Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan negara hukum yang menyadari, mengakui, dan menjamin hak asasi
manusia dalam proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara serta memberikan
jaminan perlindungan hukum dan kepastian hukum terhadap seluruh warga negaranya.

Berdasarkan ketentuantersebut berarti setiap warga negara berharga dan mempunyai nilai
yang sama di dalam hukum dan pemerintahan, dan berhak untuk mendapatkan kepastian dan
perlindungan hukum yang sama tanpa adanya pembedaan.

Hal ini terdapat di dalam ketentuan Pasal 3 ayat ( 2 ) No.39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia yang menyatakan “Setiap orang berhak atas pengakuan,jaminan, perlindungan,
dan perlakuan yang sama di depan hukum”. Pasal 7 pernyataan umum Hak asasi manusia juga
menyatakan bahwa semua orang adalah sama di depan hukum dan berwenang memperoleh
perlindungan yang sama dari hukum tanpa diskriminasi apapun.

Adanya pembedaan perlakuan dan kebijakan terhadap sekelompok atau sebagian warga
negara tersebut melahirkan berbagai permasalahan diskriminasi. Permasalahan yang cukup
mendominasi persoalan kewarganegaraan Republik Indonesia adalah adanya persoalan
diskriminasi gender. Salah satu upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan hokum
khususnya terhadap perempuan adalah dengan diratifikasinya Convention of Elimination All
Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) Konvensi tentang penghapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap perempuan berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984.

Dalam konvensi tersebut dinyatakan bahwa diskriminasi terhadap perempuan merupakan


pelanggaran hak asasi manusia dan untuk melindungi, memajukan dan untuk memenuhi hak
asasi perempuan maka perlu untuk memasukkan prinsip kesetaraan antara perempuan dan laki-
laki ke dalam sistem hukum yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui
penghapusan peraturan perundang-undangan yang memberikan perlakuan diskriminatif terhadap
perempuan.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang anda ketahui tentang Kewarganegaraan , Hak Asasi Manusia (HAM) ,
Demokrasi , Pertahanan Negara , Identitas Negara ?
BAB 2

PEMBAHASAN

1.PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga
negara. Selanjutnya ia juga berkaitan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan. Tujuan
pendidikan kewarganegaraan di mana pun umumnya bertujuan untuk membentuk warga negara
yang baik (good citizen).

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 37 Ayat (1) huruf b yang
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan
kewarganegaraan. Demikian pula pada ayat (2) huruf b dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan
tinggi wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Bahkan dalam UU No. 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi lebih eksplisit dan tegas dengan menyatakan nama mata
kuliahkewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib. Dikatakan bahwa mata kuliah
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air.

Berdasarkan keputusan Dirjen Dikti NO 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan adalah dirumuskan dalam visi, misi dan kompetensi sebagai berikut:

a. Visi, pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai


dan

pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan


mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada
suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus
memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan
bangsanya.
b. Misi, Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu
mahasiswa

memantabkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar


Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.

Oleh karena itu kompetensi yang diharapkan mahasiswa adalah untuk menjadi ilmuwan
dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis, berkeadaban.
Selain itu kompetensi yang diharapkan agar mahasiswa menjadi warganegara yang memiliki
daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai
berdasarkan sistem nilai Pancasila.

2. Hak Asasi Manusia (HAM)

A. Sejarah HAM

Hak-hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati). Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia
yang dapat mencabut nya.

B. Pengertian HAM ( Hak Asasi Manusia )

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.

HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945
Republik Indonesia.

Seperti pada beberapa pasal dan ayat berikut ini :

Pasal 27 ayat 1 "Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya"
Pasal 28 "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang"

Pasal 29 ayat 2 "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk


agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu"

Pasal 30 ayat 1 "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara"

Pasal 31 ayat 1 "Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran"

C. Hak Asasi Manusia di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya
Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.

Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:

 Undang – Undang Dasar 1945


 Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
 Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-
bedakan menjadi sebagai berikut :

a. Hak Asasi Pribadi/Personal Rights

Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak asasi
pribadi ini sebagai berikut:

 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.


