kelompok terhadap masalah yang diberikan. Dalam beberapa kali
pertemuan, dosen akan memberikan tutorial, mahasiswa
melakukan percobaan, diskusi kelompok terhadap permasalahan
yang diberikan dan mempresentasikannya.

7. MATERI/ BAHAN BACAAN


a. Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C & Hilgard, Ernest R.
1999. Pengantar Psikologi. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
b. Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C & Hilgard, Ernest R
1993. Pengantar Psikologi. (Terjemahan). Jilid 2. Edisi
kedelapan, cetaka kedua. Erlangga. Jakarta.
c. Nevid, Jeffrey S; Rathus, Spencer A & Greene, Beverly.
Psikologi Abnormal (Terjemahan). Jilid 1. Edisi kelima.
Erlangga
d. King, Laura A. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan
Apresiatif. 2010.Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.
e. Wade, C & Tavris, C. 2007. Psikologi (Terjemahan). Edisi ke-9,
Jilid 2. Erlangga. Jakarta

8. TATA TERTIB
a. Keterlambatan ditoleransi 15 menit.
b. HP disilent
c. Pakaian sesuai dengan kesepakatan.

ix
9. KRITERIA PENILAIAN
Nilai akhir terdiri atas :
a. Kehadiran (10%)
b. Tugas Individu (kuis) : berupa abstraksi beberapa teori
(10%)
c. Tugas Kelompok observasi sebagai pengganti UTS :
penilaian didasarkan pada laporan observasi (35%)
d. UAS : membahas fenomena dari media dengan
menggunakan teori yang telah dipelajari (bobot : 35%).
Penilaian didasarkan pada :
 Ketepatan teori
 Kedalaman pembahasan
 Sistematika Penulisan

Patokan Penilaian :
A : ≥ 80
B : 66-79
C : 56-65
D : 46-55
E : ≤ 45

10. JADWAL KULIAH

MINGGU KE REFERENSI

NO TOPIK BAHASAN
1 Pengantar : kompetensi, kontrak 1. Buku 1, hal 249-283
I
perkuliahan dan standar penilaian
Pokok Bahasan
Kesadaran
Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian
b. Bentuk Kesadaran
c. Teori tentang Kesadaran

x
2 II Pokok Bahasan
Kesadaran
Sub Pokok Bahasan
d. Tidur
e. Mimpi
f. Meditasi
g. Obat-obatan Psikoaktif
h. Hipnotis
3 III Pokok Bahasan 1. Buku 1, hal 341-380
Pengantar Memory 2. Buku 5 : hal 52-90
Sub Pokok Bahasan
Penugasan Kelompok

4 IV Pokok Bahasan
Ingatan
Sub Pokok Bahasan
a. Ingatan Jangka Pendek
b. Ingatan Jangka Panjang
c. Forgetting
d. Teknik Mengingat
Presentasi Tugas Kelompok 1-
4
5 V Pokok Bahasan 1. Buku 1, hal 341-380
Ingatan 2. Buku 5 : hal 52-90
Sub Pokok Bahasan
a. Ingatan Jangka Pendek
b. Ingatan Jangka Panjang
c. Forgetting
d. Teknik Mengingat
Presentasi Tugas Kelompok 5-
9
6 VI Pokok Bahasan 1. Buku 5 : hal 104-141
Emosi 2. Buku 4 : hal 97-123
Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian Emosi
b. Teori Emosi
c. Respon Emosi
Tugas Kelompok Analisis jurnal :
Kelompok 1 : aspek biologis dari emosi
Kelompok 2 : aspek kognitif dari emosi
Kelompok 3 : aspek budaya dalam ekspresi
emosi
Kelompok 4 : Perbedaan emosi ditinjau dari
gender (jenis kelamin)

xi
7 VII Pokok Bahasan 1. Buku 5 : hal 104-141
Emosi 2. Buku 4 : hal 97-123
Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian Emosi
b. Teori Emosi
c. Respon Emosi
Presentasi Tugas Kelompok Analisis jurnal :
Kelompok 1 : aspek biologis dari emosi
Kelompok 2 : aspek kognitif dari emosi
Kelompok 3 : aspek budaya dalam ekspresi
emosi
Kelompok 4 : Perbedaan emosi ditinjau dari
gender (jenis kelamin)

8 VIII Pokok Bahasan 1. Buku 4, hal 64-96


Motivasi 2. Buku 5 : hal 142-188
Sub Pokok Bahasan :
Teori/Pendekatan ttg Motivasi

Tugas Kelompok Analisis jurnal :


Kelompok 5 : Motivasi untuk makan : aspek
biologis, budaya dan gender
Kelompok 6 : Kebutuhan untuk Mencintai :
aspek biologis, psikologis, budaya dan
genger
Kelompok 7 : Motivasi Berprestasi :
penjelasan teori motivasi berprestasi, faktor-
faktor yang mempengaruhi
Kelompok 8 : Hubungan motivasi dan
emosi
Kelompok 9 : hubungan antara emosi,
Motivasi dan Kesehatan

9 IX Pokok Bahasan 1. Buku 3, hal 34-302


Stres dan Kesehatan 2. Buku 4 : hal : 404-438
Sub Pokok Bahasan 3. Buku 5 : hal : 285-317
a. Pendekatan Biopsikososial

Penugasan Kelompok :
Kelompok 1 : Mendefinisikan stres dan
jenisnya
Kelompok 2 : Aspek fisiologis stres
Kelompok 3 : aspek psikologis stres
Kelompok 4 : jenis Coping

Pekan UTS

xii
10 X Pokok Bahasan 1. Buku 3, hal 34-302
Stres dan Kesehatan 2. Buku 4 : hal : 404-438
3. Buku 5 : hal : 285-317
Presentasi Penugasan Kelompok :
Kelompok 1 : Mendefinisikan stres dan
jenisnya
Kelompok 2 : Aspek fisiologis stres
Kelompok 3 : aspek psikologis stres
Kelompok 4 : jenis Coping

11 XI Pokok Bahasan 1. Buku 3, hal 34-302


Stres dan Kesehatan 2. Buku 4 : hal : 404-438
3. Buku 5 : hal : 285-317
Presentasi Penugasan Kelompok :
Kelompok 1 : Mendefinisikan stres dan
jenisnya
Kelompok 2 : Aspek fisiologis stres
Kelompok 3 : aspek psikologis stres
Kelompok 4 : jenis Coping

12 XII Review Stres dalam tinjauan Biopsikososial 1. Buku 3, hal 34-302


Tugas Kelompok 5-9 : Menganalisis jurnal 2. Buku 4 : hal : 404-438
tentang stres dan kesehatan 3. Buku 5 : hal : 285-317

13 XIII Presentasi Tugas Kelompok 1. Buku 3, hal 34-302


Tugas Kelompok 5-9 : Menganalisis 2. Buku 4 : hal : 404-438
jurnal tentang stres dan kesehatan 3. Buku 5 : hal : 285-317

Tugas Kelompok :
Mencari fenomena untuk dibahas dengan
teori
14 XIV Pokok Bahasan
Diskusi kelompok
15 XIV Pokok Bahasan
Diskusi kelompok
UAS

Daftar Pustaka :
a. Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C & Hilgard, Ernest R. 1999.
Pengantar Psikologi. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
b. Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C & Hilgard, Ernest R 1993.
Pengantar Psikologi. (Terjemahan). Jilid 2. Edisi kedelapan, cetaka
kedua. Erlangga. Jakarta.
c. Nevid, Jeffrey S; Rathus, Spencer A & Greene, Beverly. Psikologi
Abnormal (Terjemahan). Jilid 1. Edisi kelima. Erlangga
d. King, Laura A. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif.
2010.Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.
e. Wade, C & Tavris, C. 2007. Psikologi (Terjemahan). Edisi ke-9, Jilid 2.
Erlangga. Jakarta

xii
i
11. TATA TERTIB PERKULIAHAN PSIKOLOGI UMUM II

a. Perkuliahan dimulai sesuai dengan jadwal yang telah


ditentukan, toleransi keterlambatan adalah 15 menit.
Melebihi waktu toleransi, maka mahasiswa yang
bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti perkuliahan.
b. Kehadiran minimal 75%, apabila kurang dari ketentuan
tersebut, maka pelaksanaan ujian akhir akan ditunda bagi
mahasiswa yang bersangkutan.
c. Mahasiswi menggunakan hem atau kaos berkerah dan
sepatu tertutup.
d. Mahasiswa diharuskan menggunakan hem atau kaos
berkerah dan sepatu.
e. Pemberitahuan tentang ditiadakannya perkuliahan minimal
1 hari sebelum jadual perkuliahan dan jadual pengganti
akan dibicarakan kemudian.
f. HP minimal dimode getar (silent).

