KAK Dan RKS Segmen 2 Lansekap Bajo
KAK Dan RKS Segmen 2 Lansekap Bajo
1. URAIAN PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Secara Geografis kawasan Labuan Bajo merupakan sentra titik pertumbuhan sektor pariwisata di wilayah
Nusa Tenggara Timur yang sejak dulu telah menjadi batu permata dalam kepariwisataan nasional.
Kawasan Labuan bajo merupakan wilayah yang sangat penting dalam konstelasi pariwisata di Indonesia
Timur. Kawasan ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan telah mendapatkan pengakuan dunia
atas spesies hewan komodonya yang menjadi hewan khas daerah tersebut. Pembangunan kawasan ini
akan memicu peningkatan kepariwisataan baik lokal maupun nasional.
Dalam kerangka pengembangan kawasan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata sekaligus sebagai
kawasan pendukung pariwisata, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan dan kendala, antara lain:
titik-titik destinasi wisata belum terkoneksi secara optimal, baik dari segi aksesibilitas maupun aspek
kenyamanan dan estetika, ruas-ruas jalan yang ada pada kawasan tersebut belum tertata dengan
optimal dari segi lansekap sehingga dapat ditingkatkan kembali nilai estetis dan kenyamanan bagi
penggunanya, beberapa ruas jalan memiliki keterbatasan ruang untuk area hijaunya sehingga minim
sekali area untuk penanaman tanaman, area akses Bandara Komodo yang berperan sebagai gerbang
depan kawasan tersebut, belum tertata secara optimal secara lansekap dan dapat ditingkatkan baik
secara aspek estetik dan kenyamanan penggunanya
Pengembangan sektor pariwisata, sebagaimana ditegaskan dalam pidato kenegaraaan Presiden
Republik Indonesia, telah ditetapkan sebagai sektor strategis yang akan menjadi penyumbang devisa
terbesar yang akan menopang pembangunan nasional dan daerah. Oleh karena itu, pembangunan
destinasi baru atau revitalisasi terhadap destinasi pariwisata yang ada mendesak dilakukan untuk
mengelola potensi yang dimiliki daerah.
Pemerintah Indonesia sedang mendorong percepatan pembangunan sektor pariwisata di empat destinasi
super prioritas. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Labuan Bajo merupakan bagian dari 4 destinasi
super prioritas yang terus dikembangan sebagai destinasi “Beyond Bali”. Wakil Presiden Republik
Indonesia juga menegaskan bahwa pengembangan sektor pariwisata sangat penting, karena memiliki
potensi penyumbangan devisa nomor satu di Indonesia. Khususnya pengembangan untuk 4 Destinasi
Super Prioritas tersebut.
Pengembangan Kawasan Labuan Bajo dengan potensi dan posisi strategis, akan memberikan kontribusi
yang signifikan ke depannya untuk pengembangan wilayah maupun mendukung pengembangan
kepariwisataan regional. Mempertimbangkan peran penting kawasan tersebut dalam kepariwisataan lokal
hingga skala nasional, maka perlu disiapkan gagasan untuk mengembangkan dan membangun fasilitas
dan sarana prasarana pendukung yang diperlukan untuk meningkatkan keunggulan banding dan
keunggulan saing Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo secara keseluruhan sebagai destinasi
pariwisata bertandar internasional. Melalui kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo
perlu dilakukan sebagai upaya penataan dan peningkatan kualitas Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional Labuan Bajo secara keseluruhan.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi pelaksana konstruksi yang memuat masukan,
azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam
petaksanaan tugas konstruksi.
Dengan penugasan ini diharapkan pelaksana konstruksi dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai KAK ini.
1.3. SASARAN
a) Penyelesaian pekerjaan tepat waktu,
b) Biaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai anggaran, dan
c) Terwujudnya bangunan yang memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu dan biaya.
1.4. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo di Kecamatan Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur.
1.5. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo adalah APBN murni
yang dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah III Provinsi
Nusa Tenggara Timur dengan nilai sebesar Rp 30.000.000.000 (Tiga Puluh Milyar Rupiah).
