Anda di halaman 1dari 18

ASBABUN NUZUL

Dosen Pengampu :

Fuad Muh. Zein, M.UD.

Disusun Oleh :

1. Nurfalah Finajiyah PAI 1A (183111015)


2. Salsabila PAI 1A (183111021)
3. Lilik Kurniawati PAI 1A (183111025)
4. Khoiri Hidayati PAI 1A (183111037)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

SURAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Fuad Muh. Zein, M.UD.
selaku dosen mata kuliah Al Qur‟an yang telah memberi ilmu dan bimbingan kepada
kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih ada banyak
kekurangan dari segi susunan kalimat,materi.maupun tata Bahasa.Oleh karena itu
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memeperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap dengan dibuatnya makalah yang kami susun
ini,dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.

Surakarta,01 November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 2
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
1. Pengertian Asbabun Nuzul............................................................................................ 3
2. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul ................................................................................. 4
3. Pendapat Para Ulama Tentang Asbabun Nuzul ............................................................ 7
4. Faedah Mengetahui Asbabun Nuzul ........................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 13
B. SARAN ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al qur‟an merupakan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril.Al quran sebagai
kitab Allah SWT dijadikan sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh
ajaran islam,yang berfungsi sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Al qur‟an diturunkan untuk memberi petunjuk pada manusia kearah
tujuan yang terang dan jalan yang lurus yang didasarkan pada keimanan
kepada Allah SWT dan risalah-Nya juga memberikan kabar-kabar terdahulu
yang sekarang dan yang akan datang
Al quran itu diturunkan secara berangsur-angsur dan dengan kisah
yang berbeda-beda.Setiap ayat dalam Al Quran mempunyai asbabun nuzul
yang berbeda dan mempunyai makna yang berbeda.Oleh karena itu,setiap
penafsiran Al Quran harus dikaitan dengan asbabun nuzul ayat sebagai
landasan historis.Kemudian memperhatikan realitas yang ada supaya pola
penafsiran yang dilakukan tidak bersifat un-history.
Untuk mengatakan bahwa al Quran adalah teks sejarah tidak berarti
menyatakan bahwa sumber al Quran berasal dari manusia.Karena keabadian
firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW berada dalam
ruang dan waktu tertentu.Walaupun firman Allah yang abadi itu berada pada
wilayah yang melampaui pengetahuan manusia teks historis tersebut menjadi
subjek interpretasi dan pamahaman sejarah.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud asbabun nuzul?
2. Bagaimana cara mengetahui asbabun nuzul?
3. Bagaimana pendapat para ulama tentang asbabun nuzul?
4. Apa faedah mengetahui asbabun nuzul?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud asbabun nuzul
2. Untuk mengetahui cara mengetahui asbabun nuzul
3. Untuk mengetahui pendapat para ulama tentang asbabun nuzul
4. Untuk mengetahui faedah apabila mengetahui asbabun nuzul

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Asbabun Nuzul


Secara Bahasa “Asbaba” mempunyai arti sebab-sebab.Sedangkan “an-
Nuzul” mempunyai arti turun.Jadi asbab an Nuzul artinya ialah sebab-sebab
yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu.
Sedangkan pengertian asbabun nuzul secara terminology ialah :
a. Menurut Az Zarqoni,asbabun nuzul adalah peristiwa atau kejadian
yang terjadi dan mempunyai hubungan dengan turunya Al Quran
sebagai penjelas hokum pada saat itu.
b. Menurut Ash-Shabuni,asbabun nuzul adalah suatu peristiwa atau
kejadian yang menyebabkan turunya satu atau beberapa ayat al
quran yang berhubungan dengan peristiwa pada waktu
tersebut.Baik yang berupa pertayaan ataupun kejadian yang
berkaitan dengan agama.
c. Menurut Shubi Shalih,asbabun nuzul berarti sesuatu yang menjadi
sebab turunya satu atau beberapa ayat Al Quran yang menyiratkan
peristiwa tersebut,sebagai respon atasnya atau sebagi penjelas atas
hukum-hukum disaat peristiwa itu terjadi.