 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
 Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan
yang diyakini masing-masing.

b. Hak Asasi Politik/Political Rights


Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi politik ini
sebagai berikut:

 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.


 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
 Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

c. Hak Asasi Hukum/Legal Equality Rights

Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang berkaitan
dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi hukum sebagai berikut:

 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.


 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

d. Hak Asasi Ekonomi/Property Rigths

Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi ekonomi
ini sebagai berikut:

 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.


 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
 Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

e. Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights

Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak asasi peradilan
ini sebagai berikut:

 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.


 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan
penyelidikan di muka hukum.

f. Hak Asasi Sosial Budaya/Social Culture Rights

Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi sosial
budaya ini sebagai berikut:

 Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.


 Hak mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

D. UU yang Mengatur HAM di Indonesia :

 Hak untuk hidup (pasal 4)


 Hak untuk berkeluarga (pasal 10)
 Hak untuk mengembangkan diri (pasal 11,12,13,14,15,16)
 Hak untuk memperoleh keadilan (pasal 17,18,19)
 Hak untuk kebebasan pribadi (pasal 20-27)
 Hak atas rasa aman (pasal 28-35)
 Hak atas kesejahteraan (pasal 36-42)
 Hak Turut serta dalam pemerintahan (pasal 43-44)
 Hak wanita (pasal 45-51)
 Hak anak (pasal 52-66)

E. Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia

 Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)


 Kasus Marsinah (1993)
 Aksi Bom Bali 2002
 Peristiwa Tanjung Priok (1984)
 Pembantaian Rawagede
 Tragedi Semanggi I dan II
F. Upaya Pencegahan Pelanggaran HAM di Indonesia

 Upaya Pencegahan Pelanggaran HAM melalui Pemerintah


 Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi
 Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran HAM
 Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara
 Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat
 Upaya pencegahan pelanggaran HAM melalui Masyarakat
 Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan HAM yang dilakukan pemerintah
 Meningkatkan kerjasama yang harmonis antar kelompok dan golongan dalam
masyarakat
 Mempelajari, memahami dan menerapkan pentingnya Hak Asasi Manusia dalam
kehidupan sehari-hari
 Menerapkan pentingnya HAM dalam kehidupan sehari-hari dapat dimulai dari
perbuatan yang baik.

3. Demokrasi

1. Pengertian Demokrasi

Secara umum pengertian demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana hukum,


kebijakan, kepemimpinan, dan usaha besar dari suatu negara atau pemerintahan lain secara
langsung atau tidak langsung diputuskan oleh rakyat. Secara etimologis, kata demokrasi berasal
dari bahasa Yunani yaitu ‘Demos’ dan ‘Kratos’. Demos artinya rakyat/ khalayak, dan Kratos
artiya pemerintahan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi adalah bentuk atau sistem
pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya yang
terpilih. Jadi, pengertian demokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, untuk
rakyat, dan oleh rakyat.
Dalam demokrasi, setiap warga negara diperbolehkan untuk berpartisipasi, baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Namun perlu diingat, tidak semua negara di dunia menganut sistem ini. Di beberapa negara,
istilah demokrasi banyak digunakan sebuah negara untuk menggambarkan sistem pemerintahan
yang dianut. Indonesia menjadi satu di antara negara yang menganut sistem pemerintahan secara
demokrasi. Negara yang menganut sistem demokrasi akan memberikan kebebasan warga
negaranya untuk menyampaikan pendapat.

Pengertian Demokrasi Oleh Para Ahli

1. Abraham Lincoln

Arti-demokrasi-abraham-lincoln

Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).

2. Charles Costello

Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan
kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan
warga Negara.

3. John L. Esposito

Demokrasi adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Jadi, setiap warga negara berhak
untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah.

