Anda di halaman 1dari 50

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENATAAN LANSEKAP SEGMEN 2, KSPN LABUAN BAJO


TAHUN ANGGARAN 2021

1. URAIAN PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Secara Geografis kawasan Labuan Bajo merupakan sentra titik pertumbuhan sektor pariwisata di wilayah
Nusa Tenggara Timur yang sejak dulu telah menjadi batu permata dalam kepariwisataan nasional.
Kawasan Labuan bajo merupakan wilayah yang sangat penting dalam konstelasi pariwisata di Indonesia
Timur. Kawasan ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan telah mendapatkan pengakuan dunia
atas spesies hewan komodonya yang menjadi hewan khas daerah tersebut. Pembangunan kawasan ini
akan memicu peningkatan kepariwisataan baik lokal maupun nasional.
Dalam kerangka pengembangan kawasan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata sekaligus sebagai
kawasan pendukung pariwisata, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan dan kendala, antara lain:
titik-titik destinasi wisata belum terkoneksi secara optimal, baik dari segi aksesibilitas maupun aspek
kenyamanan dan estetika, ruas-ruas jalan yang ada pada kawasan tersebut belum tertata dengan
optimal dari segi lansekap sehingga dapat ditingkatkan kembali nilai estetis dan kenyamanan bagi
penggunanya, beberapa ruas jalan memiliki keterbatasan ruang untuk area hijaunya sehingga minim
sekali area untuk penanaman tanaman, area akses Bandara Komodo yang berperan sebagai gerbang
depan kawasan tersebut, belum tertata secara optimal secara lansekap dan dapat ditingkatkan baik
secara aspek estetik dan kenyamanan penggunanya
Pengembangan sektor pariwisata, sebagaimana ditegaskan dalam pidato kenegaraaan Presiden
Republik Indonesia, telah ditetapkan sebagai sektor strategis yang akan menjadi penyumbang devisa
terbesar yang akan menopang pembangunan nasional dan daerah. Oleh karena itu, pembangunan
destinasi baru atau revitalisasi terhadap destinasi pariwisata yang ada mendesak dilakukan untuk
mengelola potensi yang dimiliki daerah.
Pemerintah Indonesia sedang mendorong percepatan pembangunan sektor pariwisata di empat destinasi
super prioritas. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Labuan Bajo merupakan bagian dari 4 destinasi
super prioritas yang terus dikembangan sebagai destinasi “Beyond Bali”. Wakil Presiden Republik
Indonesia juga menegaskan bahwa pengembangan sektor pariwisata sangat penting, karena memiliki
potensi penyumbangan devisa nomor satu di Indonesia. Khususnya pengembangan untuk 4 Destinasi
Super Prioritas tersebut.
Pengembangan Kawasan Labuan Bajo dengan potensi dan posisi strategis, akan memberikan kontribusi
yang signifikan ke depannya untuk pengembangan wilayah maupun mendukung pengembangan
kepariwisataan regional. Mempertimbangkan peran penting kawasan tersebut dalam kepariwisataan lokal
hingga skala nasional, maka perlu disiapkan gagasan untuk mengembangkan dan membangun fasilitas
dan sarana prasarana pendukung yang diperlukan untuk meningkatkan keunggulan banding dan
keunggulan saing Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo secara keseluruhan sebagai destinasi
pariwisata bertandar internasional. Melalui kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo
perlu dilakukan sebagai upaya penataan dan peningkatan kualitas Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional Labuan Bajo secara keseluruhan.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi pelaksana konstruksi yang memuat masukan,
azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam
petaksanaan tugas konstruksi.
Dengan penugasan ini diharapkan pelaksana konstruksi dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai KAK ini.
1.3. SASARAN
a) Penyelesaian pekerjaan tepat waktu,
b) Biaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai anggaran, dan
c) Terwujudnya bangunan yang memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu dan biaya.
1.4. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo di Kecamatan Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur.
1.5. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo adalah APBN murni
yang dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah III Provinsi
Nusa Tenggara Timur dengan nilai sebesar Rp 30.000.000.000 (Tiga Puluh Milyar Rupiah).
1.6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nama PPK : Pengembangan Kawasan Permukiman
Satuan Kerja : Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah III Provinsi Nusa Tenggara Timur

2. DATA PENUNJANG
2.1. DASAR HUKUM
a) UU No 10/2009 tentang Kepariwisataan;
b) UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang;
c) PP No 26/2008 tentang RTRWN;
d) PP No 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Th. 2010-2015;
e) Perpres 64/2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggara Kepariwisataan ;
f) Perpres No 18/2020 tentang RPJMN 2020-2024;
g) Perpres No 109/2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;
2.2. SYARAT KUALIFIKASI
Penyedia jasa harus memiliki tanda bukti pengakuan terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas kemampuan
badan usaha Jasa Konstruksi yang dibuktikan dengan Sertifikat Badan Usaha (SBU) sebagai berikut ;
No. Klasifikasi Kode Sub Klasifikasi
1. Bidang Jasa Pelaksana SP015 Pekerjaan Lansekap/Pertamanan
Spesialis
3. RUANG LINGKUP
3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan dan SMK3;
2. Pekerjaan Ruas 5 Simpang Perundi – Simpang Yos Adu;
3. Pekerjaan Ruas 6 Jalan Van Baekhum;
4. Pekerjaan Ruas 7 Simpang Komodo – Simpang Pede;
5. Pekerjaan Ruas 8 Jalan Waemata;
6. Pekerjaan Ruas 9 Jalan Frans Sales Lega- Patung Caci;
7. Pekerjaan Area 5 RTH Lahan Kantor Dinas PUPR;
8. Pekerjaan Area 6 RTH Simpang Pede – Simpang Komodo;
9. Pekerjaan Area 1 Akes Batu Cermin;
10. Pekerjaan Area 2 Batu Cermin;

3.2. KELUARAN
1. Keluaran kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo meliputi:
a. Pekerjaan Persiapan dan SMK3;
b. Pekerjaan Ruas 5 Simpang Perundi – Simpang Yos Adu;
c. Pekerjaan Ruas 6 Jalan Van Baekhum;
d. Pekerjaan Ruas 7 Simpang Komodo – Simpang Pede;
e. Pekerjaan Ruas 8 Jalan Waemata;
f. Pekerjaan Ruas 9 Jalan Frans Sales Lega- Patung Caci;
g. Pekerjaan Area 5 RTH Lahan Kantor Dinas PUPR;
h. Pekerjaan Area 6 RTH Simpang Pede – Simpang Komodo;
i. Pekerjaan Area 1 Akes Batu Cermin;
j. Pekerjaan Area 2 Batu Cermin;
2. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan, harian, mingguan, bulanan, dan akhir kegiatan,
3. Membuat backup kualitas dan kuantitas terlaksana harian, mingguan, bulanan, dan akhir kegiatan,
4. Gambar Shop Drawing dan As Built Drawing,
5. Dokumentasi 0%-25%-50%-75%-100%,
6. Video dokumentasi dari udara,
7. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan beserta dokumentasinya.
3.3. PERALATAN, MATERIAL, PERSONEL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pejabat Pembuat Komitmen menunjuk Direksi Teknis/ Lapangan sebagai pengawas lapangan pekerjaan
Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo.
3.4. PERALATAN, MATERIAL DAN KESEDIAAN NURSERY DARI PENYEDIA
Penyedia jasa berkewajiban menyediakan peralatan kerja dan material konstruksi sesuai dengan Analisa
Harga Satuan Pekerjaan mulai dari persiapan hingga akhir pelaksanaan kegiatan Penataan Lansekap
Segmen 2 KSPN Labuan Bajo Kebutuhan alat berat yang harus disediakan penyedia jasa adalah
sebagai berikut;

No Item Kapasitas Jumlah


1 Stamper - 1 unit
2 Dump Truk minimal 4 Ton 2 unit
3 Vibratory Roller minimal 3 Ton 1 unit
4 Mobil Tangki Air minimal 3000 2 unit
5 Mobile Crane minimal 2,5 Ton 1 unit

3.5. LINGKUP TUGAS DAN WEWENANG PENYEDIA JASA


1. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pembangunan sesuai dengan spesifikasi Teknik dan gambar
rencana;
2. Menyediakan tenaga ahli, material, peralatan dan alat berat, dan tempat kerja;
3. Menjaga mutu material;
4. Membuat gambar pelaksanaan (Shop Drawing);
5. Menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
6. Membuat Time Schedule (S Curve), Manpower dan Equipment Schedule;
7. Membuat laporan kemajuan harian, mingguan, bulanan, antara, dan akhir kegiatan;
8. Membuat gambar terlaksana (As Built Drawing), dokumentasi kegiatan untuk setiap kemajuan
pelaksanaan kegiatan 0%-25%-50%-75%-100%, dan membuat video dokumentasi udara terhadap
hasil kegiatan;
9. Memelihara hasil dari pelaksanaan kegiatan sampai dengan serah terima ke-2 (dua) (Final Hand
Over); dan
10. Berhak menerima pembayaran.
3.6. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo adalah 270
(Dua Ratus Tujuh Puluh) hari kalender.
3.7. PERSONEL
Kualifikasi dan kebutuhan personel kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo
dijabarkan dalam tabel matriks sebagai berikut;
Posisi Kualifikasi Jumlah
Tingkat Keahlian Pengalaman Status Orang
Pendidikan Tenaga Ahli
A. Tenaga Ahli
Project Min S1 Ahli Manajemen Proyek Min 5 Tahun Ahli Madya 1
Manager atau Manajemen Konstruksi
Manajer Min S1 Ahli Arsitektur Lansekap Min 3 Tahun Ahli Muda 1
Teknik
Manajer Min S1 Administrasi/Manajemen Min 3 Tahun - 1
Keuangan
Ahli K3 Min S1 Ahli K3 Konstruksi Min 1 Tahun Ahli Muda 1

