MODUL GASTROINTESTINAL
Fasilitator :
Disusun Oleh :
2022
PEMICU 1
Diskusi Kelompok 1
2. Fadila
Sisis, seorang Ibu Rumah Tangga 22 tahun merasa kebingungan dengan kondisi
bayinya. Awalnya Sisis melihat kulit pecah-pecah di sudut mulut sang bayi disertai lesi
putih pada lidah seperti jamur. Sisis mencoba googling dan mengetahui bahwa jamur
pada mulut tidak memerlukan antiseptik dan akan hilang sendiri dalam beberapa
minggu. Meskipun begitu, Sisis tetap berusaha membersihkan lidah bayi menggunakan
cotton bud dengan sangat telaten dan hati-hati. Kemudian karena lidah yang gatal, Sisis
memperhatikan bahwa bayinya sering kali memasukkan tangan ke dalam mulut. Sisis
sudah mencoba untuk melarang kebiasaan ini, namun sang bayi terus memasukkan
tangannya ke dalam mulut bahkan sampai muntah. Sisis tidak menyadari bahwa hal ini
dapat menyebabkan defisiensi imunitas pada sang bayi.
Seminggu sejak ditemukan kulit pecah-pecah di sudut mulut sang bayi, Sisis
menemukan bayinya BAB dengan konsistensi cair dan berlendir. Kejadian ini terus
berulang hingga tiga kali sehari. Sisis mencoba untuk tidak panik dan terus menyusui
bayinya lebih sering dari biasa serta memberikan minum air putih. Namun keesokan
harinya Sisis memutuskan untuk membawa bayinya ke dokter karena suhu tubuh sang
bayi lebih tinggi dari biasa dan bayi semakin rewel. Saat sampai di klinik, Sisis
mengetahui berat badan bayinya mengalami penurunan dan dokter meminta Sisis untuk
mengumpulkan sampel feses sang bayi. Menurut dokter tersebut, sampel akan
dikirimkan ke laboratorium untuk di kultur.
A. Terminologi
1. Lesi: diskontinuitas jaringan patologis atau traumatis atau hilangnya fungsi suatu
bagian. (Dorland, ed 30)
2. Antiseptik : zat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme tanpa perlu mematikan mereka (Dorland ed 30)
3. Kultur: pembiakan mikroorganisme atau sel jaringan hidup pada media yang
kondusif untuk pertumbuhannya (Dorland ed 30)
4. Defisiensi imunitas (imunodefisiensi) : Defisiensi respons imun atau gangguan
yang ditandai dengan respons imun yang berkurang (Dorland ed. 30).
5. Sample : sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang
lebih besar (dorland ed 30)
6. Infeksi : invasi dan multiplikasi miikoorganisme di jaringan tubuh, terutama
yang menyebabkan cedera selular lokal akibat metabolisme yang kompetitif,
toksin, replikasi intraselular, atau respons antigen-antibodi (Dorland ed 30).
7. Feces: kotoran yang dikeluarkan dari usus, terdiri dari bakteria, eksfoliasi sel
dari usus, sekresi, terutama dari hati, dan sejumlah kecil residu makanan.
(Dorland edisi 31).
8. Imunitas: keadaan menjadi imun atau perlindungan terhadap penyakit tertentu
yang didapat melalui respon imun yang ditinggalkan melalui imunisasi atau
infeksi sebelumnya atau oleh faktor-faktor non imunologis lainnya (Dorland ed
30).
B. Keyword
• Kulit pecah-pecah di sudut mulut
• Lesi putih di lidah seperti jamur
• Bab dengan konsistensi cair dan berlendir
• Bab dengan intensitas tiga kali sehari
• Berat badan bayi mengalami penurunan
• Lidah terasa gatal
• Defisiensi imun
• Kultur feses
• Suhu tubuh meningkat
C. Identifikasi Masalah
• Diare (sistem pencernaan dan hepatobilier)
• Tinja berlendir (sistem pencernaan dan hepatobilier)
D. Analisis Masalah
E. Hipotesis
• Jamur candida dapat menyebabkan diare pada anak (diterima)
• Pasien mengalami kandidiasis oral yang disbabkan infeksi jamur candida
albicans (ditolak)
• Lesi putih pada lidah merupakan gejala dari infeksi candida (diterima)
DK 2
1. Jelaskan mekanisme flora normal mulut dan saluran pencernaan menjadi patogen!
Jawab :
2. flora transien
● Pada keadaan normal, Candida spp. berada dalam bentuk ragi yang merupakan
sel tunggal.
