Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI :

MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN QUR''AN CENTRE

LOKASI :

KOTA PEKANBARU

SUMBER DANA :

APBD PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2022


I. PENDAHULUAN
1.1. Umum
1. Konstruksi adalah rangkaian kegiatan untuk mewujudkan, memelihara,
menghancurkan bangunan yang sebagian da/atau seluruhnya menyatu
dengan tanah atau tempat kedudukannya menyatu dengan tanah.
2. Bangunan Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan Dinas yang
menjadi barang milik negara atau daerah dan diadakan dengan sumber
pembiayaan yang berasal dari Dana APBN, APBD, dan/atau perolehan
lainnya yang sah.
3. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan
Bangunan Gedung Negara yang diselenggarakan melalui tahap
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik
merupakan pembangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun
perluasan bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan
pembangunan bangunan gedung.
4. Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan,
pengawasan dan manajemen penyelenggaraaan konstruksi suatu
bangunan.
5. Pengawasan teknis yang dilakukan oleh penyedia jasa manajemen
konstruksi sebagaimana dimaksud pada Pembangunan Bangunan
Gedung Negara dengan kriteria:
a. Bangunan bertingkat diatas 4 (empat) lantai; dan/ atau
b. Bangunan dengan luas total diatas 5.000 m2 (lima ribu meter persegi);
dan/ atau
c. Bangunan khusus; dan/ atau
d. Yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa perencanaan maupun
pelaksana konstruksi; dan/atau
e. Yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multiyear project).
6. Kegiatan Pengawasan Teknis meliputi:
a. Pengendalian Waktu;
b. Pengendalian biaya;
c. Pengendalian pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas)
d. Pengendalian dan pengawasan terhadap penerapan Sistem
Manajemen keselamatan konstruksi (SMKK); dan
e. Tertib administrasi Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
7. Pengawasan teknis yang dilakukan oleh penyedia jasa manajemen
konstruksi meliputi:
a. Pengawasan pada tahap perencanaan;
b. Pengawasan persiapan konstruksi;
c. Pengawasan tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah
terima pertama (Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi; dan
d. Pengawasan tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi sampai
dengan serah terima akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi.

1.2. Latar Belakang


Kegiatan Pembangunan yang akan dilaksanakan merupakan bagian Kegiatan
dari Pemerintah Provinsi Riau Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan.

Latar belakang kegiatan pembangunan yang dilakukan merupakan salah satu


wujud Pembangunan Gedung Negara, dimana setiap prosesnya kegiatan mulai
dari perencanaan teknis sampai dengan penyerahan akhir pelaksana pekerjaan
konstruksinya, memerlukan suatu pengendalian dan pengawasan yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sehingga proses dapat berlangsung dengan
baik dan mengurangi adanya deviasi akibat penyimpangan yang mungkin terjadi
dan terpenuhinya persyaratan keteknikan dan administrasi kontrak pekerjaan
konstruksi.

1.3. Referensi Hukum


Referensi hukum dalam Pelaksanaan proses Kegaiatan Pembangunan antara
lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 beserta perubahannya
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan
undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 beserta Perubahannya Nomor
12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
6. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
Republik Indonesia No 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 24
Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Gedung;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
897/PRT/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
13. SNI yang berlaku yang mengatur tentang Pelaksanaan Konstruksi.
14. Peraturan-peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

II. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


2.1 Maksud dan Tujuan
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa
Konsultan Manajemen Konstruksi yang memuat masukan, kriteria, proses
dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan
dalam pelaksanaan tugas.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang optimal sesuai KAK ini.

2.2 Sasaran
1. Evaluasi terhadap program, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan
yang sistematis, implementatif, dan efektif pada setiap tahap perkembangan
kegiatan, dan menerjemahkan secara fisik berdasarkan aturan teknis yang
yang berlaku.
2. Pengorganisasian yang baik dan terencana pada setiap sektor, sistem
pelaksanaan, serta prosedur penuntasan, masalah yang terjadi pada setiap
bagian Kegiatan.

III. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN


Pengguna Jasa Adalah : Pemerintah Provinsi Riau Satuan Kerja Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Alamat : Jl. SM. Amin No. 92 - Pekanbaru

IV. BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN


4.1. Biaya Manajemen Konstruksi
1. Biaya Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Tata Cara
Pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan Proses
Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi sesuai
peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b. Materi dan penggandaan laporan;
c. Pembelian dan atau sewa peralatan;
d. Sewa kendaraan;
e. Biaya rapat;
f. Perjalanan lokal dan luar kota;
g. Biaya komunikasi;
h. Penyiapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi;
i. Penyiapan dokumen pendaftaran;
j. Asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance); dan
k. Pajak dan iuran daerah lainnya.