Dalam pembentukan personel, penyedia jasa wajib melampirkan dokumen kepada Pejabat Pembuat
Komitmen yang meliputi :
1. Daftar riwayat hidup/ pengalaman kerja professional setiap personil,
2. Scan Ijazah,
3. Scan SKA tenaga ahli,
4. Scan KTP,
5. Scan NPWP dan bukti setor pajak (untuk yang memiliki SKA),
6. Melampirkan referensi/ surat keterangan bekerja pada instansi/ lembaga pemberi kerja.
Tugas dan tanggung jawab personel yang terlibat dalam Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan
Bajo adalah sebagai berikut;

Jenis Pekerja Tugas dan Tanggung Jawab


A. Tenaga Ahli
Project Manager  Sebagai pimpinan tertinggi proyek dan bertanggung jawab langsung
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam melaksanakan
kegiatan Penataan Lansekap KSPN Labuan Bajo;
 Melaporkan secara langsung dan rutin kepada PPK terkait pencapaian
dan kendala dalam kegiatan;
 Bersedia selalu hadir dalam kegiatan rapat SCM (Show Cause Meeting);
 Mampu memberi solusi dalam pemecahan masalah yang terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan;
Manajer Teknik  Membantu para pelaksana dalam mengerjakan pekerjaannya masing-
masing;
 Sebagai koordinator pelaksana;
 Mengendalikan mutu pelaksanaan kegiatan konstruksi supaya sesuai
dengan spesifikasi teknik;
 Membuat laporan pengendalian mutu pelaksaan kegiatan dan kelayakan
alat (harian);
 Melakukan uji kualitas bahan dan mutu konstruksi terlaksana;
 Membuat laporan backup kualitas mutu proyek
 Membuat laporan capaian pelaksanaan;
Manajer Keuangan  Melaksanakan fungsi keuangan dan administrasi proyek
 Membuat laporan backup kuantitas terlaksana.
Ahli K3  Melaksanakan fungsi kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi
bangunan Gedung;
 Memastikan kebutuhan peralatan keselamatan kerja lengkap setiap hari
selama pelaksanaan konstruksi;
 Menganalisis resiko pekerjaan dan dapat menghentikan pekerjaan
apabila dinilai beresiko tinggi;
 Mengurus kebutuhan jaminan kesehatan dan keselamatan pekerja.

3.8. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jadwal Tahapan Kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo adalah sebagai berikut :
Bulan
No. Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10-21
1 Rapat Pendahuluan/ PCM
2 Persiapan Pelaksanaan;
Rekayasa Lapangan; Shop
Drawing; Mobilisasi
3 Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
4 Laporan Kemajuan Pekerjaan
5 Pembuatan Gambar As Built
Drawing dan Dokumentasi
6 Rencana Mutu Kontrak
7 Laporan Akhir Kegiatan; Album
Gambar Dokumentasi
8 Pemeliharaan

4. LAPORAN
4.1. RENCANA MUTU KONTRAK
Rencana Mutu Kontrak ini memuat tentang lingkup prosedur jaminan mutu dan tujuan mutu kontrak
dalam proses pelaksanaan untuk menjadi pedoman proses pengendalian pelaksanaan pekerjaan.
Selambat-lambatnya dikumpulkan 7 (tujuh) hari setelah rapat pendahuluan (PCM), dalam bentuk
dokumen sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4.2. LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan berisi persiapan pekerjaan, metodologi pelaksanaan, rencana kerja dan jadwal
pelaksanaan, alat berat(equipment), dan personil. Dikumpulkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah
Rapat Pendahuluan/ PCM.
4.3. LAPORAN MINGGUAN
Laporan mingguan memuat capaian kemajuan pekerjaan harian dan dokumentasinya dalam 7 (tujuh) hari
kalender. Diserahkan selambat-lambatnya awal minggu berikutnya dalam bentuk digital (soft file) dan
dokumen (hard file) sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4.4. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan memuat capaian kemajuan pekerjaan dokumentasinya dalam 30 (tiga puluh) hari
kalender. Diserahkan selambat-lambatnya awal bulan berikutnya dalam bentuk digital (soft file) dan
dokumen (hard file) sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4.5. LAPORAN AKHIR
Laporan akhir merupakan laporan pekerjaan 100% di akhir pelaksanaan kegiatan konstruksi, memuat
realisasi capaian akhir pekerjaan dan dokumentasi pekerjaan. Diserahkan selambat-lambatnya sebelum
serah terima pertama, dalam bentuk digital (soft file) dan dokumen (hard file).
4.6. ALBUM GAMBAR DOKUMENTASI
Album gambar ini memuat foto-foto dokumentasi capaian pekerjaan dan pelaksanaan kegiatan
manajemen konstruksi selama kegiatan berlangsung. Album ini diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima)
hari sebelum serah terima pertama (PHO), dalam format A3 sebanyak 5 (lima) eksemplar.

5. HAL-HAL LAIN
5.1. PRODUK DALAM NEGERI
Penyedia jasa berkewajiban menghitung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang dipakai dalam
kegiatan Kegiatan Penataan Lansekap Segmen 2, KSPN Labuan Bajo, dan disampaikan pada awal
kegiatan dengan menggunakan harga penawaran. Sebagai acuan dalam menghitung nilai TKDN adalah
Permen Perindustrian No. 16 Tahun 2011 atau peraturan terbaru sebagai penggantinya.
5.2. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DI LAPANGAN
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang sudah disepakati pada Pre Construction
Meeting (PCM) dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan Direksi Teknis/ Lapangan.
5.3. PENYERAHAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN
Pada akhir kegiatan Penyedia jasa berkewajiban menyerahkan laporan keseluruhan dalam bentuk
dokumen dan soft file yang diberikan dalam 1 (satu) buah Hard Drive/ Hard Disk/ Solid State Drive.

Labuan Bajo, 22 Januari 2021

Dibuat Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan Kawasan Permukiman
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Wilayah III Provinsi Nusa Tenggara Timur

Chairullah, ST.
NIP. 198705182010121005
PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PENATAAN LANSEKAP SEGMEN 2,


KSPN LABUAN BAJO

PEMBERI TUGAS :

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

TAHUN ANGGARAN

2021
PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN : PENATAAN LANSEKAP SEGMEN 2, KSPN LABUAN BAJO


STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL LABUAN BAJO
LOKASI : KABUPATEN MANGGARAI BARAT
TAHUN : 2021

BAB 1 UMUM

1.A GAMBAR RENCANA

Gambar rencana yang dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proyek


ini adalah gambar yang dibuat dan dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Cipta Karya,.

Gambar rencana yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Cipta Karya, tidak dimaksudkan untuk menunjukan seluruh jenis
pekerjaan secara rinci, oleh karenanya Penyedia Barang/ Jasa dengan persetujuan
Pengawas Teknis/ Direksi diharapkan untuk membuat gambar-gambar detail yang
diperlukan dan atau gambar perubahan rencana akibat kondisi lapangan.

1.B DATA UMUM LAPANGAN KERJA

1.B.1 Titik-Titik Ukur

Seluruh titik ukur yang digunakan untuk menunjukan batas-batas pekerjaan


dalam proyek ini didasarkan pada ukuran setempat, yaitu titik-titik ukur yang
ada di lapangan dengan sepengetahuan dan persetujuan Direksi.

1.B.2 Data Fisik

Data tentang luasan/elevasi taman, bangunan-bangunan existing, dan lain-


lain yang dicantumkan pada gambar, dimaksudkan sebagai informasi bagi
Penyedia Barang/ Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan, dan hendaknya tidak
dianggap sebagai hal yang pasti atas dasar perhitungan volume dan biaya
pekerjaan dalam penawaran harga, untuk itu Penyedia Barang/ Jasa harus
memeriksa dan mengukur sendiri kondisi lapangan yang sebenarnya.

1.C PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Dalam keadaan apapun Penyedia Barang/ Jasa tidak dibenarkan untuk memulai
melaksanakan pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat
persetujuan Pemberi tugas/ Direksi, Pemberitahuan akan mulai kerja harus
disampaikan dengan jelas dan lengkap meliputi Jangka Waktu Pelaksanaan, Jadwal
Pelaksanaan, Metode Kerja dan Susunan Organisasi Pelaksanaan Proyek (untuk
jadwal pelaksanaan dilengkapi dengan Kurva S).

1.D PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Penyedia Barang/ Jasa tidak berada ditempat kerja dimana Pengawas Teknis/
Direksi bermaksud memberikan petunjuk-petunjuk teknis, maka Pelaksana atau
Wakilnya yang ditunjuk oleh Penyedia Barang/ Jasa harus mengikuti dan
melaksanakan petunjuk-petunjuk yang diberikan.

1.E PENYESUAIAN DOKUMEN

Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia Barang/ Jasa harus menyesuaikan


kembali dokumen-dokumen pelaksanaan terhadap lokasi dan jenis pekerjaan yang
meliputi gambar rencana, persyaratan teknis dan item/ volume pekerjaan.

Apabila di lapangan terjadi kondisi pekerjaan yang memerlukan tambahan gambar


detail pelaksanaan, maka Penyedia Barang/ Jasa harus membuatnya yang berupa
shop drawing dan diajukan kepada Pengawas Teknis/ Direksi untuk dimintakan
persetujuan, dan apabila karena sesuatu hal sehingga di lapangan tidak
memungkinkan dilaksanakannya pekerjaan sesuai rencana, maka Penyedia
Barang/ Jasa harus segera membuat laporan kepada Pengawas Teknis/ Direksi
untuk mendapatkan "Gambar Revisi/Persetujuan". Penambahan/pengurangan item,
volume, dan biaya pekerjaan akibat kondisi tersebut diatas dengan diketahui
Pengawas Teknis/ Direksi dan disetujui Kasudin, dapat diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambah/kurang dan dituangkan dalam Berita Acara.
1.F GAMBAR-GAMBAR TERLAKSANA (AS BUILT DWARING)

Penyedia Barang/ Jasa harus membuat catatan-catatan yang cermat dari


pelaksanaan atas penyesuaian Gambar Rencana terhadap kondisi lapangan dan
dilengkapi dengan gambar-gambar pentajaman detail (Shop Drawing).