12. SISTEMATIKA LAPORAN

JUDUL
PENDAHULUAN (Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan dan
manfaat)
TINJAUAN PUSTAKA
KASUS
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Daftar Pustaka

xi
v
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

BAB I
KESADARAN
1. Definisi

Kesadaran adalah persepsi, pikiran dan perasaan seseorang pada


setiap saat. Perubahan keadaan kesadaran terjadi bila fungsi mental
tampaknya berubah atau di luar kebiasaan orang yang mengalami
keadaan tersebut. Bentuk kesadaran : Pasif (pasif-receptif : menerima apa
yang terjadi pada saat itu) Aktif (aktif-berarah &bertujuan : inisiatif,
mencari atau merencanakan berbagai kemungkinan di masa yang akan
datang).
Definisi yang lain mengenai kesadaran merujuk pada keawasan
(consciousness) kejadian eksternal dan sensasi internal termasuk keawasan
terhadap diri sendiri dan berbagai pikiran tentang pengalaman sendiri.
Keawasan dapat terjadi dalam suatu kondisi tergugah (arrousal), keadaan
fisiologis saat seseorang sedang berinteraksi dengan lingkungan.
Keawasan kita dapat berupah sewaktu-waktu. Informasi dapat bergerak
dengan cepat ke dalam dan ke luar kesadaran. Willian James menyebut
kondisi ini sebagai arus kesadaran (stream of consciousness). Pikiran kita
dapat berpacu dari topik satu ke topik berikutnya sehingga sensasi, citra
(image), pikiran dan perasaan dapat terus berubah.
Keawasan dan ketergugahan berhubungan dengan bagian-bagian
yang berbeda di otak. Keawasan biasanya melibatkan korteks serebrum,
terutama daerah-daerah asosiasinya dan lobus frontalis. Ketergugahan
adalah keadaan fisiologis yang ditentukan oleh sistem aktivasi retikular
(reticular activating system), suatu struktur jaringan yang mencakup batang
otak, medula, dan talamus. Kerusakan di dua wilayah manapun tersebut
dapat mengakibatkan koma.

Psikologi Dasar--------------------------------1
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

2. Macam Kesadaran
 Proses pada tepi (surface) kesadaran : setiap benda atau kejadian
yang memiliki karakteristik tertentu (intensitas, kejutan atau
perubahan) yang berpotensi untuk dapat menarik perhatian
seseorang.
 Bila benda atau kejadian tersebut menjadi pusat perhatian
seseorang, maka stimulus tersebut berada pada pusat kesadaran.
Namun bila stimulus tersebut tidak dengan sengaja dihayati, maka
proses yang terjadi berada pada tepi kesadaran.
Rational, planful, mediating dimension Information
of personality in your immediate awarenes
Conscious
Ego

Superego Preconscious
Information which can easily be
made conscious
Moralistic, judgmental, perfectionist dimension of personality

Unconscious

Id Thoughts, feelings,
urges, and other information that is difficult to bring to conscious

Irrational, illogical, impulsive dimension of

3. Melamun
Melamun merupakan suatu keadaan kesadaran normal yang ditandai
dengan adanya peralihan perhatian dari tugas yang dihadapi pada hal-hal
yang lebih internal (seringkali merupakan khayal peristiwa yang lalu atau
masa yang akan datang, pada umumya subyek berada dalam kondisi
tenang dan santai). Mengapa orang melamun ? Cara kreatif utuk
melepaskan diri dari kebosanan, cara untuk memecahkan masalah dan
mengatasi perasaan bimbang.

Psikologi Dasar--------------------------------2
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

4. Tidur
Tidur adalah kondisi kesadaran yang berubah. Kondisi tidur berada
pada keawasan bawah sadar. Kondisi tidur berkaitan dengan ritme
biologis (biological rhythms) yaitu fluktuasi biologis periodeik dalam tubuh.
Ritme ini dikendalikan oleh jam biologis, yang mencakup :
a. Siklus musiman dan tahunan (annual or seasonal cycle), misalnya
fluktuasi musiman kebiasaan manusia.
b. Siklus 28 hari, seperti siklus menstruasi perempuan, dengan rata-
rata 28 hari.
c. Siklus 24 jam, seperti siklus tidur atau bangun dan perubahan suhi
dalam tubuh. Jadual tidur : bayi (6 bulan setelah lahir) mengalami
penuruanan waktu tidur dari 16 jam menjadi 13 jam perhari. Orang
dewasa rata-rata tidur 3-7,5 jam tiap malam.
Manusia menggunakan jam biologis (biological clock) yang dikenal
dengan irama circa (circadian rhythm) yang dengan tepat akan mengikuti
perubahan waktu dunia. Irama tidur ini akan berbeda antara orang yang
satu dengan yang lain.
Kepulasan tidur : melalui penelitian yang menggunakan
electroencephalogram (outputnya adalah grafik yang menunjukkan
perubahan elektris gelombang otak. Dapat diketahui (1) perubahan
elektris aktivitas otak saat tidur (2) gerakan mata yang pada saat
terjadinya mimpi. Terdapat 5 tahapan tidur (tahap 1-4 disebut dengan non
REM (Rapid Eye Movement) dan tahap 5 (tidur dengan REM yang ditandai
dengan adanya mimpi). Sedangkan pada tidur non REM ditandai dengan
kurangnya kecepatan gerakan mata dan subyek mengalami “sedikit”
mimpi.
MIMPI adalah perubahan kesadaran yang ditandai dengan bayangan
yang diingat dan fantasi sementara tercampur dengan kenyataan dari luar.

Psikologi Dasar--------------------------------3
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Mimpi terjadi pada saat REM Sleep. Bahkan subjek dapat berbicara dan
berjalan saat tidur.
TEORI MIMPI. Menurut freud Mimpi adalah produk mental yang
dapat dipahami dan ditafsirkan. Mimpi menyangkut harapan atau
kebutuhan yang belum terpenuhi yang harus direpress. Harapan ini
kemudian muncul dalam bentuk simbolis sebagai latent content yang
berisikan karakter dan persitiwa yang membentuk cerita nyata mimpi.
Menurut teori kognitif (cognitive theory of dreaming), mimpi dapat
dipahami dengan menerapkan konsep-konsep yang sama yang digunakan
untuk meneliti pikiran ketika terjaga. Bermimpi melibatkan pengolahan
informasi, ingatan dan pemecahan masalah. Mimpi merupakan suatu
alam, tempat yang memungkinkan kita untuk berpikir kreatif dan
memecahkan masalah.
Sedangkan menurut teori aktivasi-sintesis (activation-sythesis theory),
mimpi terjadi ketika korteks serebrum mensitesiskan sinyal-sinyal syaraf
yang dihasilkan oleh aktivitas di bagian otak yang lebih rendah. Menurut
teori ini, mimpi merefleksikan usaha otak untuk memahami aktivitas
syaraf yang terjadi saat tidur.
Gangguan Tidur : kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur
nyenyak sepanjang malam yang disebabkan oleh permasalahan medis
atau psikologis.
 Insomnia : sulit tidur secara kuantitas(sebagian melaporkan benar-
benar tidak tidur selama 30 menit dalam semalam atau kualitas
(merasa seperti tidak dapat tidur sama sekali).
 Narcolepsy : seseorang yang dapat tidur pada saat beraktivitas.
 Apnea : Seseorang yang sulit bernafas ketika tidur (mungkin karena
batang tenggorokan tersumbat atau pusat otak yang mengatur
pernafasan tidak berfungsi dengan baik.

Psikologi Dasar--------------------------------4
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Kurang Tidur (sleep deprivation) : kekurangan tidur yang


berlangsung selama beberapa malam (50 jam lebih) dapat
mengakibatkan kurang mampu memfokuskan perhatian (transcient
inattentions), kerancuan atau salah persepsi (misperceptions).
 Somnabolism adalah istilah resmi yang digunakan untuk
menggambarkan berjalan dalam kondisi tidur. Hal ini terjadi saat
individu berada dalam tidur yang lelap.

5. MEDITASI
Meditasi adalah usaha untuk mencapai keadaan sadar yang
diinginkan dengan melakulan ritual tertentu. Efek meditasi : persepsi
yang lebih kuat, kemampuan retrospeksi, kemampuan mengendalikan
pengaruh stimulus, menyenangkan dan menenangkan. Mindfulness
meditation merupakan sebuah teknik yang dapat diterapkan untuk
mengurangi rasa sakit. Teknik meditasi yang diterapkan dalam setting
medis membuat pasien dapat mengurangi rasa sakit sehingga mampu
menoleransi ketidaknyamanan fisik akibat dari penyakit yang diderita.