2. Sejarah Adanya Demokrasi

Sistem demokrasi tidak lepas dari sejarah yang membuat sistem ini dianut oleh beberapa
negara dunia. Sistem demokrasi muncul pertama kali sejak zaman Yunani kuno. Pada waktu itu
dengan sistem demokrasis maka rakyat bisa terlibat langsung dalam pengambilan keputusan,
menyangkut keberlangsungan sebuah negara. Jadi, seluruh perkara kenegaraan harus dibicarakan
langsung dengan para rakyatnya.
Demokrasi murni atau demokrasi langsung adalah sistem yang diusung di zaman
tersebut. Pada zaman dulu sistem demokrasi secara langsung memang dapat dilakukan apabila
jumlah rakyat tidak sebanyak sekarang. Tentunya dengan cakupan wilayah Indonesia yang
sangat luas, dengan jumlah penduduk hingga 250 juta, sistem tersebut sudah tidak relevan untuk
diterapkan. Sehingga rakyat tidak mungkin lagi secara langsung terlibat dalam setiap keputusan
pemerintah.

Oleh karena itu terbentuklah seperti sekarang, dengan adanya Dewan Perwakilan Rakyat.
Sebagai perpanjangan tangan dari aspirasi rakyat. Kondisi itu memunculkan istilah demokrasi
perwakilan atau demokrasi tidak langsung. Dilansir dari publikasi UIN SUSKA, Indonesia
pernah menerapkan sistem demokrasi terpimpin di era pemerintahan Soekarno. Sedangkan
demokrasi pancasila diusung pada masa pemerintahan Soeharto.

Hingga era reformasi, negara kita masih menganut sistem demokrasi pancasila. Sejarah
singkat demokrasi ini harus dipahami setiap warga negara.Namun pada masa reformasi ini,
Indonesia mulai mengarah pada arti demokrasi yang sebenarnya. Karena sudah bisa
melangsungkan pemilihan presiden, anggota legeslatif, dan kepala daerah secara langsung.
Perubahan status wilayah dan pemekaran daerah juga diberikan pemerintah pusat. Demi
menjawab seluruh keinginan dan aspirasi rakyat.

Sistem pemerintahan yang semakin adil bisa dirasakan, setelah penerapan demokrasi
sekarang ini. Rakyat berperan aktif dalam memilih wakil, dan para pemimpinnya secara leluasa.
Harapannya keadilan dan kesejahteraan bisa dirasakan oleh setiap warga Indonesia.

3. Ciri-Ciri Demokrasi

Negara dikatakan sudah menerapkan sistem demokrasi, bila berbagai cici ciri demokrasi
ini sudah diusung. Berikut ini sejumlah ciri-ciri yang bisa diperhatikan. Seluruh keputusan
pemerintah berlandaskan atas aspirasi dan kepentingan warga negara. Jadi bukan atas dasar
kepentingan pribadi atau kelompok. Sehingga bisa mencegah praktek korupsi yang merajalela.

 Menerapkan Ciri Konstitusional


Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau kekuasaan rakyat. Dimana hal itu
tercantum di dalam penetapan hukum atau undang-undang. Hukum yang tercipta harus seadil-
adilnya.

 Mempunyai Perwakilan Rakyat

Seperti di Indonesia terdapat lembaga legeslatif bernama Dewan Perwakilan Rakyat


(DPR). Sehingga urusan negara, kekuasaan dan kedaulatan rakyat diwakilkan pada anggota
dewan. Mereka sudah terpilih melalui pemilihan umum.

 Menyelenggarakan Pemilihan Umum

Pesta rakyat ini harus digelar secara berkala, sehingga terpilih perwakilan atau pemimpin
untuk menjalankan roda pemerintahan.

 Terdapat Sistem Kepartaian

Partai adalah sarana atau media untuk melaksanakan sistem demokrasi. Dengan adanya
partai rakyat bisa dipilih sebagai wakil rakyat sebagai penerus aspirasi. Sehingga pemerintah bisa
mewujudkan keinginan rakyat.Sekaligus wakil rakyat bisa mengontrol kerja pemerintah. Kalau
terdapat penyimpangan, wakil rakyat bisa mengambil tindakan hukum. Supaya tidak merugikan
rakyat dan negara. Partai juga akan mewakili rakyatnya untuk memilih dan mengusung
pemimpin negara dan pemimpin daerah. Harapannya bisa menjadi pemimpin yang adil dan
bijaksana.