● Pada kondisi tertentu, termasuk pada saat menginfeksi, organisme ini dapat
mengalami perubahan morfologi menjadi lebih bersifat invasif, yaitu bentuk hifa
atau miselial atau filamentous.
Faktor virulensi Pada Candida spp. adalah Enzim secreted aspartyl proteinase (sap):
meningkatkan kemampuan candida untuk melakukan kolonialisasi, penetrasi,
menghindari sistem imun.
2. Jelaskan factor resiko dari perkembangbiakkan jamur patogen pada tubuh manusia!
Jawab :
Jawab :
Etiologi
● Candida guilliermondii
Epidemiologi
Data dari Ditjen PP&PL hingga tahun 2016 prevalensi kasus AIDS secara nasional
sebesar 26,42 per 100.000 penduduk. Sampai tahun 2014 kandidiasis, tuberkulosis,
dan diare merupakan penyakit penyerta AIDS tertinggi, masing-masing sebesar
11.513 kasus, 6.576 kasus, dan 1.676 kasus. Penelitian pada tahun 2007 di
Surabaya, ditemukan penyebab kandidiasis oral pada pasien HIV/AIDS adalah
Candida albicans sebanyak 35,29%, Candida tropicalis sebanyak 29,41%,
Candida dubliniensis sebanyak 14,71%, Candida glabrata sebanyak 14,71% dan
Candida guilliermondii sebanyak 5,88%.
Jawab :
● Prothese(gigi palsu)
● Kelainan endokrin.
● Gangguan immunitas.
● Perokok
Jawab :
6. Jelaskan patofisiologi dari kandidiasis oral!
Jawab :
Jawab :
b) Kandidiasis pseudomembran
Manifestasi Klinis
- Plak putih, difus, & multiple
- Perm. mukosa pipi, lidah & palatum molle
- Dapat berdarah
- Terasa nyeri
- Sensasi seperti tersengat ringan atau kegagalan dalam pengecapan
c) Kandidiasis hiperplastik
Manifestasi Klinis
- Lesi berupa plak nodular
- Lidah atau palatum
- Kemungkinan terjadi perdarahan
- Menempel kuat pada mukosa
- Dapat menyebabkan displasia epitel → resiko keganasan.
Jawab :
Jawab :
1. Anamnesis
• Pada bayi, mikroflora secara alami berada dalam mulut bayi, masa anak-anak,
selalu berubah selama masa kehidupan manusia tergantung lingkungan dan
factor-factor yang memengaruhinya.
2. Pemeriksaan fisik
• Pada kasus diagnosis kandidiasis oral, Dari riwayat tampilan klinis pada lidah
yang berupa selaput berwarna putih yang jika dikerok meninggalkan area
eritematosa yang dirasakan sakit oleh pasien.
2. Pemeriksaan fisik
• Kandidiasis diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Akut diantaranya
pseudomembran dan eritematous dan kronis diantaranya hiperplastik dan
eritematous. Infeksi oral kandidiasis pseudomembran terlihat sebagai deposit
keputihan dengan patch eritematous pada mukosa atau berupa plaque agak
meninggi berwarna putih lembut
3. Pemeriksaan penunjang
• kultur usapan lesi pada media selektif dan Comprehensive Digestive Stool
Analysis (CDSA)
Jawab :
11. Jelaskan tatalaksana pasien pada pemicu!
Jawab :
• Antifungal sistemik biasanya diberikan bila telah terjadi penyebaran luas dari
penyakit atau pada pasien-pasien dengan sistem imun yang terganggu. Golongan
azol yaitu lanosterol demethylase.
12. Jelaskan pencegahan yang tepat pada pemicu!
Jawab :
•Mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan BAK dan BAB bayi
Tyasrini, Endah. Hubungan antara Sifat dan Metabolisme Cndida ssp. dengan
Patogenesis Cadidiasis. Tinjauan Pustaka.Bagian Mikrobiologi , Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha.
Gatot, D., 2016. Infeksi Jamur Sistemik pada Pasien Immunocompromised. Sari
Pediatri, 3(4), pp.24 2-6.
R AN, Rafiq NB. Candidiasis. 2021 Aug 13. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 32809459.
