Anda di halaman 1dari 21

LOGBOOK

DISKUSI KELOMPOK PEMICU 1

MODUL GASTROINTESTINAL

Fasilitator :

dr. Utari Hartati Suryani, M.Kes

Disusun Oleh :

Rofifah Dinda Ghanayyah (H1A020044)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU

2022
PEMICU 1

Diskusi Kelompok 1

Fasilitator : dr. Utari Hartati Suryani, M.Kes

Tanggal : Senin, 24 Januari 2022

Waktu/Tempat: : 13.10-14.50 WIB / Zoom Meeting

Ketua : Khodijah Thahira P

Sekretaris : 1. Siti Alya Pasha

2. Fadila

Pemicu 1: ADA APA DENGAN BAYIKU?

Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa mampu mendiagnosis dan melakukan


penatalaksanaan infeksi saluran pencernaan pada bayi

Sisis, seorang Ibu Rumah Tangga 22 tahun merasa kebingungan dengan kondisi
bayinya. Awalnya Sisis melihat kulit pecah-pecah di sudut mulut sang bayi disertai lesi
putih pada lidah seperti jamur. Sisis mencoba googling dan mengetahui bahwa jamur
pada mulut tidak memerlukan antiseptik dan akan hilang sendiri dalam beberapa
minggu. Meskipun begitu, Sisis tetap berusaha membersihkan lidah bayi menggunakan
cotton bud dengan sangat telaten dan hati-hati. Kemudian karena lidah yang gatal, Sisis
memperhatikan bahwa bayinya sering kali memasukkan tangan ke dalam mulut. Sisis
sudah mencoba untuk melarang kebiasaan ini, namun sang bayi terus memasukkan
tangannya ke dalam mulut bahkan sampai muntah. Sisis tidak menyadari bahwa hal ini
dapat menyebabkan defisiensi imunitas pada sang bayi.

Seminggu sejak ditemukan kulit pecah-pecah di sudut mulut sang bayi, Sisis
menemukan bayinya BAB dengan konsistensi cair dan berlendir. Kejadian ini terus
berulang hingga tiga kali sehari. Sisis mencoba untuk tidak panik dan terus menyusui
bayinya lebih sering dari biasa serta memberikan minum air putih. Namun keesokan
harinya Sisis memutuskan untuk membawa bayinya ke dokter karena suhu tubuh sang
bayi lebih tinggi dari biasa dan bayi semakin rewel. Saat sampai di klinik, Sisis
mengetahui berat badan bayinya mengalami penurunan dan dokter meminta Sisis untuk
mengumpulkan sampel feses sang bayi. Menurut dokter tersebut, sampel akan
dikirimkan ke laboratorium untuk di kultur.

A. Terminologi
1. Lesi: diskontinuitas jaringan patologis atau traumatis atau hilangnya fungsi suatu
bagian. (Dorland, ed 30)
2. Antiseptik : zat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme tanpa perlu mematikan mereka (Dorland ed 30)
3. Kultur: pembiakan mikroorganisme atau sel jaringan hidup pada media yang
kondusif untuk pertumbuhannya (Dorland ed 30)
4. Defisiensi imunitas (imunodefisiensi) : Defisiensi respons imun atau gangguan
yang ditandai dengan respons imun yang berkurang (Dorland ed. 30).
5. Sample : sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang
lebih besar (dorland ed 30)
6. Infeksi : invasi dan multiplikasi miikoorganisme di jaringan tubuh, terutama
yang menyebabkan cedera selular lokal akibat metabolisme yang kompetitif,
toksin, replikasi intraselular, atau respons antigen-antibodi (Dorland ed 30).
7. Feces: kotoran yang dikeluarkan dari usus, terdiri dari bakteria, eksfoliasi sel
dari usus, sekresi, terutama dari hati, dan sejumlah kecil residu makanan.
(Dorland edisi 31).
8. Imunitas: keadaan menjadi imun atau perlindungan terhadap penyakit tertentu
yang didapat melalui respon imun yang ditinggalkan melalui imunisasi atau
infeksi sebelumnya atau oleh faktor-faktor non imunologis lainnya (Dorland ed
30).
B. Keyword
• Kulit pecah-pecah di sudut mulut
• Lesi putih di lidah seperti jamur
• Bab dengan konsistensi cair dan berlendir
• Bab dengan intensitas tiga kali sehari
• Berat badan bayi mengalami penurunan
• Lidah terasa gatal
• Defisiensi imun
• Kultur feses
• Suhu tubuh meningkat
C. Identifikasi Masalah
• Diare (sistem pencernaan dan hepatobilier)
• Tinja berlendir (sistem pencernaan dan hepatobilier)
D. Analisis Masalah
E. Hipotesis
• Jamur candida dapat menyebabkan diare pada anak (diterima)
• Pasien mengalami kandidiasis oral yang disbabkan infeksi jamur candida
albicans (ditolak)
• Lesi putih pada lidah merupakan gejala dari infeksi candida (diterima)
DK 2