Meskipun banyak pendapat tentang definisi asbabun nuzul,namun intinya


asbabun nuzul ialah kejadian yang melatarbelakangi turrunya ayat Al Quran
dalam rangka menjawab,menjelaskan,dan menyelesaikan maslah-masalah

3
yang timbul dari setiap kejadian.Hal ini dapat mempermudah kita untuk
memahami perintah-perintah dalam Al Quran.

“Asbabun Nuzul ialah semua yang disebabkan olehnya diturunkan suatau ayat
atau beberpa ayat yang mengandung sebabnya,memberi jawaban terhadap
suatu sebab atau menerangkan hukumnya pada saat terjadi peristiwa itu.”

Dari pengertian diatas,sebab turunya Al Quran dapat diklarifikasikan menjadi


2 macam :

a. Didahului oleh sebab


Hal ini dapat terjadi apabila terjadi suatu peristiwa,maka turunlah
ayat al Quran mengenai peristiwa tersebut.Peristiwa yang terjadi di
masyarakat Islam atau dapat berupa pertanyaan dari kalangan Islam
atau dari kalangan lain yang diarahkan kepada Nabi.
b. Bila Rasulullah SAW ditanya tentang sesuatu hal,maka turunlah ayat
tersebut yang menerangkan hukumnya
Diantara ayat Al Quran ada yang diturunkan sebagai permulaan tanpa
sebab.Aisyah Abdurrahman (pakar tafsir kontemporer) menolak
pendapat tentang setiap peristiwa dalam Asbabun Nuzul tersebut
sebagai sebab turunya wahyu.
As-Syuyuti berpendapat bahwa ayat-ayat Al Quran tidak diturunkan
disaat-saat terjadinya sebab.Alasan pendapatnya tersebut untuk
membantah penafsiran surah al fiil,bahwa sebab turunya surah tersebut
adalah kisah datangnya orang-orang Habasyah yang hendak
menghancurkan Ka‟bah.

2. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul


Al-Quran merupakan Kalam Allah, Kalam yang turun langsung dari
Allah. Sehingga, kita dalam menemukan Asbabun Nuzulnya tidak bisa

4
diketau begitu saja dengan akal manusia pada umumnya, dan tidak bisa
diketahui begitu saja oleh sembarang orang. Untuk mengetahuinya secara
pasti dapat diketahui dari riwayat-riwayat orang terdahulu yang betul-betul
memahami AsbabunNuzul bhkan orang-orang yang mengalaminya langsung.
Bahkan setiap AsbabunNuzul yang telah dikemukaakn tidak dapat diterima
begitu saja perlu adanya pengecekan dan penelitian terlebih dahulu. Sehingga
terdapat beberapa berbedaan pendapat antar ulama terkait dengan
periwayatannya ( AsbabunNuzul ).
Kita tidak boleh mengatakan AsbabunNuzul dengan asal melainkan
dengan dasar Riwayat atau berdasar dari orang-orang yang mendengar atau
menyksikan secara langsung ayat itu turun dan apa sebab-sebab dari ayat itu
turun serta pengertiannya. Al- Hakim menjelaskan dalam Ilmu Hadist bahwa
apabila seorang sahabat menyaksikan wahyu dan al-Qur‟an diturunkan,
meriwayatkan tentang turunnya Al-quran maka itu berdasarkan sebuah
kejadian. Biasanya ulama menggunakan lafadz-lafadz yang tegas dalam
penyampaiannya, seperti: “sebab turun ayat ini begini”, atau dikatakan
dibelakang suatu riwayat “maka turunlah ayat ini”.