1.6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nama PPK : Pengembangan Kawasan Permukiman
Satuan Kerja : Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah III Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. DATA PENUNJANG
2.1. DASAR HUKUM
a) UU No 10/2009 tentang Kepariwisataan;
b) UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang;
c) PP No 26/2008 tentang RTRWN;
d) PP No 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Th. 2010-2015;
e) Perpres 64/2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggara Kepariwisataan ;
f) Perpres No 18/2020 tentang RPJMN 2020-2024;
g) Perpres No 109/2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;
2.2. SYARAT KUALIFIKASI
Penyedia jasa harus memiliki tanda bukti pengakuan terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas kemampuan
badan usaha Jasa Konstruksi yang dibuktikan dengan Sertifikat Badan Usaha (SBU) sebagai berikut ;
No. Klasifikasi Kode Sub Klasifikasi
1. Bidang Jasa Pelaksana SP015 Pekerjaan Lansekap/Pertamanan
Spesialis
3. RUANG LINGKUP
3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan dan SMK3;
2. Pekerjaan Ruas 5 Simpang Perundi – Simpang Yos Adu;
3. Pekerjaan Ruas 6 Jalan Van Baekhum;
4. Pekerjaan Ruas 7 Simpang Komodo – Simpang Pede;
5. Pekerjaan Ruas 8 Jalan Waemata;
6. Pekerjaan Ruas 9 Jalan Frans Sales Lega- Patung Caci;
7. Pekerjaan Area 5 RTH Lahan Kantor Dinas PUPR;
8. Pekerjaan Area 6 RTH Simpang Pede – Simpang Komodo;
9. Pekerjaan Area 1 Akes Batu Cermin;
10. Pekerjaan Area 2 Batu Cermin;
3.2. KELUARAN
1. Keluaran kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo meliputi:
a. Pekerjaan Persiapan dan SMK3;
b. Pekerjaan Ruas 5 Simpang Perundi – Simpang Yos Adu;
c. Pekerjaan Ruas 6 Jalan Van Baekhum;
d. Pekerjaan Ruas 7 Simpang Komodo – Simpang Pede;
e. Pekerjaan Ruas 8 Jalan Waemata;
f. Pekerjaan Ruas 9 Jalan Frans Sales Lega- Patung Caci;
g. Pekerjaan Area 5 RTH Lahan Kantor Dinas PUPR;
h. Pekerjaan Area 6 RTH Simpang Pede – Simpang Komodo;
i. Pekerjaan Area 1 Akes Batu Cermin;
j. Pekerjaan Area 2 Batu Cermin;
2. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan, harian, mingguan, bulanan, dan akhir kegiatan,
3. Membuat backup kualitas dan kuantitas terlaksana harian, mingguan, bulanan, dan akhir kegiatan,
4. Gambar Shop Drawing dan As Built Drawing,
5. Dokumentasi 0%-25%-50%-75%-100%,
6. Video dokumentasi dari udara,
7. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan beserta dokumentasinya.
3.3. PERALATAN, MATERIAL, PERSONEL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pejabat Pembuat Komitmen menunjuk Direksi Teknis/ Lapangan sebagai pengawas lapangan pekerjaan
Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo.
3.4. PERALATAN, MATERIAL DAN KESEDIAAN NURSERY DARI PENYEDIA
Penyedia jasa berkewajiban menyediakan peralatan kerja dan material konstruksi sesuai dengan Analisa
Harga Satuan Pekerjaan mulai dari persiapan hingga akhir pelaksanaan kegiatan Penataan Lansekap
Segmen 2 KSPN Labuan Bajo Kebutuhan alat berat yang harus disediakan penyedia jasa adalah
sebagai berikut;
Dalam pembentukan personel, penyedia jasa wajib melampirkan dokumen kepada Pejabat Pembuat
Komitmen yang meliputi :
1. Daftar riwayat hidup/ pengalaman kerja professional setiap personil,
2. Scan Ijazah,
3. Scan SKA tenaga ahli,
4. Scan KTP,
5. Scan NPWP dan bukti setor pajak (untuk yang memiliki SKA),
6. Melampirkan referensi/ surat keterangan bekerja pada instansi/ lembaga pemberi kerja.
Tugas dan tanggung jawab personel yang terlibat dalam Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan
Bajo adalah sebagai berikut;
4. LAPORAN
4.1. RENCANA MUTU KONTRAK
Rencana Mutu Kontrak ini memuat tentang lingkup prosedur jaminan mutu dan tujuan mutu kontrak
dalam proses pelaksanaan untuk menjadi pedoman proses pengendalian pelaksanaan pekerjaan.
Selambat-lambatnya dikumpulkan 7 (tujuh) hari setelah rapat pendahuluan (PCM), dalam bentuk
dokumen sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4.2. LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan berisi persiapan pekerjaan, metodologi pelaksanaan, rencana kerja dan jadwal
pelaksanaan, alat berat(equipment), dan personil. Dikumpulkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah
Rapat Pendahuluan/ PCM.