2. Pembayaran biaya manajemen konstruksi dilakukan secara bulanan atau


tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan
perencanaan teknis dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.

3. Pembayaran biaya pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud pada


poin (2) dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap persiapan pengadaan penyedia jasa perencanaan dibayarkan
sebesar 5% (lima persen);
b. Tahap reviu rencana teknis sampai dengan serah terima dokumen
perencanaan dibayarkan sebesar 10% (sepuluh persen);
c. Tahap tender penyedia jasa pelaksanaan konstruksi fisik sebesar 5 %
(lima persen);
d. Tahap pelaksanaan konstruksi fisik;
• Pelaksanaan konstruksi sampai sampai dengan serah terima
pertama (Provisional Hand Over) pekerjaan konstruksi paling banyak
sebesar 70% (tujuh puluh persen); dan
• Masa pemeliharaan konstruksi sampai dengan serah terima akhir
(Final Hand Over) pekerjaan konstruksi dibayar sebesar 10%
(sepuluh persen).

Pembayaran secara tahapan sebagaimana tersebut diatas disesuaikan


dengan lingkup pekerjaan manajemen konstruksi yang ditetapkan dalam KAK
ini.

4. Tata cara pembayaran angsuran pekerjaan manajemen konstruksi


sebagaimana dimaksud diatas mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4.2. Sumber Dana
Untuk pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi ini dianggarkan pagu dana sebesar Rp. 1.240.374.754,- (Satu
milyar dua ratus empat puluh juta tiga ratus tujuh puluh empat ribu tujuh
ratus lima puluh empat rupiah), Sumber dana melalui pembiayaan APBD
Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022.

V. PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA


5.1 Kualifikasi Penyedia untuk jasa Konsultansi Konstruksi meliputi:
a. syarat kualifikasi administrasi/ legalitas Penyedia;
b. syarat kualifikasi teknis Penyedia.

5.2 Peserta harus memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk menjalankan


kegiatan/ usaha dibidang dan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan :
a. Kualifikasi Usaha : Menengah
b. Klasifikasi : Konsultansi Lainnya
c. Sub Klasifikasi : Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi
Bangunan Gedung (KL403)

5.3 Persyaratan kualifikasi Penyedia lainnya sesuai ketentuan dalam Pedoman


Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

VI. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITASPENUNJANG


6.1. Lingkup Kegiatan : Manajemen Konstruksi Pembangunan Qur''an Centre
6.2. Lokasi Kegiatan : Kota Pekanbaru
6.3. Data :
1) Untuk melaksanakan tugas, Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi harus mencari sendiri data dan informasi yang dibutuhkan
selain dari data dan informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas
dalam pengarahan penugasan ini.
2) Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi harus memeriksa
kebenaran data dan informasi dalam pelaksanaan pekerjaannya, baik
yang berasal dari Pemberi Tugas, maupun masukan lain dari luar.
Kesalahan pelaksanaan pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab Konsultan MK.

6.4. Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan data dan fasilitas penunjang oleh pengguna jasa:
a. KAK Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Fasilitas lain dari Pengguna Jasa yang dapat digunakan oleh
Penyedia Jasa pada prinsipnya tidak tersedia, atau lebih lanjut jika
memungkinkan dapat diusulkan oleh Penyedia Jasa.
2). Penyediaan fasilitas penunjang oleh penyedia jasa:
a. Penyediaan jasa harus menyediakan dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan pekerjaannya. Segala fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan harus ditetapkan tentang prosedur
pengadaannya.
b. Alih pengetahuan. Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Jasa,
maka Penyediaan Jasa harus mengadakan pelatihan, kursus
singkat, diskusi dan seminar terkait dengan subtansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staff yang
terkait dengan pelaksanaan kegiatan.
VII. LINGKUP PEKERJAAN, KRITERIA, PROGRAM KERJA DAN TANGGUNG
JAWAB
7.1. LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya,
pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam
pembangunan bangunan gedung negara, mulai dari tahap persiapan, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa
pemeliharaan. Berpedoman pada ketentuan yang berlaku berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No 16 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung dan menyesuaikan
dengan keluaran yang dibutuhkan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan
pembangunan BGN, maka lingkup pekerjaan Manajemen Konstruksi terdiri atas:
a) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
disusun oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi, yang meliputi program-
program pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber
daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan,
informasi, dana, program Quality Assurance atau Quality Control, program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
b) Mengendalikan program pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi,
pengendalian perubahan pekerjaan, pengen-dalian tertib administrasi,
pengendalian keselamatan kerja.
c) Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial
yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta
melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
d) Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
e) Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
(1) Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di
lapangan.
(2) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
(3) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume atau realisasi fisik.
(4) Pengawasan Penyelenggaraan dan Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK).
(5) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
(6) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian,
mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
(7) Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan
konstruksi.
(8) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang
diajukan oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
(9) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (As Built Drawing) sebelum serah terima I.
(10) Menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima I, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
(11) Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan konstruksi
menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan
gedung.
(12) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima
pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima
kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran
angsuran pekerjaan konstruksi.
(13) Melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan fungsi bangunan
gedung terbangun sesuai dengan PBG.
(14) Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen
Pendaftaran.
(15) Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan
dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten atau
Kota setempat.
f) Menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.