Contoh Asbabun Nuzul Surat Al-Kafirun

َٰٓ َ ‫ َو‬٤ ۡ‫د َّما َعبَدتُّم‬ٞ ِ‫َل أَن َ۠ا عَاب‬


ۡ‫َل أَنتُم‬ َٰٓ َ ‫ َو‬٣ ‫َل أَنتُمۡ َٰ َعبِ ُدونَ َمآَٰ أَ ۡعبُ ُد‬ َٰٓ َ ١ َ‫قُ ۡل َٰيََٰٓأَيُّهَا ۡٱل َٰ َكفِرُون‬
َٰٓ َ ‫ َو‬٢ َ‫َل أَ ۡعبُ ُد َما ت َۡعبُ ُدون‬

ِ ‫ لَ ُكمۡ ِدينُ ُكمۡ َولِ َي ِد‬٥ ‫َٰ َعبِ ُدونَ َمآَٰ أَ ۡعبُ ُد‬
٦ ‫ين‬

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah

3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah

4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah

5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah

5
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku"

Diriwayatkan oleh ath-thabarani dan ibn haitam yang bersumber dari


ibnu abbas bahwa kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Nabi Muhammad
dengan Menawarkan harta kekayaan supaya menjadi orang terkaya,mereka
juga menawarkan wanita-wanita mana saja yang beliau kehendaki dan juga
meminta Nabi Muhammad dan kaumnya untuk menyembah Agama mereka
selama setahun dan saling bertukar agama. Supaya Nabi Muhammad
mmeninggalkan Islam. Kemudian turunlah surat Al-Ikhlas ayat 1-6 sebagai
bukti penolaka tawaran kaum kafir Quraisy.

Ad-Dahlawy mengidentifikasi beberapa kesulitan dalam menentukan


AbabunNuzul dintaranya :

a. Suatu ketika kalangan sahabat atau tabiin mengisahkan sebuah kisah


dalam ayat Al-quran tapi dia tidak tegas menyatakan bahwa itu
merupakan AsbabunNuzul.
b. Adakalanya kalangan sahabat dan tabi„in mengemukakan hukum suatu
kasus dengan mengemukakan ayat tertentu, kemudian mereka
menyatakan dengan kalimat: ‫ ( كذا في نزلت‬maka turunlah ayat ini )
seolah-olah mereka menyatakan bahwa peristiwa itu merupakan
penyebab turunnya ayat tersebut. Padahal, boleh jadi pernyataan itu
sekedar istinbath hukum dari Nabi Saw tentang ayat yang
dikemukakan tadi.

Oleh karena itu, para ulama seperti Imam al-Hakim al-Naysaburi, Ibn
al-Shalah, dan ulama hadits lainnya menegaskan bahwa hadits yang
menjadi sumber dalam riwayat “asbab al-Nuzul” harus merupakan hadits
marfu„, bersambung sanadnya, dan shahih dari sisi sanad maupun matan-
nya.

Susunan Redaksi :

6
a. Bentuk susunan redaksi yang telah disepakati oleh ulama Asbabun
Nuzul (al-muttafaq „ala al-i„tidad bihi). Yang mengandung tiga
Unsur utama , yaitu:
 sahabat yang mengemukakan riwayat harus menyebutkan
suatu kisah atau peristiwa yang yang menyebabkan turunnya
ayat;
 sahabat yang mengemukakan riwayat harus mengemukakan
dengan redaksi yang jelas (bi al- lafzhi al-sharih)
menunjukkan kepada pengertian “turunnya ayat”;
 sahabat yang mengemukakan riwayat harus mengemukakan
riwayatnya dengan pola bahasa yang bersifat pasti, seperti
ungkapan:
“ sebab turun ayat ini adalah...”
“telah terjadi..... maka turunlah ayat…..”
“rasulullah saw pernah di tanya tentang ....... maka turunlah
ayat…..”
b. Susunan Redaksi yang masih diperselisihkan oleh para ulama yang
menunjukkan pada Asbabunnuzul (al-mukhtalaf fi al-i„tidad bihi
wa „adamihi), karena redaksi pengungkapannya masih bersifat
muhtamilah (mengandung kemungkinan). Dalam bentuk ini, perawi
tidak menginformasikan dengan gamblang adanya suatu kejadian
atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat, namun hanya
mengemukakan suatu riwayat dengan ungkapan:

“ayat ini diturunkan berkenaan dengan ...”

“saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ...........”

“saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan.....”

3. Pendapat Para Ulama Tentang Asbabun Nuzul

7
Ulama satu dengan ulama yang lainnya, memiliki pendapat dan
pandangan yang berbeda – beda terhadap asbabun nuzul. Terdapat banyak
faedah dalam mengetahui sebab – sebab turunnya ayat ( ababun nuzul
Diantara faedahnya adalah mengetahui makna ayat yang sebenarnya
atau menghilangkan kesulitan dalam memahaminya.
 Al wahidi berkata, “Tidak mungkin dapat mengetahui tafsir
sebuah ayat tanpa mengetahui kisah dan sebab turunnya”. Ia
berharap agar setiap orang berhati – hati dalam menjelaskan
masalah Asbabun Nuzul atau riwayat turunnya ayat yang
disandarkan kepada rasul SAW. Tidak halal berpendapat
mengenai Asbabun Nuzul Alqur‟an, kecuali dengan
berdasarkan pada riwayat atau mendengar langsung dari orang
– orang yang menyaksikan turunnya, dan mengetahui sebab –
sebab turunnya ayat tersebut.
 Ibnu daqiqil berkata “Penjelasan tentang sebab turunnya ayat
merupakan cara yang ampuh untuk memahami makna – makna
Alqur‟an”.
 Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa pengetahuan tentang sebab
turunnya ayat membantu memahami kandungan ayat tersebut.
Karena dengan mengetahui sebab turunnya ayat, seseorang
dapat memahami akibat yang merupakan hasil dari sebab
tersebut.

Ada dua pendapat mayoritas ulama dan minoritas ulama tentang


asbabun nuzul. Pendapat mayoritas ulama tidak sepakat mengenai kedudukan
asbabun nuzul. Mereka tidak memberikan keistimewaan khusus kepada ayat –
ayat yang mempunyai riwayat ( Asbabun Nuzul ). Karena yang terpenting
adalah, apa isi kandungan yang ada dalam ayat tersebut. Jumhur ulama
menetapkan suatu kaidah yaitu :

8
“Yang dijadikan pegangan adalah keumuman lafal, bukan kekhususan
sebab”

Sebaliknya minoritas ulama memandang penting riwayat – riwayat


Asbabun Nuzul dalam memahami ayat Alqur‟an. Golongan ini juga
menetapkan kaidah yaitu :

“Yang dijadikan pegangan adalah kekhususan sebab, bukan


keumuman lafal”

Jumhur ulama berpendapat bahwa ayat – ayat yang diturunkan


berdasarkan sebab atau peristiwa khusus dan diungkapkan dengan lafal
umum, maka yang dijadikan pegangan adalah lafal umum. Az-Zarkasyi
berpendapat, dalam menghubungkan kekhususan sebab turunnya suatu ayat
dengan keumuman bentuk dan makna kalimatnya. Adakalanya sebab turunnya
ayat bersifat umum. Hal itu, untuk mengingatkan bahwa didalam lafal yang
bersifat umum terdapat hal khusus yang perlu diperhatikan. Sebagai contoh,
Turunnya QS. Al Maidah (5): 38.

“laki – laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah


tangan keduanya ( sebagai ) pembalasan bagi apa yang telah mereka
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah maha perkasa lagi maha
bijaksana.”