4.3. LAPORAN MINGGUAN
Laporan mingguan memuat capaian kemajuan pekerjaan harian dan dokumentasinya dalam 7 (tujuh) hari
kalender. Diserahkan selambat-lambatnya awal minggu berikutnya dalam bentuk digital (soft file) dan
dokumen (hard file) sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4.4. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan memuat capaian kemajuan pekerjaan dokumentasinya dalam 30 (tiga puluh) hari
kalender. Diserahkan selambat-lambatnya awal bulan berikutnya dalam bentuk digital (soft file) dan
dokumen (hard file) sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4.5. LAPORAN AKHIR
Laporan akhir merupakan laporan pekerjaan 100% di akhir pelaksanaan kegiatan konstruksi, memuat
realisasi capaian akhir pekerjaan dan dokumentasi pekerjaan. Diserahkan selambat-lambatnya sebelum
serah terima pertama, dalam bentuk digital (soft file) dan dokumen (hard file).
4.6. ALBUM GAMBAR DOKUMENTASI
Album gambar ini memuat foto-foto dokumentasi capaian pekerjaan dan pelaksanaan kegiatan
manajemen konstruksi selama kegiatan berlangsung. Album ini diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima)
hari sebelum serah terima pertama (PHO), dalam format A3 sebanyak 5 (lima) eksemplar.
5. HAL-HAL LAIN
5.1. PRODUK DALAM NEGERI
Penyedia jasa berkewajiban menghitung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang dipakai dalam
kegiatan Kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo, dan disampaikan pada awal
kegiatan dengan menggunakan harga penawaran. Sebagai acuan dalam menghitung nilai TKDN adalah
Permen Perindustrian No. 16 Tahun 2011 atau peraturan terbaru sebagai penggantinya.
5.2. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DI LAPANGAN
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang sudah disepakati pada Pre Construction
Meeting (PCM) dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan Direksi Teknis/ Lapangan.
5.3. PENYERAHAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN
Pada akhir kegiatan Penyedia jasa berkewajiban menyerahkan laporan keseluruhan dalam bentuk
dokumen dan soft file yang diberikan dalam 1 (satu) buah Hard Drive/ Hard Disk/ Solid State Drive.
Dibuat Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan Kawasan Permukiman
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Wilayah III Provinsi Nusa Tenggara Timur
Chairullah, ST.
NIP. 198705182010121005
PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBERI TUGAS :
TAHUN ANGGARAN
2021
PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
BAB 1 UMUM
Gambar rencana yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Cipta Karya, tidak dimaksudkan untuk menunjukan seluruh jenis
pekerjaan secara rinci, oleh karenanya Penyedia Barang/ Jasa dengan persetujuan
Pengawas Teknis/ Direksi diharapkan untuk membuat gambar-gambar detail yang
diperlukan dan atau gambar perubahan rencana akibat kondisi lapangan.
Dalam keadaan apapun Penyedia Barang/ Jasa tidak dibenarkan untuk memulai
melaksanakan pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat
persetujuan Pemberi tugas/ Direksi, Pemberitahuan akan mulai kerja harus
disampaikan dengan jelas dan lengkap meliputi Jangka Waktu Pelaksanaan, Jadwal
Pelaksanaan, Metode Kerja dan Susunan Organisasi Pelaksanaan Proyek (untuk
jadwal pelaksanaan dilengkapi dengan Kurva S).
Bila Penyedia Barang/ Jasa tidak berada ditempat kerja dimana Pengawas Teknis/
Direksi bermaksud memberikan petunjuk-petunjuk teknis, maka Pelaksana atau
Wakilnya yang ditunjuk oleh Penyedia Barang/ Jasa harus mengikuti dan
melaksanakan petunjuk-petunjuk yang diberikan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan secara lengkap dalam satu set gambar,
sebagai gambar yang sesuai pelaksanaan (As Built Drawing).
b. Tujuan utama dari spesifikasi teknis ini adalah untuk menjamin pengadaan dan
penanaman tanaman dengan kualitas terbaik yang diinginkan di proyek ini
d. Subtitusi
a. Apabila tanaman yang sesuai dengan spesifikasi tidak dapat diperoleh,
memasukkan permohonan subtitusi kepada wakil pemberi tugas dalam
jangka waktu maksimum 1 bulan setelah kontrak. Permohonan ini dapat
berisi tanaman dengan ukuran yang berbeda dari spesies yang sama atau
spesies tanaman yang serupa dengan pengajuan penyesuaian harga dari
harga kontrak untuk setiap itemnya.
b. Subtitusi jenis tanaman tidak akan diijinkan kecuali dengan ijin tertulis dari
wakil pemberi tugas
e. Jadwal konstruksi
Setelah penunjukkan, memasukkan jadwal penanaman ke wakil pemberi tugas yang
yang menunjukkan waktu kerja, perkiraan selesai, jumlah hari kerja, dan kebutuhan-
kebutuhan koordinasi khusus.