7.2. KRITERIA
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Penyedia Jasa Konsultan
Manajemen Konstruksi harus memperhatikan persyaratan – persyaratan
sebagai berikut :
1) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan Manajemen Konstruksi harus dilaksanakan
secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah
ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa.

2) Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan
kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.

3) Persyaratan Fungsional
Pekerjaan Manajemen Konstruksi pada tahap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus
dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan
Manajemen Konstruksi.

4) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan,
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

7.3. PROGRAM KERJA


Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun
program kerja yang meliputi :
1) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci sesuai tahapan
pada lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2) Alokasi personel berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal
penugasan. Personel yang diusulkan Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi harus memiliki kualifikasi sesuai yang dipersyaratkan pada KAK
ini.
3) Uraian konsepsi Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Manajemen Konstruksi yang
disusun sesuai ketentuan yang berlaku.
5) Setelah hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan dari
Pengguna Jasa, maka akan menjadi pedoman bagi Penyedia Jasa
Konsultan Manajemen Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya sesuai
tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
7.4. TANGGUNG JAWAB
1. Penyedia Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab
secara professional atas jasa manajemen konstruksi yang dilakukan sesuai
ketentuan dan kode etik, tata laku profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab Penyedia Jasa Konsultan Manajemen
Konstruksi adalah menjaga agar proyek memiliki kinerja sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu
berlakunya anggaran / waktu yang telah ditetapkan.
b. Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang
tersedia atau yang telah ditetapkan.
c. Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standard dan peraturan
yang berlaku.
d. Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan.
3. Penanggung jawab Professional Manajemen Konstruksi adalah tidak
hanya konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga
ahli professional manajemen konstruksi yang terlibat.

VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Jasa Manajemen Konstruksi diperkirakan
selama 7 (Tujuh) bulan atau 210 (Dua ratus sepuluh) hari kalender.
Pelaksanaan tugas jasa manajemen konstruksi terhitung sejak terbit SPMK sampai
dengan Serah Terima Kedua/ akhir/ final hand over (FHO) Pekerjaan Konstruksi
sehingga Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi bertanggung jawab melakukan
pengawasan dalam masa Pemeliharaan Konstruksi selama 6 (enam) Bulan atau
180 (seratus delapan puluh) Hari Kalender/ Mengikuti masa pemeliharaan
Konstruksi.

IX. PERSONEL (TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG)


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Penyedia Jasa Konsultansi
Manajemen Konstruksi harus menyediakan Personil untuk menjalankan
kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini minimal
memiliki kualifikasi sebagai berikut:

Tingkat dan Rencana


Pengalaman
No Uraian Jumlah Jurusan SKK Penugasan
Profesional
Pendidikan Personil
A TENAGA AHLI
Team Leader S1. T Arsitektur/ Ahli Manajemen
1 1 Org 6 Tahun 7 Bln
Sipil Konstruksi- Madya
STRA Madya/ Ahli
2 Ahli Arsitektur 1 Org S1. T.Arsitektur 3 Tahun Arsitek (101) – 5 Bln
Madya
Ahli Teknik
Ahli Teknik
3 1 Org S1. T. Sipil 3 Tahun Bangunan Gedung 5 Bln
Bangunan Gedung
(201) – Madya
Ahli Teknik
4 Ahli Mekanikal 1 Org S1. T.Mesin 2 Tahun Mekanikal (301) – 4 Bln
Muda
S1. Elektronika/ Ahli Teknik
Teknik Elektronika
5 Ahli Elektrikal 1 Org Telekomunikasi/ & Telekomunikasi 4 Bln
2 Tahun
Teknik Mesin/ Dalam Gedung
Teknik Fisika (405) – Muda
Ahli K3 Konstruksi/
S1 Teknik Semua
6 Ahli K3 Konstruksi 1 Org 3 Tahun K2 konstruksi – 7 Bln
Jurusan
Muda
B TENAGA PENDUKUNG
1 Inspector 1 Org D3 Arsitektur 2 Tahun - 5 Bln
Arsitektur
2 Inspector 1 Org D3 Sipil 2 Tahun - 5 Bln
Struktur
3 Inspector 1 Org D3 Elektronika/ 2 Tahun - 4 Bln
Mekanikal dan Teknik
Elektrikal Telekomunikasi/
Teknik Mesin/
Teknik Fisika
4 Administrator 1 Org S1 Ekonomi 2 Tahun - 7 Bln

Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) yang dipersyaratkan menjadi bagian dari penilaian
kualifikasi tenaga ahli.

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli harus memiliki sertifikat Kompetensi sesuai
Keahlian yang diakui sesuai peraturan yang berlaku dan dibuktikan keabsahannya pada
saat Penyerahan personel setelah penandatanganan Kontrak.

Uraian Tugas dan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Konsultan manajemen konstruksi, diharapkan dapat menguraikan masing-masing tugas
dan tanggungjawab personil-personil yang ditentukan sesuai dengan jabatan dan profesi
personil tersebut serta menyusun jadwal penugasan personel sesuai dengan keluaran/
output pekerjaan dengan rencana penugasan personil yang ditentukan diatas.

X. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


a. Umum
Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung
Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan
keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan
publik dan lingkungan.

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK


adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam
rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan, Penyedia Jasa Konsultansi


Manajemen Konstruksi harus menerapkan SMKK dengan menyusun Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK) sesuai dengan lingkup pekerjaan dan kondisi di
lapangan. Dokumen RKK disampaikan, dibahas, dan disetujui oleh Pengguna
Jasa pada rapat persiapan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi. Ketentuan dan
pedoman penerapan SMKK mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 10/PRT/M/2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

b. Tingkat Resiko Pekerjaan Konstruksi


Penentuan tingkat resiko pekerjaan konstruksi sesuai kriteria umum kegiatan
yang akan dilaksanakan berdasarkan jenis konstruksi gedung sebagaimana
yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia No. 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi adalah resiko “Sedang”.

XI. KELUARAN/ PRODUK YANG DIHASILKAN (OUTPUT)


Keluaran yang diminta dari konsultan manajemen konstruksi berdasarkan kerangka
acuan kerja ini adalah :
A. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh konsultan perencana dan pelaksana konstruksi yang
menyangkut kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta kelengkapan dan
kelancaran administrasi ketepatan pekerjaan yang efisien, sehingga dicapai
wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa.

Dokumen yang dihasilkan selama proses Manajemen Konstruksi minimal


sebagai berikut:
1. Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Manajemen
Konstruksi
2. Buku harian yang memuat semua kejadian, pernyataan/petunjuk yang
penting dari Konsultan MK dan Direksi yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan, kelambatan
penyelesaian pekerjaan dan tidak terpenuhinya persyaratan teknis.
3. Laporan harian berisi keterangan tentang tenaga, bahan yang datang
diterima atau ditolak, alat–alat yang digunakan, pekerjaan yang
dilaksanakan, waktu pengerjaan, keadaan cuaca, hambatan dan cara
mengatasinya dan prestasi kerja Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
4. Laporan mingguan sebagai resume laporan harian dan laporan bulanan
sebagai resuma laporan mingguan.
5. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
6. Surat perintah perubahan pekerjaan, berita acara tambah kurang.
7. Berita acara penyerahan pertama pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
8. Berita acara pernyataan selesainya pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
9. Berita acara penyerahan kedua pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
10. Laporan rapat koordinasi di lapangan (site Meeting)
11. Memeriksa gambar kerja Terperinci (Shop Drawing) Bar chart dan S Curve
serta Net work Planning yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi.
12. Laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
13. Memeriksa gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing).
14. Dan lain – lain yang dianggap perlu untuk dilaporkan.

B. Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap


sesuai dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja. Kelancaran pelaksanaan
kegiatan satuan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan Konsultan
Manajemen Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Konsultan
Manajemen Konstruksi.

