PASIEN ASMA
DisusunOleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyanyang, Kami
panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “laporan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaharui makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Kediri, November2021
iii
DAFTAR ISI
iv
PEMBAHASAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi Ke-5. Jakarta :
EGC
Harmoko .(2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Salvari Gusti ADP. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV. Trans Info
Media
8
2.1 Definisi Asma.
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran pernafasan yang disebabkan oleh
reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-lymphocytes
terhadap stimulus tertentu dan menmbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat
obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang
(Brunner and suddarth, 2011).
Asma merupakan kelainan berupa inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan
hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang dapat menimbulkan gejala
mengi, batuk, sesak nafas, dan dada terasa berat terutama pada malam hari yang pada
umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan (Depkes RI, 2009).
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap suatu rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
penyempitan ini bersifat sementara (Nurarif, 2012).
1. Anatomi.
a) Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yangpertama, mempunyai dua
lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekathidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat
bulu-bulu yang bergunauntuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke
dalamlubang hidung.
b) Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalanpernapasan dan jalan
makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung, dan mulut
sebelah depan ruas tulang leher.Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas
berhubungandengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernamakoana, ke
depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubunganini bernamaistmus fausium,
ke bawah terdapat 2 lubang (ke depanlubang laring dan ke belakang lubang esofagus).
c) Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara danbertindak sebagai
pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikal
dan masuk ke dalam trakhea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh
sebuah empang tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-
tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
d) Trakea
9
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laringyang dibentuk oleh
16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang
disebut selbersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cmdan di
belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e) Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan daritrakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IVdan V, mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi olehjenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke
samping kearah tampuk paru-paru.Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besardari pada
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.Bronkus kiri lebih panjang dan
lebih ramping dari yang kanan, terdiridari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus
bercabang-cabang,cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada
bronkiolitidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapatgelembung paru
atau gelembung hawa atau alveoli.
f) Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besarterdiri dari gelembung
(gelembung hawa atau alveoli). Gelembugalveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang lebih 90 m². Pada lapisan ini
terjadi pertukaran udara, O2masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari
darah.Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah(paru-paru
kiri dan kanan)
1) Asma bronkial
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar,
seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab alergi. Gejala kemunculan
sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Jika tidak
mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko kematian bisa datang. Gangguan asma juga
bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan
10
bagianbawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos saluran pernapasan,
2) Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial biasanya
terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian ini disebut nocturnal
a) Ringan sampai sedang: mengi/batuk tanpa distres berat, dapat mengadakan percakapan
b) Sedang sampai berat: mengi/batuk dengan distres, berbicara dalam kalimat atau frasa
pendek, nilai aliran puncak kurang dari 50% dan beberapa derajat desaturasi oksigen jika
diukur dengan oksimetri nadi. Didapatkan nilai saturasi antara 90-95% jika diukur
c) Berat, mengancam nyawa: distres pernapasan berat, kesulitan berbicara, sianosis, lelah
dan bingung, usaha respirasi batuk,sedikit mengi (silent chest) dan suara napas lemah,
takipnea, bradikardia, hipotensi, aliran puncak kurang dari 30% angka prediksi atau
angka terbaik, saturasi oksigen kurang dari 90% jika diukur dengan oksimetri nadi
perifer
Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak di
dada, di sertai dengan pernafasan lambat, mengi dan laborius. Ekspirasi selalu lebih
susah dan panjang di bandingkan dengan inspirasi, yang mendorong pasien untuk
duduk tegak dan menggunakan setiap otot-otot aksesori pernapasan. Jalan nafas yang
tersumbat akan menyebabkan dispnea, batuk awalnya susah dan kering , tanda
selanjutnya termasuk sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat. Selain itu juga
terdapat tanda-tanda seperti berkeringat, takikardi, dan pelebaran tekanan nadi.
Serangan asma dapat berlangsung sekitar 30 menit sampai dengan beberapa jam dan
11
dapat hilang dengan spontan. Meski serangan asma jarang yang fatal tetapi sering
terjadi reaksi kontinou yang lebih berat, yang di sebut asmatikus. Kondisi ini yang
dapat mengancap hidup. Serangan asmatik dapat terjadi secara periodik setelah
pemajanan terhadap alergen, seperti obat-obat tertentu, latihan fisik yang berlebih dan
kegairahan emosional (Andra & Yessi, 2013).