A. Pertemuan lapangan
Sebelum memulai pekerjaan, adakan pertemuan dengan wakil pemberi tugas
dan pihak-pihak terkait di lapangan untuk meninjau pekerjaan-pekerjaan
dalam bagian ini. Undangan tertulis untuk pertemuan ini minimum 1 minggu
sebelum rencana pertemuan
C. Jalan Masuk
Bila diperlukan skontraktor lansekap perlu menyediakan jalan masuk ke area
kerja dan menarik atau memperbaikinya kembali sesuai kondisi semula.
Kontraktor lansekap perlu untuk mengetahui kesulitan-kesulitan untuk akses
ke area kerja dan telah mempertimbangkannya dalam biaya penawaran awal.
Dalam hal ini kontraktor juga harus mempertimbangkan teknis mobilisasi
material ke lantai tingkat tinggi beserta biaya-biaya yang mempengaruhinya.
E. Pembersihan
Menjaga agar area kerja bersih, rapi dan teratur selalu dalam periode kontrak.
Membersihkan semua area konstruksi pada akhir hari kerja.
G. Tenaga Kerja
Peyedia wajib menyediaan tenaga kerja lokal / melibatkan tenaga dari
masyarakat setempat dalam melakukan proses konstruksi pekerjaan lanskap
jalan
A. Umum
Menjaga agar semua jenis tanaman yang ada dilapangan dalam kondisi sehat
bertumbuh dan berpenampilan baik.
B. Jangka Waktu
Perawatan dilakukan selama jangka waktu sesuai dengan yang ditentukan di
dalam kontrak dan akan dimulai sejak saat berita acara serah terima
penyelesaian pertama tahap pekerjaan sampai dengan inspeksi akhir.
Perawatan tanaman selama masa penanaman tidak dapat diperhitungkan
sebagai jangka waktu formal masa perawatan
C. Material tanaman
1. Tanaman yang dinilai dalam kondisi :
- Mati atau tampak tidak akan bertahan
- Salah penanaman atau
- Cacat, berpenyakit dan tidak sehat
Wajib diganti secepatnya dengan tanaman dari spesies dan ukuran yang
sama dari tanaman yang sebelumnya ditanam.
Apabila dalam saat inspeksi tersebut, wakil pemberi tugas berpendapat ada
sebagian pekerjaan belum dapat diterima, akan diberikan defect checklist
kepada kontraktor lansekap yang harus diselesaikan dalam waktu yang
ditentukan. Apabila pekerjaan perbaikan tidak juga dilakukan dalam waktu
yang telah disetujui. Owner berhak untuk menunjuk kontraktor lansekap lain
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan beban biaya diambil dari
kontrak kontraktor sebelumnya.
BAB 5 GARANSI
1. Material tanaman
• Semua material tanaman yang diadakan dan ditanam harus diberikan
garansi terhadap kesalahan penanaman, cacat, kondisi tidak sehat atau
berpenyakit sesuai dengan jangka waktu 6 bulan sejak penyelesaian
pekerjaan.
• Setelah menerima pemberitahuan dari wakil pemberi tugas mengenai
penolakan jenis tanaman pada saat masa perawatan yang dikarenakan
karena kematian, sakit, cacat atau pola pertumbuhan yang cacat,
kontraktor wajib segera mengganti tanaman sesuai spesies yang sama
dengan yang ditanam sebelumnya. Ukuran tanaman harus sesuai
dengan ukuran tanaman yang seharusnya tumbuh sejak awal masa
penanaman, penanaman harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
• Waktu tanaman diganti, memberikan informasi kepada wakil pemberi
tugas mengenai cara perawatan yang harus dilakukan. Apabila informasi
ini tidak diberikan kontraktor akan bertanggung jawab apabila tanaman
yang diganti mati.