Fasilitator : dr. Utari Hartati Suryani, M.Kes

Tanggal : Rabu, 26 Januari 2022

Waktu/Tempat : 13.10-15.40 WIB / Zoom Meeting

1. Jelaskan mekanisme flora normal mulut dan saluran pencernaan menjadi patogen!

Jawab :

Flora normal, terbagi menjadi 2:

1. flora residen ( flora tetap)

2. flora transien

pada manusia dan model hewan,


pengobatan antibiotik jangka panjang, sering mengakibatkan penurunan organisme
anaerobik menguntungkan (Bifidobacterium, Lactobacillus, dan Bacteroides) dan
peningkatan mikroba yang berpotensi berbahaya, seperti Clostridium dan Candida
albicans. (Mairi, 2004)

Mekanisme flora normal menjadi patogen :

Candida spp. mempunyai dua morfologi:

● Pada keadaan normal, Candida spp. berada dalam bentuk ragi yang merupakan
sel tunggal.

● Pada kondisi tertentu, termasuk pada saat menginfeksi, organisme ini dapat
mengalami perubahan morfologi menjadi lebih bersifat invasif, yaitu bentuk hifa
atau miselial atau filamentous.

Kemampuan Candida spp.berikatan dengan konstituen inang berfungsi sebagai


suatu mekanisme untuk menghindar dari pengenalan oleh sistem imun.
fibrinogen berikatan dengan manoprotein pada dinding sel Candida spp aktivitas
immunomudulasi terhadap respon imun inang.

Faktor virulensi Pada Candida spp. adalah Enzim secreted aspartyl proteinase (sap):
meningkatkan kemampuan candida untuk melakukan kolonialisasi, penetrasi,
menghindari sistem imun.

2. Jelaskan factor resiko dari perkembangbiakkan jamur patogen pada tubuh manusia!

Jawab :

3. Jelaskan etiologi dan epidemiologi dari kandidiasis mulut!

Jawab :

Etiologi

Kandidiasis mulut disebabkan oleh infeksi dari jamur Candida.


● Candida albicans ● Candida krusei

● Candida tropicalis ● Candida pseudotropical

● Candida dubliniensis ● Candida parapsilosis

● Candida glabrata ● Candida stellatoidea

● Candida guilliermondii

Epidemiologi

Data dari Ditjen PP&PL hingga tahun 2016 prevalensi kasus AIDS secara nasional
sebesar 26,42 per 100.000 penduduk. Sampai tahun 2014 kandidiasis, tuberkulosis,
dan diare merupakan penyakit penyerta AIDS tertinggi, masing-masing sebesar
11.513 kasus, 6.576 kasus, dan 1.676 kasus. Penelitian pada tahun 2007 di
Surabaya, ditemukan penyebab kandidiasis oral pada pasien HIV/AIDS adalah
Candida albicans sebanyak 35,29%, Candida tropicalis sebanyak 29,41%,
Candida dubliniensis sebanyak 14,71%, Candida glabrata sebanyak 14,71% dan
Candida guilliermondii sebanyak 5,88%.

4. Jelaskan faktor risiko dari kandidasis!

Jawab :

● Beberapa faktor predisposisi yang dihubungkan dengan meningkatnya kejadian


infeksi candida adalah

● Prothese(gigi palsu)

● Perubahan jaringan epitel.

● Kelainan endokrin.

● Gangguan immunitas.

● Perokok

● Higenitas yang buruk

● cuaca lembab dan hangat

5. Jelaskan patologi kandidiasis!

Jawab :
6. Jelaskan patofisiologi dari kandidiasis oral!

