Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Umum

Lingkup Pekerjaan pada Kegiatan ini adalah :

Nama Kegiatan : Pemeliharaan Sarana dan Prasarana KP3B

Nama Pekerjaan : Pemeliharaan Taman Hutan KP3B Landscape F2-2

(Samping kantor BPS)

Lokasi Pekerjaan : KP3B Kota Serang

TA Perubahan : 2018

2. Penjelasan Umum

Pekerjaan Utama :

1. Pekerjaan Persiapan

2. Pekerjaan Cut and Fill

3. Pekerjaan Jalan Utama

4. Pekerjaan Joging Track

5. Pekerjaan Pedestrian

6. Pekerjaan Trapi Track

7. Pekerjaan Kolam

8. Pekerjaan Saluran

9. Pekerjaan Air Mancur

10. Pekerjaan Gazebo

11. Pekerjaan Tangga

12. Pekerjaan Gapura

13. Pekerjaan Taman

Pekerjaan Pendukung :

1. Pekerjaan Plambing

2. Pekerjaan Tambahan
PENDAHULUAN

a. Mobilisasi dan Demobilisasi

Dalam melaksanakan pekerjaan ini sebaiknya kontraktor pelaksana terlebih

dahulu melakukan mobilisasi alat yang akan digunakan dalam melaksanakan

pekerjaan ini agar dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak terkendala oleh

permasalahan teknis, alat yang seyokyanya disediakan adalah:

Perlengkapan pertukangan

Alat angkut sisa pembongkaran

Pengamanan pekerjaan sebagai blok terhadap kendaraan yang lalulalang

tepat disamping lokasi yang akan dikerjakan, pengaman ini adalah rambu-

rambu jalan yang dibutuhkan

a.1. Pekerjaan P3K

P3K yang dimaksud adalah penyediaan kotak obat sebagai tindakan

penyelaman (Pengobatan) dini terhadap tenaga kerja yang mengalami

kecelakaan kerja di lokasi Kegiatan, ini kotak P3K minimal berisi:

Obat merah sebanyak 2 botol/tube

Perban sebanyak 2 rol

Plester perban sebanyak 2 roll

Plester obat Hansaplas sebanyak 5 strip

Obat sakit kepala

Obat anti septik

Dan obat-obat lainnya yang dianggap perlu

Penjelasan RKS dan Gambar

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-

syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantum dalam

Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).


2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),

maka yang mengikat/ berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai

dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih

besar yang berlaku, begitu pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan

sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.

3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga

dalam pelaksanaan

menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.

4. Kontraktor harus melakukan pengukuran ulang dan menyesuaikan antara

gambar dan lapangan.

Jadwal Pelaksanaan

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat

Rencana Kerja

Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve

bahan/tenaga.

2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu

dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, paling lambat

dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender setelah SPPBJ diterima kontraktor.

Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan, akan disahkan oleh Pemberi tugas.

3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)

kepada Direksi/Pengawas

Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja harus

ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti

dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).


4. Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menilai

prestasi pekerjaan

Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Kuasa Kontraktor

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor

atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan

pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor,

berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil S 1 atau sederajat dengan

pengalaman minimum

2 (dua) tahun.

2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung

jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas

lapangan/Tim Pengelola

Teknis Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap

memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis

untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.

5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,

Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri

(penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Kesehatan Keselamatan Kerja

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan yang selalu dalam keadaan siap pakai di

lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas

dan pekerja lapangan.


2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-

syarat bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan

Kontraktor.

3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak

dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di

dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk

penjaga keamanan.

4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Alat alat

Semua alat-alat untuk pelaksanaan harus di sediakan oleh kontraktor, sebelum

pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :

1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur

2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan

Pengukuran

1. Pekerjaan tersebut dalam pasal VI.01 adalah pekerjaan lanjutan, sesuai

dengan gambar.

2. Ukuran-ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar

pelaksanaan.

3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan

luas pekerjaan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.

4. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan

alasan untuk

menggagalkan tuntutan.
BAHAN

Syarat-Syarat Pemeriksaan Bahan Bangunan

1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan pasal

VI.02

2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu

kepada

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan

persetujuan

3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan

pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan

selambat-lambatnya dalam waktu 2X24 jam terhitung dari jam penolakan

4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi

ternyata ditolak

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera

dihentikan dan

selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh

Direksi/Pengawas

Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

Pemeriksaan Pekerjaan

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah

selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan, Kontraktor diwajibkan meminta kepada

Direksi/Pengawas Lapangan/ Tim Pengelola Teknis Kegiatan

2. Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan

telah menyetujui

bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.


3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2X24 jam (dihitung dari jam

diterimanya permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak

dipenuhi oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,

Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya

diperiksakan dianggap telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan. Hal ini dikecualikan bila Direksi/Pengawas

Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan meminta perpanjangan waktu.