• Kontraktor lansekap tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
kehilangan material tanaman yang terjadi karena bencana alam atau
kondisi force majeure
2. Garansi khusus
• Semua tanaman yang tercakup dalam bagian ini harus digaransi sesuai
dengan jenis tanaman, varietas, warna bunga sesuai dengan spesifikasi
dalam masa 6 bulan setelah penyelesaian pekerjaan
• Apabila setelah penyelesaian proyek ada jenis tanaman yang ditemukan
berbeda dengan spesifikasi baik warna bunga atau Jenis tanaman yang
pada saat sebelumnya belum dapat ditentukan, kontraktor wajib
mengganti tanaman tersebut. Ukuran tanaman wajib seukuran dengan
ukuran tanaman saat dibongkar dan tanaman baru harus dengan
spesifikasi yang disetujui oleh wakil pemberi tugas.
• Semua pekerjaan yang diminta harus diselesaikan dalam waktu 15 hari
dan apabila tidak dilakukan pemberi tugas berhak untuk menunjuk
kontraktor lain dengan beban biaya kontraktor lansekap
3. Pertanggung jawaban
Pertanggung jawaban atas garansi harus termasuk dengan perbaikan dari
kerusakan yang terjadi yang dikarenakan pekerjaan lansekap yang dilakukan
pada bagian ini.
BAB 6 PRODUK
1. Media tanam
a. Tanah sortiran
Tanah yang subur, natural dan bersih dari batu-batuan, gulma, dan akar-
akar. Sediakan hasil tes analisis tanah untuk approval dari wakil pemberi
tugas yang berisikan nilai keasaman (PH), tekstur, kandungan nitrogen,
fosfor, potassium, magnesium dan kandungan organic.
b. Catatan : Kualitas campuran tanah
- Jangan menggunakan tanah galian yang mengandung tanah liat sebagai
bagian dari campuran tanah. Buangan tanah dilakukan di tempat yang
telah dikoordinasikan dengan kontraktor utama
- Tanah harus bersih dari tanah liat atau pasir kasar, batu-batuan,
gumpalan-gumpalan, gulma, akar-akaran, batang-batang dan benda-
benda asing lainnya
- Komposisi dan struktur tanah harus seragam
- Semua harus dikirimkan dalam kondisi gembur dan subur
2. Pupuk
a. Kapur, gypsum, potassium, fosfor dan nitrogen sesuai dengan yang
direkomendasikan dari hasil analisis tanah, berkomposisi seragam untuk
menyesuaikan dengan kondisi tanah yang ada, dikirimkan ke lapangan
dalam dalam kondisi tertutup, berlabel, sesuai dengan standar peraturan
yang berlaku dan nama pabrik dan produksi tertulis
b. Tablet : Agriform 21 gram tablet atau setara
c. Pupuk kandang : Pembusukan sudah sempurna dan tidak berbau
b. Penamaan
Penamaan tanaman sesuai dengan penamaan nama latin yang berlaku
dan atau seusai yang dimengerti oleh petani dan pembibitan lokal.
Apabila ada perbedaan pengertian mengenai jenis tanaman yang
dimaksud, keputusan wakil pemberi tugas menjadi putusan akhir.
c. Persyaratan
- Semua pohon, semak, tanaman perambat dan penutup tanah harus
mempunyai kecenderungan pertumbuhan yang baik dan sehat, bebas
dari hama dan penyakit tanaman
- Ukuran minimum yang dapat diterima dari tanaman yang sudah
dipangkas harus sesuai dengan ukuran yang tertulis pada daftar
tanaman.
- Pengukuran diameter tanaman dengan diameter lebih dari 10cm harus
dilakukan pada batang di atas posisi 1 meter dari permukaan tanah.
- Tanaman yang dapat memenuhi ukuran yang diminta, tetapi tidak
memiliki bentuk yang normal dan seimbang antara ketinggian dan lebar
kanopi akan ditolak
- Pohon dan semak yang ukurannya lebih besar daripada yang diminta
boleh dipergunakan, namun tidak dapat dijadikan dasar untuk perubahan
harga kontrak lansekap kecuali ada persetujuan tertulis dari pemberi
tugas. Ketinggian tidak dapat dijadikan alasan sebagai pengganti ukuran
lain yang sudah seimbang.
- Pohon dan semak tampungan harus sesuai dengan ukuran bola akar
yang ditentukan dalam gambar dan/atau spesifikasi dan harus memiliki
akar yang cukup kuat untuk menahan bentukbola akar setelah ditarik
keluar dari tampungan.