4. Jenis Demokrasi

Secara umum, sistem demokrasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem demokrasi
langsung dan sistem demokrasi perwakilan.

1. Demokrasi Langsung

Dalam sistem demokrasi langsung, setiap rakyat berhak memberikan aspirasinya melalui
pendapat atau suara dalam menentukan sebuah keputusan. Biasanya, setiap rakyat mewakili
dirinya sendiri dalam memilih kebijakan sehingga secara langsung keadaan politik berada di
tangan rakyat.
Namun, sistem demokrasi langsung jarang diterapkan di era modern. Hal ini dikarenakan
kepadatan penduduk serta kurangnya minat penduduk untuk mempelajari keseluruhan
permasalahan politik di negara tersebut.

2. Demokrasi Perwakilan

Dalam sistem demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memberikan pendapatnya melalui


pemilihan umum dalam memilih wakil rakyat. Setelah terpilih, wakil rakyat tersebut
mengutarakan aspirasi rakyatnya dalam mengatasi permasalahan negara.

4. Pertahanan Negara

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia.


Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk menentukan nasib dan
arah bangsanya sendiri.

Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, upaya untuk menggantikan
bentuk negara pernah terjadi. Misal; adanya upaya untuk menggantikan bentuk negara kesatuan
menjadi Negara Serikat. Namun upaya untuk menggantikan bentuk negara itu tidak bertahan
lama. Indonesia kembali kepada negara kesatuan. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap
dipertahankan.

Upaya bela negara dan pertahanan keamanan negara ditujukan untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik
dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
dan keselamatan bangsa.

Setiap warga negara tanpa kecuali sesuai kedudukannya masing-masing memiliki hak
dan kewajiban untuk turut serta dalam upaya bela negara, pertahanan dan keamanan negara.
Siswa dan mahasiswa mengikuti upaya bela negara melalui pendidikan kewarganegaraan melalui
perlajaran dan kuliah yang diterima. Mahasiswa juga dapat mengikuti kegiatan  resimen
mahasiswa (menwa). TNI menghadapi ancaman militer dan non militer tertentu, Polri dan
masyarakat sipil menanggulangi ancaman nonmiliter dan kelompok profesi tertentu dapat ikut
serta membela negara sesuai dengan profesinya masing-masing.

Daerah memiliki peranan yang penting dalam perjuangan merebut dan mempertahankan
kemerdekaan. Sejarah telah membuktikan bahwa tanpa peran rakyat di seluruh daerah belum
tentu tercapai perjuangan kemerdekaan bangsa. Sejarah perjuangan bangsa dan peran daerah
dalam perjuangan berdiri NKRI mengandung nilai-nilai yang sangat penting diwarisi oleh
generasi muda, antara lain sebagai berikut;

 Perjuangan melawan penjajah oleh  daerah memiliki arah tujuan yang sama, yakni
kemerdekaan Indonesia.

 Tokoh pejuang daerah merupakan tokoh pejuang bangsa Indonesia.

 Persatuan dan kesatuan telah terbukti menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia dalam
merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

 Bangsa Indonesia telah sepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
pilihan yang tepat.

 Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

 Sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

Adapun pemahaman peran daerah dalam kerangak NKRI saat ini menunjukkan
pentingnya kesadaran nilai-nilai, seperti berikut;

 Kemajuan daerah akan lebih cepat tercapai apabila bangsa Indonesia memiliki nilai
persatuan dan kesatuan.

 Kemakmuran bersama merupakan tujuan masyarakat Indonesia, bukan kemakmuran bagi


perorangan atau kelompok atau daerah.

 Kekayaan alam merupakan milik bersama seluruh rakyat Indonesia, dan dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
 Pengembangan kemajuan dan kemakmuran daerah diarahkan pada kemajuan dan
kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama tanpa membedabedakan asal daerah.