Catatan-catatan tersebut harus dituangkan secara lengkap dalam satu set gambar,
sebagai gambar yang sesuai pelaksanaan (As Built Drawing).

Setelah pekerjaan selesai As Built Drawing segera diserahkan kepada Pemberi


Tugas, berupa 1 (satu) set gambar dalam format kertas A3 dan 2 (dua) set cetak.

BAB 2 LINGKUP PEKERJAAN

a. Melaksanakan penanaman pada area lanskap lanskap baik penanaman pada


planter box maupun penanaman pada area lanskap/hijau yang ditunjukkan pada
gambar dengan menggunakan tanaman dalam kondisi sehat dan mempunyai
kemampuan tumbuh dengan baik serta sesuai dengan spesifikasi dan jenis
tanaman yang terdapat dalam gambar dan Rencana Anggaran Biaya. Semua
pekerjaan yang tercantum pada gambar harus dilaksanakan walaupun tidak
tercantum dalam spesifikasi teknis ini. Semua pekerjaan yang tidak
tergambarkan pada gambar kerja ataupun tertuliskan dalam spesifikasi ini,
namun pada umumnya dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan lansekap
dengan baik dianggap termasuk dalam pekerjaan. Wakil pemberi tugas berhak
untuk melakukan perbaikan di lapangan dan penggantian-penggantian yang
masuk akal untuk mencapai implementasi konsep lansekap dalam hubungannya
dengan kondisi di lapangan. Nilai sub kontrak adalah harga mati lump sump yang
dilakukan sesuai dengan desain dari desainer lansekap tanpa variasi perubahan
harga kecuali untuk pekerjaan tambah atau addendum yang telah disetujui
sebelumnya.

Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan seluruh pekerjaan sesuai dengan


gambar, Bestek dan Bill Of Quantity pada dokumen Kontrak/SPK yang saling
mengikat satu sama lain, yang meliputi :
1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Persiapan
3. Pekerjaan Penanaman Tanaman dan Pemasangan Street Furniture
4. Pengawasan Perawatan Tanaman
5. Garansi

b. Tujuan utama dari spesifikasi teknis ini adalah untuk menjamin pengadaan dan
penanaman tanaman dengan kualitas terbaik yang diinginkan di proyek ini

c. Pekerjaan Pengadaan tanaman dan street furniture


Mencari, membeli dan memindahkan tanaman sesuai dengan spesifikasi ke lokasi
proyek serta memasang street furniture berupa planter box, bangku taman, signage
(you are here map) serta bike rack sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang
terdapat pada spesifikasi teknis street furniture.

d. Subtitusi
a. Apabila tanaman yang sesuai dengan spesifikasi tidak dapat diperoleh,
memasukkan permohonan subtitusi kepada wakil pemberi tugas dalam
jangka waktu maksimum 1 bulan setelah kontrak. Permohonan ini dapat
berisi tanaman dengan ukuran yang berbeda dari spesies yang sama atau
spesies tanaman yang serupa dengan pengajuan penyesuaian harga dari
harga kontrak untuk setiap itemnya.
b. Subtitusi jenis tanaman tidak akan diijinkan kecuali dengan ijin tertulis dari
wakil pemberi tugas

e. Jadwal konstruksi
Setelah penunjukkan, memasukkan jadwal penanaman ke wakil pemberi tugas yang
yang menunjukkan waktu kerja, perkiraan selesai, jumlah hari kerja, dan kebutuhan-
kebutuhan koordinasi khusus.

f. Pemilihan, Penandaan dan Pemesanan Material Tanaman


a. Dua (2) bulan setelah penandatanganan kontrak, memasukkan
permohonan inspeksi dan dokumentasi ke wakil
b. pemberi tugas untuk tanaman-tanaman yang telah dipesan dan
dikirimkan ke lapangan
c. Inspeksi tanaman akan dilakukan oleh wakil pemberi tugas sebelum
dan/atau setelah pengiriman untuk kesesuaian dengan spesifikasi.
Tanaman yang tidak sesusai dengan spesifikasi akan ditolak.
g. Tanah
a. Setelah penandatanganan kontrak untuk memasukkan sumber dari tanah
kepada wakil pemberi tugas.
b. Memasukkan sample tanah yang mewakili dari sumber yang diajukan
beserta bukti kesesuaian keasaman, kadar garam dan lain-lain yang
dibutuhkan untuk penanaman berupa test laboratorium terpercaya
c. Jenis dan jadwal pemupukan dapat dirubah sesuai dengan hasil test
laboratorium tersebut

BAB 3 SYARAT SYARAT PEKERJAAN

A. Pertemuan lapangan
Sebelum memulai pekerjaan, adakan pertemuan dengan wakil pemberi tugas
dan pihak-pihak terkait di lapangan untuk meninjau pekerjaan-pekerjaan
dalam bagian ini. Undangan tertulis untuk pertemuan ini minimum 1 minggu
sebelum rencana pertemuan

B. Utilitas dan Hambatan-hambatan di bawah tanah


Memastikan lokasi persisnya semua utilitas dan hambatan-hambatan lainnya
yang mungkin mempengaruhi pekerjaan. Setiap hambatan yang ditemukan
perlu dilaporkan pada wakil pemberi tugas. Menjaga dan menghindari
kerusakan utilitas saat pekerjaan dilakukan. Memperbaiki kerusakan apapun
yang terjadi akibat pekerjaan dengan biaya dari kontraktor, baik sengaja
maupun tidak sengaja. Melaporkan kerusakan apapun yang terjadi karena
pekerjaan kepada wakil pemberi tugas.

C. Jalan Masuk
Bila diperlukan skontraktor lansekap perlu menyediakan jalan masuk ke area
kerja dan menarik atau memperbaikinya kembali sesuai kondisi semula.
Kontraktor lansekap perlu untuk mengetahui kesulitan-kesulitan untuk akses
ke area kerja dan telah mempertimbangkannya dalam biaya penawaran awal.
Dalam hal ini kontraktor juga harus mempertimbangkan teknis mobilisasi
material ke lantai tingkat tinggi beserta biaya-biaya yang mempengaruhinya.

D. Perlindungan dan Keamanan


1. Menyediakan alat keamanan yang dibutuhkan dan berhati-hati agar tidak
terjadi kecelakaan atau kerusakan pada kondisi lapangan yang ada. Menjaga
agar kendaraan tidak menginjak
2. atau merusak berm, trotoar dan lain-lain kecuali setelah diberikan
perlindungan khusus.
3. Bertanggung jawab pada kerusakan apapun yang terjadi karena pekerjaan
lansekap. Perbaiki semua kerusakan yang terjadi sesuai dengan kondisi
semula dengan biaya dari kontraktor lansekap

E. Pembersihan
Menjaga agar area kerja bersih, rapi dan teratur selalu dalam periode kontrak.
Membersihkan semua area konstruksi pada akhir hari kerja.

F. Sampel dan Test


Wakil pemberi tugas berhak untuk mengevaluasi sample material untuk
kesesuaian dengan spesifikasi setiap saat. Kontraktor wajib menyediakan
sample yang diminta dan jenis material yang ditolak harus segera ditarik dari
lapangan dengan biaya kontraktor lansekap.

G. Tenaga Kerja
Peyedia wajib menyediaan tenaga kerja lokal / melibatkan tenaga dari
masyarakat setempat dalam melakukan proses konstruksi pekerjaan lanskap
jalan

H. Penyediaan Material Tanaman, media tanam dan Street Furniture


Material tanaman yang terdiri dari pohon, semak dan groundcover serta street
furniture yang meliputi planter box, bangku taman, sigange dan rak sepeda
memberikan penawaran harga material yang sudah termasuk garansi,
mobilisasi dan demobolisasi serta biaya-biaya yang timbul dalam proses
pengiriman tanaman dari tempat asal/nursery awal ke lokasi proyek/nurseri
lokal.

I. Direksi Kit, Gudang dan Nurseri Lokal


Peyedia wajib menyediakan Direksi Kit, Gudang serta Nurseri lokal pada
lahan yang disewa di sekitar lokasi proyek dengan luas ± 5.000 m2 dengan
radius maksimal jarak ke lokasi proyek sejauh 15 KM serta harus dilengkapi
dengan fasilitas sumber air dan sumber listrik.
• Direksi Kit dan Gudang
Direksi kit berada pada area yang bergabung dengan gudang dan
nurseri lokal serta harus memiliki ruang isolasi berukuran 3x3 m
sebagai tempat untuk isolasi terkait COVID 19.
• Nurseri Lokal
Nurseri lokal digunakan sebagai lahan karantina sementara tanaman
yang datang dari luar lokasi proyek sebagai upaya untuk mengurangi
tingkat strees tanaman pada saat masa pengiriman serta
meningkatkan persentasi hidup tanaman ketika ditanam. Nurseri lokal
terdiri dari area shading serta area non shading. Area shading
digunakan untuk tanaman berjenis semak agar terhindar dari paparan
matahari secara langsung serta serangan hama/penyakit tanaman,
serta area non shading atau terbuka yang digunakan sebagai area
tempat meletakan pohon. Nurseri lokal setidaknya harus memiliki
fasilitas penunjang sebagai berikut
o Sumber air, listrik dan fasilitas penyiraman nurseri
o Pemagaran keliling area nurseri dengan tanaman gamal
o Pembuatan area shading dengan paranet dengan ukuran minimal
5x10 m dengan menggunakan rangka baja ringan serta pondasi cor
setempat dengan jarak tiang per 2.5 meter
o Memiliki saung atau pos yang dapat digunakan untuk gardener atau
petugas perawatan nurseri untuk memantau area nurseri tanaman

BAB 4 PERAWATAN TANAMAN

A. Umum
Menjaga agar semua jenis tanaman yang ada dilapangan dalam kondisi sehat
bertumbuh dan berpenampilan baik.

B. Jangka Waktu
Perawatan dilakukan selama jangka waktu sesuai dengan yang ditentukan di
dalam kontrak dan akan dimulai sejak saat berita acara serah terima
penyelesaian pertama tahap pekerjaan sampai dengan inspeksi akhir.
Perawatan tanaman selama masa penanaman tidak dapat diperhitungkan
sebagai jangka waktu formal masa perawatan
C. Material tanaman
1. Tanaman yang dinilai dalam kondisi :
- Mati atau tampak tidak akan bertahan
- Salah penanaman atau
- Cacat, berpenyakit dan tidak sehat
Wajib diganti secepatnya dengan tanaman dari spesies dan ukuran yang
sama dari tanaman yang sebelumnya ditanam.

