Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
SURAKARTA
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Fuad Muh. Zein, M.UD.
selaku dosen mata kuliah Al Qur‟an yang telah memberi ilmu dan bimbingan kepada
kami.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih ada banyak
kekurangan dari segi susunan kalimat,materi.maupun tata Bahasa.Oleh karena itu
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memeperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap dengan dibuatnya makalah yang kami susun
ini,dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al qur‟an merupakan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril.Al quran sebagai
kitab Allah SWT dijadikan sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran islam,yang berfungsi sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Al qur‟an diturunkan untuk memberi petunjuk pada manusia kearah
tujuan yang terang dan jalan yang lurus yang didasarkan pada keimanan
kepada Allah SWT dan risalah-Nya juga memberikan kabar-kabar terdahulu
yang sekarang dan yang akan datang
Al quran itu diturunkan secara berangsur-angsur dan dengan kisah
yang berbeda-beda.Setiap ayat dalam Al Quran mempunyai asbabun nuzul
yang berbeda dan mempunyai makna yang berbeda.Oleh karena itu,setiap
penafsiran Al Quran harus dikaitan dengan asbabun nuzul ayat sebagai
landasan historis.Kemudian memperhatikan realitas yang ada supaya pola
penafsiran yang dilakukan tidak bersifat un-history.
Untuk mengatakan bahwa al Quran adalah teks sejarah tidak berarti
menyatakan bahwa sumber al Quran berasal dari manusia.Karena keabadian
firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW berada dalam
ruang dan waktu tertentu.Walaupun firman Allah yang abadi itu berada pada
wilayah yang melampaui pengetahuan manusia teks historis tersebut menjadi
subjek interpretasi dan pamahaman sejarah.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud asbabun nuzul?
2. Bagaimana cara mengetahui asbabun nuzul?
3. Bagaimana pendapat para ulama tentang asbabun nuzul?
4. Apa faedah mengetahui asbabun nuzul?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud asbabun nuzul
2. Untuk mengetahui cara mengetahui asbabun nuzul
3. Untuk mengetahui pendapat para ulama tentang asbabun nuzul
4. Untuk mengetahui faedah apabila mengetahui asbabun nuzul
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang timbul dari setiap kejadian.Hal ini dapat mempermudah kita untuk
memahami perintah-perintah dalam Al Quran.
“Asbabun Nuzul ialah semua yang disebabkan olehnya diturunkan suatau ayat
atau beberpa ayat yang mengandung sebabnya,memberi jawaban terhadap
suatu sebab atau menerangkan hukumnya pada saat terjadi peristiwa itu.”
4
diketau begitu saja dengan akal manusia pada umumnya, dan tidak bisa
diketahui begitu saja oleh sembarang orang. Untuk mengetahuinya secara
pasti dapat diketahui dari riwayat-riwayat orang terdahulu yang betul-betul
memahami AsbabunNuzul bhkan orang-orang yang mengalaminya langsung.
Bahkan setiap AsbabunNuzul yang telah dikemukaakn tidak dapat diterima
begitu saja perlu adanya pengecekan dan penelitian terlebih dahulu. Sehingga
terdapat beberapa berbedaan pendapat antar ulama terkait dengan
periwayatannya ( AsbabunNuzul ).
Kita tidak boleh mengatakan AsbabunNuzul dengan asal melainkan
dengan dasar Riwayat atau berdasar dari orang-orang yang mendengar atau
menyksikan secara langsung ayat itu turun dan apa sebab-sebab dari ayat itu
turun serta pengertiannya. Al- Hakim menjelaskan dalam Ilmu Hadist bahwa
apabila seorang sahabat menyaksikan wahyu dan al-Qur‟an diturunkan,
meriwayatkan tentang turunnya Al-quran maka itu berdasarkan sebuah
kejadian. Biasanya ulama menggunakan lafadz-lafadz yang tegas dalam
penyampaiannya, seperti: “sebab turun ayat ini begini”, atau dikatakan
dibelakang suatu riwayat “maka turunlah ayat ini”.
ِ لَ ُكمۡ ِدينُ ُكمۡ َولِ َي ِد٥ َٰ َعبِ ُدونَ َمآَٰ أَ ۡعبُ ُد
٦ ين
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
5
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku"
Oleh karena itu, para ulama seperti Imam al-Hakim al-Naysaburi, Ibn
al-Shalah, dan ulama hadits lainnya menegaskan bahwa hadits yang
menjadi sumber dalam riwayat “asbab al-Nuzul” harus merupakan hadits
marfu„, bersambung sanadnya, dan shahih dari sisi sanad maupun matan-
nya.