Biaya Keluaran/ Produk yang dihasilkan (output) Konsultan Manajemen


Konstruksi sebagaimana uraian diatas terdiri dari biaya langsung personil sesuai
uraian personil yang diuraikan pada KAK ini dan biaya langsung non personil
yang disusun sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk biaya
penerapan SMKK. Biaya non personil yang diperhitungkan oleh pengguna jasa
yang harus sudah diperhitungkan dan termasuk dalam total penawaran biaya
yang diajukan penyedia jasa konsultansi konstruksi terdiri dari:
II. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL
II.1 Sewa Kendaraan dan O&M
Sewa Kendaraan Roda 4 1,00 Unit x 7,00 Bln 7,00 Unit/ Bln

II.2 Sewa Kantor Proyek


Sewa Kantor Proyek (Ruang 6 m2/org) 60,00 M2 x 7,00 Bln 420,00 M2/ Bln

II.3 Pembelian dan Sewa Peralatan Kantor


1 Sewa Computer Desk Top 2,00 Unit x 7,00 Bln 14,00 Unit/ Bln
2 Sewa Printer Color A-3 2,00 Unit x 7,00 Bln 14,00 Unit/ Bln

II.4 Biaya ATK


Biaya ATK Kantor Lapangan 1,00 Ls X 7,00 Bln 7,00 Bln

II.5 Biaya Komunikasi


Biaya Komunikasi Kantor Lapangan 1,00 Ls X 7,00 Bln 7,00 Bln

II.6 BIAYA PELAPORAN


1 Laporan Pendahuluan 3,00 Buku X 1,00 3,00 Buku
Buku/
2 Laporan Pengawasan (Mingguan) 3,00 Buku X 30,00 Minggu 90,00
Minggu
Buku/
3 Laporan Pengawasan (Bulanan) 3,00 Buku X 7,00 Bln 21,00
Bulan
4 Laporan Akhir (ST-1 dan ST-2) 3,00 Buku X 1,00 3,00 Buku
5 Backup Laporan dan Dokumen (SSD 1TB) 2,00 Buah X 1,00 2,00 Buah

II.7 BIAYA PENERAPAN SMKK


1 Penyiapan rancangan konseptual SMKK atau RKK, Program Mutu 1,00 Set X 1,00 1,00 Set
2 Pembuatan Prosedur, IK dan Formulir 1,00 Lb X 1,00 1,00 Lb
3 Peralatan P3K 1,00 Ls X 1,00 1,00 Ls
4 APAR 1,00 Ls X 1,00 1,00 Ls
5 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja 10,00 Bh X 1,00 10,00 Bh

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan Manajemen Konstruksi diperlukan biaya


diluar yang telah diperhitungkan oleh pengguna jasa untuk mencapai keluaran/
output yang ditetapkan, maka biaya tersebut sudah dianggap termasuk dalam
total penawaran disampaikan.

XII. PELAPORAN
Jenis laporan Manajemen Konstruksi yang harus diserahkan ke Pengguna Jasa
sebagai berikut:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Pemahaman terhadap ligkup layanan konsultansi selama masa kontrak;
b) Rencana kerja dan pengorganisasian pekerjaan;
c) Jadwal pelaskanaan dan penugasan tenaga ahli; dan
d) Ringkasan kemajuan pelaksanaan pengawasan (jika sudah ada).
Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 7 hari hari sejak
tanggal SPMK sebanyak 3 Buku.

2) Laporan Pengawasan
Laporan pengawasan terdiri dari laporan pengawasan terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan laporan pelaksanaan pengawasan.
A. Laporan Pengawasan terhadap Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi
Laporan pengawasan terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi
meliputi laporan mingguan. Laporan Mingguan paling sedikit memuat hal-
hal sebagai berikut :
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik
dengan membandingkan capaian di minggu sebelumnya, capaian
pada minggu berjalan serta target capaian di minggu berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, status pembayaran dari Pengguna;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi; termasuk statusnya, tindakan
penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan
selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya,
beserta rencana pencegahan atau penanggulangan yang akan
dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen;
h. Daftar dan status persetujuan dokumen yang yang harus ditindak
lanjuti;
i. Ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan (daftar pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status persetujuannya);
j. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi,
termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris
terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain;
k. Kendala yang dihadapi, tindakan yang telah dan akan dilakukan serta
dukungan yang dibutuhkan untuk tujuan kelancaran proyek.

