Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Anggi Yulianty s

NIM : 4001200003

Peminatan : MPK

Mata Kuliah Manajemen Resiko

KOMUNIKASI DAN KONSULTASI

Tujuan Komunikasi dan Konsultasi adalah untuk membantu stakeholders dalam memahami
risiko, sebagai hal yang mendasari pengambilan keputusan dan alas an mengapa tindakan-
tindakan tertentu dilakukan. Komunikasi dilakukan untuk membangun pemahaman terhadap
resiko.

tindakan untuk mengelolanya. Bentuk komunikasi dan konsultasi dapat berupa:

 Rapat berkala
 Rapat insidental -seminar/ sosialisasi/ workshop, atau
 Forum pengelola risiko

Metode Matriks Penugasan tanggung Jawab / Responsibility Assignment Matrix (RAM) atau
dikenal sebgai Matriks RACI ,Metode ini dapat membantu mengidentifikasi para pihak yang
terkait dengan pelaksanaan proses manajemen risiko .Metode ini terbagi menjadi 4 peran ,
yaitu:

 Responsibility (R)
 Accountable (A)
 Consulted / Contributed (C)
 Informed (I)

Setelah mengetahui peran dari masing-masing pihak dalam proses Manajemen Risiko, maka
dapat ditentukan informasi apa yang perlu disampaikan, metode komunikasi dan konsultasi
yang tepat, siapa yang melakukan .

Membuat Rencana Komunikasi dan Konsultasi

 Langkah Pertama : Identifikasi dan memahami stakeholders


 Langkah kedua :Tentukan Jenis dan Metode Komunikasi dan Konsultasi § Setelah
para pihak yang terlibat dapat diidentifikasi lengkap dengan peran masing- masing,
maka ekspektasi dan kebutuhan informasi mereka perlu ditentukan. § Apakah yang
perlu diketahui oleh para pihak yang terlibat, agar mereka dapat memahami dan
berpartisipasi dalam proses manajemen risiko yang dilaksanakan. Metode apa saja
yang di gunanakan , serta cara tukar menukar informasi tentang pelaksanaan proses
manajemen resiko nya .
 Langkah Ketiga : Menyamakan Bahasa . Umumnya , para pihak yang terlibat dalam
proses manajemen telah memiliki pemahaman masing-masing terkait risiko dan
pengelolaannya. § Karena itu , dalam rencana komunikasi dan konsultasi , perlu
ditetapkan definisi istilah - istilah khusus untuk mengatasi terjadinya mis komunikasi.
 Langkah Keempat : Tentukan output yang spesifik dalam berkomunikasi dan
berkonsultasi § Komunikasi dengan stakeholders dapat digunakan untuk
meningkatkan kesadaran dan persepsi tentang setiap tahap proses manajemen risiko.
Membangun hubungan kerja sama berkelanjutan berdasarkan Kesepakatan Bersama
(stakeholder engagement) dapat menjadi suatu pendekatan yang efektif untuk
melibatkan para pihak terkait dalam proses manajemen risiko.
 Langkah Kelima : Tentukan Frekuensi Komunikasi dan Konsultasi Terhadap masing-
masing pihak yang terlibat dalam proses manajemen risiko, frekuensi komunikasi
yang tepat dapat ditentukan, bergantung pada sifat masing- masing tahap dalam
proses manajemen risiko dan tujuan berkomunikasi dan berkonsultasi.
 Langkah Keenam: Tetapkan Pelaksana Komunikasi dan Konsultasi Terhadap setiap
pihak yang terlibat dalam proses manajemen risiko, perlu ditetapkan pelaksana yang
tepat untuk melaksanakan komunikasi dan konsultasi secara tepat waktu, tepat sasaran
dan tepat guna.

Anda mungkin juga menyukai