Susunan Redaksi :
6
a. Bentuk susunan redaksi yang telah disepakati oleh ulama Asbabun
Nuzul (al-muttafaq „ala al-i„tidad bihi). Yang mengandung tiga
Unsur utama , yaitu:
sahabat yang mengemukakan riwayat harus menyebutkan
suatu kisah atau peristiwa yang yang menyebabkan turunnya
ayat;
sahabat yang mengemukakan riwayat harus mengemukakan
dengan redaksi yang jelas (bi al- lafzhi al-sharih)
menunjukkan kepada pengertian “turunnya ayat”;
sahabat yang mengemukakan riwayat harus mengemukakan
riwayatnya dengan pola bahasa yang bersifat pasti, seperti
ungkapan:
“ sebab turun ayat ini adalah...”
“telah terjadi..... maka turunlah ayat…..”
“rasulullah saw pernah di tanya tentang ....... maka turunlah
ayat…..”
b. Susunan Redaksi yang masih diperselisihkan oleh para ulama yang
menunjukkan pada Asbabunnuzul (al-mukhtalaf fi al-i„tidad bihi
wa „adamihi), karena redaksi pengungkapannya masih bersifat
muhtamilah (mengandung kemungkinan). Dalam bentuk ini, perawi
tidak menginformasikan dengan gamblang adanya suatu kejadian
atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat, namun hanya
mengemukakan suatu riwayat dengan ungkapan:
7
Ulama satu dengan ulama yang lainnya, memiliki pendapat dan
pandangan yang berbeda – beda terhadap asbabun nuzul. Terdapat banyak
faedah dalam mengetahui sebab – sebab turunnya ayat ( ababun nuzul
Diantara faedahnya adalah mengetahui makna ayat yang sebenarnya
atau menghilangkan kesulitan dalam memahaminya.
Al wahidi berkata, “Tidak mungkin dapat mengetahui tafsir
sebuah ayat tanpa mengetahui kisah dan sebab turunnya”. Ia
berharap agar setiap orang berhati – hati dalam menjelaskan
masalah Asbabun Nuzul atau riwayat turunnya ayat yang
disandarkan kepada rasul SAW. Tidak halal berpendapat
mengenai Asbabun Nuzul Alqur‟an, kecuali dengan
berdasarkan pada riwayat atau mendengar langsung dari orang
– orang yang menyaksikan turunnya, dan mengetahui sebab –
sebab turunnya ayat tersebut.
Ibnu daqiqil berkata “Penjelasan tentang sebab turunnya ayat
merupakan cara yang ampuh untuk memahami makna – makna
Alqur‟an”.
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa pengetahuan tentang sebab
turunnya ayat membantu memahami kandungan ayat tersebut.
Karena dengan mengetahui sebab turunnya ayat, seseorang
dapat memahami akibat yang merupakan hasil dari sebab
tersebut.
8
“Yang dijadikan pegangan adalah keumuman lafal, bukan kekhususan
sebab”
9
Berbeda dengan pendapat mayoritas ulama yang menolak pendapat
kedua dengan alasan bahwa lafal umum ialah kalimat baru, dan hukum yang
terkandung didalamnya bukan merupakan hubungan kausal (sebab-akibat),
dengan peristiwa yang melatar belakanginya. Minoritas ulama menekankan
pentingnya riwayat asbabun nuzul dengan memberikan contoh tentang Al
baqarah (2):155, :
Jika hanya berpegang pada makna umum ayat, maka hukum yang
dipahami dari ayat tersebut adalah tidak wajib menghadap kiblat pada waktu
shalat,baik dalam keadaan musafir atau tidak. Pemahaman seperti ini jelas
salah karena bertentangan dengan dalil lain dan ijma‟ para ulama. Akan tetapi
dengan memperhatikan Asbabun nuzul ayat tersebut, maka dapat dipahami
ayat tersebut bukan ditujukan kepada orang – orang yang berada pada kondisi
biasa atau bebas, tetapi kepada orang – orang yang memiliki sebab tertentu
tidak dapat menentukan arah kiblat.
10
b. Mentakhsinkan hukum, sekalipun dengan sighat umum. Pengajaran
yang diambil dengan mengkhususkan sebab, bukan dengan umurnya
lafadz. Orang mencontohkan dengan firman Allah yang berbunyi :
Artinya : Janganlah sekali – kali kamu menyangka orang – orang yang
gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan, dan mereka suka
supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan.
Janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa dan bagi
mereka siksaan yang pedih. ( QS. Ali – Imran (3) : 188 ).
c. Apabila ada lafadz yang diturunkan itu berbentuk a‟m ( umum ) dan
ada dalil yang mentakhsinkannya, maka dalam hal ini orang cukup
mentakhsinkan terhadap apa yang selain dari digambarkan itu, dan
tidak sah mengeluarkannya. Karena memasukkan sebab pada lafaz a‟m
adalah qathi‟ ( pasti ). Tidak boleh mengeluarkannya dengan ijtihad,
karena ijtihad ini dzanniy. Sebagai contoh firman Allah yang berbunyi
:
Artinya :
(23) Sungguh, orang – orang yang menuduh perempuan – perempuan
baik, yang lengah dan beriman ( dengan tuduhan berzina ), mereka
dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang
besar.
(24) Pada hari, ( ketika ) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi
atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
(25) Pada hari itu Allah menyempurnakan balasan yang sebenarnya
bagi mereka, dan mereka tahu bahwa Allah Maha Benar, Maha
Bijaksana.
( QS. An – Nur (24) : 23 – 25 )
d. Mengetahui sebab turun Al – Qur‟an yang merupakan jalan yang
terbaik untuk memahami arti – arti Al – Qur‟an.
11
Artinya : Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi‟ar
( agama ) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau
berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‟i antara keduanya.
Dan barangsiapa dengan kerelaaan hati mengerjakan kebajikan, maka
Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui. ( QS. Al Baqarah (2) :
158 )
e. Menjelaskan sebab turunnnya Al – Qur‟an yang dipikulkan kepada
lainnya dengan membuang permusuhan dan penganiayaan seperti
contoh
Artinya : Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Ah.”
Apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku akan
dibangkitkan ( dari kubur ), padahal beberapa umat sebelumku telah
berlalu ? Lalu kedua orang tuanya itu memohon pertolongan kepada
Allah ( seraya berkata ), “Celaka kamu, berimanlah ! Sungguh, janji
Allah itu benar.” Lalu dia ( anak itu ) berkata, “Ini hanyalah dongeng
orang – orang dahulu.” ( QS. Al – Ahqaf (46) : 17 ).
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian Asbabun Nuzul.
Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “Asbaba” dan
“Nazala”, kata “Asbaba” merupakan jama‟ dari kata “Sababa” yang
berarti sebab, maka “Asbaba” mempunyai arti sebab-sebab. Sedangkan
kata “an-Nuzul” berasal dari kata “Nazala” yang berarti turun. secara
Etimologi, asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab yang melatar belakangi
terjadinya sesuatu.
2. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.
Asbabun Nuzul tidak bisa diketahui semata-mata dengan akal (rasio),
tidak lain mengetahuinya harus berdasarkan riwayat yang shahih dan
didengar langsung dari orang-orang yang mengetahui turunnya Al-Qur‟an,
atau dari orang-orang yang memahami Asbabun Nuzul, lalu mereka
menelitinya dengan cermat, baik dari kalangan sahabat, tabi‟in atau
lainnya dengan catatan pengetahuan mereka diperoleh dari ulama-ulama
yang dapat dipercaya.
3. Sebab-Sebab Turunnya Ayat.
-Asbabun Nuzul yang berupa peristiwa itu sendiri terbagi menjadi 3
macam:
a. Peristiwa berupa pertengkaran.
b. Peristiwa berupa kesalahan yang serius.
c. Peristiwa karena suatu hasrat atau cita-cita
-Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam,
yaitu:
13
a. Pertanyaan tentang masa lalu
b. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang
berlangsung pada waktu itu
c. Pertanyaan tentang masa yang akan dating
4. Beberapa pandangan Ulama tentang Asbabun Nuzul.
Para ulama tidak sepakat mengenai Asbabun Nuzul. Mayoritas ulama
tidak memberikan keistemewaan khusus kepada ayat-ayatyang
mempunyai riwayat Asbabun Nuzul, karena yang terpenting bagi mereka
apa yang tertera didalam redaksi ayat. Jumhur ulama kemudian
menetapkan suatu kaidah yaitu:” yang dijadikan pegangan iala keumuman
lafal, bukan kekhususan sebab”.
B. SARAN
Dengan makalah yang kami kerjakan ini, semoga bisa bermanfaat bagi
yang membacanya dan bisa dipahami oleh pembaca. Dan apabila kami dalam
menulis atau menyusun makalah ini banyak kekurangan, kami selaku penulis
atau perancang makalah mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritikan
dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah kami.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://ririnmuktamirohfaiunisda.blogspot.com/2015/10/makalah-ulumul-quran-
asbabun-nuzul.html
https://www.academia.edu/29059281/pembahasan_makalah_ulumul_qur_an_ba
b_asbabun_nuzul
15