2. Biaya penggantian tanaman selama masa perawatan ditanggung oleh


kontraktor lansekap
3. Apabila ada sebagian dari tanaman tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi, masa perawatan dari tanaman yang tidak dapat diterima tersebut
dapat diperpanjang tanpa biaya kepada pemberi tugas sampai perbaikan
dilakukan dan pekerjaan diterima oleh pemberi tugas dan wakil pemberi
tugas.

D. Serah terima pertama dan inspeksi akhir


1. Pada saat penyelesaian penanaman dan sebelum dimulainya masa
perawatan dilakukan berita acara serah terima pertama untuk memasuki
masa perawatan. Setelah melewati masa perawatan dilakukan inspeksi
akhir.
2. Permohonan inspeksi kepada wakil pemberi tugas dilakukan minimum 5
hari kerja sebelum penyelesaian pekerjaan untuk mencapai kesepakatan
waktu untuk inspeksi
3. Pemberi tugas, kontraktor lansekap, sub kontraktor lansekap, atau wakil
mereka wajib hadir pada saat inspeksi
4. Pada saat inspeksi, kontraktor lansekap wajib membersihkan area kerja
bersih dari hama dan gulma, daun-daun kering dan sampah. Semua
penyangga yang diminta harus dalam kondisi rapi.
5. Apabila dalam saat sebelum masa perawatan, wakil pemberi tugas
berpendapat bahwa pekerjaan telah dilakukan dengan baik sesuai dengan
gambar dan spesifikasi dan sesuai dengan perubahan-perubahan yang
sudah disetujui, wakil pemberi tugas akan memberikan kontraktor lansekap
persetujuan tertulis berita acara serah terima pertama dimana didalamnya
tertulis dimulainya masa perawatan sesuai dengan kontrak.

Apabila dalam saat inspeksi tersebut, wakil pemberi tugas berpendapat ada
sebagian pekerjaan belum dapat diterima, akan diberikan defect checklist
kepada kontraktor lansekap yang harus diselesaikan dalam waktu yang
ditentukan. Apabila pekerjaan perbaikan tidak juga dilakukan dalam waktu
yang telah disetujui. Owner berhak untuk menunjuk kontraktor lansekap lain
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan beban biaya diambil dari
kontrak kontraktor sebelumnya.

6. Setelah masa perawatan berakhir, inspeksi akhir akan dilakukan. Apabila


dalam inspeksi akhir ini wakil pemberi tugas berpendapat bahwa semua
pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan spesifkasi dan gambar, berita
acara serah terima akhir akan diberikan untuk kontraktor lansekap.

BAB 5 GARANSI

1. Material tanaman
• Semua material tanaman yang diadakan dan ditanam harus diberikan
garansi terhadap kesalahan penanaman, cacat, kondisi tidak sehat atau
berpenyakit sesuai dengan jangka waktu 6 bulan sejak penyelesaian
pekerjaan.
• Setelah menerima pemberitahuan dari wakil pemberi tugas mengenai
penolakan jenis tanaman pada saat masa perawatan yang dikarenakan
karena kematian, sakit, cacat atau pola pertumbuhan yang cacat,
kontraktor wajib segera mengganti tanaman sesuai spesies yang sama
dengan yang ditanam sebelumnya. Ukuran tanaman harus sesuai
dengan ukuran tanaman yang seharusnya tumbuh sejak awal masa
penanaman, penanaman harus sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
• Waktu tanaman diganti, memberikan informasi kepada wakil pemberi
tugas mengenai cara perawatan yang harus dilakukan. Apabila informasi
ini tidak diberikan kontraktor akan bertanggung jawab apabila tanaman
yang diganti mati.
• Kontraktor lansekap tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
kehilangan material tanaman yang terjadi karena bencana alam atau
kondisi force majeure

2. Garansi khusus
• Semua tanaman yang tercakup dalam bagian ini harus digaransi sesuai
dengan jenis tanaman, varietas, warna bunga sesuai dengan spesifikasi
dalam masa 6 bulan setelah penyelesaian pekerjaan
• Apabila setelah penyelesaian proyek ada jenis tanaman yang ditemukan
berbeda dengan spesifikasi baik warna bunga atau Jenis tanaman yang
pada saat sebelumnya belum dapat ditentukan, kontraktor wajib
mengganti tanaman tersebut. Ukuran tanaman wajib seukuran dengan
ukuran tanaman saat dibongkar dan tanaman baru harus dengan
spesifikasi yang disetujui oleh wakil pemberi tugas.
• Semua pekerjaan yang diminta harus diselesaikan dalam waktu 15 hari
dan apabila tidak dilakukan pemberi tugas berhak untuk menunjuk
kontraktor lain dengan beban biaya kontraktor lansekap

3. Pertanggung jawaban
Pertanggung jawaban atas garansi harus termasuk dengan perbaikan dari
kerusakan yang terjadi yang dikarenakan pekerjaan lansekap yang dilakukan
pada bagian ini.

BAB 6 PRODUK

1. Media tanam
a. Tanah sortiran
Tanah yang subur, natural dan bersih dari batu-batuan, gulma, dan akar-
akar. Sediakan hasil tes analisis tanah untuk approval dari wakil pemberi
tugas yang berisikan nilai keasaman (PH), tekstur, kandungan nitrogen,
fosfor, potassium, magnesium dan kandungan organic.
b. Catatan : Kualitas campuran tanah
- Jangan menggunakan tanah galian yang mengandung tanah liat sebagai
bagian dari campuran tanah. Buangan tanah dilakukan di tempat yang
telah dikoordinasikan dengan kontraktor utama
- Tanah harus bersih dari tanah liat atau pasir kasar, batu-batuan,
gumpalan-gumpalan, gulma, akar-akaran, batang-batang dan benda-
benda asing lainnya
- Komposisi dan struktur tanah harus seragam
- Semua harus dikirimkan dalam kondisi gembur dan subur

2. Pupuk
a. Kapur, gypsum, potassium, fosfor dan nitrogen sesuai dengan yang
direkomendasikan dari hasil analisis tanah, berkomposisi seragam untuk
menyesuaikan dengan kondisi tanah yang ada, dikirimkan ke lapangan
dalam dalam kondisi tertutup, berlabel, sesuai dengan standar peraturan
yang berlaku dan nama pabrik dan produksi tertulis
b. Tablet : Agriform 21 gram tablet atau setara
c. Pupuk kandang : Pembusukan sudah sempurna dan tidak berbau

3. Herbisida sebelum penanaman : Round up atau setara


4. Penanganan Gulma : Rontar-G, Treflan, Eptam,Vegitex atau setara
5. Material tanaman
a. Kuantitas
Mengadakan tanaman sejumlah yang ditunjukkan di dalam gambar
rencana penanaman. Apabila ada perbedaan jumlah antara gambar
rencana penanaman dan bill of quantities (BQ), kontraktor wajib untuk
melakukan pengecekan ulang dan melaporkannya pada wakil pemberi
tugas sebelum kontrak diberikan. Apabila tidak ada laporan tertulis maka
jumlah yang terbanyak yang dianggap berlaku.

b. Penamaan
Penamaan tanaman sesuai dengan penamaan nama latin yang berlaku
dan atau seusai yang dimengerti oleh petani dan pembibitan lokal.
Apabila ada perbedaan pengertian mengenai jenis tanaman yang
dimaksud, keputusan wakil pemberi tugas menjadi putusan akhir.

c. Persyaratan
- Semua pohon, semak, tanaman perambat dan penutup tanah harus
mempunyai kecenderungan pertumbuhan yang baik dan sehat, bebas
dari hama dan penyakit tanaman
- Ukuran minimum yang dapat diterima dari tanaman yang sudah
dipangkas harus sesuai dengan ukuran yang tertulis pada daftar
tanaman.
- Pengukuran diameter tanaman dengan diameter lebih dari 10cm harus
dilakukan pada batang di atas posisi 1 meter dari permukaan tanah.
- Tanaman yang dapat memenuhi ukuran yang diminta, tetapi tidak
memiliki bentuk yang normal dan seimbang antara ketinggian dan lebar
kanopi akan ditolak
- Pohon dan semak yang ukurannya lebih besar daripada yang diminta
boleh dipergunakan, namun tidak dapat dijadikan dasar untuk perubahan
harga kontrak lansekap kecuali ada persetujuan tertulis dari pemberi
tugas. Ketinggian tidak dapat dijadikan alasan sebagai pengganti ukuran
lain yang sudah seimbang.
- Pohon dan semak tampungan harus sesuai dengan ukuran bola akar
yang ditentukan dalam gambar dan/atau spesifikasi dan harus memiliki
akar yang cukup kuat untuk menahan bentukbola akar setelah ditarik
keluar dari tampungan.
- Untuk jenis tanaman dan palem bongkaran wajib memiliki bola akar yang
cukup untuk mendukung pemulihan tanaman setelah transplantasi.
Palem dan pohon yang mempunyai bola akar terlalu kecil atau tidak
memadai akan ditolak. Di dalam setiap kasus, keputusan wakil pemberi
tugas adalah final.
- Pohon atau semak apapun yang mempunyai ukuran batang terlalu kecil
bahkan untuk menahan berat bebannya sendiri sewaktu ditanam akan
ditolak
- Bentuk tanaman harus tegak, dalam bentuk seragam tanpa cacat,
bengkok, atau percabangan yang tidak wajar, kecuali apabila memang
tertulis dalam spesifikasi atau disetujui terlebih dahulu oleh wakil pemberi
tugas / konsultan lansekap. Pohon dengan cacat segar pada kulit pohon
lebih besar dari 12mm akan ditolak
- Potongan rumput atau suwiran minimum memiliki diameter 10 cm,
dipotong dengan bentuk yang rapi dan 75% dari akarnya masih utuh.