- Untuk jenis tanaman dan palem bongkaran wajib memiliki bola akar yang
cukup untuk mendukung pemulihan tanaman setelah transplantasi.
Palem dan pohon yang mempunyai bola akar terlalu kecil atau tidak
memadai akan ditolak. Di dalam setiap kasus, keputusan wakil pemberi
tugas adalah final.
- Pohon atau semak apapun yang mempunyai ukuran batang terlalu kecil
bahkan untuk menahan berat bebannya sendiri sewaktu ditanam akan
ditolak
- Bentuk tanaman harus tegak, dalam bentuk seragam tanpa cacat,
bengkok, atau percabangan yang tidak wajar, kecuali apabila memang
tertulis dalam spesifikasi atau disetujui terlebih dahulu oleh wakil pemberi
tugas / konsultan lansekap. Pohon dengan cacat segar pada kulit pohon
lebih besar dari 12mm akan ditolak
- Potongan rumput atau suwiran minimum memiliki diameter 10 cm,
dipotong dengan bentuk yang rapi dan 75% dari akarnya masih utuh.
6. Penyiraman
Kontraktor lansekap bertanggung jawab untuk menyediakan selang dari
sumber-sumber air untuk kebutuhan penyiraman tanaman selama masa
perawatan
7. Material-material lainnya
a. Kontraktor lansekap harus memperhitungkan biaya dari material-material
sebagai berikut dalam Bill of Quantity
- Steger bambu dan tali ijuk untuk penahan pohon ketika tahap penanaman
- Selang dan alat-alat untuk perawatan tanaman
- Pita penanda surveyor dengan warna cerah minimum 50 cm, dengan
warna yang sama untuk keseluruhan proyek
o Rak Sepeda
Dimensi: 2.15 x 0.2 m Tinggi 1.3 m
Bahan Dasar : Besi Hollow dan Pipa Besi
Finishing : Panel dan Cat Besi
Keamanan : Rak Sepeda harus dipasangkan ke
permukaan di bawahnya dengan menggunakan dynabolt
yang tidak terlihat secara langsung oleh pandangan mata
o Signage (You Are Here Map)
Dimensi: Sesuai gambar
Bahan Dasar : Rangka dasar besi hollow
Finishing : Cutting panel dan Powder Coating
Keamanan : Signage harus dipasangkan ke permukaan
di bawahnya dengan menggunakan dynabolt yang tidak
terlihat secara langsung oleh pandangan mata
H. Pelaksanaan pemangkasan
a. Pemangkasan dan pembuangan dari bagian manapun
tanaman harus menggunakan peralatan yang tajam dan
sesuai dengan peruntukannya. Permukaan dari setiap
peralatan yang digunakan pada tanaman yang dicurigai
berpenyakit harus disterilisasi.
b. Potongan harus dilakukan pada bagian hidup tanaman.
Potongan harus rata tanpa bagian bergerigi atau tepian
yang kasar. Setiap potongan yang lebih dari 25 cm persegi
harus diberi fungisida atau sealant
c. Pemilihan potongan harus dipertimbangkan hati-hati
sesuai dengan pola pertumbuhan natural dari cabang
tanaman. Cabang harus dipotong pada bagian leher pada
dasar cabang.
d. Pemangakasan dilakukan pada :
i. Batang yang mati atau berpenyakit
ii. Batang yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan
iii. Sampah
iv. Perambat yang mati atau berpenyakit
v. Perpihan bentuk tanaman atau palem
L. Perawatan
a. Perawatan harus termasuk, tetapi tidak dibatasi pada hal-
hal sebagai berikut :
- Melindungi setiap area yang dilalui lalu lintas dengan
memberikan pelindung setelah penanaman
- Menyirami area penanaman sesuai dengan kebutuhan
untuk memastikan area penanaman lembab tetapi tidak
jenuh
berlebihan. Mengatur pengairan sesuai dengan kebutuhan
tanpa menimbulkan longsor
- Memupuk sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan
rekomendasi dari produsen pupuk. Hati-hati dalam
pemupukan supaya tanaman tidak gosong
- Menjaga area penanaman dari gulma atau alang-alang
melalui penyiangan sesuai kebutuhan. Gulma harus
dicabut dengan akar-akarnya. Buang gulma di tempat
yang tepat.