Tanda gejala asma :
1) Perubahan dalam pola pernapasan
2) Bersin-bersin
3) Perubahan suasana hari (moodines)
4) Batuk
5) Gatal-gatal pada tenggorokan
6) Sulit tidur
7) Turunnya toleransi tubuh terhadap aktivitas olahraga
8) Napas berat
9) Mengi
10) Napas pendek dan tersengal-sengal
11) Sesak dada (Andra & Yessi, 2013).
Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah spasme
otot polos edema dan inflamasi emakan jalan nafas dan eksudasi muncul intra inimal, sel-
sel radang dan deris selular. Obstruksi menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara
yang merendahkan volume ekspirasi paksa dan kecepatan aliran penutupan prematur jalan
udara dan hiperinglasi paru. Bertambahnya kerja pernafasan, perubahan sifat elastik dan
frekuensi pernafasan. Walaupun jalan nafas bersifat difusi, obstruksi menyebabkan
perbedaan suatu bagian dengan bagian lain berakibat perfusi bagian paru tidak cukup
mendapat ventilasi dan menyebabkan kelainan gas-gas terutama penurunan CO2 akibat
hiperventilasi.
Pada respon alergi disaluran nafas antibodi COE berikatan dengan alergi
degrenakulasi sel mati, akibat degrenakulasi tersebut histomin dilepaskan. Histomin
menyebabkan konstruksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin juga merangsang
pembentukan mulkus dan meningkatkan permiabilitas maka juga akan terjadi kongesti dn
pembangunan ruang intensium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memerlukan respon yang sensitif berlebihan
terhadap sesuatu alergi atau sel-sel mestinya terlalu mudah mengalami degravitasi
dimanapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut. Hasil akhirnya adalah
bronkapasme, pembentukan mukus edema dan obstruksi aliran udara. (Amin 2013:47)
13
2.7 WOC
14
2.8 Penatalaksanaan Asma.
15
Mengetahui obat-obat pelega dan pengontrol serta cara dan waktu
penggunannya
Mengenali dan menghindari faktor pencetus
Kontrol teratur
2) Obat asma (pengontrol dan pelega)
Obat asma terdiri dari obar pelega dan pngontrol. Obat pelega diberikan pada
saat serangan asma, sedangkan obat pengontrol ditujukan untuk pencegahan
serangan asma dan diberikan dalam jangka panjang dan terus menerus. Obat
asma yang digunakan sebagai pengontrol antara lain Flutikason propionat,
Budesonide, Zafirlukast, Metilprednisolon, Prednison, Prokaterol, Formoterol,
Salmeterol. Sedangkan obat untuk pelega antara pelega antara lain Salbutamol,
Terbutalin, Prokaterol, Fenoterol, Ipratropium bromide, Teofilin, Aminofilin,
Teofilin lepas lambat, Metilprednisolon, Prednidon.
3) Menjaga kebugaran
2.9 Askep Teori.
A. Pengkajian
1) Biodata klien (nama, umur, pekerjaan, pendidikan, dll)
2) Keluhan utama (pada umumnya klien mengatakan sesak nafas)
3) Riwayat penyakit masa lalu (apa klien pernsh mengalami penyakit asma
sebelumnya atau mempunyai riwayat alergi)
4) Riwayat keluarga (adakah keluarga klien yang memiliki penyakit asma
sebelumnya)
5) Aktivitas istirahat
Gejala : ketidakmampuan melakukan aktivitas, ketidak mampuan untuk tidur,
keletihan, kelemahan, malaise
Tanda : keletihan, gelisah, insomnia, kehilangan/kelemahan massa otot
6) Sirkulasi
Gejala : pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda : peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi paru, distensi vena
leher, warna kulit/membran mukosa normal/abu-abu/sianosis, pucat
7) Integritas ego
Gejala : mual, muntah, perubahan pola tidur
Tanda : ansietas, ketakutan, peka rangsangan
8) Makanan cairan
16
Gejala : mual, muntah, nafsu makan menurun, ketidakmampuan unuk makan
karena sitress pernapasan
Tanda : turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan BB
9) Hygiene
Gejala : penurunan kemampuan, penurunan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas
Tanda : kebersihan tubuh kurang
10) Pernapasan
Gejala : nafas pendek, dispnea, rasa dada tertekan, ketidakmampuan bernafas
Tanda : pernafasan cepat atau lambat, penggunaan otot bantu pernafasan,
kesulitan berbicara, pucat, sianosis pada bibir dan dasar kuku
11) Keamanan
Gejala : riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat faktor lingkungan,
adanya berulangnya infeksi
Tanda : berkeringat, kemerahan
12) Seksualitas
Gejala : penurunan libido
13) Intervensi sosial
Gejala : ketergantungan, kegagalan dukungan dari orang terdekat
Tanda : keterbatasan mobilitas fisik, kelainan hubungan dengan anggota
keluarga lain,
B. Diagnosa keperawatan
1) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tidakan
kesehatan yang tepat.
2) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
3) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan.
4) Intervensi
17
- Perkenalkan kepada keluarga tentang alternatif yang dapat mereka pilih dan
sumber – sumber yang di perlukan untuk melakukan tindakan keperawatan.
- Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
2) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi:
- Beri penjelasan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang sakit.
- Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
- Awasi keluarga melakukan perawatan.
- Bantu anggota mengembangkan kesanggupan dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
3) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan.
Intervensi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkat perilaku hidup
bersih dan sehat.
18
Daftar pustaka
Tim pokja SDKI DPP PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
http://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asma.pdf
https://www.academia.edu/37376790/ASKEP_INDIVIDU_ASMA
19
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
b. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan
1. Tn. E L 28 Kepala keluarga Swasta SMA
2. Ny. C P 55 Istri Ibu Rumah SMA
Tangga
c. Genogram
Keterangan :
20
d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga : dyad family ( keluarga yang terdiri dari suami dan iostri tenapa anak yang
hidup bersama dalam datu rumah
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : tidak ada masalah dalam keluarga
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : tidak ada
c) Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga Tn.E menganut agama dan
kepercayaan Islma. Tn.E mengatakan didalam agama tersebut tidak ada yang mempengaruhi
kesehatan.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn.E
b) Penghasilan : ±2.000.000 per bulan
c) Upaya lain :tidak ada upaya lain untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, karena Tn.D
dan Ny.C sama-sama bekerja
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Motor,Sepeda,Tv, Radio, Kulkas, Mesin cuci dll
g. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ± 800.000
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga : aktifitas rekreasi keluarga tidak dilakukan selama masa pandemi,tetapi
setiap minggu keluarga berkumpul untuk sekedar makan bersama dirumah.
21
d. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/Polio/DPT yang telah
Kesehatan kesehatan
/HB/Campak) dilakukan
1. Tn. E 28 80 Sehat. √ Asma. Pola hidup
sehat.
2. Ny. C 525 60 Sehat. √ Tidak ada. Pola hidup
sehat.
23
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit secara bergantian
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga belum mampu memelihara lingkungan sehat,karena terkadang keluarga masih
membuang sampah didepan rumah dan dibakar,dan jarak untuk membakar sampah dengan
rumah sangat dekat.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :
pengambilan keputusan yang dominan Tn.E karena selaku kepala rumah tangga
D. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : 2 anak
b) Akseptor : Belum mempunyai anak karena masih ingin fokus untuk bekerja
c) Keterangan lain : tidak ada
E. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn. E mengatakan, menghasilkan setiap bulan hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat : baik
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek :
Tn. E terlihat bingung dengan keadaanya dan gelisah terhadap penyakitnya yang tidak sembuh-
sembuh
b. Stressor jangka panjang :
Tn.E merasa lelah dengan keadaanya yang sudah berusaha berobat namun tidak ada perubahan
c. Respon keluarga terhadap stressor : apabila ada masalah, Tn.E biasanya selalu bersabar dan
menyuruh anggota keluarga yang lain untuk bersabar juga serta menyerahkan semuanya kepada
Allah SWT
d. Strategi koping : ketika mengahadapi suatu masalah,biasanya Tn.E berdiskusi dengan istrinya.
e. Strategi adaptasi disfungsional : ketika ada masalah akan berdiskusi untuk mecari jalan
keluar/pemecahan masalahnya
25
ANALISA DATA
26
PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit pengetahuan tentang (asma) b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. d.d
1.
Keluarga mengatakan kurang tahu penyebab memicunya penyakit asma.
Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
2.
d.d Tn.E mengatakan bingung jika penyakitnya kambuh harus membeli obat ke apotik atau puskesmas
27
PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
No Diagnosa Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenaran
Kep
Sifat masalah : 2/3x1 = 2/3 Masalah yang
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1
terjadi pada Tn.E
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1 apabila tidak
diatasi beresiko ke
keluarga lain.
Kemungkinan masalah dapat diubah : 1/2x2 = 1 Masalah
Skala : Mudah 2 2
manajemen
Sebagian 1
Tidak dapat 0 kesehatan sebagian
dapat diubah
dengan
peningkatan
pengetahuan
Dx 2
melalui penkes.
Potensial masalah untuk dicegah : 2/3x1 = 2/3 Peningkatan
Skala : Tinggi 3 1
pengetahun dan
Cukup 2
Rendah 1 kesadaran dapat
mencegah
munculnya resiko
kekambuhan
Menonjolnya masalah : 1/2x1 = 2 Masalah dalam
Skala :
Tn.E sudah
Masalah berat, harus segera 2 1
ditangani 1 berlangsung lama
Ada masalah, tetapi tidak perlu 0
dan Ny.C khawatir
ditangani
Masalah tidak dirasakan jika kambuh lagi.
TOTAL SKOR 3 1/3
28
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
29
IMPLEMENTASI
Dx Keperawatan : Defisit pengetahuan tentang (asma) b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah. d.d Keluarga mengatakan kurang tahu penyebab memicunya penyakit asma.
Hari/
Tanggal/ IMPLEMENTASI EVALUASI
waktu
Jum’at, -Mengidentifikasi kesiapan dan S :
18 Nov kemampuan menerima informasi - Keluarga mampu menjelaskan
2021/ - Mengidentifikasi faktor-faktor yang factor-faktor yang harus
18.30 dapat meningkatkan /masalah yang dihindari agar asma tidak
memicu asma kambuh lagi.
- Menyediakan materi dan media - Keluarga dapat menjelaskan
pendidikan kesehatan manfaat jika rutin melakukan
- Menjadwalkan pendidikan pengobatan.
kesehatan sesuai kesepakatan - Keluarga dapat mendampingi
- Memberikan kesempatan untuk dan merawat pasien selama
bertanya tentang materi tentang menjalani program pengobatan
masalah yang dapat memicu O:
hipertensi - Keluarga dapat memperhatikan
- Menjelaskan faktor resiko yang penjelasan yang disampaikan
dapat mempengaruhi kesehatan jika dan menanyakan yang belum
tidak menghindari faktor resiko jelas
pemicu asma A : Tujuan sebagian meningkat
P :
30
Dx Keperawatan : Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d K
etidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan d.d Tn.E mengatakan bingung jika penyakitnya
kambuh harus membeli obat ke apotik atau puskesmas
Hari/
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal/waktu
Jum’at, 18 Nov - Mengidentifikasi S :
2021/ 18.30 respon emosional - Keluarga mengatakan jika Tn.E
terhadap kondisi saat sakit maka dibawa ke klinik atau
sekarang beli obat di apotik.
- Mengidentifakasi
kesesuaian antara O : Tn.E tampak lemas,.
harapan pasien dan A : Tujuan sebagian meningkat
keluarga
- Mendengarkan P : intervensi dilanjutkan
masalah,perasaan
dan pertanyaan
keluarga
- Diskusikan rencana
medis dan
keperawatan
- Informasikan
kemajuan klien
secara berkala
31
FORMAT
4. Metode :
▪ ceramah dan tanya jawab
5. Evaluasi
- Standar persiapan : cukup matang
- Standar proses : baik
- Standar hasil :
6. Pustaka
32
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA
KEDIRI
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
Alamat : Jl. K.H Wakhid Hasyim No 65 Bandar Lor
Kota Kediri, Jawa Timur, 64114
33
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan Ke : 1
A. LatarBelakang
Masalah gangguan sistem pernapasan yang sering terjadi di dalam masyarakat Indonesia
meliputi ISPA, PPOK, TB Paru, dan Asma. Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada
jalan napas yang dikarakteristikkan dengan hiperresponsitas, edema mukosa, dan produksi
mukus. Inflamasi ini pada akhirnya berkembang menjadi episode gejala asma yang berulang :
batuk, sesak dada, dan mengi (Susan C.Smeltzer,2014).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sitematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluaraga. Dalam memeberikan asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari, pengkajiaan, perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian dan observasi merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang status kesehatan dan permasalahan yang di hadapi klien. Setelah data terkumpul
kemudian di analisa dapat di rumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga Tn. E
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data keluarga sehingga dapat dirumuskan masalah keperawatan pada
keluarga khususnya dengan masalah Asma
b. Tujuan Khusus
i. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga
ii. Mengetahui karakteristik lingkungan keluarga
iii. Mengetahui fungsi keluarga
iv. Mengetahui stress dan koping keluarga
v. Mengetahui status kesehatan keluarga
vi. Mengetahui harapan keluarga
vii. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik
2. Media : Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan
3. Sasaran : Keluarga
4. Pelaksana : Timing Dwi N.s
34
5. Waktu : Pukul 15.30 – 16.30 WIB
6. Tempat : Rumah Tn.E
7. Strategi Pelaksanaan
35
Waktu Kegiatan Penyaji Pasien/ Keluarga
5 menit Orientasi : a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam. b. Memperhatikan mahasiswa
b. Memperkenalkan diri.
c. Menyampaikan maksud dan
tujuan.
Tujuan :
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data
keluarga sehingga dapat
dirumuskan masalah keperawatan
pada keluarga khususnya dengan
masalah Asma
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui riwayat dan tahap
perkembangan keluarga
b. Mengetahui karakteristik
lingkungan keluarga
c. Mengetahui fungsi keluarga
d. Mengetahui stress dan koping
keluarga
e. Mengetahui status kesehatan
keluarga
f. Mengetahui harapan keluarga
g. Melakukan pemeriksaan fisik
pada keluarga
2. Kriteria Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk melengkapi data.
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik.
d. Keluarga mengijinkan ketika lingkungan rumahnya diobservasi.
e. Wawancara berjalan dengan lancar.
3. Kriteria Hasil
Didapatkan kurang lebih 65% data tentang data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,
pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn.E mampu mengetahui masalah
tentang ketidakpatuhan minum obat dan defisit pengetahuan penyakit Asma
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn.E mampu :
a. Menjelaskan tentang penyakit Asma
b. Menjelaskan tanda gejala Asma
c. Menjelaskan factor yang mempengaruhi dari Asma
d. Menjelaskan pencegahan penyakit Asma
e. Menjelaskan pengobatan Asma
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Berdiskusi
2. Media : Alat tulis, flipchart
3. Sasaran : Keluarga
4. Pelaksana : Mahasiswi
5. Waktu : Pukul 18.30-selesai
6. Tempat : Rumah Tn. E
7. Strategi Pelaksanaan
38
Waktu Kegiatan Penyaji Pasien/ Keluarga
8. Setting
5 menit Orientasi : a. Membalas salam
C
a. Mengucapkan salam. b. Menjawab kondisi
b. Menanyakan kondisi kesehatan kesehatan
terbaru. c. Memperhatikan tujuan dan
c. Menyampaikan topik yang hasil yang diharapkan
akan diberikan.
d. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan hasil yang
diharapkan.
30 menit Kerja : a. Memperhatikan materi yang
Menyampaikan materi tentang : dijelaskan
1. Pengertian tentang penyakit b. Bertanya tentang materi
Asma yang belum mengerti
2. tanda gejala Asma
3. factor yang mempengaruhi
dari Asma
4. pencegahan penyakit Asma
5. pengobatan Asma
B A Keterangan :
A : Mahasiswa
B : Pasien
39
C : Keluarga pasien
D. KriteriaEvaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga
c. Menyiapkan instrumen pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk melengkapi data.
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik.
d. Wawancara berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
Didapatkan 70% dari 80% data tentang kesiapan meningkatkan manajemen
kesehatan diri pada keluarga Tn. E khususnya Ny.E
40
41
42
43