6. PENGARUH OBAT-OBATAN DAN KESADARAN


Psikotropika adalah obat-obatan yang mempunyai efek psikologis.
Bentuknya : (1) depressant (obat-obatan yang dapat mengurangi aktivitas
fungsional tubuh), seperti alkohol dan heroin. (2) stimulan ( obat-obatan
yang menstimulasi aktivitas fungsional tubuh), seperti amfetamin, kokain.
(3) halusinogen (obat-obatan yang efek utamanya mengubah pengalaman
persepsi) seperi LSD(lysergik acid diethylamide). DMT (dimethyltriptamine)
dan Dom (dimethoxy methyl amfetamine), mariyuana.

Psikologi Dasar--------------------------------5
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

7. KEADAAN HIPNOSIS
Hipnosis didefinisikan sebagai keadaan kesadaran yang terubah atau
suatu keadaan psikologis berupa perhatian yang terubah sehingga
individu mampu menerima sugesti. Keadaan hipnosis adalah suatu upaya
yang dapat membuat subjek (yang berkemauan dan kooperatif)
melepaskan semua kendali atas perilakunya pada ahli hipnotis dan
menerima beberapa distorsi kenyataan.
Ciri-ciri keadaan hipnotik : tidak adanya rencana, perhatian yang
terbagi dan menjadi lebih selektif, fantasi yang dalam dan siap untuk
dibangkitkan, distorsi kenyataan diterima, kemampuan menerima sugesti
meningkat dan amnesia pasca hipnotik.
Penerapan hipnosis dalam bidang medis telah disetujui pertama
kalipada tahun 1959 di Amerika. Hipnosis dapat membantu perawatan
alkoholism, sonabulism, kecenderungan bunuh diri, gangguan stres pasca
trauma, gangguan makan dan merokok. Walaupun demikian berdasarkan
beberapa penelitian hipnosis kurang efektif untuk mengurangi kebiasaan
merokok maupun mengurangi makan yang berlebihan. Hipnosis akan
lebih efektif apabila dikombinasikan dengan psikoterapi.

8. GELOMBANG OTAK DAN KEADAAN


KESADARAN BETA : 14 - 100 Hz
 Seseorang dalam kondisi jaga, sadar penuh dan didominasi oleh
logika.
 Aktivitas otak kiri (berpikir, konsentrasi)  aktivitas gelombang
otak meninggi  hormon kortisol dan NE  cemas,
khawatir,marah dan stres.
 Akibatnya beberapa penyakit mudah datang di gelombang ini.
ALPHA : 8 – 13.9 Hz

Psikologi Dasar--------------------------------6
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Tombol ikhlas  akses ke alam bawah sadar.


 Rileks, melamun, berkhayal. Anak-anak balita berada dalam
gelombang otak ini  mudah menyerap informasi
 Memproduksi hormon serotonin dan endorphin tenang, bahagia
dan nyaman  imunitas tubuh meningkat, detak jantung stabil,
kapasitas penginderaan meningkat.
THETA : 4 – 7.9 Hz
 Orang dalam kondisi mimpi
 Pikiran menjadi kreatif dan inspiratif
 Khusyu’, pikiran sangat hening, intuitif.
 Hormon melatonin, catecholamin.
DELTA : 0.1 – 3.9Hz
 Orang yang tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tidak
merasakan badan, tidak berpikir.
 Human growth hormone  awet muda.
 Tidur dalam keadaan delta yang stabil  kualitas tidur tinggi
meskipun hanya tidur beberapa menit.

Psikologi Dasar--------------------------------7
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

BAB II
MEMORY

Dalam psikologi, pembahasan memory berkaitan dengan :


 Bagaimana informasi masuk dalam memory
 Bagaimana informasi bertahan dalam memory?
 Bagaimana inforamasi dapat dipanggil kembali dari memory

Pengulangan terus menerus

Sensor Encoding Long-term


Sensory Attention
y Working or memory
Memor Short-term
Input y Memor
Pemanggilan
y
kembali
1. MODEL MODALITAS MIND
 Terdapat 3 bentuk penyimpanan INFORMASI yang
memiliki perbedaan dalam hal fungsi, kapasitas dan durasi
nya.
 Control processes adalah proses pengendalian informasi
yang pada penyimpanan INFORMASI dan ketika informasi
berpindah ke tempat penyimpanan yang lain.

a. SENSORY MEMORY
 Fungsi- Mempertahankan informasi dalam karakteristik fisiknya
dan menyiapkannya untuk diproses lebih lanjut.
 Kapasitas : besar
 Dapat menangkap beberapa informasi pada saat yang sama
 Durasi – berlangsung cepat
Psikologi Dasar--------------------------------8
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 0.3 detik for visual info


 2 detik for auditory info
 Dibagi menjadi 2 bentuk:
- iconic memory – informasi visual
- echoic memory – informasi suara
 Visual or iconic memory ditemukan oleh Sperling in 1960
 Sensory memory bekerja secara otomatis tanpa perhatian dan
interpretasi
 Perhatian dibutuhkan ketika informasi akan diolah di working
memory

b. WORKING MEMORY

Sensory
Attention Working or Short-term
Sensor
y
Input Memor
y

 Berfungsi dalam pemrosesan informasi yang dilakukan


secara sadar
 Tempat dimana informasi diolah
Kapasitas - terbatas (menampung 7 +/- 2 items)
Durasi – penyimpanan singkat (about 30 detik)
Kode – seringkali didasarkan pada suara atau pembicaraan dan
juga input visual.

Psikologi Dasar--------------------------------9
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Apa yang terjadi jika kita tidak melakukan pengulangan yang terus
menerus? Tentunya kita menjadi mudah lupa terhadap suatu
informasi.
 Untuk membuktikannya, sekali lagi ingatlah baik-baik nomor
berikut ini (angka akan ditunjukkan dalam jeda waktu
tertentu)
 Baddeley (1992)
 3 interacting components

Visuospatial Phonological
Central
Sketch Pad Loop
Executive

 Visuospatial sketch pad – mengendalikan informasi visual dan


spasial.
 Phonological loop – mengendalikan informasi verbal.
 Central executive – mengkoordinasikan semua aktivitas working
memory; membawa information baru ke dalam working memory
yang berasal dari sensory memory & long-term memory

c. LONG TERM MEMORY


 Setelah informasi melewati sensory working memory, maka
informasi tersebut dapat dimasukkan ke long-term memory

Psikologi Dasar------------------------------10
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Maintenance Rehearsal

Sensor Encoding Long-term memory


Sensory Attention
y Working or Short-term Memory
Memor
Input
y Retrieval

 Fungsi – mengatur dan menyimpan informasi


o Penyimpanan informasi yang bersifat lebih pasif daripada
working memory
 Kapasitas tidak terbatas
 D urasi: permanen
 Encoding – proses yang terjadi saat informasi berpindah
dari working menuju long-term memory store
 Retrieval – Proses yang terjadi saat informasi berpindah dari long-
term to working memory store
 Model Modalitas memory
o Terdapat 3 bentuk penyimpanan memory (sensory,
working and long-term memory)
o Proses kontrol (attention, maintenance rehearsal, encoding
and retrieval) govern movement of information within
and between stores

ELABORASI
 Menekankan pada arti sebuah informasi untuk menemukan
‘kode’ yang tepat ketika menyimpan informasi tsb di LTM
o Bukan sekedar mengulang informasi tsb.
o Kaitkan informasi tsb dengan informasi dalam ingatan
o Disebut juga elaborative rehearsal
 Cara Melakukan Elaborasi

Psikologi Dasar------------------------------11
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Berikan pertanyaan pada informasi baru


 Pikirkan tentang implikasinya
 HUbungankan informasi baru dengan pengetahuan anda
 Buat contoh dalam kehidupan anda
 Fokuskan pada ide sebuah teks
 Elaborasi lebih efektif membantu meningat informasi
daripada proses yang ‘biasa’

Deep
Type of Process ing

Shallow -Acoustic

Shallow - Visual
01 2 Pe 3 ent4 5 6rec 7led 8 910
rc of words al
Organisasi Informasi
a. Chunking
 Mengelompokkan bagian-bagian informasi menjadi unit
yang lebih besar.
 Manakah yang mudah untuk diingat?
o 483792516
o 483 792 516
b. Organisasi hirarkis
 Menghubungkan item-item yang dikelompokkan berdasarkan
kategori yang baru.
 Membantu mengingat daftar item dengan lebih
baik berdasarkan kategorinya

Psikologi Dasar------------------------------12
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Namun, sulit diingat bila informasi tersebut diberikan dengan


acak.
 Kecenderungan orang untuk mengorganisasikan item yang
ranndom

Mammals

Dogs Cats

German Shepherds
Scottish Terriers
Siamese Calico

Forgetting Theories
 Kegagalan Encoding : Informasi tidak pernah dikodekan dalam
LTM

 Tidak semua lupa terjadi karena kegagalan encoding


 Kadang, informasi sudah dikodekan dalam LTM tapi kita masih
sulit memanggilnya kembali

Psikologi Dasar------------------------------13
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Peran waktu
 Ingatan akan memudar bila tidak digunakan
 Waktu memiliki peran yang penting.
 Problem: banyak hal yang berubah seiring dengan perubahan
waktu.