6. Penyiraman
Kontraktor lansekap bertanggung jawab untuk menyediakan selang dari
sumber-sumber air untuk kebutuhan penyiraman tanaman selama masa
perawatan

7. Material-material lainnya
a. Kontraktor lansekap harus memperhitungkan biaya dari material-material
sebagai berikut dalam Bill of Quantity
- Steger bambu dan tali ijuk untuk penahan pohon ketika tahap penanaman
- Selang dan alat-alat untuk perawatan tanaman
- Pita penanda surveyor dengan warna cerah minimum 50 cm, dengan
warna yang sama untuk keseluruhan proyek

BAB 7 PELAKSANAAN PEKERJAAN

7.A.1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

3.A.1.1 1 Set Foto Dokumentasi Pekerjaan dengan Camera


Digital
Setiap jenis pekerjaan harus dibuatkan foto visuil proyek minimal 3
(tiga) phase yang dalam keadaan 0%, 50% & 100% dengan posisi
pengambilan yang tetap dan harus disusun dengan urutan yang benar
pada foto album sehingga akan tergambar jelas semua hasil-hasil
pekerjaan.
Foto Visual Proyek dibuat rangkap tiga (3 set), dengan rincian sebagai
berikut : 1 set untuk dokumen proyek, 1 set untuk dokumen
pengawasan, dan 1 set lagi untuk dokumen Penyedia Barang/ Jasa
yang akan digunakan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan pada
setiap pengajuan tahapan tagihan (termin).
7.A.2 PEKERJAAN PERSIAPAN

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pembangunan, pemborong


pelaksana terlebih dahulu harus melakukan pekerjaan persiapan
seperti membersihkan lokasi/areal untuk pekerjaan dimaksud, antara
lain :
1. Bongkar tanaman eksisting yang meliputi :
a. Bongkar tanaman penutup tanah (groundcover) / rumput
yang sudah rusak atau mati
b. Bongkar pohon yang sudah mati, atau digantikan dengan
jenis pohon lain yang sesuai dengan gambar rencana

2. Pembersihan dan persiapan lahan dari segala bentuk gangguan


seperti gulma atau puing-puing bangunan untuk selanjutnya
disiapkan untuk penanaman tanaman

7.A.3.PEKERJAAN TANAMAN (SOFTSCAPE)


7.A.3.1 Bahan dan Pelaksanaan Pekerjaan
A. Penggemburan Tanah untuk penanaman -
- pengolahan dan penggemburan tanah untuk lubang tanam
tanaman hias
- pekerjaan penanaman pohon dengan lubang tanam
100x100x100 cm + urug kembali dengan media tanam tanah
subur

B. Pekerjaan penanaman lempengan rumput


- Lempengan rumput harus ditanam langsung saat kedatangan
untuk menghindari kerusakan
- Pada permukaan area tanam yang telah disiapkan, diberi
pupuk dan dilembabkan letakkan lempengan-lempengan
rumput bertemu satu dengan yang lainnya tanpa adanya celah
yang terlihat atau bagian yang saling menumpuk. Letakkan
dengan rapi dan rata dengan area rumput sekitarnya.
- Pada kemiringan 2:1 atau lebih, amankan setiap baris dengan
menggunakan patok maksimum dengan jarak 60 cm. Patok
ditekan sampai sejajar dengan bagian tanah dari lempengan
rumput
- Segera sirami lempengan rumput setelah penanaman dengan
air secukupnya untuk melembabkan lempengan rumput dan 10
cm bagian atas tanah
- Setelah lempengan dan tanah mulai mongering, giling area
lempengan rumput untuk memastikan sambungan yang baik
antara lempengan dengan tanah dan untuk menghilangkan
gelombang.

C. Sub Lokasi Pekerjaan Lanskap Jalan dan RTH di Labuan


Bajo
Pekerjaan Lanskap Jalan dan RTH meliputi ruas dan area
sebagai berikut:
• Ruas 1 : Jalan Soekarno Hatta Bawah
• Ruas 2 : Jalan Soekarno Hatta Atas
• Ruas 3 : Sp Pede – Hotel Jayakarta
• Ruas 4 : Jl Yohanes Sehadun (Akses depan Bandara
Komodo)
• Ruas 5 : Sp Perudi – Sp Yos Adu
• Ruas 6 : Jl Van Baekhum
• Ruas 7 : Sp Pede – Sp Komodo (*penanaman pada
trrotoar jalan sebelah kanan akan dikerjakan terlebih
dahulu)
• Ruas 8 : Jl Waemata (*penanaman pada trotoar jalan
sebelah kiri akan dikerjakan terlebih dahulu)
• Ruas 9 : Jl Frans Sales Lega – Patung Caci
• Ruas 10 : SP Bingongko – Sp Sylvia (Penanaman
tanaman akan dilakukan setelah adanya kepastian terkait
peningkatan ruas jalan dan trotoar oleh Bina Marga).
• Pekerjaan Tambahan Landscape Kawasan Puncak
Waringin
• Pekerjaan Tambahan Landscape Kawasan Batu Cermin
• Pekerjaan RTH Lapangan Kampung Ujung
• Pekerjaan RTH Depan Kantor PUPR
• Pekerjaan RTH Sp Pede – Sp Komodo

D. Spesifikasi Teknis dan Jenis Pohon dan Semak /


Groundcover
II TANAMAN
POHON
1 Bunga Kupu-Kupu Bauhinia blakeana Tinggi : 4 m, Dia. Batang : 6-8 cm phn
2 Flamboyan Kuning Peltophorum pterocarpum Tinggi : 4 m, Dia. Batang : 8-10 cm phn
3 Flamboyan Merah Delonix regia Tinggi : 4 m, Dia. Batang : 15 cm phn
4 Kasia Bunga Kuning Cassia fistula Tinggi : 3 m, Dia. Batang : 2,5-4 cm phn
5 Kasia Bunga Pink Cassia grandis Tinggi : 2.5-3 m, Dia. Batang : 2.5-4 cm phn
6 Palem Sadeng Saribus rotundifolius Tinggi : 2.5-3 m, Dia. Batang : 15-20 cm phn
7 Pohon Asam Tamarindus indica Tinggi :3-4 m, Dia. Batang : 8-10 cm phn
8 Pohon Sosis Kigelia pinnata Tinggi : 4 m, Dia. Batang : 15 cm phn
9 Tabebuia Bunga Kuning Tabebuia chrysantha Tinggi : 4 m, Dia. Batang : 10-12 cm phn
10 Tabebuia Bunga Pink Tabebuia rosea Tinggi : 4 m, Dia. Batang : 10-12 cm phn
11 Trembesi Samanea saman Tinggi : 4 m, Dia. Batang : 15 cm phn
12 Turi Merah/Putih Sesbania gradiflora Tinggi : 2.5-3 m, Dia. Batang : 2.5-4 cm phn
13 Pulai (Fossil) Alstonia scholaris Tinggi : 6-7 m, Dia. Batang : 80-100 cm phn
14 Sakura Flores Cassia javanica Tinggi : 2.5-3 m, Dia. Batang : 2.5-4 cm phn
SEMAK
1 Bakung Lele Hymenocalis littoralis Tinggi : 30 cm 36 plb
2 Bunga Kertas Bougenvillea sp Tinggi : 40-50 cm 9 plb
3 Bunga Pukul Delapan Turnera sub ulata Tinggi : 30 cm 36 plb
4 Hujan Mas Galphimia speciosa Tinggi : 50-60 cm 9 plb
5 Jaburan Ophiopogon jab uran Tinggi : 30 cm 36 plb
6 Kanna Daun Kuning Canna Generalis Tinggi : 40-50 cm 36 plb
7 Lantana Mix Lantana sp Tinggi : 20 cm 64 plb
8 Loropetalum Loropetalum chinense Tinggi : 30 cm 25 plb
9 Pacing Costus wodsonii Tinggi : 30 cm 36 plb
10 Soka Merah Ixora javanica Tinggi : 40 cm 36 plb
11 Song Of Indonesia Dracaena sp Tinggi : 50-60 cm 9 plb
12 Widelia Wedelia trilob ata Tinggi : 10 cm 49 plb
13 Cendrawasih Phylanthus myrtifolius Tinggi : 25-30 cm 25 plb
14 Walisongo Schefllera arb oricola Tinggi : 30-35 cm 16 plb
15 Landep Arachis pintoi Tinggi : - 49 plb
16 Burlemarx Philodendron b urlemarx Tinggi : 20-30 cm 36 plb
17 Ekor Kuda putih Pennisetum sp Tinggi : 30-40 cm 25 plb
18 Pakis kelabang Nephrolephis evecta Tinggi : 30-35 cm 36 plb
19 Giant Kadaka Asplenium nidus Diameter 0,8 - 1 m 1 plb
20 Bambu Jepang Pseudosasa japonica Tinggi : 200-250 cm 7 plb
21 Rumput lokal - m2

E. Spesifikasi Teknis Street Furniture


o Planter Box Ukuran 2.5 x 0.6 x 0.85 m
Planter Box Ukuran 2.5 x 0.6 x 0.85 meter digunakan
sebagai media panaman semak yang dilakukan pada
ruas jalan no 1 dan 2 (Ruas Jalan Soekarno Hatta Bawah
dan Soekarno Hatta atas) dengan ukuran dan spesifikasi
material sesuai dengan gambar dibawah ini.