Jawab :

7. Jelaskan manifestasi klinis dan prognosis dari kandididasis oral!

Jawab :

“ Infeksi Candida dapat timbulkan manifestasi klinis yang berbeda ”


a) Kandidiasis eritematosa
Manifestasi Klinis
- Lesi eritematosa, simetris, difus ( plak putih (-) )
- Rasa nyeri dan gatal
- Perasaan terbakar
- Lidah(depapilasi-hilangnya papilla formis) & palatum
- Sering disertai kheilitis angularis

b) Kandidiasis pseudomembran
Manifestasi Klinis
- Plak putih, difus, & multiple
- Perm. mukosa pipi, lidah & palatum molle
- Dapat berdarah
- Terasa nyeri
- Sensasi seperti tersengat ringan atau kegagalan dalam pengecapan

c) Kandidiasis hiperplastik
Manifestasi Klinis
- Lesi berupa plak nodular
- Lidah atau palatum
- Kemungkinan terjadi perdarahan
- Menempel kuat pada mukosa
- Dapat menyebabkan displasia epitel → resiko keganasan.

Prognosis : baik dan dapat sembuh


NOTE :
faktor-faktor predisposisi terkait infeksi ini tereliminasi

8. Jelaskan hubungan infeksi candida albicans dengan diare!

Jawab :

• Candida albicans merupakan flora normal pada selaput mukosa saluran


pernapasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita.
• Candida albicans biasa menyebabkan infeksi candidiasis
• Anak – anak yang pertumbuhan candida yang berlebih memiliki resiko yang
lebih besar mengalami diare
• Penyebab diare merupakan penggunaan antibiotik yang berkepanjangan
dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam flora mikroba defensif di
saluran pencernaan sehingga dapat menyebabkan diare

9. Bagaimana kriteria penegakkan diagnosis dan diagnosis banding kandidiasis pada


bayi dan dewasa!

Jawab :

Diagnosis infeksi kandida dapat ditegakkan melalui

1. Anamnesis

• Faktor predisposisi kandidiasis dapat berupa keadaan defisiensi imun,


gangguan endokrin (diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, kehamilan,
hipoadrenalisme), terapi kortikosteroid, terapi antibiotic, dan oral hygiene yang
buruk. Pasien kandidiasis akan mengeluhkan sensasi terbakar, kadang-kadang
nyeri pada mukosa yang terlibat.

• Pada bayi, mikroflora secara alami berada dalam mulut bayi, masa anak-anak,
selalu berubah selama masa kehidupan manusia tergantung lingkungan dan
factor-factor yang memengaruhinya.

Diagnosis infeksi kandida dapat ditegakkan melalui

2. Pemeriksaan fisik

• Pada kasus diagnosis kandidiasis oral, Dari riwayat tampilan klinis pada lidah
yang berupa selaput berwarna putih yang jika dikerok meninggalkan area
eritematosa yang dirasakan sakit oleh pasien.

Diagnosis infeksi kandida dapat ditegakkan melalui

2. Pemeriksaan fisik
• Kandidiasis diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Akut diantaranya
pseudomembran dan eritematous dan kronis diantaranya hiperplastik dan
eritematous. Infeksi oral kandidiasis pseudomembran terlihat sebagai deposit
keputihan dengan patch eritematous pada mukosa atau berupa plaque agak
meninggi berwarna putih lembut

• Vulvovaginal Candidiasis sering didiagnosis berdasarkan riwayat klinis dan


pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda vulva dan vagina eritema, edema,
ekskoriasi, fisura, dan/atau dadih kental seperti keputihan.

Diagnosis infeksi kandida dapat ditegakkan melalui

3. Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan langsung Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan


larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora,
atau hifa semu.

• kultur usapan lesi pada media selektif dan Comprehensive Digestive Stool
Analysis (CDSA)

• Comprehensive Digestive Stool Analysis (CDSA)

• Memungkinkan penentuan gejala yang tidak terkait dengan pertumbuhan


berlebih Candida, tetapi terkait dengan pertumbuhan bakteri usus yang
berlebihan atau adanya penyakit radang usus
Diagnosis banding : chemical burns, gangrenous stomatitis, infeksi superficial
bakteri ulkus stomatik, ulkus traumatic, ulkus nekrotik

10. Jelaskan mengenai pemeriksaan penunjang pasien pada pemicu!

Jawab :
11. Jelaskan tatalaksana pasien pada pemicu!

Jawab :

Obat golongan antifungal

• Golongan polinen (nystatin dan amfoterisin B)

• Golongan azol (clotrimazole, ketoconazole, dan fluconazole)

• Golongan lain-lain (allyamineshiocarbamates, morpholines, analog 5-


fluorocytosine)

• Antifungal topikal  dapat diberikan pada kandidiasis nonkomplikasi atau pada


pasien dengan sistem imun yang normal. Golongan polinen, seperti nystatin.

