d. Latihan percakapan
Teknik ini dilakukan dengan cara guru bertanya kepada siswa dengan beberapa
pertanyaan dalam bahasa sasaran dimana siswa harus memahami pertanyaan tersebut
agar mampu menjawab dengan benar.Yang diamati di kelas adalah guru bertanya kepada
individu siswa terkait jawaban mereka masing-masing. Pertanyaan dapat berupa struktur
gramatikal tertentu. Selanjutnya, siswa saling bertanya dengan menggunakan pertanyaan
masing-masing yang sesuai dengan struktur gramatikal yang digunakan guru.
B. METODE DESUGGESTOPEDIA
1. Konsep Desuggestopedia
Metode desuggestopedia adalah metode yang diberikan untuk menyelesaikan
permasalahan psikologis siswa yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk belajar bahasa
atau sukses dalam meningkatkan kemahiran bahasa (Larsen, 2000:73). Metode ini merupakan
metode pembelajaran bahasa yang dapat diaplikasikan pada siswa atau siswa yang memiliki sifat
reseptif namun cenderung memiliki sedikit mental atau keraguan untuk merespons. Metode ini
dapat dilakukan dengan memberikan suatu topik berupa materi pembelajaran, kemudian siswa
diberi pengantar yang berupa clue atau kata-kata kunci dari topik tersebut.
Selanjutnya, mereka memberikan respons dari sugerti objek yang disajikan oleh pengajar.
Misalnya, pengajar memberikan topik tentang “manfaat air bagi kehidupan”. Topik ini cukup
kompleks untuk diceritakan siswa dalam bentuk keterampilan berbicara di kelas. Dengan
menggunakan metode suggestopedia, maka pengajar harus memberikan stimulus berupa
menyebutkan kata-kata kunci dari topik tersebut seperti, “kegunaan air untuk tumbuhan, untuk
tubuh manusia, hewan, untuk tanah, di (air) laut ada hewan apa saja, dan sebagainya”.
Pembelajaran dengan desuggestopedia dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
(outdoor).
Pembelajaran outdoor yang bersentuhan langsung dengan topik pembelajaran, dapat
memberikan stimulus yang lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. Hal ini karena, topik yang
dibahas dalam pembelajaran bahasa dapat langsung dilihat atau sentuh oleh alat indra siswa.
Dengan demikian, mereka akan lebih mudah untuk berbicara, menulis atau memberi respon
terkait sugesti yang diberikan guru/pengajar bahasa.
2. Prosedur pelaksanaan desuggestopedia
Berikut prosedur dari metode desuggestopedia yang dapat diaplikasikan pada
pembelajaran bahasa.
a. Guru mendekorasi ruangan kelas atau melakukan pembelajaran outdoor dengan
pemandangan yang menarik yang memudahkan siswa melakukan ekspresi yang
dituangkan baik berupa tulisan maupun lisan terhadap lingkungan pembelajaran tersebut
b. Guru membuat daftar unsur gramatikal bahasa target yang dapat disajikan baik melalui
poster, gambar, atau media lainnya untuk memberikan pemahaman awal siswa terhadap
lingkungan pembelajaran di sekitar mereka.
Bentuk-bentuk sugesti yang diberikan guru/pengajar bahasa sesuai dengan topik materi
pembelajaran yang disajikan. Misalnya, jika topik yang dibahas adalah tentang laut, maka kata-
kata atau kalimat sugesti yang diberikan berhubungan dengan laut. Jika topik yang dibahas
adalah transportasi, maka sugesti yang diberikan terkait trasportasi, dan seterusnya. Selanjutnya,
Larsen menambahkan bahwa metode desugestopedia memiliki kelebihan dengan salah satu
prinsip penerapannya yaitu memfasilitasi proses pembelajaran bahasa dengan lingkungan yang
menyenangkan dan siswa atau pelajar dapat langsung mempelajari apa saja yang terdapat dalam
lingkungan pembelajaran bahasa mereka. Adapun kekurangan metode ini adalah hanya dapat
digunakan untuk pembelajaran bahasa di kelas dan tidak dapat digunakan untuk teks formal yang
justru akan membuat proses pembelajaran tidak menyenangkan.
3. Teknik pelaksaan desuggestopedia
Berikut beberapa teknik pembelajaran bahasa dengan menggunakan metode
desuggestopedia. Teknik-teknik pembelajaran berikut aplikatif untuk diterapkan di lingkungan
kelas pembelajaran bahasa.
a. Classroom set-up (pengaturan kelas)
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan kreasi pada lingkungan ruang kelas.
Misalnya mendekorasi ruang kelas dengan latar salah satu negara bahasa target yang
sedang dibicarakan dalam kelas. Guru harus mencoba teknik ini untuk memberi suasana
positif di ruang kelas.