Kebanggaan terhadap daerah masing-masing perlu terus ditanamkan dan


ditumbuhkembangkan dalam masyarakat. Keberagaman daerah tetap terus dipelihara baik di
bidang politk, ekonomi, sosial dan budaya. Tetapi pengembangannya tetap dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini mengandung makna kebanggaan dan kemandirian
tidak mengakibatkan proses perpecahan bangsa dan negara. Kewenangan mengurus urusan
pemerintahan sendiri tetaplah untuk menaati peraturan pemerintah pusat, apabila mengarah pada
pemisahan daerah dari negara kesatuan.

Setiap warga negara harus menghindari sikap etnosentrisme yang sempit. Sikap
etnosentrisme adalah sikap yang menganggap budaya daerahnya sendiri sebagai budaya yang
tertinggi secara berlebihan dan budaya daerah lain dianggap lebih rendah. Sikap ini dalam
kehidupan nampak antara lain sikap mengutamakan kelompok daerahnya, memilih pemimpin
atas dasar asal daerah, memaksakan budaya daerah kepada orang lain, dan sebagainya. Beberapa
kerusuhan dalam masyarakat terkadang dapat dipengaruhi oleh faktor kedaerahan, seperti
kerusuhan antar penonton sepak bola, antar warga dalam masyarakat, dan sebagainya.

 Sikap untuk menjaga keutuhan NKRI;

 Menjaga dengan baik wilayah dan kekayaan yang dimiliki oleh NKRI.

 Membentuk suatu ketahanan nasional yang kuat dan kokoh.

 Menghormati banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia, seperti suku, ras, agama dan
budaya.

 Mempertahankan berbagai hal yang terwujud kesamaan dan kebersamaan yang ada di
negara Indonesia.

Kekayaan alam yang dimiliki daerah merupakan kekayaan bersama seluruh rakyat
Indonesia dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan
pemerintahan yang lebih berkeadilan dan lebih merata, maka prinsip desentralisasi atau otonomi
daerah diharapkan mampu mengatasi persoalan yang muncul dalam kerangka NKRI.

5. IDENTITAS NASIONAL

Identitas menunjuk pada ciri atau penanda yang dimiliki oleh sesorang, pribadi dan dapat
pula kelompok. Ciri atau penanda yang dapat membedakan Anda itu dapat disebut sebagai
identitas. Identitas umumnya berlaku pada entitas yang sifatnya personal atau pribadi. Penanda
pribadimisalkan diwujudkan dalam beberapa bentuk identitas diri, misal dalam Kartu Tanda
Penduduk,ID Card, Surat Ijin Mengemudi, Kartu Pelajar, dan Kartu Mahasiswa. Sebagai contoh,
orangdikenali dari nama, alamat, jenis kelamin, agama, dan sebagainya. Hal demikian umum
dikenal sebagai identitas diri.

Identitas juga dapat berlaku bagi kelompok masyarakat dan organisasi dari sekelompok
orang. Sebuah keluarga memiliki identitas yang bisa dibedakan dengan keluarga yang lain.
Sebuah bangsa sebagai bentuk persekutuan hidup dan negara sebagai organisasi kekuasaan juga
memiliki identitas yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap negara yang merdeka dan berdaulat
sudah dapat dipastikan berupaya memiliki identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal
oleh negara-bangsa lain dan dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas nasional mampu
menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup Negara bangsa. Negara-bangsa memiliki
kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan
menyatukan bangsa yang bersangkutan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “nasional” berarti bersifat kebangsaan; berkenaan
atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa. Dalam konteks pendidikan
kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti jati diri yakni ciri-ciri atau
karakeristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa lain. Apabila bangsa Indonesia memiliki identitas nasional maka bangsa lain akan
dengan mudah mengenali dan mampu membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Identitas nasional dapat diidentifikasi baik dari sifat lahiriah yang dapat dilihat maupun dari sifat
batiniah yang hanya dapat dirasakan oleh hati nurani. Bagi bangsa Indonesia, jati diri tersebut
dapat tersimpul dalam ideologi dan konstitusi negara, ialah Pancasila dan UUD NRI 1945.
Seluruh rakyat Indonesia telah melaksanakan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam setiap
kehidupan sehari-hari, kapan saja dan di mana saja, sebagai identitas nasionalnya. Menurut
Kaelan (2002) jati diri bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang merupakan hasil buah pikiran
dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan
watak, corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Ada sejumlah ciri yang menjadi corak dan watak
bangsa yakni sifat religius, sikap menghormati bangsa dan manusia lain, persatuan, gotong
royong dan musyawarah, serta ide tentang keadilan sosial. Nilai-nilai dasar itu dirumuskan
sebagai nilai-nilai Pancasila sehingga Pancasila dikatakan sebagai jati diri bangsa sekaligus
identitas nasional
BAB 3

PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang dirumuskan oleh
penulis, selain itu juga terdapat saran – saran yang disampaikan penulis terhadap permasalahan
yang diangkat dalam penulisan ini, yang mungkin dapat dijadikan sebagai gambaran atau
pedoman bagi penulis-penulis lainnya yang mungkin saling terkait atau memiliki topik dan objek
penelitian yang sama.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Resume Jabida Rumau
    Tugas Resume Jabida Rumau
    Dokumen4 halaman
    Tugas Resume Jabida Rumau
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • ARTIKEL MK. Penegembangan Pembelajaran Penilaian PAI
    ARTIKEL MK. Penegembangan Pembelajaran Penilaian PAI
    Dokumen7 halaman
    ARTIKEL MK. Penegembangan Pembelajaran Penilaian PAI
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Panduan PKK
    Panduan PKK
    Dokumen53 halaman
    Panduan PKK
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Makalah 3
    Makalah 3
    Dokumen3 halaman
    Makalah 3
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ekologi Hewan
    Tugas Ekologi Hewan
    Dokumen2 halaman
    Tugas Ekologi Hewan
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • RPP SPLTV
    RPP SPLTV
    Dokumen4 halaman
    RPP SPLTV
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • 2022 Revisi PKK Semester 7 2021-2022......
    2022 Revisi PKK Semester 7 2021-2022......
    Dokumen126 halaman
    2022 Revisi PKK Semester 7 2021-2022......
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen77 halaman
    Bab I
    Rumakabis M. Sidiq
    100% (1)
  • Metode Penelitian Kualitatif
    Metode Penelitian Kualitatif
    Dokumen7 halaman
    Metode Penelitian Kualitatif
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen22 halaman
    Bab Iv
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Dewi Herdiyanti Belasa
    Dewi Herdiyanti Belasa
    Dokumen93 halaman
    Dewi Herdiyanti Belasa
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • TUGAS Novira CH. Rumain
    TUGAS Novira CH. Rumain
    Dokumen11 halaman
    TUGAS Novira CH. Rumain
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Metode Penelitian Kualitatif
    Metode Penelitian Kualitatif
    Dokumen7 halaman
    Metode Penelitian Kualitatif
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen22 halaman
    Bab Iv
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Metode Penelitian Kualitatif
    Metode Penelitian Kualitatif
    Dokumen7 halaman
    Metode Penelitian Kualitatif
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen22 halaman
    Bab Iv
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • 05 Soal Latihan
    05 Soal Latihan
    Dokumen18 halaman
    05 Soal Latihan
    Udha Pengen Sukses
    Belum ada peringkat
  • Salinan 03 SOAL LATIHAN PDF
    Salinan 03 SOAL LATIHAN PDF
    Dokumen24 halaman
    Salinan 03 SOAL LATIHAN PDF
    Vilviaadr
    Belum ada peringkat
  • Salinan 03 SOAL LATIHAN PDF
    Salinan 03 SOAL LATIHAN PDF
    Dokumen24 halaman
    Salinan 03 SOAL LATIHAN PDF
    Vilviaadr
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Rumakabis M. Sidiq
    Belum ada peringkat
  • 02 SOAL LATIHAN Cpns
    02 SOAL LATIHAN Cpns
    Dokumen16 halaman
    02 SOAL LATIHAN Cpns
    ali
    Belum ada peringkat
  • TKD Tiu CPNS PDF
    TKD Tiu CPNS PDF
    Dokumen46 halaman
    TKD Tiu CPNS PDF
    Van El Vian
    Belum ada peringkat