- Awasi tanaman dari kerusakan akibat dari serangga dan
lakukan perawatan langsung setelah diketahui
- Membuang bagian yang berpenyakit dari tanaman
- Tanaman yang mati ataupun dalam kondisi tidak mampu
bertahan hidup lagi harus langsung dibuang dan diganti
dengan jenis dan ukuran yang sama dengan tanaman saat
dibuang.
- Menjaga agar semua perancah dalam kondisi kokoh dan
kuat
- Apabila tampak bahwa area rumput atau penutup tanah
tidak dalam kondisi sehat, bergelombang ataupun ditanam
secara tidak benar langsung diganti dengan jenis dan
jumlah tanaman yang sama
- Pangkas semak dan pohon sesuai dengan arahan dari
wakil pemberi tugas untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan
- Membuat catatan absensi yang berisi :
i. Jumlah tenaga kerja
ii. Pekerjaan yang dilakukan
iii. Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan
iv. Pengairan
Selama masa perawatan. Catatan siap dilaporkan
pada wakil pemberi tugas apabila diminta
b. Jadwal perawatan
- Penyiraman
Untuk melakukan pengawasan pada tanaman dan
menyirami seperlunya supaya media tanam tidak kering
yang dilakukan setidaknya 2 kali dalam sehari di pagi dan
sore hari pada pukul 07-.00 – 08.00 dipagi hari dan pukul
16.30-17.30 di sore hari.
- Pembersihan gulma setiap 1 minggu sekali
- Penggemburan tanah dan penjagaan tepian tanaman
setiap bulan
- Pemupukan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan
setiap jenis tanaman.Lakukan pemupukan juga pada
tanaman yang tampak mengalami defisiensi nutrisi
- Penyemprotan hama dan penyakit setiap bulan atau
sesuai dengan kebutuhan apabila muncul hama dan
penyakit
- Pemangkasan semak setiap bulan atau sesuai dengan
kebutuhan
- Perbaikan bentuk semak sesuai dengan kebutuhan
- Perbaikan perancah sesuai dengan kebutuhan
a. Lingkup Pekerjaan
2. Pek. Rabat beton finishing batu koral sikat atau sesuai dengan gambar
perencanaan dan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Semen
a. Persyaratan Umum
• Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK,
dan TIGA RODA serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu
merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
b. Pemeriksaan
c. Tempat Penyimpanan
f. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila
diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan berikutnya.
3. Bahan Pasir
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir
alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan MK/Direksi.
d. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi
yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
Saringan no. di
Persentase satuan timbangan tertinggal
saringan
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3–7
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
b. Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian- bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali,
bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah
yang merugikan.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
c. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat dengan semua
ketentuan ¬keten-tuan yang terdapat di NI-2 PBI-l971.
5. Bahan Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi /mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation
A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
a. Ketentuan Umum
c. Lingkup Pekerjaan
1. Semen
a) Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
b) Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang
menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan
“Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
c) Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang
baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal,
sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air / lembab tidak
diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek.
d) Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan dari proyek.
2. Agregat Kasar
a) Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
spesifikasi sesuai menurut ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar
2.5 cm.
b) Agregat harus keras, tidak berpori dan berbentuk. Bila ada butir yang
pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% Cdari volume dan tidak boleh
mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat
menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
c) Bahan harus zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut :
3. Agregat Halus
Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari
pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat
alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang
merusak beton.
4. Cetakan Beton
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 15
mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan – ketentuan
yang tersebut dalam PBI-2 1971. Sesuai dengan elevasi dan ukuran-
ukuran yang termuat dalam gambar Rencana.
d. Mutu Beton
1. Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan karakteristik Sbk = 350 kg/cm2.
2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasakan pengujian
dengan standar ASTM C - 143 adalah sebgai berikut :
3. Bila tidak digunakan alat vibrator dengan frekuensi getaran tinggi, maka
harga tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50% dengan catatan tidak
melebihi 150 mm.
e. Percobaan Pendahuluan
1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor harus
mengadakan percobaan-percobaan di Laboratorium yang
“Independent” yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, sebagai persiapan
dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu
perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
2. Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor
harus mengadakan percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan
mutu beton yang diperlukan.
3. Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus
mengikuti ketentuan- ketentuan dalam PBI NI-2 1991.
4. Bila hasil percobaan dilaboratorium dan slump test belum menunjukkan
mutu yang sesuai dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak
boleh dilaksanakan.
5. Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil
percobaan di laboratorium.
h. Acuan/Cetakan Beton
1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-
batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor
dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat
atau kelongsoran dari penyangga.