B. Laporan Pelaksanaan Pengawasan


1. Laporan pelaksanaan pengawasan disusun dalam hal pengawasan
pekerjaan dilakukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi dan diserahkan
setiap bulan.
2. Laporan pelaksanaan pengawasan meliputi laporan bulanan dan
laporan akhir.

a. Laporan Bulanan
Laporan bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Ringkasan pelaksanaan kegiatan pengawasan pekerjaan
(daftar pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan
status persetujuannya);
2) Laporan sumber daya manusia tim Penyedia Jasa Konsultansi
(personil, time sheet, dll);
3) Daftar dan status persetujuan yang dikeluarkan oleh Penyedia
Jasa Konsultansi;
4) Daftar dan status instruksi yang dikeluarkan Penyedia Jasa
Konsultansi kepada Peyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
5) Daftar dan status persetujuan dokumen yang harus
ditindaklanuti oleh Pengguna Jasa;
6) Kendala yang dihadapi Penyedia Jasa Konsultansi, tindakan
yang telah dan akan dilakukan serta dukungan yang
dibutuhkan;
7) Penyerahan laporan bulanan sesuai dengan yang tercantum
dalam kontrak.

b. Laporan Akhir
1) Laporan akhir harus mencakup seluruh layanan dalam masa
kontrak Konsultan Manajemen Konstruksi yang paling sedikit
memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Rencana kerja awal untuk selama periode Tahap
Perencanaan, Tahap Pemilihan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
b) Renca kerja yang dimutakhirkan selama periode
pelaksanaan sesuai Kontrak;
c) Realisasi pelaksanaan Manajemen Konstruksi;
d) Jadwal dan realisasi pelaksanaan dan penggunaan
tenaga ahli selama masa periode pelaksanaan sesuai
Kontrak; dan
e) Evaluasi pelaksanaan pekerjaan manajemen konstruksi
secara menyeluruh dan saran kepada Pengguna Jasa.
f) Laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK).
2) Penyampaian laporan akhir diserahkan dengan melampirkan
salinan seluruh keluaran yang dipersyaratkan dalam kontrak
serta salinan dokumentasi lainnya yang dipandang penting.
3) Penyerahan laporan akhir sesuai dengan yang tercantum
dalam kontrak.

Matrik pelaporan pengawasan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Penyelenggara Proyek Keterangan


Pengguna Konsultan Penyedia
Materi Laporan Waktu
Jasa Manajemen Jasa Pek. Jml
Penyerahan
(PA/KPA/PPK) Konstruksi Konstruksi
LAPORAN PELAKSANAAN
A. Laporan Harian Mengetahui Memeriksa Menyusun*)
B. Laporan Mingguan Mengetahui Memeriksa Menyusun*)
C. Laporan Bulanan Mengetahui Memeriksa Menyusun*)

LAPORAN PENGAWASAN
A. LAPORAN PENGAWASAN TERHADAP HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Laporan Mingguan Mengetahui Menyusun**) 3 buku ***)
x 30
mggu
B. LAPORAN PELAKSANAAN PENGAWASAN
1. Laporan Bulanan Menyusun**) 3x7 ***)
Bln
2. Laporan Akhir Menyusun**) 3 Buku ***)

*) Laporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan
diserahkan kepada Konsultan MK untuk diperiksa.
**) Laporan pelaksanaan pengawasan disusun oleh Konsultan MK dan diserahkan kepada Pengguna Jasa.
***) Disesuaikan dengan klausul dan persyaratan dalam kontrak.

Seluruh laporan pekerjaan Jasa Konsultansi diserahkan sesuai jadwal


pelaksanaan pekerjaan. Penyedia berkewajiban menyerahkan seluruh file
laporan kepada Pengguna Jasa pada saat penyerahan laporan akhir.

XIII. PENUTUP
1) Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen Kerangka
Acuan Kerja (KAK) ini, tidak boleh dilakukan secara sepihak tanpa seijin pihak
Pengguna Jasa;

2) Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam KAK ini, maka tidak tertutup


kemungkinan dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.
Demikianlah KAK ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, 8 Februari 2022

Ditetapkan Oleh :

Untuk dan atas nama


DINAS PUPRPKPP PROVINSI RIAU
Kepala Bidang Cipta Karya
Selaku KPA/PPK

THOMAS LARFO DIMEIRA, ST


Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19790529 200604 1 006

Anda mungkin juga menyukai