4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan berhak memerintahkan membongkar bagian

pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran

dan pemasangan menjadi tanggungan Kontraktor.

Kenaikan Harga

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim

2. Kanaikan harga diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan

bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh

Pemerintah RI.

3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin

puyuh, badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor

alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi

tanggungan Kontraktor.

Pekerjaan Tambah Kurang

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis

dalam buku harian oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis

Kegiatan serta persetujuan pemberi tugas.

2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada

perintah tertulis dari


Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan atas persetujuan

pemberi tugas.

3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga

satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya

diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.

4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga

satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan

lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan

bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.

5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab

kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu

karena adanya pekerjaan tambah tersebut


METODE PEKERJAAN

Pekerjaan Persiapan

1. Uitzet/Bouwplank

a. Semua papan Bouwplank menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan 2

cm dipasanng terentang pada patok kayu ukuran 5/7 dan diserut rata pada

permukaan atas dan terpasang water pass dengan peil + 0.00.

b. Bouwplank dipasang memanjang keliling bangunan, pada as kolom dan

dinding penyekat supaya diberi tanda dengan cat warna merah/meni.

c. Bouwplank dipasang di luar garis bangunan dengan jarak minimal 2 m untuk

mencegah

kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.

d. Setelah pemasangan bouwplank selesai, Kontraktor wajib melapor kepada

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan

persetujuan pekerjaan selanjutnya.

2. Pembersihan dan Perapihan

Setelah pekerjaan selesai semua, permukaan harus bersih dari segala macam

kotoran dan dalam keadaan baik sempurna, serta sisa dari bahan-bahan yang

sudah digunakan yang berupa apapun harus dibersihkan atau dibuang.

Plesteran

1. Pada dasarnya spesi untuk plesteran sama dengan campuran spesi untuk

pekerjaan pasangannya.

2. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester

harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran

tidak cepat kering dan tidak retak- retak.

3. Semua permukaan beton yang diplester permukaannya harus dikasarkan

terlebih dahulu.

4. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak

terlihat pecah-pecah.
5. Tebal plesteran 1,5 cm.

6. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian PC

sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah dengan hasil halus dan rata.

7. Pekerjaan plesteran terakhir harus halus, rata, vertikal dan tegak lurus

dengan bidang lainnya.

8. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus,

halus, tidak bergelombang. Sedang sponeng/tali air harus lurus dan baik.

Pengecatan

1. B a h a n

a. Pengertian cat disini meliputi cat-cat dinding, bata, beton, besi yang tampak

ter-expose dengan bahan cat emulsion merk sekualitas Decolith (cat tembok)

dan sekualitas Bee Brand (cat besi).

b. Cat-cat/plamir yang didatangkan harus dalam keadaan utuh dalam kemasan

kaleng, tertera

nama perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang utuh.

c. Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari

Direksi/Pengawas Lapanga/Tim

Pengelola Teknis kegiatan.

d. Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk

yang sama dengan merk cat yang dipilih.

e. Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan

cat. f. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dari bahan yang

diencerkan.

2. Macam Pekerjaan

Mengecat dengan cat tembok dan cat kayu untuk semua bidang Kansteen

seperti dinyatakan dalam gambar

3. Cara Pelaksanaaan

Cat Tembok
Bidang bagian yang akan dicat sebelumnya digosok memakai kain yang dibasahi

air. Setelah kering didempul dengan menggunakan plamur pada tempat yang

berlubang sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling

sedikit 2 (dua) kali dengan roler minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara

yang telah ditentukan oleh pabrik.

Kansteen

Kansteen yang dikerjakan adalah kansteen yang mengalami kerusakan,

kontraktor terlebih dahulu menginvestigasi seluruh kerusakan kansteen dengan

didampingi oleh konsultan pengawas yang kemudian dituangkan kedalam berita

acara MC-0

1. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan kansteen yaitu Plesteran, Acian, dan Pengecatan

2. Cara Pelaksanaan

a. Kansteen yang akan diperbaiki terlebih dahulu diberi tanda dengan

menggunakan cat agar lebih mudah dalam pelaksanaan dan memudahkan

dalam menghitung volume pekerjaan.

b. Setelah semua kerusakaan sudah diberi tanda maka kansteen disiram

dengan air untuk lebih memudahkan plesteran melekat.

c. Kansteen yang akan diplester harus bersih dari debu agar spesifikasi

plesteran sesuai dengan yang dipersyaratkan diatas.

d. Setelah diplester dengan baik maka dapat dilanjutkan dengan menutup

tekstur plesteran yang

menggunakan semen biasa atau dengan menggunakan Plamur.

e. Setelah seluruh bidang plesteran yang diaci sudah licin maka Kontraktor

harus melaporkan hasil pekerjaannya kepada Konsultan pengawas.

f. Setelah bidang acian sudah kering, maka dilanjutkan dengan pengecatan

keseluruh bahagian

kansteen secara merata.