2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan
diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal maupun vertikal.
3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian sehingga dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya
“overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi
yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku
untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya.
4. Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan
kebenaran letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang.
5. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam, kotoran, dan
diberi “Mould release agent” untuk mencegah lekatnya beton pada
cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak
dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan
tulangan.
6. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari MK,
atau jika umur beton telah melampui waktu sebagai berikut
a) Bagian sisi balok 48 jam
b) Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
c) Balok dengan beban konstruksi 21 hari
d) Pelat lantai/atap/tangga 21 hari
7. Dengan persetujuan Direksi / MK, cetakan dapat dibongkar lebih awal
apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama
dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton
pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh Direksi / MK, tidak
mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
8. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi
bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Kontraktor
wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
9. Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian-
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut
dan dibersihkan sebelum pengurukan dilakukan.
k. Baja Tulangan
1. Semua Baja Dowel yang dipakai harus bersih, dari segala macam
kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton.
Ukuran lebih kecil dari Ø13 mm menggunakan U24 Ukuran lebih
melebihi Ø 13 mm menggunakan U39
2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1991.
m. Cacat Pekerjaan
1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap bagian
pekerjaan ternyata tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan
persyaratan teknis, maka bagian tersebut harus digolongkan sebagai
cacat pekerjaan.
2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan
diganti sesuai dengan yang dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta seluruh
biaya yang timbul seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor.
n. Pengujian Beton
1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI NI-
2 1991 dalam minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam
ayat berikut.
2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang dikerjakan
dalam satu hari dengan volume sampai dengan jumlah 5 m3.
3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 3 (tiga) buah benda uji berbentuk
silinder ukuran 15 x 30 cm. Satu benda uji akan diuji pada umur 7 (tujuh)
hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada Pengawas, sedang 2 (dua)
benda uji lainnya akan diuji pada umur 28 hari. Hasil pengujian adalah
hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-
rata harus lebih dari kekuatan karakteristik 300 kg/cm2 untuk mutu beton
K-300 ; tidak boleh ada satu benda uji yang hasil pengujian kurang dari
250 kg/cm2.
4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal
dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan
keadaan sebenarnya.
o. Suhu
1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila suhu yang
di taruh berada diantara 27° dan 31° C.
2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat
mengakibatkan suhu beton melebihi 32°C, maka Kontraktor harus
mengambil langkah-Iangkah yang efektif, misalnya mendinginkan
agregat atau melakukan pengecoran pada malam hari.
a. Lingkup Pekerjaan
1. Persyaratan Bahan
a) Bentuk
- Sisi vertical harus tegak lurus dengan permukaan atas Grass Block dan
dapat saling mengunci satu sama lain dengan baik.
- Grass Block Area Parkir dan Area Tempat Parkir Lapangan Kp Ujung yaitu
Type Grass Block 4 Lubang dengan dimensi 40 x 40 cm tebal 8 cm dengan
kwalitas Lokal No.1
b) Kuat tekan.Kuat tekan rata-rata tidak boleh kurang dari 250 Kg/Cm 2 atau
minimal setara dengan K250
- Pasir extra beton adalah pasir alam bukan pasir laut dan bila terpaksa
dikehendaki harus dicampur dengan proporsi yang tepat, berbentuk tajam
dan keras serta tidak mengandung kotoran.
2. Persyaratan Pelaksanaan
- NI - 2 . NI - 3 . NI - 8
- AASHTO T – 99
3. Penelitian Kwalitas Dilapangan
4. Pelaksanaan
a) Pekerjaan lapisan pasir extra beton (sand bedding) diatas pondasi/ base
course setebal 7 cm atau sesuai gambar, dilakukan dengan hamparan
yang merata dan harus diperhatikan luas hamparan pasir harus dapat
tertutup grassblock dalam satu hari.
b) Pada saat penghamparan, sand bedding harus kering dengan kadar air
terkandung maksimum 8 %, serta harus dijaga terhadap hujan dan aliran
air sebelum pemasangan grass block dan pemadatan.
c) Pemasangan Grass Block sesuai dengan pola pada gambar, ditata rapih,
merata dengan jarak naad /joint scaping 3 - 4 mm lurus dan saling tegak
lurus pada persilangan.
f) Pemadatan tidak dilakukan bila mendekati tidak kurang dari 1,0 meter dari
bagian pemasangan Grass Block yang terbuka/ tidak terjepit Kansteen
pengunci.