Teori Interferensi
 “Suatu ingatan terganggu oleh ingatan yang lain”
 Forgetting BUKAN sekedar disebabkan oleh faktor waktu
 Disebabkan oleh adanya informasi baru
 Ada 2 bentuk interferensi

Types of interference

Retroactive Interference
Proactive Interference

Psikologi Dasar------------------------------14
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Retroactive Interference
 Bila ingatan yang baru mengganggu ingatan informasi yang lama.
 Example: ketika no telepon baru menggangu sso mengingat no
telepon yang telah tersimpan sebelumnya.
 Example: Mempelajari materi baru mengganggu kemampuan
meningat materi sebelumnya.
Proactive Interference
 Kebalikan dari retroactive interference
 Bila ingatan lama mengganggu informasi yang baru
 Example: ingatan ttg tempat anda memarkir kendaraan beberapa
minggu lalu mengganggu anda untuk mengingat menemukan
tempat parkir anda hari ini.
 Example: Informasi lama mengganggu informasi baru.

Long-term Memory

Explicit Memory Implicit Memory


Procedural Memory
Classical Conditioning
Priming
Episodic Memory
Semantic Memory

Explicit Memory
 Dikenal juga sebagai declarative or conscious memory
 Yaitu memory secara sadar dapat dipanggil kembali. Ada 2 macam
explicit memory
 Episodic memory adalah memori yang berhubungan dengan
pengalaman pribadi, contoh : Pengalaman anda di akhir pekan?
Pengalaman terindah masa kecil? Disebut sebagai explisit memory

Psikologi Dasar------------------------------15
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

karena anda dengan mudah dapat menjelaskan sesuai dengan


pertanyaan tersebut
 Semantic Memory
Adalah memory tidak berhubungan dengan pengalaman pribadi
namun berhubungan dengan pengetahuan umum, contoh :
siapakah pendiri gerakan Muhammadiyah? Bagaimanakah
terjadinya hujan?
Disebut sebagai explicit memories karena anda dapat
menggambarkannya sesuai dengan pengetahuan anda. Memory ini
tidak melibatkan pengalaman personal. Anda mungkin tidak
pernah bertemu pendiri gerakan Muhammadiyah, tapi anda dapat
menjelaskannya

Implicit Memory
 Procedural Memory adalah memory yang memungkinkan kita
untuk menunjukkan keterampilan atau kebiasaan tertentu.
Contoh : mengendarai kendaraan bermotor, berbicara secara
teratur sesuai EYD. Disebut sebagai implicit memory karena kita
tidak dapat secara langsung dan sigap menggambarkan memory
tersebut, namun bila kita diminta untuk mempraktekkan kembali
maka kita mampu menunjukkannnya dengan tepat.
 Priming adalah mengaktifkan satu atau lebih ingatan kita dengan
stimulus.

Psikologi Dasar------------------------------16
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

BAB III
EMOSI
1. Definisi Emosi

Penggunaan istilah emosi seringkali tumpang tindih dengan afek


(affect) dan suasana hati (mood). Batson, dkk., (dalam Clark 1992)
menjelaskan bahwa afek merupakan bentuk yang paling umum dan
bersifat primitif. Afek memiliki bentuk atau valensi yang positif dan
negatif serta memiliki intensitas lemah hingga kuat. Afek memberikan
informasi bagi organisme untuk merasakan suatu pengalaman sehingga
organisme dapat memberikan penilaian tentang bernilai atau tidaknya
sesuatu.
Suasana hati merupakan bentuk yang lebih spesifik dari afek dan
sebagaimana afek, suasana hati memiliki valensi dan intensitas. Suasana
hati melibatkan faktor keyakinan (belief) mengenai kecenderungan akan
munculnya bahagia atau sedih di waktu yang akan datang. Suasana hati
dapat berlangsung dalam waktu tertentu, misalnya 1 hari atau lebih.
Suasana hati memberikan informasi mengenai akibat yang akan dirasakan
oleh individu ketika berinteraksi dengan lingkungan fisik atau sosial. Bila
individu yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mencapai
tujuan dan lingkungan memberikan dukungan, maka akan ada
kecenderungan untuk melakukan tindakan yang mengarah pada
pencapaian tujuan. Menurut Cunningham (dalam Clark,1992), pada saat
suasana hati telah tergerak maka akan meningkatkan kecenderungan
individu untu melakukan perilaku sosial seperti perilaku prososial,
sedangkan ketika suasana hati bersifat negatif atau tidak menyenangkan
akan menghambat minat individu dalam melakukan kegiatan tertentu.
Suasana hati yang positif dapat meningkatkan kepuasan terhadap sesuatu
yang telah diraih, membantu individu dalam menganalisis penyelesaian

Psikologi Dasar------------------------------17
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

masalah secara hati-hati dan meningkatkan kecenderungan perilaku


prososial. Afek dan suasana hati dapat muncul akibat kejadian atau
pengalaman tertentu seperti kegagalan atau keberhasilan. Perbedaan
antara afek dan suasana hati adalah afek yang negatif cenderung
memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan suasana hati
yang negatif cenderung menghambat perilaku karena adanya faktor
keyakinan bahwa sesuatu yang akan dilakukan akan berdampak negatif
bagi individu. Sebaliknya afek positif dapat menjadikan individu
menikmati kegiatan yang sedang dilakukan, suasana hati positif
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dengan keyakinan
bahwa perilaku tertentu akan membuatnya berhasil dan menyenangkan.
Emosi merupakan bentuk afek yang memiliki valensi dan
intensitas. Emosi mencerminkan tercapainya tujuan atau kegagalan
tercapainya tujuan atau adanya perubahan yang dirasakan dalam
pencapaian tujuan. Pada dasarnya tujuan mencerminkan nilai. Menurut
Lewin (dalam Clark, 1992), tujuan seseorang akan ditentukan oleh nilai
yang dimiliki dan nilai ditentukan oleh situasi pada saat itu. Dapat
disimpulkan bahwa emosi adalah bentuk spesifik dari afek yang
berhubungan dengan proses pencapaian tujuan, memiliki bentuk positif
maupun negatif dan memiliki intensitas mulai dari rendah hingga tinggi
(Lazarus, 1991).
2. Fungsi Emosi
Lazarus (1991) menyebutkan bahwa emosi memberikan dua fungsi
utama dalam proses pencapaian tujuan yaitu memberikan informasi dan
penggerak motivasi. Kedua fungsi tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut :

Psikologi Dasar------------------------------18
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

a. Emosi sebagai sumber informasi


Pada fungsi pertama, emosi mampu menghubungkan individu
dengan tujuan yang akan dicapai. Bila individu memperkirakan bahwa
pencapaian tujuan adalah sesuatu yang sulit, maka individu akan berada
dalam kondisi mengharap agar tujuan dapat tercapai, bila ada bantuan
dari pihak lain dalam mencapai tujuan, maka ia akan merasa lega dan
ketika tujuan tersebut tercapai maka ia akan merasa puas. Terdapat tiga
macam emosi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan, yaitu :
(1) Emosi yang berkaitan dengan kebutuhan (need-state emotion) yaitu
emosi yang dimunculkan oleh persepsi tentang perbedaan antara
kondisi yang diharapkan dan kondisi saat ini. Persepsi tersebut
dapat berupa kondisi yang tidak diharapkan yang dinilai dapat
mengganggu dirinya, adanya kebutuhan yang kuat dan adanya
kemungkinan pencapaian tujuan untuk mencukupi kebutuhan.
(2) Emosi yang berkaitan dengan alat atau cara (means emotion), yaitu
emosi yang dimunculkan dari persepsi ada tidaknya perubahan
baik secara personal maupun situasional yang mendukung atau
menghambat tujuan. Dalam hal ini terdapat valensi yang menunjuk
arah perubahan (positif untuk menunjukkan perubahan yang
menuju pada pencapaian tujuan dan negatif untuk menunjukkan
perubahan yang menjauh dari pencapaian tujuan), intensitas yang
menunjuk pada harapan (positif bila harapan yang kuat dan negatif
bila harapan melemah) dan pihak yang melakukan perubahan (diri
sendiri, orang lain atau kejadian tertentu). Bila individu merasa
berusaha atas kemampuan diri sendiri dalam pencapaian tujuan,
maka perasaan bangga akan lebih terasa bila daripada keberhasilan
yang diperoleh karena bantuan orang lain.