Mayoritas ulama memahami ayat tersebut berlaku umum bagi


semuanya, tidak hanya ditujukan kepada yang menjadi sebab turunnya ayat.
Sebaliknya, minoritas ulama mempunyai sisi pandangan lain. Mereka
berpegang kepada kaidah kedua dengan alasan bahwa kalau yang dimaksud
tuhan adalah kaidah lafal umum, bukan untuk menjelaskan suatu peristiwa
atau sebab khusus, mengapa tuhan menunda penjelasan – penjelasan hukum-
Nya hingga ayat itu baru diturunkan saat terjadinya peristiwa tersebut.

9
Berbeda dengan pendapat mayoritas ulama yang menolak pendapat
kedua dengan alasan bahwa lafal umum ialah kalimat baru, dan hukum yang
terkandung didalamnya bukan merupakan hubungan kausal (sebab-akibat),
dengan peristiwa yang melatar belakanginya. Minoritas ulama menekankan
pentingnya riwayat asbabun nuzul dengan memberikan contoh tentang Al
baqarah (2):155, :

“ dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu


menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya allah maha luas ( rahmat-
nya ) lagi Maha Mengetahui”

Jika hanya berpegang pada makna umum ayat, maka hukum yang
dipahami dari ayat tersebut adalah tidak wajib menghadap kiblat pada waktu
shalat,baik dalam keadaan musafir atau tidak. Pemahaman seperti ini jelas
salah karena bertentangan dengan dalil lain dan ijma‟ para ulama. Akan tetapi
dengan memperhatikan Asbabun nuzul ayat tersebut, maka dapat dipahami
ayat tersebut bukan ditujukan kepada orang – orang yang berada pada kondisi
biasa atau bebas, tetapi kepada orang – orang yang memiliki sebab tertentu
tidak dapat menentukan arah kiblat.

Kaidah kedua lebih kontekstual, tetapi persoalannya ialah tidak semua


ayat – ayat alquran yang mempunyai asbabun nuzul jumlahnya sangat
terbatas. Sebagian diantaranya tidak shahih, ditambah lagi satu ayat terkadang
mempunyai dua atau lebih riwayat (Asbabun Nuzul).

4. Faedah Mengetahui Asbabun Nuzul


Mengetahui sebab – sebab turunnya ayat itu ada kegunaannya
diantaranya ialah :
a. Menerangkan hikmah yang dikaitkan kepada tasyri‟ hukum dari
hukum – hukum.

10
b. Mentakhsinkan hukum, sekalipun dengan sighat umum. Pengajaran
yang diambil dengan mengkhususkan sebab, bukan dengan umurnya
lafadz. Orang mencontohkan dengan firman Allah yang berbunyi :
Artinya : Janganlah sekali – kali kamu menyangka orang – orang yang
gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan, dan mereka suka
supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan.
Janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa dan bagi
mereka siksaan yang pedih. ( QS. Ali – Imran (3) : 188 ).
c. Apabila ada lafadz yang diturunkan itu berbentuk a‟m ( umum ) dan
ada dalil yang mentakhsinkannya, maka dalam hal ini orang cukup
mentakhsinkan terhadap apa yang selain dari digambarkan itu, dan
tidak sah mengeluarkannya. Karena memasukkan sebab pada lafaz a‟m
adalah qathi‟ ( pasti ). Tidak boleh mengeluarkannya dengan ijtihad,
karena ijtihad ini dzanniy. Sebagai contoh firman Allah yang berbunyi
:
Artinya :
(23) Sungguh, orang – orang yang menuduh perempuan – perempuan
baik, yang lengah dan beriman ( dengan tuduhan berzina ), mereka
dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang
besar.
(24) Pada hari, ( ketika ) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi
atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
(25) Pada hari itu Allah menyempurnakan balasan yang sebenarnya
bagi mereka, dan mereka tahu bahwa Allah Maha Benar, Maha
Bijaksana.
( QS. An – Nur (24) : 23 – 25 )
d. Mengetahui sebab turun Al – Qur‟an yang merupakan jalan yang
terbaik untuk memahami arti – arti Al – Qur‟an.