• Antifungal sistemik biasanya diberikan bila telah terjadi penyebaran luas dari
penyakit atau pada pasien-pasien dengan sistem imun yang terganggu. Golongan
azol yaitu lanosterol demethylase.
12. Jelaskan pencegahan yang tepat pada pemicu!

Jawab :

•Menghindari penggunaan sefalosforin generasi ketiga

•Menghindari penggunaan antibiotik berkepanjangan yang tidak perlu

•Meminimalkan penggunaan benda asing seperti kateter

•Membersihkan putting payudara sebelum menyusui

•Mensterilkan dot bayi sebelum dan sesudah digunakan

•Mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan BAK dan BAB bayi

•Pastikan tangan bersih sebelum memegang bayi


DAFTAR PUSTAKA

Tyasrini, Endah. Hubungan antara Sifat dan Metabolisme Cndida ssp. dengan
Patogenesis Cadidiasis. Tinjauan Pustaka.Bagian Mikrobiologi , Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha.

Gatot, D., 2016. Infeksi Jamur Sistemik pada Pasien Immunocompromised. Sari
Pediatri, 3(4), pp.24 2-6.

R AN, Rafiq NB. Candidiasis. 2021 Aug 13. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 32809459.

Silangit, Ivan. 2017. Identifikasi Spesies Candida Penyebab Kandidiasis Oral Pada
Pasien Hiv/Aids Di Rsup H. Adam Malik Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Yapar N. (2014). Epidemiology and risk factors for invasive candidiasis. Therapeutics
and clinical risk management, 10, 95–105. https://doi.org/10.2147/TCRM.S40160

Silangit, Ivan. 2017. Identifikasi Spesies Candida Penyebab Kandidiasis Oral Pada
Pasien Hiv/Aids Di Rsup H. Adam Malik Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Taylor, M & Raja, A. 2021. Oral Candidiasis. StatPearls.


https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31424866/

Ambarawati, I. G. A. D. (2017). Laporan Kasus: Oral Candidiasis. 21-25. || Hakim, L.,


& Ramadhan, M. R. (2015). Kandidiasis Oral. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung,
4(8):54-56.|| Moran, G., Mc Manus, B. R. E. N. D. A., Sullivan, D., Healy, C., Nunn, J.,
Coleman, D., & Fleming, P. (2011). Microbiological Screening Of Irish Autoimmune
Polyendocrinopathy-Candidiasis-Ectodermal Dystrophy (Apeced) Patients Reveals
Persistence Of Candida Albicans Strains, Gradual Reduction In Susceptibility To
Azoles And Incidences Of Clinical Signs Of Oral Candidiasis Without Culture
Evidence.

Gupta, S. (2018). Mucosal Candidiasis. Medscape.URL :


https://emedicine.medscape.com/article/1075227-overview#a5. Diakses pada 25 Januari
2022 pukul 15:50.

Azzahra, Anisa Tia. 2021. Insiden Kandidiasis pada Anak yang Mengalami Diare.
eRepository Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Hadiati, S. (2016). Kandidiasis Pseudomembran pada Lidah Akibat Pemakaian Obat


Kumur Heksetidin serta Penatalaksanaannya. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. (Vol.
19, issue 1, p. 178) doi: 10.22146/majkedgiind.15418

Martins, N., Ferreira, I. C. F. R., Barros, L., Silva, S., & Henriques, M. (2014).
Candidiasis: Predisposing Factors, Prevention, Diagnosis and Alternative Treatment.
Mycopathologia, 177(5-6), 223–240. doi:10.1007/s11046-014-9749-1

Cuesta, C. G., Pere M. G. S. 2014. Current treatment of oral candidiasis: A literature


review. J Clin Exp Dent, 6(5): 576-582. 

Greenberg. Rachel G. Benjamin. Daneil K. 2015. Neonatal Candidiasis : Diagnostis,


Prevention, and Treatmen. HHS Public Access.
PLENO

PEMICU 1

Hari/Tanggal: Jum’at/ 28 Januari 2022

Narasumber :

1. Elvira Yunita,S.Si,M.Biomed
2. dr. Lala Foresta V, M. Biomed
Presentan : Kelompok 2 dan Kelompok 5

1. Bagaimana Tanda Tanda Dehidrasi Pada Anak?

Jawab :

Terdapat tanda-tanda dehidrasi (seperti mata tampak cekung, ubun-ubun cekung pada
bayi, bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata meskipun menangis turgor berkurang
yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan
dan kaki teraba dingin, kencing berkurang, rasa haus yang nyata sampai kejang atau
kesadaran menurun).