Psikologi Dasar------------------------------19
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

(3) Emosi yang berkaitan dengan hasil (end-state/outcome emotion) yaitu


emosi yang dimunculkan dari pencapaian tujuan atau perubahan
dari keadaan yang semula tidak mungkin mencapai tujuan menjadi
sesuatu yang mungkin untuk dicapai. Hal ini ditandai dengan
harapan yang kuat pada pemenuhan kebutuhan, mendukung atau
tidaknya kondisi yang diinginkan dan terwujudnya proses untuk
mencapai pemenuhan kebutuhan.
Senada dengan pendapat Lazarus, Hochshild (dalam Kemper,
2000) menjelaskan bahwa emosi memiliki fungsi memberikan informasi
pada individu tentang situasi yang sedang dihadapi dan membantu
individu untuk mengartikan hubungan dengan orang lain. Pengalaman
emosional merupakan serangkaian perasaan, harapan dan ungkapan
emosi tersebut. Perasaan individu ditentukan oleh penilaian terhadap
situasi dan pada umumnya dipengaruhi budaya
b. Emosi sebagai penggerak motivasi
Fungsi kedua dari emosi adalah penggerak motivasi. Emosi
melibatkan peran neuropsikologis dan sistem hormonal yang dapat
mendorong organisme untuk melakukan tindakan. Komponen fisiologis
emosi memicu tingkat aktifasi dan kesiapan perilaku. Dalam hal ini, tidak
hanya kekuatan reaksi emosi saja yang dapat memicu motivasi namun
juga kekuatan motivasi yang dihasilkan juga merupakan fungsi kekuatan
reaksi emosi. Emosi yang membawa informasi tentang sejauhmana
keberhasilan proses pencapaian tujuan, akan semakin menjadikan
individu terfokus pada tujuan yang akan dicapai.

3. Bentuk Emosi
Pada dasarnya emosi memiliki dua bentuk, yaitu negatif dan
positif. Emosi negatif adalah bentuk emosi yang muncul ketika

Psikologi Dasar------------------------------20
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

pencapaian tujuan tidak tercapai. Emosi positif adalah bentuk emosi yang
muncul ketika tercapainya tujuan yang ingin diraih. Kedua bentuk emosi
ini akan dijelaskan dalam uraian berikut ini dan selanjutnya, emosi negatif
merupakan jenis emosi yang menjadi perhatian dalam penelitian ini.
a. Emosi negatif
Berdasarkan cara merespon, emosi ditunjukkan dengan adanya
perubahan fisiologis, kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan
dan pengalaman subyektif individu yang sering disebut dengan perasaan
(affect) (Lazarus, 1991). Terdapat lima bentuk emosi negatif yang sering
diteliti yaitu marah, cemas, merasa bersalah, sedih dan iri (Rozin & Fallon
dalam Lazarus, 1991). Kelima bentuk emosi negatif ini pada umumnya
muncul ketika ditetapkannya tujuan, pada saat tujuan tersebut tidak
berhasil dicapai dan bila suatu kondisi dapat mengganggu keterlibatan
ego (ego involvement) dalam pencapaian tujuan.
(1) Marah (anger)
Marah merupakan salah satu bentuk emosi yang paling kuat.
Bentuk marah ini berupa menyalahkan orang lain, diri sendiri atau
obyek lain. Bila dikaitkan dengan munculnya emosi marah yang
mengiringi tidak berhasilnya meningkatnya perilaku sehat sebagai
tujuan, maka ketika ditetapkan perilaku sehat sebagai tujuan, maka
akan memberikan suatu konsekuensi bahwa akan terjadi
perubahan perilaku dan hal ini akan terus dipantau. Penetapan
tujuan ini dapat memunculkan perasaan marah. Dalam proses
selanjutnya, ketika pencapaian tujuan ini tidak berhasil dan dapat
membahayakan eksistensi diri atau ego individu, maka emosi
marah pun akan muncul.
Emosi marah dapat berbentuk menyalahkan. Pelampiasan
menyalahkan ini tergantung kepada seseorang atau sesuatu yang

Psikologi Dasar------------------------------21
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

dirasakan dapat mengancam diri. Bila sumbernya internal (bila


individu itu sendiri yang merasa bertanggung jawab) maka marah
akan dilampiaskan pada diri sendiri. Emosi marah pada orang lain
atau sesuatu di luar dirinya, maka sumber marah tersebut bersifat
eksternal.
Dari aspek kecenderungan untuk melakukan tindakan,
emosi marah dapat berupa kecenderungan untuk menyerang pihak
yang dianggap sebagai sumber munculnya emosi marah.
(2) Cemas (fright-anxiety)
Cemas merupakan bentuk emosi yang unik karena berkaitan
dengan suatu keadaan yang membingungkan (ambigu) dan
ketidakpastian (uncertainty) yang dapat mendorong individu untuk
melakukan suatu upaya mengatasi masalah (coping). Kecemasan
muncul pada saat individu mengalami suatu ketidakpastian dalam
menilai sesuatu. Hal inilah yang menjadi ‘ancaman’ bagi individu
dan pada umumnya ancaman tersebut lebih bersifat simbolik
daripada sesuatu yang konkrit dan bersumber eksternal. Cemas
juga terjadi ketika individu kurang mampu memperikarakan apa
yang akan terjadi dan hal ini pada umumnya akan mengganggu
eksistensi diri (ego).
Dalam prosesnya, cemas muncul ketika tujuan telah
ditetapkan, ketika tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
Individu akan cemas ketika individu tidak dapat memperkirakan
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan. Ketika individu kurang
berhasil, individu akan cemas mengenai penerimaan orang lain
terhadap dirinya.
Bentuk emosi cemas dari sisi kecenderungan individu untuk
melakukan suatu tindakan adalah kecenderungan untuk

Psikologi Dasar------------------------------22
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

menghindari sesuatu. Hal ini disebabkan ketidakpastian mengenai


sesuatu yang akan terjadi, merupakan hal yang tidak dapat
dikendalikan oleh individu, dan selanjutnya individu cenderung
untuk menghindarinya.
(3) Malu-Merasa Bersalah (guilt-shame)
Kondisi malu yang disertai rasa bersalah ini muncul dari
nilai-nilai benar-salah yang telah diinternalisasi individu dan
berasal dari identitas diri (ego identity yaitu kesesuaian antara
keadaan diri yang senyatanya dan diri yang diinginkan oleh
individu tersebut). Kegagalan dalam mencapai tujuan dapat
dipandang sebagai bentuk kesalahan dan terdapat perbedaan yang
tinggi antara penilaian sebagai orang yang mampu mencapai
tujuan dan kenyataan adanya kegagalan dalam mencapainya.
Bila ditinjau dari segi kecenderungan untuk melakukan
tindakan, maka bentuk dari emosi malu-merasa bersalah ini adalah
kecenderungan untuk menyembunyikan kegagalan dalam
mencapai tujuan agar tidak diketahui orang lain dan kesediaan
untuk menerima ‘hukuman’ akibat kegagalan dalam mencapai
tujuan.
(4) Sedih (Sadness)
Emosi sedih pada umumnya dikaitkan dengan reaksi akibat
kehilangan seseorang, kegagalan dalam menjalankan peran atau
tidak dihargai oleh orang lain. Sedih ditandai dengan rendahnya
usaha untuk melakukan sesuatu dan sikap menyerah. Individu
yang mengalami emosi ini merasa bahwa tidak ada yang dapat
dilakukan lagi setelah mengalami suatu kegagalan. Pada emosi
sedih, individu cenderung untuk menarik diri (withdrawal) dari
kegiatan namun tidak ada bentuk menyalahkan diri atau orang lain.

Psikologi Dasar------------------------------23
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

(5) Iri (envy-jealously)


Emosi iri muncul ketika individu menginginkan memiliki
sesuatu seperti yang dimiliki orang lain dan menginginkan kasih
sayang dari orang tertentu hanya untuk diri individu. Iri muncul
ketika terjadi perbandingan sosial atau perbandingan dengan orang
lain.
Bila ditinjau dari segi kecenderungan untuk melakukan
tindakan, maka individu cenderung berupaya mendapatkan
penghargaan dari orang lain dengan pola perilaku yang tidak
impulsif. Dapat pula digambarkan bahwa individu cenderung
untuk menuntut dan mengharap pengakuan dari orang lain.
b. Emosi Positif
Menurut Lazarus (1991), terdapat empat bentuk emosi positif.
Bentuk-bentuk emosi positif tersebut antara lain :
(1) Bahagia (happy)
Bahagia muncul pada saat individu merasa bahwa ia telah
membuat kemajuan yang berarti dalam proses pencapaian tujuan
atau pada saat tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Bila tujuan
yang telah ditetapkan oleh individu sesuai dengan harapan atau
kriteria yang dimiliki maka akan memunculkan perasaan bahagia.
Selain itu, bila tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, maka
individu akan merasa bahagia. Emosi bahagia dapat termaifestasi
dalam kecenderungan berperilaku yaitu dorongan yang kuat dan
individu mudah untuk melakukan tindakan tertentu.
(2) Bangga (Pride)
Emosi bangga merupakan salah satu emosi positif tanpa
melibatkan faktor interpersonal (Storm & Storm dalam Lazarus,
1991). Emosi bangga muncul ketika keberhasilan pencapaian tujuan

Psikologi Dasar------------------------------24
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

lebih disebabkan karena upaya yang keras dari individu tersebut


dalam mengupayakannya. Emosi bangga muncul ketika individu
memiliki keterlibatan yang tinggi dalam pencapaian tujuan
sehingga emosi bangga lebih ditujukan pada diri sendiri. Bentuk
emosi bangga dalam perilaku adalah kcenderungan untuk
menceritakan atau menunjukkan pada orang lain bahwa individu
telah berhasil dalam mencapai tujuannya.
(3) Kasih sayang (love/affection)
Kasing sayang lebih pada konteks hubungan sosial. Kasih
sayang merupakan suatu reaksi emosi yang muncul dari suatu
hubungan sosial. Tujuan yang tercapai akan memunculkan emosi
kasih sayang. Hal ini terjadi karena ketika individu berhasil
mencapai tujuannya, penghargaan yang diberikan oleh orang lain
akan mendorong terjalinnya hubungan sosial yang hangat. Kasih
sayang dapat berupa kecenderungan untuk melakukan kedekatan
secara sosial atau fisik dan melakukan interaksi bersama.

(4) Lega (relief)


Emosi lega akan muncul melalui interaksi individu dengan
lingkungannya. Emosi ini akan muncul pada saat tujuan yang
semula dinilai tidak sesuai menjadi kebutuhan yang penting bagi
individu dan terjadi penurunan emosi yang negatif. Perubahan ini
dapat disebabkan oleh pihak lain yang memberikan bantuan. Pada
emosi ini, individu cenderung untuk tenang (relax) dengan
perubahan yang dirasakan.

Psikologi Dasar------------------------------25
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

3. Teori Emosi
a. Teori Commonsense
Persepsi terhadap stimulus menyebabkan keterbangkitan tubuh
(fisik) yang dipicu oleh emosi.

b. Teori James – Lange

Emosi merupakan hasil atau akibat persepsi dari keadaan jasmani


(felt emotion is the perception of bodily states)
c. Cannon Bard Theory
Emosi tergantung pada aktivitas otak, bukan tergantung pada gejala
kejasmanian/ keterbagkitan tubuh

Psikologi Dasar------------------------------26
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

Persepsi terhadap stimulus mempengaruhi tipe emosi yang


dirasakan. Tingkat keterbangkitan fisik/tubuh mempengaruhi intensitas
emosi yang dirasakan.

d. Brain-Based Theory of Emotions


Lobus frontalis memegang peran penting dalam aspek emosi
seseorang. Lobus Frontalis mempengaruhi kesadaran seseorang terhadap
emosi yang dirasakan dan kemampuan untuk bertindak secara terencana
berdasasrkan emosi. Lobus frontalis kiri paling berperan dalam
memproses emosi positif. Lobus frontalis kanan paling berperan dalam
memproses emosi negatif.

Psikologi Dasar------------------------------27
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

BAB IV
MOTIVASI

Motivasi adalah berbagai faktor yang berasal dari dalam atau luar
individu yang mendorongnya untuk berperilaku tertentu pada saat
tertentu.
1. TEORI INSTING :
Menurut McDougall, insting diartikan sebagai pola perilaku yang tidak
dipelajari (unlearned), ditunjukkan oleh organisme dalam bentuk yang
sama dan bersifat universal pada suatu spesies. Co : perilaku agresi,
perilaku hewan dalam membuat sarang.

TEORI PSIKOANALISA : Manusia memiliki 2 bentuk insting yang


merupakan kekuatan motivasi : insiting hidup (yang meningkatkan hidup
dan pertumbuhan seseorang) yang digerakkan oleh libido (co:dalam
bentuk dorongan seksual) dan insting untuk mati (yang mendasari
tindakan agresif baik pada diri sendiri maupun pada orang lain)

2. TEORI DRIVE
 Drive merupakan suatu keadaan yang timbul sebagai hasil dari
beberapa kebutuhan biologis yang mendorong yang dapat
membuat organisme berada dalam keadaan “tegang” (tension)
sehingga mendorong organisme berperilaku untuk mencapai
homeostasis (co : lapar, haus, dorongan seksual)àDRIVE
REDUCTION THEORYzHomeostasis : kondisi internal yang relatif
stabil yang secara aktif akan diwujudkan oleh tubuh secara aktif.

Psikologi Dasar------------------------------28
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Teori drive tidak dapat menjelaskan semua motivasi. Co : orang


yang sudah makan dan merasa kenyang, tapi masih tertarik untuk
mencicipi makanan yang lain.

3. TEORI INSENTIF
 Incentives adalah tujuan EKSTERNAL atau reinforcers yang
berasal dari lingkungan di luar individu (Co : nilai yang baik,
makanan, dll)
 Sumber motivasi berada di luar organisme yaitu lingkungan.
Berbeda dengan teori Drive, bahwa sumber motivasi berada di
dalam diri individu.
 Expectancy Value Model (Atkinson & Birch, 1978) : motivasi
seseorang untuk berperilaku tertentu ditentukan oleh 2 hal : (1)
seberapa besar harapan (expectancy) individu dalam
kesempatannya meraih insentif. (2) nilai (value) yang diberikan
oleh individu terhadap insentif yang akan diraih.

4. KEBERAGAMAN DAN PERBEDAAN MOTIF PADA MANUSIA


 Semua teori motivasi pada dasarnya menyetujui bahwa manusia
memiliki motif yang beragam. Secara umum, dibedakan antara
motif yang bersifat biologis (lapar, haus, dll.) serta motif sosial
(yang dapat dilihat pada pengalaman sosial, seperti kebutuhan
untuk berprestasi).
 Semua manusia memiliki kebutuhan biologis yang sama, namun
kebutuhan sosialnya sangat ditentukan oleh pengalaman sosial
yang dimiliki.
 Dalam kenyataanya, pembedaan kebutuhan biologis dan sosial
tidak dapat dilakukan dengan pasti karena keduanya dapat saling

Psikologi Dasar------------------------------29
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

berkaitan. Pembedaan dilakukan untuk mempermudah organisasi


dalam menjelaskan berbagai motif manusia.

5. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow


 Teori Abraham Maslowmerupakan teori yang unik dan mampu
menjelaskan keseimbangan antara kebutuhan biologis dan sosial.
 Maslow berasumsi bahwa manusia memiliki banya kebutuhan
untuk dipenuhi, dan tidak semua kebutuhan itu dapat dipenuhi.
Kebutuhan manusia bersifat hirarkis, artinya terdapat pengaturan
kebutuhan secara sistematis berdasarkan prioritas, dimana kebutuhan
yang lebih mendasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan
yang lebih tinggi dipenuhi.
 Kebutuhan fisiologis : kebutuhan yang paling mendasar dan
penting untuk bertahan hidup, seperti kebutuhan akan makanan,
air, tempertur tubuh yang stabil, dll)
 Kebutuhan rasa aman : mencerminkan kebutuhan bertahan hidup
jangka panjang. Manusia membutuhkan kehidupan yang teratur,
kondisi poleksosbudhankam yang stabil, dunia yang tanpa
peperangan. Manusia memiliki kebutuhan untuk terhindar dari
kekerasan, lingkungan yang rusak, dll. Pada orang dewasa,
kebutuha rasa aman ini akan mendorongnya untuk mendapatkan
pekerjaan yang mapan, menabung, memiliki tempat tinggal yang
layak, dll)
 Kebutuhan untuk mencintai : Manusia membutuhkan afeksi dari
keluarga, teman, dan hubungan yang intim dengan orang lain.
 Kebutuhan harga diri : Kebutuhan akan prestasi yang tinggi,
pengakuan dari orang lain akan kemampuan dirinya dan status
yang dimiliki.

Psikologi Dasar------------------------------30
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Kebutuhan untuk aktualisasi diri : kebutuhan untuk mencurahkan


seluruh potensi yang dimiliki untuk kepuasan dirinya.

6. Motif Afiliasi
a. Definisi
 Motif Afiliasi adalah kebutuhan untuk berhubungan dan menjalin
ikatan sosial dengan orang lain.
 Afiliasi mencakup kebutuhan seseorang untuk menjalin
pertemanan, mencintai dan perasaan bahwa seseorang merupakan
bagian dari kelompok sosial.
 Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang cenderung
akan mengalami distres.
b. Perbedaan Individual
 Pada sebagian orang, kebutuhan afiliasinya lebih tinggi dari orang
lain.
 Salah satu bentuk tes psikologi yang dapat mengungkap
kebutuhan afiliasi ini adalah Thematic Apperception Test (TAT).TAT
adalah tes proyektif (subyek diminta untuk menresppon stimulus
yang ambigu) yang mampu menunjukkan motif dan trait
personalnya.
 Orang yang memiliki kebutuhan afiliasi tinggi ditunjukkan
dengan :
- menghabiskan lebih banyak waktunya untuk aktivitas
interpersonal. Co : menjadi bagian dari kelompok atau
organisasi tertentu (Smart, 1965); menelphon dan menulis
surat lebih sering dari yang lain (Mc Clelland, 1983).
- Memiliki kecemasan yang lebih tinggi tentang penerimaan
orang lain terhadapnya. Co : cemas bila dievaluasi oleh

Psikologi Dasar------------------------------31
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

kelompoknya, menolak untuk argumentatif pada kelompok


karena takut penolakan.

7. Need for Intimacy


 Motif afiliasi terdiri atas beberapa kebutuhan. Mc Adams
(1980,1982) berpendapat bahwa Need for Intimacy merupakan
komponen motif afiliasi yang sangat penting.
 Need for Intimacy adalah kebutuhan untuk saling terbuka dan
hubungan yang hangat dengan orang lain, yang dapat ditunjukkan
dalam komunikasi yang terbuka.
 Menurut Mc Adam, orang yang memiliki Need for Intimacy yang
tinggi ditunjukkan melalui penilaian teman sebaya (rating) bahwa
mereka lebih hangat, perhatian dan menyayangi. Sedangkan yang
memiliki skor rendah menunjukkan lebih berpusat pada diri dan
mendominasi.
 Penelitian lain menunjukkan bahwa Need for Intimacy ditunjukkan
dalam terbuka pada temannya, leih sering tersenyum dan tertawa
pada temannya.

8. Motif Berprestasi (Achievement Motivation)


a. Pengertian
 Motif berprestasi adalah kebutuhan untuk menguasai hal-hal
yang sulit, menunjukkan kemampuannya pada orang lain dan
memiliki standar yang sempurna dalam melakukan sesuatu.
 Menurut Maslow, kebutuhan ini berada pada hirarki ke-4/esteem
need.
 Motif ini akan sangat terlihat terutama ketika berkompetisi
dengan orang lain.

Psikologi Dasar------------------------------32
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

b. Perbedaan Individual
 Perilaku orang yang memiliki motif berprestasi yang tinggi antara
lain : bekerja lebih keras, berorientasi pada tugas; memiliki
perencanaan jangka panjang; menyukai pekerjaan yang
kompetitif.
 Motivasi berprestasi yang tinggi akan berkorelasi
dengan kesuksesan dalam karir.
c. Aspek Situasional dari Perilaku Berprestasi
 Dorongan untuk berprestasi (Aspek Kepribadian—yang relatif stabil)
bukanlah satu-satunya penentu seserius apakah seseorang bekerja,
tetapi ada faktor situasional yang dapat mempengaruhi perilaku
berprestasi, yaitu (1) probabilitas untuk berhasil, ditentukan oleh
karakteristik tugas (2) nilai incentif kesuksesan (berdasarkan pada
berharga tidaknya reward yang akan diperoleh bila sukses). Co :
Kecenderungan untuk mendapatkan nilai tertinggi dalam mata
kuliah PU tergantung pada motivasi untuk mencapai kesuksesan
tersebut, estimasi pada tingkat keberhasilan mencapainya dan
“nilai” yang diberikan (seberapa penting kah..) ketika berhasil
mendapatkan nilai tertinggi.
 Bila tugas yang dihadapi memiliki kesulitan yang rendah, maka
keberhasilan mencapainya kurang memberikan kepuasan,
demikian pula sebaliknya.
d. Menghindari kegagalan
 Atkinson : orang yang menghindari kegagalan adalah salah satu
bentuk perilaku mencapai prestasi. Sebagaimana motif
mencapai kesuksesan, motif ini juga dipengaruhi oleh faktor
situasional.
 Seseorang akan belajar dengan sungguh-sungguh menghadapi
ujian agar terhindar dari kegagalan yang dapat membuatnya

Psikologi Dasar------------------------------33
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

malu.

Psikologi Dasar------------------------------34
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Dalam beberapa situasi, mtoig menghindari kegagalan


dapat menghambat seseorang untuk mencapai tujuannya.

ASPEK KEPRIBADIAN YANG FAKTOR


STABIL SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BE

Kebutuhan Berprestasi (Mencapai


Probabilitas sukses Nilaiincentif dari kesuksesan
dari tugas tertentu

Perilaku Mencapai Prestasi


pada Situasi Tertentu

Nilai incentif bila gagal pada tugas tertent


Menghindari
Probabilitas
kegagalangagal pada tugas tertentu

Psikologi Dasar------------------------------35
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

BAB 5
STRES DAN KESEHATAN

1. Stres : Biopsychosocial Model


Stres adalah suatu kondisi yang mengancam atau dipersepsikan
mengancam keberadaan individu (harga diri, rasa aman, reputasi,
ketenangan,dll) dan membutuhkan keterampilan dalam menghadapinya
(coping). Stressor : hal, peristiwa (gempa bumi, lumpur panas,), orang
(ditinggal oleh orang yang dikasihi, bertemu calon pasangan hidup,dan
lain-lain) atau keadaan (ujian akhir, mencari kerja, ujian skripsi, dan lain-
lain) yang menyebabkan stres.

a. Stres Sebagai Bagian dari Hidup. Istilah stres seringkali dikaitkan


dengan peristiwa yang traumatik, namun sebenarnya kejadian
sehari-hari pun dapat menyebabkan stres, misalnya menunggu
seseorang, tunggakan uang kos, lupa menaruh barang, dll.
Aktivitas rutinpun dapat mempengaruhi kesehatan mental
maupun fisik.
b. Stres sebagai Hasil Penilaian. Suatu kondisi dapat dipersepsi
sebagai penyebab stres bagi seseorang namun tidak bagi yang lain.
Folkman (1984) membedakan antara penilaian primer dan
sekunder (primary and secondary appraisal). Penilaian primer
merupakan evaluasi apakah sesuatu tersebut (1) tidak berpengaruh
pada kesejahteraan individu (2) sesuatu itu mendatangkan
kebaikan bagi individu (3) sesuatu tersebut membuat stres dan
mengancam kesejahteraan individu. Penilaian sekunder berkaitan
dengan evaluasi terhadap kemampuan dalam menghadapi dan
mengatasi stres. Penilaian primer menentukan apakah sesuatu itu

Psikologi Dasar------------------------------36
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

stressor atau tidak. Sedangkan penilaian sekunder menentukan se-


stres apakah kondisi seseorang dan sejauhmana ia dapat mengatasi
stres yang dirasakan. Sesuatu akan menjadi stressfull bila sesuatu
itu dipersepsi diluar kemampuan dan diluar prediksi seseorang.
2. Macam-macam Stres
a. Frustrasi : Frustrasi terjadi bila tujuan yang telah ditetapkan tidak
dapat dicapai.
b. Konflik : Terjadi bila 2 atau lebih motivasi yang muncul secara
bersamaan berupaya untuk diwujudkan. Bentuknya :
- Konflik mendekat-mendekat (Approach-approach conflict) :
menentukan pilihan antara 2 tujuan yang menarik. (Kurang
stressful karena pilihan apapun akan menyenangkan
individu).
- Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict) :
menentukan pilihan diantara 2 pilihan yang tiak
menyenangkan (stressfull tinggi dan sangat tidak
menyenangkan.)
- Konflik mendekat dan menjauh (approach-avoidance
conflict) : Pilihan apapun akan memiliki aspek
menyenangkan dan tidak menyenangkan.Co: mencintai
seseorang mengandung resiko penolakan.
c. Perubahan : Perubahan dalam kehidupan yang menyebabkan
penyesuaian kembali individu. Perubahan dalam hubungan
personal, tempat kerja, keuangan dapat menjadi stressful bagi
seseorang karena menuntut penyesuaian-penyesuaian terhadap
perubahan tersebut.