Pot/planter dasar : Menggunakan pot berbahan dasar


beton dengan wiremesh dengan tebal 5 cm dan harus
diproduksi secara lokal di Labuan Bajo/sekitarnya.
Cover planter : Cover planter menggunakan
material conwood lapsiding dengan tebal 11 mm serta
terdapat cutting CNC Panel dikedua sisinya
Media Tanam : Pada bagian dasar planter
menggunakan batu split setebal 20 cm sebagai drainage
layer serta diatasnya terdapat geotextile non wover 150
gr sebelum diberikan media tanam tanah subur sedalam
60 cm.
Keamanan : Planter harus terpasang kuat ke
dasar dengan bantuan dyna bolt serta harus memiliki
pipa pembuangan air pada bagian dasar

o Planter Box Ukuran 2 x 0.6 x 0.85 m


Planter Box Ukuran 2 x 0.6 x 0.85 meter digunakan
sebagai media panaman semak yang dilakukan pada
ruas jalan no 4 - 8 (Ruas Jalan Yohanes Sehadun, SP
Perudi-Yos Adu, Jl Van Baekhum, SP Pede – Sp Komodo
dan Jl Waemata) dengan ukuran dan spesifikasi material
sesuai dengan gambar dibawah ini.

Pot/planter dasar : Menggunakan pot berbahan dasar


beton dengan wiremesh dengan tebal 5 cm dan harus
diproduksi secara lokal di Labuan Bajo
Cover planter : Cover planter menggunakan
material conwood lapsiding dengan tebal 11 mm serta
terdapat cutting CNC Panel dikedua sisinya
Media Tanam : Pada bagian dasar planter
menggunakan batu split setebal 20 cm serta diatasnya
terdapat geotextile non wover 150 gr sebelum diberikan
media tanam tanah subur sedalam 60 cm.
Keamanan : Planter harus terpasang kuat ke
dasar dengan bantuan dyna bolt serta harus memiliki
pipa pembuangan air pada bagian dasar

o Planter Box Ukuran 1 x 1 x 1 m


Planter Box Ukuran x 0.6 x 0.85 meter digunakan
sebagai media penanaman pohon yang dilakukan pada
ruas jalan no 4 - 8 (Ruas Jalan Yohanes Sehadun, SP
Perudi-Yos Adu, Jl Van Baekhum, SP Pede – Sp Komodo
dan Jl Waemata) dengan ukuran dan spesifikasi material
sesuai dengan gambar dibawah ini.
o Bangku Taman Ukuran 1.75 x 0.5 m
Dimensi Bangku Taman : 1.75 x 0.5 m Tinggi 0.45 m
Bahan Dasar : Beton
Finishing : Conwood Lapsiding 11mm dan CNC Panel
Keamanan : Bangku Taman harus dipasangkan ke
permukaan di bawahnya dengan menggunakan dynabolt
yang tidak terlihat secara langsung oleh pandangan mata

o Rak Sepeda
Dimensi: 2.15 x 0.2 m Tinggi 1.3 m
Bahan Dasar : Besi Hollow dan Pipa Besi
Finishing : Panel dan Cat Besi
Keamanan : Rak Sepeda harus dipasangkan ke
permukaan di bawahnya dengan menggunakan dynabolt
yang tidak terlihat secara langsung oleh pandangan mata
o Signage (You Are Here Map)
Dimensi: Sesuai gambar
Bahan Dasar : Rangka dasar besi hollow
Finishing : Cutting panel dan Powder Coating
Keamanan : Signage harus dipasangkan ke permukaan
di bawahnya dengan menggunakan dynabolt yang tidak
terlihat secara langsung oleh pandangan mata

o Steger Pohon Palem Sadeng


Dimensi: Tinggi 1.5 m
Bahan Dasar : Besi Galvanis 2 Inch dan dudukan plat
besi + dyna bolt
F. Media Tanam
Campuran tanah subur pada penanaman langsung pada tanah
untuk penanaman pohon harus berisi sebagai berikut : 2 bagian
tanah sorting, 1 bagian pasir sungai (tanpa garam), 1 bagian
cocopeat, 6 kg/m3 pupuk NPK 15:15:15
Kontraktor lansekap harus menyediakan minimum kedalaman
untuk tanah subur dengan kedalaman sebagai berikut :
1. Pohon – minimum kedalaman 100 cm
2. Semak – minimum kedalaman 40 cm
3. Penutup tanah dan rumput – minimum kedalaman 10 cm

G. Transplantasi Pohon dan Relokasi Pohon


a. Umum : Jangan cabut pohon sebelum dilakukan
pemangkasan sampai selesai dan lubang untuk penanaman
disiapkan
b. Lubang penanaman : Gali lubang sesuai detail pada
gambar, setelah mencapai kedalaman yang diperlukan,
bagian bawah agar di gemburkan sedalam 20 cm
c. Pemangkasan : Pangkas kira-kira 1/3 dari cabang sekunder
dengan hati-hati agar karakter natural pohon tidak rusak.
Gunakan alat-alat yang tajam dan bersih. Potongan harus
mulus tanpa merobek kulit pohon. Semua area terpotong
harus dirawat dengan obat luka 2 cm di luar luka. Buang
semua cabang mati dan patah. Potong semua akar atas
permukaan tanah. Semua pemangkasan harus disetujui
oleh wakil pemberi tugas bila diminta.
d. Bola akar : Siapkan tanah pada bola akar yang akan
dipindahkan. Kecuali tertulis pada spesifikasi, ukuran bola
akar sebagai berikut :
Tinggi pohon Diameter bola akar

0-4 meter 0.5 - 0.8 meter

4-6 meter 0.7 - 1 meter

6 meter ke atas 1.2 meter


e. Apabila ada akar yang tercangkul atau cacat, segera potong
dan diberikan perawatan dengan perangsang akar.
Bungkus akar dengan kain goni dan ikat dengan baik
menggunakan tali rafia.
f. Angkat pohon dengan bola akar tebungkus baik, dan
pindahkan hati-hati ke lokasi baru
g. Tanam sesuai dengan standar penanaman pembibitan.
h. Gunakan campuran media tanam sesuai dengan poin E
(media tanam) diatas untuk mengisi lubang tanam.
i. Isi kembali setiap lubang berlapis-lapis dengan
menggunakan media tanam pengisi yang sudah disediakan.
Hati-hati dalam memadatkan setiap lapisan untuk
menghindari luka pada akar dan merubah posisi pohon.
j. Pada lapisan tengah, berikan 6 buah tablet pupuk dengan
jarak yang sama pada setiap pohon.
k. Setelah 2/3 bagian dari media ditanam, sirami dan padatkan
tanah, selesaikan pengurugan
l. Sangga setiap pohon dengan perancah agar pohon tidak
tergoyangkan. Minimal gunakan 3 buah perancah pada
setiap pohon
m. Pohon yang berasal dari relokasi pohon apabila lokasi lahan
relokasi belum siap untuk dilakukan penanaman, maka
pohon tersebut harus di tampung dan rawat di nurseri lokal
sampai waktu penanaman pohon relokasi dapat dilakukan

H. Pelaksanaan pemangkasan
a. Pemangkasan dan pembuangan dari bagian manapun
tanaman harus menggunakan peralatan yang tajam dan
sesuai dengan peruntukannya. Permukaan dari setiap
peralatan yang digunakan pada tanaman yang dicurigai
berpenyakit harus disterilisasi.
b. Potongan harus dilakukan pada bagian hidup tanaman.
Potongan harus rata tanpa bagian bergerigi atau tepian
yang kasar. Setiap potongan yang lebih dari 25 cm persegi
harus diberi fungisida atau sealant
c. Pemilihan potongan harus dipertimbangkan hati-hati
sesuai dengan pola pertumbuhan natural dari cabang
tanaman. Cabang harus dipotong pada bagian leher pada
dasar cabang.
d. Pemangakasan dilakukan pada :
i. Batang yang mati atau berpenyakit
ii. Batang yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan
iii. Sampah
iv. Perambat yang mati atau berpenyakit
v. Perpihan bentuk tanaman atau palem