TANGGA

Kontraktor terlebih dahulu menginvestigasi seluruh Lokasi yang direncanakan

untuk pemasangan jembatan dengan didampingi oleh konsultan pengawas yang

kemudian dituangkan kedalam berita acara.

a. Ukur Lahan.

b. Tambahkan ruang untuk tiang Jembatan

c. Gali Lubang Pondasi untuk tiang

d. Tegakkan Tiang

e. Pasang Pagar pada tiang dengan las dan baut

f. Finishing dengan cat besi

Taman

1. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah penanaman pohon khas banten dan tanaman hias.

Adapun jenis tanaman hias yang dimaksud adalah:

a. Pacar Cina

Pacar Cina adalah bunga yang ditanam dengan interval jarak 100 mm

Pacar Cina yang disyaratkan adalah bunga dengan ketinggian 200 mm dengan

lebar tajuk 500 mm.

b. Ixora Pink

Jenis bunga ini juga ditanam dengan interval jarak 400 mm

Ixora Pink yang disyaratkan adalah bunga dengan ketinggian 200 - 500 mm

c. Ixora Kuning

Jenis bunga ini ditanam dengan jarak 250 mm memanjang dan berjarak 200 mm

tiap baris. Untuk Ixora Kuning ditanam dengan jarak 250 mm.

d. Baby Blue

Baby Blue Jenis bunga ini ditanam dengan jarak 250 mm memanjang dan

berjarak 200 mm tiap baris.


e. Hawaiian Heather Putih

Hawaiian Heather Putih Jenis bunga ini ditanam dengan jarak 250 mm

memanjang dan berjarak 200 mm tiap baris.

f. Star Jasmine

Star Jasmine ditanam sebagai tanaman hias dengan jarak 250 mm.

Adapun jenis tanaman hias yang dimaksud adalah Jenis-jenis pohon khas

banten dengan tinggi 2 m sebagai berikut :

1. Namnam

2. Burahol

3. Rasamala

4. Alkesah

5. Alpukat YM

6. Jatake

7. Menteng

8. Maja

9. Matoa

10. Akasia Mangium

11. Kupa

12. Jengkol

13. Pete

14. Duren

15. Pinus

16. Damar

17. Manggis

18. Lontar

19. Suren

20. Waru

21. Kosambi
22. Huni

23. Ceremai

24. Kluwih

25. Kluwak

26. Muncang

27. Kokosan

28. Kesemek

29. Cendana

30. Cempedak

31. Kenari

32. Rambutan Binjai

33. Pulai

34. Gaharu

35. Sukun

36. Asoka

37. Jati

38. Nangka

39. Sawo Duren

40. Tin Green Yordan

41. Kelengkeng

42. Kokoleceran

43. Jambu Bol

44. Gandaria

45. Asem Jawa

46. Beringin

47. Bambu Kuning

48. Bambu Hitam

49. Bambu Cina

50. Karet Kebo


2. Metode Pelaksanaan

Sebelum tanaman/bunga ditanam tanah terlebih dahulu digemburkan dengan

menggunakan alat pertanian seperti cangkul atau sekop.

Setelah tanah telah gembur maka tanah disiram dengan air hingga basah

secara merata.

Untuk memulai penanaman semua tumbuhan/bunga yang menggunakan

polybag harus dilepas dari tanah bunga, sehingga pada penanaman bunga

sudah tidak ada plastik polybag.

Setelah semua tanaman telah tertanam sesuai pada gambar pelaksanaan,

maka dilakukan

penyiraman kembali secara menyeluruh.

Untuk menjaga agar tanaman tidak layu atau mati maka perlu dilakukan

pemelihraan selama proses rehabilitasi atau selama 6 bulan dengan cara

disiram sebanyak 3 kali sehari dengan menggunakan air sumur bor yang terlebih

dahulu dibuat sebanyak 3 mata air.

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang roll yang dipompa dari

mata sumur bor dengan menggunakan pompa.

Apabila dalam proses rehabilitasi ada tumbuhan yang dinyatakan mati, maka

pihak kontraktor

harus menggantikan bunga tersebut dengan bunga yang sejenis atau sama

Kontraktor bertanggung jawab penuh dalam proses pemeliharan hingga seluruh

tanaman dianggap hidup.

Dukungan

1. Dapat menyediakan minimal 50 jenis tanaman yang dibuktikan dengan surat

dukungan dari penyedia taman dan dibuktikan dilokasi


Pekerjaan Lain lain

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih

termasuk lingkup dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai

dengan petunjuk, Perintah Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, baik

sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan- perubahan di

dalam Berita Acara Aanwijzing.

2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di

lapangan akan

dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas, dengan dibuat Berita Acara

yang disyahkan oleh

Pemberi Tugas.

Anda mungkin juga menyukai