Silangit, Ivan. 2017. Identifikasi Spesies Candida Penyebab Kandidiasis Oral Pada
Pasien Hiv/Aids Di Rsup H. Adam Malik Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Yapar N. (2014). Epidemiology and risk factors for invasive candidiasis. Therapeutics
and clinical risk management, 10, 95–105. https://doi.org/10.2147/TCRM.S40160
Silangit, Ivan. 2017. Identifikasi Spesies Candida Penyebab Kandidiasis Oral Pada
Pasien Hiv/Aids Di Rsup H. Adam Malik Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Azzahra, Anisa Tia. 2021. Insiden Kandidiasis pada Anak yang Mengalami Diare.
eRepository Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Martins, N., Ferreira, I. C. F. R., Barros, L., Silva, S., & Henriques, M. (2014).
Candidiasis: Predisposing Factors, Prevention, Diagnosis and Alternative Treatment.
Mycopathologia, 177(5-6), 223–240. doi:10.1007/s11046-014-9749-1
PEMICU 1
Narasumber :
1. Elvira Yunita,S.Si,M.Biomed
2. dr. Lala Foresta V, M. Biomed
Presentan : Kelompok 2 dan Kelompok 5
Jawab :
Terdapat tanda-tanda dehidrasi (seperti mata tampak cekung, ubun-ubun cekung pada
bayi, bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata meskipun menangis turgor berkurang
yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan
dan kaki teraba dingin, kencing berkurang, rasa haus yang nyata sampai kejang atau
kesadaran menurun).
2. Ada Yang memberi Camilan Disela Makan, Biasanya 2 Kali Sehari. Camilannya
Berupa Apa Selain MPASI? Seperti Buah
Jawab:
Selain protein, zat gizi lain (serat mineral vitamin) boleh diberikan untuk
mengenalkannya kepada sang bayi namun lebih kepada tekstur yang menyesuaikan
dengan usia sang bayi
3. Tatalaksana kandidiasis oral pada pemicu, apakah perlu dikerok lesi putih pada lidah?
Jawab :
Tidak perlu dikerok, biasanyaa dapat sembuh sendiri tidak perlu perawatan khusus,
karena kalau dikerok itu menyebabkan lesi eritemarosa pada bagian bawah dari lidah
tersebut, dan juga bisa jadi peradangan.
Kelompok 5
Candidiasis oral yang terjadi pada bayi buak masalah yang sepele. Sebanyak 20%
neonatal yang terkena candidiasis oral menyebabkan kematian terutama terjadi
penyakit sistemik lebih lanjut baik BBLR ataupun premature.Pada pemicu, candida
terjadi karena sistem imun, dan ada benda asing yang masuk ke mulut sehingga
menyebabkan manifestasi klinis berupa demam ringan, diare, dan rewel.
Perlu diperhatikan juga kebersihan dalam penggunaan alat bantu menyusui dan
harus di sterilisasi dengan baik.
MPASI buah buah harus sesuai dengan sistem pencernaan pada bayi, serta
optimalkan pertumbuhan 2 tahun pertama. Setelah mendapat MPASI, kebersihan
mulut harus dijaga dengan baik.
Kasus bercak putih di mulut pada bayi banyak ditemukkan di klinis. Diagnosis
candidiasis albicans adalah bercak putih terlihat jelas karena permukaan yang
merah, dengan lesi yang meninggi dengan batas jelas, pada bercak putih tersebut
adalah koloni jamur.
Anak dengan candidiasis oral akan mengalami diare hingga timbul diare.
Candidiasis oral mengganggu proses makan dan minum karena mulutnya tidak
enak.
Flora nomal terdapat dua tipe, transien dan residen. Residen sejak lahir sudah ada
samapi seumur hidup sedangkan transien hanya sementara akibat pengaruh
aktivitas, paparan organisemenya, imun. Transien jumlahnya lebih sedikit
dibanding residen dan residen lebih stabil karena dapat bertahan rentang pH yg
lebih luas, karena residen diciptakan untuk hidup lebih lama. Tempat Residen itu di
sela sela kulit bawah kulit sedangkan transien di permukaan kulit sehingga transien
mudah tereliminasi.
Komposisi dari jamur, bakteri dan lain-lain berbeda tempat dan jumlahnya agar
tidak saling ganggu dan tetap menjaga keseimbangan. Ketika mengonsumsi
antibiotik atau steroid dengan tidak benar, bakteri yang menjadi flora normal akan
tereliminasi dan komposisi yang dipertahankan akan terganggu, flora normal yang
hilang akan digantikan dengan flora normal yang lain apabila jumlahnya melebihi
normal akan terjadi infeksi.