Psikologi Dasar------------------------------37
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

d. Tekanan : Adalah harapan atau tuntutan untuk berperilaku dalam


cara tertentu. Menyesuaian diri terhadap tuntutan orang lain (kelompok)
sering kita alami.

3. Respon Terhadap Sres


Respon seseorang terhadap stres bersifat kompleks dan multidimensional.
a. RESPON EMOSIONAL
Stres seringkali memunculkan emosi yang kurang menyenangkan.
Stres yang semakin meningkat cenderung diikuti oleh mood yang negatif.
Bentuk emosi yang sering muncul akibat stres adalah :
 Jengkel, marah dan gusar.
 Gelisah, cemas dan takut.
 Putus asa, ssedih dan duka.
Efek keterbangkitan emosional : berkurangnya perhatian,
pengambilan keputusan yang kurang tepat, daya ingat yang menurun.
b. Respon Fisiologis
Perubahan fisiologis seringkali menyertai perubahan emosional
sebagai bentuk reaksi terhadap stres.
 Fight-or-Flight Response : reaksi fisiologis terhadap ancaman
dimana sistem syaraf otonom menggerakkan organisme untuk
melawan atau menghindari sumber ancaman.
 General adaptation Syndrome (GAS) ; suatu model yang dapat
menjelaskan respon tubuh terhadap stres yang meliputi : tahap
alarm, resistan dan kelelahan (Selye)
 Tahap alarm : individu pertama kali menyadari sumber
ancaman dan terjadi keterbangkitan fisiologis

Psikologi Dasar------------------------------38
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Tahap resistan : kondisi fisiologis relatif stabil seiring dengan


kemampuan individu dalam menghadapi stres (coping yang
sesuai)
 Tahap Kelelahan : Kondisi tubuh manusia terbatas dalam
menghadapi stres, bila stres tidak dapat diselesaikan, maka
terjadi penurunan kondisi fisiologis.
c. Respon Perilaku
Respon perilaku terhadap stres melibatkan coping. Coping adalah
usaha secara aktif untuk mengatasi, mengurangi atau mentoleransi
tuntutan yang dimunculkan oleh stres. Coping bersifat positif ataupun
maladaptif (tidak sesuai bahkan memunculkan permasalahan baru).
Bentuk :
 Agresi : perilaku menyakiti orang lain baik verbal maupun non
verbal. Dapat dijelaskan dengan frustration-aggression hypothesis
(Berkowitz) : (1) frustrasi bukan pnyebab utama agresi (2)
berbagai faktor situasional mempengaruhi frustrasi da akhirnya
memunculkan agresi (3) agresi meningkat seiring dengan
meningkatnya emosi negatif (4) frustrasi dpat memunculkan
respon yang lain (apatis).
 Menyerah (Giving Up) : saat dihadapkan pada stres, individu
dapat saja menyerah dan menghindari untuk melawan stres
(Seligman). Bila seseorang meyakini bahwa kejadian yang
dihadapi di luar kendalinya maka ia cenderung untuk
menyerah dan menghindar dari stres.
 Indulging one self (Memperturutkan hati). Saat seseorang
mengalami stres, orang seringkali brperilaku secara berlebihan
seperti makan berlebih, minum minuman keras, merokok,
narkoba, dll.

Psikologi Dasar------------------------------39
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

 Mekanisme pertahanan ego : reaksi bawah sadar yang dapat


menjaga seseorang dari emosi yang tidak menyenangkan seperi
kecemasan dan rasa bersalah.
 Coping yang konstruktif : usaha yang menyehatkan yang dapat
membuat seseorang mampu untuk menghadapi stres. Usaha
tersebut meliputi : (1) hadapi masalah secara langsung yang
berorientasi pada tugas dan aksi. (2) melibatkan penilaian yang
realistik terhadap stres dan kemampuan untuk mengatasinya.
(3) belajar untuk mengakui atau menerima keadaan sehingga
reaksi emosi negatif dapat dikurangi.

4. Pengaruh Stes Terhadap Keberfungsian Psikologis


a. Terganggunya performance dalam menyelesaikan tugas. Stres
dapat mengganggu performasi melalui keberfungsian kognitif.
b. Kelelahan (Burnout) : kelelahan fisik (kebosanan yang kronis,
kelemahan dan energi yang berkurang), mental (sikap negatif
terhadap diri, kerja dan kehidupan secara keseluruhan) dan emosi
(tidak berdaya) yang terlihat pada kinerjanya.
c. Gangguan stres pasca trauma (Posttraumatic Stress Disorder) :
gangguan penyesuaian yang muncul setelah kejadian yang
memunculkan stres telah berlalu. Gejala yang sering muncul adalah
gangguan tidur, mimpi buruk, keterasingan, masalah dalam
interaksi sosial.

5. Pengaruh Stres Terhadap Kesehatan Fisik


a. Banyak bukti menunjukkan bahwa stres dapat menyebabkan
sakit secara fisik atau disebut dengan psikosomatis.

Psikologi Dasar------------------------------40
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

b. Penyakit Psikosomatis adalah suatu penyakit yang ditandai


oleh adanya gangguan secara fisik namun disebabkan oleh
faktor psikologis terutama distres. Contoh hipertensi, asma,
migrain, dll.
c. Friedman dan Rosenman membagi perilaku manusia menjadi
Tipe A dan B. Tipe A ditandai dengan perilaku yang kompetitif,
agresif dan tidak sabar. Sedangkan tipe B ditandai dengan
relaif santai, easygoing, sabar. Tipe A lebih tinggi resikonya
terkena penyakit jantung atau penyakit yang lain karena mudah
tersulut kemarahannya dan tingkat kompetisi dengan orang
lain yang sangat tinggi akan berpengaruh secara fisiologis.
d. Stres dapat menurunkan tingkat kekebalan tubuh. Sistem
immune adalah reaksi pertahanan tubuh terhadap bakteri dan
virus. Sistem immune sangat tergantung oleh sel darah putih
yang disebut dengan lympocytes. Pada saat stres, akan
mengurangi reaktivitas lympocytes berbagai virus atau bakteri
yang masuk ke tubuh.
e. Faktor-faktor yang memperantarai dampak stres :
 Dukungan Sosial : berbagai bentuk bantuan yang diberikan oleh
anggota dalam suatu jaringan sosial. Dukungan emosi :
menunjukkan perhatian, minat.dukungan penailaian :
membantu menilai dan memahami prmasalahan. Dukungan
informasi : memberikan alternatif pemecahan masalah.
Dukungan instrumental :memberikan bantuan materi atau
layanan.
 Faktor kepribadian : Hardiness adalah suatu sindrom yang
ditanai dengan komitmen, menerima tantangan dan
pengendalian diri berhubungan dengan kuatnya resistensi

Psikologi Dasar------------------------------41
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

terhadap stres. Optimisme : kecenderungan untuk


mengharapkan hasil yang memuaskan, lebih berorientasi pada
tugas dan berupaya untuk mengatasi permaslahan dengan baik.
Optimisme sangat berhubungan dengan kondisi kesehatan
yang baik.

Psikologi Dasar------------------------------42
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C & Hilgard, Ernest R. 1999.


Pengantar Psikologi. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C & Hilgard, Ernest R 1993.
Pengantar Psikologi. (Terjemahan). Jilid 2. Edisi kedelapan, cetaka
kedua. Erlangga. Jakarta.
King., Laura A. 2010. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif.
Buku 1. Penerbit Salemba. Jakarta.
King., Laura A. 2010. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif.
Buku 2. Penerbit Salemba. Jakarta.
Nevid, Jeffrey S; Rathus, Spencer A & Greene, Beverly. Psikologi Abnormal
(Terjemahan). Jilid 1. Edisi kelima. Erlangga.
Wade, Carole & Tavris, Carol. Terjemahan. 2008., Psikologi. Jilid 2. Edisi
Kesembilan. Erlangga. Jakarta.
Widyarini, Nurlaela. 2007. Peran Strategi Kontrol Primer dan Sekunder
Terhadap Perilaku Sehat Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di
Rumah Sakit Dr. Subandi Jember. Jurnal Insight ISSN:1858-4063.
Vol : 2 No : 2 September 2007.Hal : 23-40
Widyarini, Nurlaela (2009). The Importance of Control Strategies on
Healthy Behavior and Negative Emotion on Patients With Type II
Diabetes Mellitus. International Conference. Proceeding 1-2
Desember 2009. Hal 52-53

Psikologi Dasar------------------------------43

Anda mungkin juga menyukai