L. Perawatan
a. Perawatan harus termasuk, tetapi tidak dibatasi pada hal-
hal sebagai berikut :
- Melindungi setiap area yang dilalui lalu lintas dengan
memberikan pelindung setelah penanaman
- Menyirami area penanaman sesuai dengan kebutuhan
untuk memastikan area penanaman lembab tetapi tidak
jenuh
berlebihan. Mengatur pengairan sesuai dengan kebutuhan
tanpa menimbulkan longsor
- Memupuk sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan
rekomendasi dari produsen pupuk. Hati-hati dalam
pemupukan supaya tanaman tidak gosong
- Menjaga area penanaman dari gulma atau alang-alang
melalui penyiangan sesuai kebutuhan. Gulma harus
dicabut dengan akar-akarnya. Buang gulma di tempat
yang tepat.
- Awasi tanaman dari kerusakan akibat dari serangga dan
lakukan perawatan langsung setelah diketahui
- Membuang bagian yang berpenyakit dari tanaman
- Tanaman yang mati ataupun dalam kondisi tidak mampu
bertahan hidup lagi harus langsung dibuang dan diganti
dengan jenis dan ukuran yang sama dengan tanaman saat
dibuang.
- Menjaga agar semua perancah dalam kondisi kokoh dan
kuat
- Apabila tampak bahwa area rumput atau penutup tanah
tidak dalam kondisi sehat, bergelombang ataupun ditanam
secara tidak benar langsung diganti dengan jenis dan
jumlah tanaman yang sama
- Pangkas semak dan pohon sesuai dengan arahan dari
wakil pemberi tugas untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan
- Membuat catatan absensi yang berisi :
i. Jumlah tenaga kerja
ii. Pekerjaan yang dilakukan
iii. Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan
iv. Pengairan
Selama masa perawatan. Catatan siap dilaporkan
pada wakil pemberi tugas apabila diminta

b. Jadwal perawatan
- Penyiraman
Untuk melakukan pengawasan pada tanaman dan
menyirami seperlunya supaya media tanam tidak kering
yang dilakukan setidaknya 2 kali dalam sehari di pagi dan
sore hari pada pukul 07-.00 – 08.00 dipagi hari dan pukul
16.30-17.30 di sore hari.
- Pembersihan gulma setiap 1 minggu sekali
- Penggemburan tanah dan penjagaan tepian tanaman
setiap bulan
- Pemupukan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan
setiap jenis tanaman.Lakukan pemupukan juga pada
tanaman yang tampak mengalami defisiensi nutrisi
- Penyemprotan hama dan penyakit setiap bulan atau
sesuai dengan kebutuhan apabila muncul hama dan
penyakit
- Pemangkasan semak setiap bulan atau sesuai dengan
kebutuhan
- Perbaikan bentuk semak sesuai dengan kebutuhan
- Perbaikan perancah sesuai dengan kebutuhan

7.A.4.PEKERJAAN PERKERASAN (HARDSCAPE)


7.A.4.1 Pekerjaan Beton Lantai Kerja

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pek. Perkerasan rabat beton finishing Acian.

2. Pek. Rabat beton finishing batu koral sikat atau sesuai dengan gambar
perencanaan dan petunjuk Konsultan Pengawas.

b. Persyaratan Bahan

1. Bahan Semen

a. Persyaratan Umum

• Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan


persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12.

• Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK,
dan TIGA RODA serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu
merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

• Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh


cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai
untuk menghindari kelembaban.

b. Pemeriksaan

• Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam


gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak
dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus
tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan
diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban
Kontraktor.

• Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang


dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.

c. Tempat Penyimpanan

• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk


semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus
sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan.

• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal


30 cm dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam
jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam
pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup
untuk menyimpan tiap muatan truck semen secara terpisah-pisah dan
menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung
sak-sak dan memindahkannya. Semen dalam sak tidak boleh ditumpuk
lebih tinggi dari 2 meter.

• Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah


penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut
urutan kronologis yang diterima ditempat pekerjaan. Tiap kiriman semen
harus disimpan sedemikian sehingga mudah dibedakan dari kiriman
lainnya. Semua sak kosong harus disim pan dengan rapih dan diberi
tanda yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

• Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor


untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta harus
dilengkapi segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.

• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi


gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok
dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

• Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Pengawas/


Direksi bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan selama
hari itu ditiap bagian pekerjaan.

2. Bahan Pasir dan Kerikil


a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil.

b. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran,


pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir dan kerikil harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.

c. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus


mendapat persetujuan dari Konsultan MK.

d. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan


disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan
penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat
dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur tanah atau
bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.

e. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk


pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang
tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup.

f. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila
diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan berikutnya.

3. Bahan Pasir

a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir
alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan MK/Direksi.

b. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan


sebagai persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil
dari sum ber tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas
tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor
harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat
15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari
sebelum diperlukan.

c. Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan


dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah
pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan
harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merugikan kegunaan dari tim bunan.

d. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi
yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.

e. Pasir harus mempunyai 'modulus kehalusan butir' antara 2 sampai 32


atau jika diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut:

Saringan no. di
Persentase satuan timbangan tertinggal
saringan

4 0 – 15

8 6 – 15

16 10 - 25

30 10 - 30

50 15 - 35

100 12 - 20

PAN 3–7

f. Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen


atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam
saringan no. 8 dapat naik sampai 20 persen.

4. Bahan Agregrat Kasar (Kerikil)

a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.

Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
b. Kebersihan dan Mutu

Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian- bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali,
bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah
yang merugikan.

Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh


mencapai tiga persen dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik,
keras, padat, kekal dan tidak berpori.

Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.

c. Gradasi

Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat dengan semua
ketentuan ¬keten-tuan yang terdapat di NI-2 PBI-l971.

5. Bahan Air

Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi /mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh


Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk bahan campuran
beton.

6. Bahan Baja Tulangan

a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation
A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat


keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton
yang disediakan, untuk persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan
persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di
dalam gambar rencana.

c. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,


karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau
mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

d. Ukuran diameter baja tulangan, harus sesuai dengan gambar rencana,


dan tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran . Diameter besi
ulir adalah diameter luar.

7.A.4.2 Pekerjaan Beton

a. Ketentuan Umum

1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat-


syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam
bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku
persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standard di bawah ini :
a. Peraturan Beton bertulang Indonesia (PBI 1991 NI-2)
b. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1989
c. American Society of Testing Materials (ASTM )
d. Standar Beton Prategang/ Pracetak Indonesia ( jika diperlukan )
Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut
diatas maka peraturan- peraturan yang berlaku standar Indonesia yang
menentukan
2. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis, gambar rencana,
dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Direksi / MK. Semua
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan
diganti atas biaya kontraktor sendiri.
3. Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas terbaik
sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Direksi / MK dan Direksi /
MK berhak untuk meminta untuk diadakan pengujian bahan-bahan
tersebut dan Kontraktor bertanggung jawab atas segala biayanya.
Semua material yang tidak disetujui oleh Direksi / MK dalam waktu 2 x
24 jam harus dikeluarkan dari proyek.
b. Lingkup Pekerjaan

1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan


beton sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan,
upah, pengujian, dan peralatan pembantu.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan
bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton,
penyelesaian dan pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang
menunjang pekerjaan beton.

c. Lingkup Pekerjaan

1. Semen
a) Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
b) Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang
menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan
“Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
c) Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang
baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal,
sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air / lembab tidak
diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek.
d) Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan dari proyek.
2. Agregat Kasar
a) Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
spesifikasi sesuai menurut ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar
2.5 cm.
b) Agregat harus keras, tidak berpori dan berbentuk. Bila ada butir yang
pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% Cdari volume dan tidak boleh
mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat
menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
c) Bahan harus zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut :
3. Agregat Halus
Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari
pemecah batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat
alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang
merusak beton.

4. Cetakan Beton
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 15
mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan – ketentuan
yang tersebut dalam PBI-2 1971. Sesuai dengan elevasi dan ukuran-
ukuran yang termuat dalam gambar Rencana.

d. Mutu Beton
1. Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan karakteristik Sbk = 350 kg/cm2.
2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasakan pengujian
dengan standar ASTM C - 143 adalah sebgai berikut :
3. Bila tidak digunakan alat vibrator dengan frekuensi getaran tinggi, maka
harga tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50% dengan catatan tidak
melebihi 150 mm.

e. Percobaan Pendahuluan
1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor harus
mengadakan percobaan-percobaan di Laboratorium yang
“Independent” yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, sebagai persiapan
dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu
perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
2. Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor
harus mengadakan percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan
mutu beton yang diperlukan.
3. Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus
mengikuti ketentuan- ketentuan dalam PBI NI-2 1991.
4. Bila hasil percobaan dilaboratorium dan slump test belum menunjukkan
mutu yang sesuai dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak
boleh dilaksanakan.
5. Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil
percobaan di laboratorium.

f. Pengadukan dan Peralatannya


1. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton dengan
persetujuan Direksi / MK.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari
material-material harus dengan persetujuan Direksi / MK dan seluruh
operasi harus dikontrol dan diawasi terus- menerus oleh seorang
inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Bath
Mixer atau Portable Continous Mixer). Mesin pengaduk harus benar-
benar kosong sebelum menerima bahan- bahan dari adukan
selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5
menit sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan
harus ditambah bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m3 dan Direksi
/ MK berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika ternyata
pemasukkan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
adukan dengan kekentalan dan warna yang merata / seragam. Beton
yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi beton
yang dikehendaki.
5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang
ditentukan. Air harus dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya
ditambahkan selama pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan
pengadukan yang berlebihan membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
6. Kontraktor diperolehkan menempatkan satu “Mixing plant” atau
memperoleh beton dari satu “Ready Mix Plant” asalkan dapat
membuktikan bahwa mutu beton tersebut sesuai dengan semua
ketentuan dalam persyaratan ini. Kontraktor harus menyerahkan
spesifikasi beton ready mix yang akan digunakan sesuai dengan mutu
beton yang diinginkan, sebelum pekerjaan dimulai.
g. Persiapan Pengecoran
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor
harus bersih dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang terlepas.
Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang
(pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-
perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus terpasang
dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat
kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran
yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang - bidang pada beton lama,
tersebut harus disapu dengan bonding agent dengan aturan sesuai
pabrik pembuatnya.
4. Kontraktor harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai
ijin pengecoran diberikan oleh Direksi / MK.

h. Acuan/Cetakan Beton
1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-
batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor
dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat
atau kelongsoran dari penyangga.
2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan
diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal maupun vertikal.
3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian sehingga dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya
“overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi
yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku
untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya.
4. Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan
kebenaran letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang.
5. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam, kotoran, dan
diberi “Mould release agent” untuk mencegah lekatnya beton pada
cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak
dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan
tulangan.
6. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari MK,
atau jika umur beton telah melampui waktu sebagai berikut
a) Bagian sisi balok 48 jam
b) Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
c) Balok dengan beban konstruksi 21 hari
d) Pelat lantai/atap/tangga 21 hari
7. Dengan persetujuan Direksi / MK, cetakan dapat dibongkar lebih awal
apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama
dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton
pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh Direksi / MK, tidak
mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
8. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi
bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Kontraktor
wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
9. Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian-
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut
dan dibersihkan sebelum pengurukan dilakukan.

i. Pengangkutan dan Pengecoran


1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat sehingga
waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam
atau tidak terjadi perbedaan pengikatan yang mencolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor.
2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu
yang ditentukan, maka harus dipakai bahan penghambat pengikatan
(retarder) dengan persetujuan MK.
3. Kontraktor harus memberitahu MK selambat-Iambatnya 2 (dua) hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa
Kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada
semen dan agregat telah melalui 1,5 jam dan waktu ini dapat berkurang
bila Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan
terjadinya pemisahan material (segretation) dan perubahan letak
tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang,
pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan MK dan alat-
alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton
pengeras.
6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari
1,5 meter. Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi
penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru
dituang.
7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah
mengalami “initual set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana
beton akan menjadi plastis karena getaran.
8. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton yang menyentuh
tanah harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah.
9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang beton sudah
menjadi keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus
dibersihkan dari lapisan air semen dan partikel-partikel yang terlepas
sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang
padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat
dengan tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
10.Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila
diperkirakan pengecoran dari satu bagian tidak dapat diselesaikan pada
slang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas petunjuk
Direksi / MK dapat dilaksanakan pada malam hari dengan sistem
penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat.
j. Pemadatan Beton
1. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya
agar didapat beton yang cukup padat tanpa perlu penggetaran yang
diperlukan.
2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical
vibrator” dan dioperasikan oleh seorang yang berpengalaman.
Penggetaran dapat dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan
“over vibration” dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran
dengan maksud untuk mengalirkan beton.
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan
alat penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik.
4. Alat penggetar tidak boleh menyentuh tulangan-tulangan, terutama
pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai
mengeras.

k. Baja Tulangan
1. Semua Baja Dowel yang dipakai harus bersih, dari segala macam
kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton.
Ukuran lebih kecil dari Ø13 mm menggunakan U24 Ukuran lebih
melebihi Ø 13 mm menggunakan U39
2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1991.

l. Benda-Benda yang Ditanam dalam Beton


1. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, sepeti baja
dowel harus sudah terpasang sebelum pengecoran beton dilakukan.
2. Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya
agar tidak tergeser pada saat pengecoran beton.
3. Kontraktor utama harus memberitahukan kepada pihak lain untuk
melakukan pekerjaan tersebut sebelum pengecoran dilakukan.
4. Rongga-rongga kosong atau peralatan yang akan ditanam dalam beton
tidak diisi pada saat pengecoran, harus ditutup dengan bahan atau
ukuran sesuai kebutuhan yang mudah dilepas setelah pelaksanaan
pengecoran.

m. Cacat Pekerjaan
1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap bagian
pekerjaan ternyata tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan
persyaratan teknis, maka bagian tersebut harus digolongkan sebagai
cacat pekerjaan.
2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan
diganti sesuai dengan yang dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta seluruh
biaya yang timbul seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor.

n. Pengujian Beton
1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI NI-
2 1991 dalam minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam
ayat berikut.
2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang dikerjakan
dalam satu hari dengan volume sampai dengan jumlah 5 m3.
3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 3 (tiga) buah benda uji berbentuk
silinder ukuran 15 x 30 cm. Satu benda uji akan diuji pada umur 7 (tujuh)
hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada Pengawas, sedang 2 (dua)
benda uji lainnya akan diuji pada umur 28 hari. Hasil pengujian adalah
hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-
rata harus lebih dari kekuatan karakteristik 300 kg/cm2 untuk mutu beton
K-300 ; tidak boleh ada satu benda uji yang hasil pengujian kurang dari
250 kg/cm2.
4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal
dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan
keadaan sebenarnya.
o. Suhu
1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila suhu yang
di taruh berada diantara 27° dan 31° C.
2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat
mengakibatkan suhu beton melebihi 32°C, maka Kontraktor harus
mengambil langkah-Iangkah yang efektif, misalnya mendinginkan
agregat atau melakukan pengecoran pada malam hari.

p. Beton Ready Mix


1. Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed,
maka beton tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh
Direksi / Pengawas, dengan takaran, adukan serta cara pengiriman /
pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada
ASTM C94-78a.
2. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran
yang telah diuji di Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh Direksi/ Pengawas dan Supplier beton ready mixed.
Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil
pengujian yang diadakan di laboratorium.
3. Syarat-syarat Beton Ready Mixed
a) Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari
30°C.
b) Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed
harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatan additive tersebut dan
dengan persetujuan dari Direksi Pengawas. Bilamana diperlukan dua
atau lebih jenis bahan additive, maka pelaksanaannya harus dikerjakan
secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan AC1
212.1R-63.
c) Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka
permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat
lainnya, untuk mempertahankan panas sedemikian rupa, sehingga tidak
timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian dalam dan luar
atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam beton.
Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut diatas, dibuka,
permukaan beton tetap terus dilindungi terhadap pengeringan yang
mendadak.

7.A.4.3 Pekerjaan Grass Block Area Parkir

a. Lingkup Pekerjaan

Sesuai dengan gam bar pereancanaan dan petunjuk Konsultan Pengawas.

1. Persyaratan Bahan

a) Bentuk

- Sisi vertical harus tegak lurus dengan permukaan atas Grass Block dan
dapat saling mengunci satu sama lain dengan baik.

- Grass Block Area Parkir dan Area Tempat Parkir Lapangan Kp Ujung yaitu
Type Grass Block 4 Lubang dengan dimensi 40 x 40 cm tebal 8 cm dengan
kwalitas Lokal No.1

b) Kuat tekan.Kuat tekan rata-rata tidak boleh kurang dari 250 Kg/Cm 2 atau
minimal setara dengan K250

- Pengadaan bahan harus dari satu produk, didatangkan harus dalam


keadaan baik, tidak retak, warna merata serta mendapat persetujuan dari
Pengawas.

- Pasir extra beton adalah pasir alam bukan pasir laut dan bila terpaksa
dikehendaki harus dicampur dengan proporsi yang tepat, berbentuk tajam
dan keras serta tidak mengandung kotoran.

2. Persyaratan Pelaksanaan

Semua pelaksanaan harus sesuai dengan standard sebagai berikut :

- NI - 2 . NI - 3 . NI - 8

- AASHTO T – 99
3. Penelitian Kwalitas Dilapangan

Pengambilan contoh secara random atas bahan-bahan yang telah berada


dilapangan dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan
Pengawas, semua biaya pengujian dan meterial menjadi beban kontraktor.

4. Pelaksanaan

a) Pekerjaan lapisan pasir extra beton (sand bedding) diatas pondasi/ base
course setebal 7 cm atau sesuai gambar, dilakukan dengan hamparan
yang merata dan harus diperhatikan luas hamparan pasir harus dapat
tertutup grassblock dalam satu hari.

b) Pada saat penghamparan, sand bedding harus kering dengan kadar air
terkandung maksimum 8 %, serta harus dijaga terhadap hujan dan aliran
air sebelum pemasangan grass block dan pemadatan.

c) Pemasangan Grass Block sesuai dengan pola pada gambar, ditata rapih,
merata dengan jarak naad /joint scaping 3 - 4 mm lurus dan saling tegak
lurus pada persilangan.

e) Pemadatan dilakukan menggunakan Plate vibratory dengan luas dasar


0,35 - 0,50 m2 dan centrafugal force 1,6 - 2,0 ton. dimulai dari satu sisi
tepian Kansteen pengunci kebagian sisi lain dan dari bagian terendah
menuju bagian yang tertinggi dengan jumlah lintasan minimum sebanyak
3 kali.

f) Pemadatan tidak dilakukan bila mendekati tidak kurang dari 1,0 meter dari
bagian pemasangan Grass Block yang terbuka/ tidak terjepit Kansteen
pengunci.

g) Apabila tidak disebutkan lain dalam gambar, maka kemiringan profil


melintang dibuat 2,5% dan toleransi permukaan datar adalah 10 mm untuk
setiap 3 m garis lurus serta masing-masing Grass Block perbedaan
ketinggiannya tidak lebih dari 2 mm.

h) Pekerjaan sand filler yaitu pengisian celah Grass Block/joint scaping


setelah dilakukan pemadatan, dengan pasir extra beton yang diayak
dengan kawat nyamuk. Pengisian dengan alat manual sederhana
sehingga seluruh celah/naad terisi penuh dengan pasir.
i) Pemotongan Grass Block harus menggunakan mesin potong khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.

j) Apabila terjadi ketidak sempurnaan misal Grass Block yang sudah


terpasang pecah, pemasangan bergelombang atau beda ketinggian
sangat mencolok, maka Kontraktor wajib membongkar dan atau
memasang kembali dengan Grass Block baru.

4.A.2. DAFTAR ITEM DAN VOLUME PEKERJAAN


Sebagai dasar penyusunan item dalam rangka perhitungan volume dan biaya
pekerjaan pada Surat Penawaran Harga, maka pada bestek ini dibuat daftar
item dan volume pekerjaan yang merupakan rangkuman dari penjelasan
syarat-syarat teknis tersebut diatas : terlampir
Lampiran daftar/susunan item pekerjaan akan digunakan untuk
mempermudah Panitia dalam mengevaluasi penawaran harga, maka
Penyedia Barang/Jasa peserta lelang disarankan untuk tidak merubah
susunan item tersebut. Penawaran harga material tanaman, media tanam,
street furniture sudah termasuk perhitungan biaya garansi dan perawatan
tanaman selama 6 bulan di masa konstruksi, biaya mobilisasi dan
demobilisasi serta biaya-biaya yang timbul selama pengiriman material dari
tempat asal ke lokasi proyek / nurseri lokal serta biaya mobilisasi tanaman
dari nurseri lokal ke lokasi proyek.

Anda mungkin juga menyukai