11
Artinya : Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi‟ar
( agama ) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau
berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‟i antara keduanya.
Dan barangsiapa dengan kerelaaan hati mengerjakan kebajikan, maka
Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui. ( QS. Al Baqarah (2) :
158 )
e. Menjelaskan sebab turunnnya Al – Qur‟an yang dipikulkan kepada
lainnya dengan membuang permusuhan dan penganiayaan seperti
contoh
Artinya : Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Ah.”
Apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku akan
dibangkitkan ( dari kubur ), padahal beberapa umat sebelumku telah
berlalu ? Lalu kedua orang tuanya itu memohon pertolongan kepada
Allah ( seraya berkata ), “Celaka kamu, berimanlah ! Sungguh, janji
Allah itu benar.” Lalu dia ( anak itu ) berkata, “Ini hanyalah dongeng
orang – orang dahulu.” ( QS. Al – Ahqaf (46) : 17 ).

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian Asbabun Nuzul.
Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “Asbaba” dan
“Nazala”, kata “Asbaba” merupakan jama‟ dari kata “Sababa” yang
berarti sebab, maka “Asbaba” mempunyai arti sebab-sebab. Sedangkan
kata “an-Nuzul” berasal dari kata “Nazala” yang berarti turun. secara
Etimologi, asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab yang melatar belakangi
terjadinya sesuatu.
2. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.
Asbabun Nuzul tidak bisa diketahui semata-mata dengan akal (rasio),
tidak lain mengetahuinya harus berdasarkan riwayat yang shahih dan
didengar langsung dari orang-orang yang mengetahui turunnya Al-Qur‟an,
atau dari orang-orang yang memahami Asbabun Nuzul, lalu mereka
menelitinya dengan cermat, baik dari kalangan sahabat, tabi‟in atau
lainnya dengan catatan pengetahuan mereka diperoleh dari ulama-ulama
yang dapat dipercaya.
3. Sebab-Sebab Turunnya Ayat.
-Asbabun Nuzul yang berupa peristiwa itu sendiri terbagi menjadi 3
macam:
a. Peristiwa berupa pertengkaran.
b. Peristiwa berupa kesalahan yang serius.
c. Peristiwa karena suatu hasrat atau cita-cita
-Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam,
yaitu:

13
a. Pertanyaan tentang masa lalu
b. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang
berlangsung pada waktu itu
c. Pertanyaan tentang masa yang akan dating
4. Beberapa pandangan Ulama tentang Asbabun Nuzul.
Para ulama tidak sepakat mengenai Asbabun Nuzul. Mayoritas ulama
tidak memberikan keistemewaan khusus kepada ayat-ayatyang
mempunyai riwayat Asbabun Nuzul, karena yang terpenting bagi mereka
apa yang tertera didalam redaksi ayat. Jumhur ulama kemudian
menetapkan suatu kaidah yaitu:” yang dijadikan pegangan iala keumuman
lafal, bukan kekhususan sebab”.

B. SARAN
Dengan makalah yang kami kerjakan ini, semoga bisa bermanfaat bagi
yang membacanya dan bisa dipahami oleh pembaca. Dan apabila kami dalam
menulis atau menyusun makalah ini banyak kekurangan, kami selaku penulis
atau perancang makalah mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritikan
dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah kami.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Abu.2009. Ulumul Qur‟an. Pekan Baru: Amzah

Muhammad al-Aruzi Abd Qodir, Masalah Takhsish al-Am bi al-Sabab,(t.p.;Jamiah


Umm Al-Qur‟an,1983).

Sukardi K.D.2002.Belajar mudah „ulum Al-Qur‟an.Jakarta:PT.Lentera Basritama.

http://ririnmuktamirohfaiunisda.blogspot.com/2015/10/makalah-ulumul-quran-
asbabun-nuzul.html

https://www.academia.edu/29059281/pembahasan_makalah_ulumul_qur_an_ba
b_asbabun_nuzul

15

Anda mungkin juga menyukai