2. Ada Yang memberi Camilan Disela Makan, Biasanya 2 Kali Sehari. Camilannya
Berupa Apa Selain MPASI? Seperti Buah

Jawab:

Selain protein, zat gizi lain (serat mineral vitamin) boleh diberikan untuk
mengenalkannya kepada sang bayi namun lebih kepada tekstur yang menyesuaikan
dengan usia sang bayi

3. Tatalaksana kandidiasis oral pada pemicu, apakah perlu dikerok lesi putih pada lidah?

Jawab :

Tidak perlu dikerok, biasanyaa dapat sembuh sendiri tidak perlu perawatan khusus,
karena kalau dikerok itu menyebabkan lesi eritemarosa pada bagian bawah dari lidah
tersebut, dan juga bisa jadi peradangan.

Kelompok 5

1. Mengapa candidia albicans menyebabkan lebih banyak kejadian kandidiasis


disbanding jenis lainnya? apakah tingkat invasive dan respon terhadap antifunginya
lebih tinggi dibanding jenis lain?
Jawaban: karena yg albican populasinya lebih domiinan dibanding jenis yg lain
makanya paling seringg kena.
2. Apakah ada perbedaan manifestasi klinis dari kandidiasis yang disebabkan oleh
jamur candida dari spesies yang berbeda?
Jawaban: untuk manifestasi klinis tidak ada yang berbeda dari sepsies apapun,
namun hal yang membedakan manfes ini dari tingkat invasi dan sifat antifungal dari
spesies tersebut.
3. Diantara kedua flora normal, yang manakah yang lebih bersifat patogen?
Jawaban: tidak ada hal khusus yang membedakan mana yg lebih patogen, banyk
prediposisi lain yang menyebabkan flora normal tersebut menjadi patogen, seperti
obat-obatan, imunitas host dll
4. Apakah ada pemeriksaan gold standard dari pemicu?
Jawaban: Candidiasis lesinya lebih tinggi, yang berwarna putih pada lidah itu
adalah koloni dari jamurnya.
FEEDBACK

 Candidiasis oral yang terjadi pada bayi buak masalah yang sepele. Sebanyak 20%
neonatal yang terkena candidiasis oral menyebabkan kematian terutama terjadi
penyakit sistemik lebih lanjut baik BBLR ataupun premature.Pada pemicu, candida
terjadi karena sistem imun, dan ada benda asing yang masuk ke mulut sehingga
menyebabkan manifestasi klinis berupa demam ringan, diare, dan rewel.

 Perlu diperhatikan juga kebersihan dalam penggunaan alat bantu menyusui dan
harus di sterilisasi dengan baik.

 MPASI buah buah harus sesuai dengan sistem pencernaan pada bayi, serta
optimalkan pertumbuhan 2 tahun pertama. Setelah mendapat MPASI, kebersihan
mulut harus dijaga dengan baik.

 Kasus bercak putih di mulut pada bayi banyak ditemukkan di klinis. Diagnosis
candidiasis albicans adalah bercak putih terlihat jelas karena permukaan yang
merah, dengan lesi yang meninggi dengan batas jelas, pada bercak putih tersebut
adalah koloni jamur.

 Anak dengan candidiasis oral akan mengalami diare hingga timbul diare.

 Candidiasis oral mengganggu proses makan dan minum karena mulutnya tidak
enak.

 Flora nomal terdapat dua tipe, transien dan residen. Residen sejak lahir sudah ada
samapi seumur hidup sedangkan transien hanya sementara akibat pengaruh
aktivitas, paparan organisemenya, imun. Transien jumlahnya lebih sedikit
dibanding residen dan residen lebih stabil karena dapat bertahan rentang pH yg
lebih luas, karena residen diciptakan untuk hidup lebih lama. Tempat Residen itu di
sela sela kulit bawah kulit sedangkan transien di permukaan kulit sehingga transien
mudah tereliminasi.

 Komposisi dari jamur, bakteri dan lain-lain berbeda tempat dan jumlahnya agar
tidak saling ganggu dan tetap menjaga keseimbangan. Ketika mengonsumsi
antibiotik atau steroid dengan tidak benar, bakteri yang menjadi flora normal akan
tereliminasi dan komposisi yang dipertahankan akan terganggu, flora normal yang
hilang akan digantikan dengan flora normal yang lain apabila jumlahnya melebihi
normal akan terjadi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai