Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

PASIEN ASMA

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Keperawatan Keluarga


Dosen Pembimbing :
Paramita Ratna G, S.Kep., Ns., M. Kes 

DisusunOleh :

Timing Dwi Noer S.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KOTA KEDIRI
2021
2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyanyang, Kami
panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “laporan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaharui makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Kediri, November2021

iii
DAFTAR ISI

iv
PEMBAHASAN

Konsep dasar keluarga


A. Keperawatan Kesehatan Keluarga
1. Definisi keluarga
a. Menurut Depkes. RI. 1988
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup
bersama dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan ( Nasrul
Effendi ,1998 : 33 ).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
1) Unit terkecil dari masyarakat.
2) Terdiri atas dua orang atau lebih.
3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
4) Hidup dalam satu rumah tangga.
5) Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7) Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
8) Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
2. Keperawaatan kesehatan keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat


yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur (Nasrul
Effendi,1998:39)
3. Tipe keluarga
Terdiri dari :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak-
anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
5
c. Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya berpoligami
dan hidup secara bersama–sama.
f. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga .
4. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan ( R.B freedman, 1981 ) adalah sebagai
berikut :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat .
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu
angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien ) keluarga
tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota
keluarganya.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan bagi
anggota keluarga yang menderita kekurangan imunisasi.
5. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas memelihara
kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit kurang
imunisasi yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga tentang
gejala penyakit kurang imunisasi.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap angota
keluarga yang menderita penyakit kurang imunisasi.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita penyakit kurang
imunisasi.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya
6
e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat
mengatasi penyakit kurang imunisasi.
6. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita
penyakit kurang imunisasi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit kurang imunisasi
maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :
a. Pengenal tentang gejala penyakit yang ditimbulkan karena kurang imunisasi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit kurang
cakupan imunisasi .
b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit kurang cakupan
imunisasi .
Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita
penyakit kurang imunisasi, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan dan
memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota keluarga
yang menderita kurang cakupan imunisasi .
c. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit kurang
cakupan imunisasi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang
menderita penyakit kurang cakupan imunisasi, sehingga dapat menilai, mengetahui
masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit
yang sedang dihadapi
d. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah
pada keluarga yang menderita penyakit kurang cakupan imunisasi dan mencari
alternatif pemecahanya .
e. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga
dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit yang ditimbulkan
akibat kurang cakupan imunisasi.
f. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap
keluarga yang anggotanya mederita penyakit kurang cakupan imunisasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi Ke-5. Jakarta :
EGC
Harmoko .(2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Salvari Gusti ADP. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV. Trans Info
Media

8
2.1 Definisi Asma.

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran pernafasan yang disebabkan oleh
reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-lymphocytes
terhadap stimulus tertentu dan menmbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat
obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang
(Brunner and suddarth, 2011).
Asma merupakan kelainan berupa inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan
hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang dapat menimbulkan gejala
mengi, batuk, sesak nafas, dan dada terasa berat terutama pada malam hari yang pada
umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan (Depkes RI, 2009).
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap suatu rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
penyempitan ini bersifat sementara (Nurarif, 2012).

2.2 Anatomi Fisiolofi Asma.

1. Anatomi.
a) Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yangpertama, mempunyai dua
lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekathidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat
bulu-bulu yang bergunauntuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke
dalamlubang hidung.
b) Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalanpernapasan dan jalan
makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung, dan mulut
sebelah depan ruas tulang leher.Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas
berhubungandengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernamakoana, ke
depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubunganini bernamaistmus fausium,
ke bawah terdapat 2 lubang (ke depanlubang laring dan ke belakang lubang esofagus).
c) Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara danbertindak sebagai
pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikal
dan masuk ke dalam trakhea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh
sebuah empang tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-
tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
d) Trakea
9
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laringyang dibentuk oleh
16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang
disebut selbersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cmdan di
belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e) Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan daritrakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IVdan V, mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi olehjenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke
samping kearah tampuk paru-paru.Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besardari pada
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.Bronkus kiri lebih panjang dan
lebih ramping dari yang kanan, terdiridari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus
bercabang-cabang,cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada
bronkiolitidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapatgelembung paru
atau gelembung hawa atau alveoli.
f) Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besarterdiri dari gelembung
(gelembung hawa atau alveoli). Gelembugalveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang lebih 90 m². Pada lapisan ini
terjadi pertukaran udara, O2masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari
darah.Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah(paru-paru
kiri dan kanan)

2.3 Klasifikasi Asma.

Asma dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

1) Asma bronkial

Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar,

seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab alergi. Gejala kemunculan

sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Jika tidak

mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko kematian bisa datang. Gangguan asma juga

bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan

10
bagianbawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos saluran pernapasan,

pembengkakan selaput lendir, dan pembentukan timbunan lendir yang berlebihan.

2) Asma kardial

Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial biasanya

terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian ini disebut nocturnal

paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur.

Asma akut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok sebagai berikut:

a) Ringan sampai sedang: mengi/batuk tanpa distres berat, dapat mengadakan percakapan

normal, nilai aliran puncak lebih dari 50% nilai terbaik.

b) Sedang sampai berat: mengi/batuk dengan distres, berbicara dalam kalimat atau frasa

pendek, nilai aliran puncak kurang dari 50% dan beberapa derajat desaturasi oksigen jika

diukur dengan oksimetri nadi. Didapatkan nilai saturasi antara 90-95% jika diukur

dengan oksimetri nadi perifer.

c) Berat, mengancam nyawa: distres pernapasan berat, kesulitan berbicara, sianosis, lelah

dan bingung, usaha respirasi batuk,sedikit mengi (silent chest) dan suara napas lemah,

takipnea, bradikardia, hipotensi, aliran puncak kurang dari 30% angka prediksi atau

angka terbaik, saturasi oksigen kurang dari 90% jika diukur dengan oksimetri nadi

perifer

(BTS SIGN 2003,Chung 2002).

2.4 Manifestasi klinis Asma.

Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak di
dada, di sertai dengan pernafasan lambat, mengi dan laborius. Ekspirasi selalu lebih
susah dan panjang di bandingkan dengan inspirasi, yang mendorong pasien untuk
duduk tegak dan menggunakan setiap otot-otot aksesori pernapasan. Jalan nafas yang
tersumbat akan menyebabkan dispnea, batuk awalnya susah dan kering , tanda
selanjutnya termasuk sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat. Selain itu juga
terdapat tanda-tanda seperti berkeringat, takikardi, dan pelebaran tekanan nadi.
Serangan asma dapat berlangsung sekitar 30 menit sampai dengan beberapa jam dan
11
dapat hilang dengan spontan. Meski serangan asma jarang yang fatal tetapi sering
terjadi reaksi kontinou yang lebih berat, yang di sebut asmatikus. Kondisi ini yang
dapat mengancap hidup. Serangan asmatik dapat terjadi secara periodik setelah
pemajanan terhadap alergen, seperti obat-obat tertentu, latihan fisik yang berlebih dan
kegairahan emosional (Andra & Yessi, 2013).
Tanda gejala asma :
1) Perubahan dalam pola pernapasan
2) Bersin-bersin
3) Perubahan suasana hari (moodines)
4) Batuk
5) Gatal-gatal pada tenggorokan
6) Sulit tidur
7) Turunnya toleransi tubuh terhadap aktivitas olahraga
8) Napas berat
9) Mengi
10) Napas pendek dan tersengal-sengal
11) Sesak dada (Andra & Yessi, 2013).

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Asma.

1) Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga).


2) Paparan zat di udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan polusi udara.
3) Faktor kondisi cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas yang didukung
kualitas udara yang buruk, cuaca lembap, dan perubahan suhu yang drastis.
4) Kondisi interior ruangan yang lembap, berjamur, dan berdebu.
5) Pekerjaan tertentu, seperti tukang kayu, tukang las, atau pekerja pabrik tekstil.
6) Stres.
7) Emosi yang berlebihan (kesedihan yang berlarut-larut, marah berlebihan, dan tertawa
terbahak-bahak).
8) Aktivitas fisik (misalnya olahraga).
9) Obat-obatan, misalnya obat pereda nyeri anti-inflamasi nonsteroid (aspirin, naproxen, dan
ibuprofen) dan obat penghambat beta (biasanya diberikan pada penderita gangguan jantung
atau hipertensi).
10) Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-kadang digunakan
sebagai pengawet), misalnya selai, udang, makanan olahan, makanan siap saji, minuman
kemasan sari buah, bir, dan wine.
12
11) Alergi makanan (misalnya kacang-kacangan).
12) Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau penyakit di mana asam lambung kembali
naik ke kerongkongan sehngga mengiritasi saluran cerna bagian atas.

2.6 Patofisiologi Asma.

Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah spasme
otot polos edema dan inflamasi emakan jalan nafas dan eksudasi muncul intra inimal, sel-
sel radang dan deris selular. Obstruksi menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara
yang merendahkan volume ekspirasi paksa dan kecepatan aliran penutupan prematur jalan
udara dan hiperinglasi paru. Bertambahnya kerja pernafasan, perubahan sifat elastik dan
frekuensi pernafasan. Walaupun jalan nafas bersifat difusi, obstruksi menyebabkan
perbedaan suatu bagian dengan bagian lain berakibat perfusi bagian paru tidak cukup
mendapat ventilasi dan menyebabkan kelainan gas-gas terutama penurunan CO2 akibat
hiperventilasi.
Pada respon alergi disaluran nafas antibodi COE berikatan dengan alergi
degrenakulasi sel mati, akibat degrenakulasi tersebut histomin dilepaskan. Histomin
menyebabkan konstruksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin juga merangsang
pembentukan mulkus dan meningkatkan permiabilitas maka juga akan terjadi kongesti dn
pembangunan ruang intensium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memerlukan respon yang sensitif berlebihan
terhadap sesuatu alergi atau sel-sel mestinya terlalu mudah mengalami degravitasi
dimanapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut. Hasil akhirnya adalah
bronkapasme, pembentukan mukus edema dan obstruksi aliran udara. (Amin 2013:47)

13
2.7 WOC

14
2.8 Penatalaksanaan Asma.

Menurut (GINA, 2006) penatalaksanaan asma ada 2, yaitu :


a) Penatalaksanaan asma akut (saat serangan)
Serangan akut adalah episodik perburukan pada asma yang harus diketahui oleh
pasien. Penatalaksanaan asma sebaiknya dilakukan oleh pasien dirumah, dan apabila
tidak ada perbaikan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan. Penanganan harus cepat
dan disesuaikan dengan derajat serangan. Penilaian beratnya serangan berdasarkan
riwayat serangan termasuk gejala, pemeriksaan fisik dan sebaiknya pemeriksaan faal
paru, untuk selanjutnya diberikan pengobatan yang tepat dan cepat. Pada serangan
asma obat0obat yang digunakan adalah :
 Bronkodilator
 Kortikosteroid sistemik

Pada serangan ringan obat yang digunakan bronkodilator yang sebaiknya


diberikan dalam bentuk inhalasi. Bila tidak memungkinkan dapat diberikan secara
sistemik. Pada dewasa dapat diberikan kombinasi dengan teoflin/aminofilin oral.
Pada keadaan tertentu (seperti riwayat serangan berat sebelumnya) kortikosteroid
oral (metilprednisolon) dapat diberikan dalam waktu singkat 3-5 hari. Pada serangan
sedang diberikan bronkodilator dan kortikosteroid oral. Pada dewasa dapat
ditambahkan ipratropium bromida inhalasi, aminofilin IV (bolus atau drip). Pada anak
belum diberikan ipratropium bromida inhalasi maupun aminofilin IV. Bila diperlukan
dapat diberikan oksigen dan pemberian cairan IV.
Pada serangan berat pasien dirawat dan diberikan oksigen, cairan IV,
bronkodilator, ipratropium bromida inhalasi, kortikosteroid IV, aminofilin IV (bolus
atau drip). Apabila bronkodilator tidak tersedia dapat digantikan dengan adrenalin
subkutan.
Pada serangan asma yang mengancam jiwa langsung dirujuk ke ICU
b) Penatalaksanaan asma jangka panjang
Penatalaksanaan asma jangka panjang bertujuan untuk mengontrol asma dan
mencegah serangan. Pengobatan asma jangka panjang disesuaikan dengan klasifikasi
beratnya asma.
1) Edukasi
 Kapan pasien berobat/mencari pertolongan
 Mengenali gejala serangan asma secara dini

15
 Mengetahui obat-obat pelega dan pengontrol serta cara dan waktu
penggunannya
 Mengenali dan menghindari faktor pencetus
 Kontrol teratur
2) Obat asma (pengontrol dan pelega)
Obat asma terdiri dari obar pelega dan pngontrol. Obat pelega diberikan pada
saat serangan asma, sedangkan obat pengontrol ditujukan untuk pencegahan
serangan asma dan diberikan dalam jangka panjang dan terus menerus. Obat
asma yang digunakan sebagai pengontrol antara lain Flutikason propionat,
Budesonide, Zafirlukast, Metilprednisolon, Prednison, Prokaterol, Formoterol,
Salmeterol. Sedangkan obat untuk pelega antara pelega antara lain Salbutamol,
Terbutalin, Prokaterol, Fenoterol, Ipratropium bromide, Teofilin, Aminofilin,
Teofilin lepas lambat, Metilprednisolon, Prednidon.
3) Menjaga kebugaran
2.9 Askep Teori.

A. Pengkajian
1) Biodata klien (nama, umur, pekerjaan, pendidikan, dll)
2) Keluhan utama (pada umumnya klien mengatakan sesak nafas)
3) Riwayat penyakit masa lalu (apa klien pernsh mengalami penyakit asma
sebelumnya atau mempunyai riwayat alergi)
4) Riwayat keluarga (adakah keluarga klien yang memiliki penyakit asma
sebelumnya)
5) Aktivitas istirahat
Gejala : ketidakmampuan melakukan aktivitas, ketidak mampuan untuk tidur,
keletihan, kelemahan, malaise
Tanda : keletihan, gelisah, insomnia, kehilangan/kelemahan massa otot
6) Sirkulasi
Gejala : pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda : peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi paru, distensi vena
leher, warna kulit/membran mukosa normal/abu-abu/sianosis, pucat
7) Integritas ego
Gejala : mual, muntah, perubahan pola tidur
Tanda : ansietas, ketakutan, peka rangsangan
8) Makanan cairan

16
Gejala : mual, muntah, nafsu makan menurun, ketidakmampuan unuk makan
karena sitress pernapasan
Tanda : turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan BB
9) Hygiene
Gejala : penurunan kemampuan, penurunan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas
Tanda : kebersihan tubuh kurang
10) Pernapasan
Gejala : nafas pendek, dispnea, rasa dada tertekan, ketidakmampuan bernafas
Tanda : pernafasan cepat atau lambat, penggunaan otot bantu pernafasan,
kesulitan berbicara, pucat, sianosis pada bibir dan dasar kuku
11) Keamanan
Gejala : riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat faktor lingkungan,
adanya berulangnya infeksi
Tanda : berkeringat, kemerahan
12) Seksualitas
Gejala : penurunan libido
13) Intervensi sosial
Gejala : ketergantungan, kegagalan dukungan dari orang terdekat
Tanda : keterbatasan mobilitas fisik, kelainan hubungan dengan anggota
keluarga lain,
B. Diagnosa keperawatan
1) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tidakan
kesehatan yang tepat.
2) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
3) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan.

4) Intervensi

1) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tidakan


kesehatan yang tepat.
Intervensi :
- Musyawarah bersama keluarga mengenai akibat – akibat bila mereka tidak
mengambil keputusan.

17
- Perkenalkan kepada keluarga tentang alternatif yang dapat mereka pilih dan
sumber – sumber yang di perlukan untuk melakukan tindakan keperawatan.
- Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
2) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi:
- Beri penjelasan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang sakit.
- Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
- Awasi keluarga melakukan perawatan.
- Bantu anggota mengembangkan kesanggupan dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
3) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan.
Intervensi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkat perilaku hidup
bersih dan sehat.

18
Daftar pustaka

Tim pokja SDKI DPP PPNI.2017..Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta


Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim pokja SDKI DPP PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim pokja SDKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta


Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Sarkomo. (2016). Mencegah Stroke Berulang.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. 48
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi
SecaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of reise blood
pressure or contain the according to national circumstances
Wolf, II. (2008). Hipertensi. Jakarta: Gramedia
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/24/definisi-
asma

http://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asma.pdf

https://www.academia.edu/37376790/ASKEP_INDIVIDU_ASMA

19
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama :Tn. E Pendidikan : SMA
Umur : 28 Pekerjaan : Satpam
Agama :Islam Alamat : Dsn.Geneng Ds.Maron
Suku : jawa No.Telp : 082335194990

b. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan
1. Tn. E L 28 Kepala keluarga Swasta SMA
2. Ny. C P 55 Istri Ibu Rumah SMA
Tangga

c. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki :Perempuan : Meninggal

: klien -------- : garis serumah : Tn.E : Ny.C

20
d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga : dyad family ( keluarga yang terdiri dari suami dan iostri tenapa anak yang
hidup bersama dalam datu rumah
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : tidak ada masalah dalam keluarga
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : tidak ada
c) Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga Tn.E menganut agama dan
kepercayaan Islma. Tn.E mengatakan didalam agama tersebut tidak ada yang mempengaruhi
kesehatan.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn.E
b) Penghasilan : ±2.000.000 per bulan
c) Upaya lain :tidak ada upaya lain untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, karena Tn.D
dan Ny.C sama-sama bekerja
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Motor,Sepeda,Tv, Radio, Kulkas, Mesin cuci dll
g. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ± 800.000
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga : aktifitas rekreasi keluarga tidak dilakukan selama masa pandemi,tetapi
setiap minggu keluarga berkumpul untuk sekedar makan bersama dirumah.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Tahap pasangan menikah dan belum memiliki anak (beginning family).
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Tidak ada kendala, karena Ny.E masih ingin fokus untuk bekerja.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
i. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
saat ini Tn.E tidak memiliki keluhan apapun. Hanya terkadang Tn.E mengalami sesak,
pusing,dan lemas. Karena mempunyai riwayat asma semenjak tahun 2010. penyakitnya kambuh
ketika Tn.E kecapekan dan terlalu banyak kegiatan. Dan seringnya kambuh dimalam hari, ketika
penyakitnya kambuh Tn.E hanya mengonsumsi obat ”Inhaler”, kalau diberi obat tersebut tidak
kunjung sembuh Tn.E segera periksa ke Klinik.
ii. Riwayat penyakit keturunan :
Tn.E mengatakan beliau memiliki riwayat Asma dari ayahnya

21
d. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/Polio/DPT yang telah
Kesehatan kesehatan
/HB/Campak) dilakukan
1. Tn. E 28 80 Sehat. √ Asma. Pola hidup
sehat.
2. Ny. C 525 60 Sehat. √ Tidak ada. Pola hidup
sehat.

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Tn. E mengatakan jika keluarga ada yang sakit langsung dibawa ke klinik dari jaminan
kesehatan.
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Mempunyai riwayat Asma dari Ayah Tn.E

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 8x20 m
b) Type rumah : Permanen.
c) Kepemilikan : Warisan dari orang tua.
d) Jumlah kamar/ruangan : 3 (tiga)
e) Ventilasi/jendela : Jendela ada di bagian depan rumah , kamar, dan genteng dari kaca.
f) Pemanfaatan ruangan : 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 WC
g) Septic tank : ada/tidak
letak : berada dibelakang rumah, terletak ± 15 M dari sumber air
h) Sumber air minum : sumber air berasal dari PDAM, sumber air minum menggunakan Galon
i) Kamar mandi/WC : ada
j) Pengolahan Sampah : Membuat lubang sampah di didepan , lalu di bakar
k) Kebersihan lingkungan : penataan barang-barang perbotan rapi, disapu 1x sehari, dan dipel 1x
seminggu.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan : Sosialisasi baik, saling berinteraksi antar tetanga. Mengikuti acara perkumpulan
maupun acra lain di sekitar rumah
b) Aturan/kesepakatan : tidak ada peraturan khusus
22
c) Budaya : Saling membantu dan gotong royong.
c. Mobilitas Geografis Keluarga :
Keluarga Tn. e sudah menempati rumah yang ditempatinya saat ini sejak berumah tangga
sampai sekarang ± 2 tahun, Kelurga Tn. E selama ini melakukan perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan masyarakat. Tetapi Tn. E DAN Ny.C jarang melakukan perkumpulan
karena Tn. E sibuk bekerja.. Tn. E bekerja sebagai Satpam Di salah satu Rs Kediri,
sedangkan Ny. C bekerja disalah satu pabrik plastic yang ada dikediri Keluarga Tn. E saat
ini belum memiliki anak, sehingga Ny. C tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya secara
penuh sebagai istri, tapi mereka selalu saling bahu membahu untuk saling memenuhi
kebutuhan keluarga Tn. E.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Setiap seminggu sekali ada pengajian rutin
e. Sistem Pendukung Keluarga: anggota keluarga biasanya kaalu sakit diperiksakan ke klinik terdekat.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga : Saling terbuka dalam menghadapi masalah. Dan mengungkapkan
pendapat masing-masing
b. Struktur Kekuatan Keluarga : keluarga kalau ada masalah yang memutuskan masalah Tn. E
keputusan diambil dengan cara musyawarah bersama-sama
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga): Tn. E sebagai kepala keluarga, Ny.E
sebagai ibu rumah tangga
d. Nilai dan Norma Keluarga : keluarga Tn.E apabila sakit dibelikan obat di apotik, jika belum sembuh,
maka diperiksakan ke klinik.
V. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi afektif :
Ny.C kurang mengetahui cara penanganan dari penyakit Asma, hanya terkadang menasehati Tn.E
untuk menjaga pola makannya, dan istirahatnya
B. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : Berjalan dengan baik.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Saling menghormati dan menghargai
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Tn. E (kepala keluarga)
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : berkumpul bersama di rumah nonton Tv
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial : jarang mengikuti kegiatan sosial
C. Fungsi perawatan kesehatan
a. Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya :
Keluarga belum mampu mengenal tentang penyakit asma
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
Kurang karena, keluarga kurang mengetahui secara menyeluruh penyakit Asma
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :

23
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit secara bergantian
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga belum mampu memelihara lingkungan sehat,karena terkadang keluarga masih
membuang sampah didepan rumah dan dibakar,dan jarak untuk membakar sampah dengan
rumah sangat dekat.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :
pengambilan keputusan yang dominan Tn.E karena selaku kepala rumah tangga
D. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : 2 anak
b) Akseptor : Belum mempunyai anak karena masih ingin fokus untuk bekerja
c) Keterangan lain : tidak ada
E. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn. E mengatakan, menghasilkan setiap bulan hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat : baik
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek :
Tn. E terlihat bingung dengan keadaanya dan gelisah terhadap penyakitnya yang tidak sembuh-
sembuh
b. Stressor jangka panjang :
Tn.E merasa lelah dengan keadaanya yang sudah berusaha berobat namun tidak ada perubahan
c. Respon keluarga terhadap stressor : apabila ada masalah, Tn.E biasanya selalu bersabar dan
menyuruh anggota keluarga yang lain untuk bersabar juga serta menyerahkan semuanya kepada
Allah SWT
d. Strategi koping : ketika mengahadapi suatu masalah,biasanya Tn.E berdiskusi dengan istrinya.
e. Strategi adaptasi disfungsional : ketika ada masalah akan berdiskusi untuk mecari jalan
keluar/pemecahan masalahnya

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


a. Pemenuhan gizi : Keluarga Tn. E memenuhi kebutuhan gizi dengan memberikan nasi, tahu / tempe,
sayuran dan kadang kadang telur dan ayam
b. Upaya lain : tidak ada

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Identitas :
Nama : Tn. E Nama : Ny.C
Umur : 28 Umur : 25
L/P : Laki-laki L/P : Perempuan
24
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Satpam Pekerjaan : Swasta
b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini :
: Tn.S mengatakan
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya :
: Ayah Tn.E juga mempunyai penyakit Asma
d. Tanda-tanda vital :
Tn. E : TD 120/90 mmhg, nadi 80x/ menit, RR 20x/ menit, suhu 36 ºc.
Ny. C: TD 110/80 mmhg, nadi 75x/ menit, RR 22x/ menit, suhu 37ºc.
e. Sistem Cardio Vascular :
Tn. E : Normal (TD 120/90 mmhg, nadi 80x/ menit )
Ny. C : Normal (TD 110/80 mmhg, nadi 75x/ menit )
f. Sistem Respirasi :
Tn. E : Normal ( RR 22x/ menit )
Ny. C : Normal ( RR22x/ menit )
g. Sistem Gastrointestinal (GI Track) :
Tn. E : Normal
Ny. C :Normal
h. Sistem Persyarafan :
Tn. E : Compos mentis
Ny. C : Compos mentis
i. Sistem Muskuloskeletal :
Tn. E : Ny. C :
5 5 5 5
5 5 5 5
j. Sistem Genetalia :
IX. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga berharap Tn. E dapat segera semnuh dan tidak kambuh
lagi
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga mengatakan, senang bila ada petugas kesehatan
datang , berharap masalah yang terkain dengan masalah kesehatan keluar ganya dapat teratasi.

Kediri, 12 November 2021

(Timing Dwi Noer Setyo S.Kep)

25
ANALISA DATA

No. DATA PROBLEM ETIOLOGI

1. Do : Defisit pengetahuan tentang ketidakmampuan keluarga


- Keluarga tampak bingung (asma) dalam mengenal masalah.
dengan penyakit yang
diderita Tn.E
- TD 120/90 mmhg,
- Nadi 80x/ menit,
- RR 20x/ menit,
- Suhu 36 ºc.
Ds :
- Keluarga mengatkan
makanan Tn.E sama
dengan anggota keluarga
lainnya.
- Tn E khawatir jika asma
nya tambah parah.
- Keluarga mengatakan
kurang tahu penyebab
memicunya penyakit asma
- Ny.C mengatakan belum
pernah mendapatkan
penyuluhan kesehatan
tentang asma
2. Do : Kesiapan peningkatan koping Ketidakmampuan keluarga
- Tn.E tampak bingung keluarga dalam mengambil keputusan
- Fisiknya tampak lemah
Ds :
- Tn.E mengatakan bingung
jika penyakitnya kambuh
harus membeli obat ke
apotik atau puskesmas

26
PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit pengetahuan tentang (asma) b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. d.d
1.
Keluarga mengatakan kurang tahu penyebab memicunya penyakit asma.
Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
2.
d.d Tn.E mengatakan bingung jika penyakitnya kambuh harus membeli obat ke apotik atau puskesmas

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Kesiapan peningkatan koping keluarga
No Diagnosa Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenaran
Kep
Sifat masalah : 1/3x1 = 1 Masalah jarang
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1
muncul dan jarang
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1 mengganggu
Kemungkinan masalah dapat diubah : 2/2x2 = 2 Masalah dapat
Skala : Mudah 2 2
diubah dengan
Sebagian 1
Tidak dapat 0 mudah yaitu
dengan pemberian
penyuluhan
Potensial masalah untuk dicegah : 1/3x1= 1 Masalah dapat
Skala : Tinggi 3 1
Dx 1 dicegah dengan
Cukup 2
Rendah 1 memberikan
penyuluhan pada
keluarga
Menonjolnya masalah : 0/2x1 = 0 Masalah dalam
Skala :
keluarga tidak
Masalah berat, harus segera 2 1
ditangani 1 dirasakan sehingga
Ada masalah, tetapi tidak perlu 0
tidak perlu
ditangani
Masalah tidak dirasakan ditangani dengan
serius
TOTAL SKOR 4

27
PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
No Diagnosa Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenaran
Kep
Sifat masalah : 2/3x1 = 2/3 Masalah yang
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1
terjadi pada Tn.E
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1 apabila tidak
diatasi beresiko ke
keluarga lain.
Kemungkinan masalah dapat diubah : 1/2x2 = 1 Masalah
Skala : Mudah 2 2
manajemen
Sebagian 1
Tidak dapat 0 kesehatan sebagian
dapat diubah
dengan
peningkatan
pengetahuan
Dx 2
melalui penkes.
Potensial masalah untuk dicegah : 2/3x1 = 2/3 Peningkatan
Skala : Tinggi 3 1
pengetahun dan
Cukup 2
Rendah 1 kesadaran dapat
mencegah
munculnya resiko
kekambuhan
Menonjolnya masalah : 1/2x1 = 2 Masalah dalam
Skala :
Tn.E sudah
Masalah berat, harus segera 2 1
ditangani 1 berlangsung lama
Ada masalah, tetapi tidak perlu 0
dan Ny.C khawatir
ditangani
Masalah tidak dirasakan jika kambuh lagi.
TOTAL SKOR 3 1/3

28
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1. Defisit pengetahuan tentang (asma) b.d
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah. 4
d.d Keluarga mengatakan kurang tahu penyebab
memicunya penyakit asma.
2. Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d
Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan 3 1/3
d.d Tn.E mengatakan bingung jika penyakitnya kambuh
harus membeli obat ke apotik atau puskesmas

29
IMPLEMENTASI
Dx Keperawatan : Defisit pengetahuan tentang (asma) b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah. d.d Keluarga mengatakan kurang tahu penyebab memicunya penyakit asma.
Hari/
Tanggal/ IMPLEMENTASI EVALUASI
waktu
Jum’at, -Mengidentifikasi kesiapan dan S :
18 Nov kemampuan menerima informasi - Keluarga mampu menjelaskan
2021/ - Mengidentifikasi faktor-faktor yang factor-faktor yang harus
18.30 dapat meningkatkan /masalah yang dihindari agar asma tidak
memicu asma kambuh lagi.
- Menyediakan materi dan media - Keluarga dapat menjelaskan
pendidikan kesehatan manfaat jika rutin melakukan
- Menjadwalkan pendidikan pengobatan.
kesehatan sesuai kesepakatan - Keluarga dapat mendampingi
- Memberikan kesempatan untuk dan merawat pasien selama
bertanya tentang materi tentang menjalani program pengobatan
masalah yang dapat memicu O:
hipertensi - Keluarga dapat memperhatikan
- Menjelaskan faktor resiko yang penjelasan yang disampaikan
dapat mempengaruhi kesehatan jika dan menanyakan yang belum
tidak menghindari faktor resiko jelas
pemicu asma A : Tujuan sebagian meningkat

P :

- Berikan motivasi pada


keluarga untuk terus
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan

30
Dx Keperawatan : Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d K
etidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan d.d Tn.E mengatakan bingung jika penyakitnya
kambuh harus membeli obat ke apotik atau puskesmas

Hari/
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal/waktu
Jum’at, 18 Nov - Mengidentifikasi S :
2021/ 18.30 respon emosional - Keluarga mengatakan jika Tn.E
terhadap kondisi saat sakit maka dibawa ke klinik atau
sekarang beli obat di apotik.
- Mengidentifakasi
kesesuaian antara O : Tn.E tampak lemas,.
harapan pasien dan A : Tujuan sebagian meningkat
keluarga
- Mendengarkan P : intervensi dilanjutkan

masalah,perasaan
dan pertanyaan
keluarga
- Diskusikan rencana
medis dan
keperawatan
- Informasikan
kemajuan klien
secara berkala

31
FORMAT

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

POKOK BAHASAN : Penyakit Asma


SUB POKOK BAHASAN : Asma
WAKTU : 15 menit
SASARAN : Tn.E
TEMPAT :Dirumah Keluarga Tn.E

1. Tujuan Instruksional Umum.


▪ Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga mampu memahami penyakit Asma

2. Tujuan Instruksional Khusus.


a. Menjelaskan tentang penyakit Asma
b. Menjelaskan tanda gejala Asma
c. Menjelaskan factor yang mempengaruhi dari Asma
d. menjelaskan pencegahan penyakit Asma
e. Menjelaskan pengobatan Asma

3. Kegiatan Belajar Mengajar


NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
1 Pembukaan 5 menit Membuka Wawancara
salam
2 Pelaksanaan 15 menit Penyuluhan Flipchart
dan tanya
jawab
3 Penutup 5 menit Penutupan wawancara

4. Metode :
▪ ceramah dan tanya jawab

5. Evaluasi
- Standar persiapan : cukup matang
- Standar proses : baik
- Standar hasil :
6. Pustaka

32
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA
KEDIRI
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
Alamat : Jl. K.H Wakhid Hasyim No 65 Bandar Lor
Kota Kediri, Jawa Timur, 64114

DAFTAR PESERTA PENYULUHAN


No. Nama Alamat TTD
1. Tn.E Banyakan 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20 20.

33
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan Ke : 1

A.    LatarBelakang
Masalah gangguan sistem pernapasan yang sering terjadi di dalam masyarakat Indonesia
meliputi ISPA, PPOK, TB Paru, dan Asma. Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada
jalan napas yang dikarakteristikkan dengan hiperresponsitas, edema mukosa, dan produksi
mukus. Inflamasi ini pada akhirnya berkembang menjadi episode gejala asma yang berulang :
batuk, sesak dada, dan mengi (Susan C.Smeltzer,2014).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sitematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluaraga. Dalam memeberikan asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari, pengkajiaan, perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian dan observasi merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang status kesehatan dan permasalahan yang di hadapi klien. Setelah data terkumpul
kemudian di analisa dapat di rumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga Tn. E

B.     Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data keluarga sehingga dapat dirumuskan masalah keperawatan pada
keluarga khususnya dengan masalah Asma
b. Tujuan Khusus
i. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga
ii. Mengetahui karakteristik lingkungan keluarga
iii. Mengetahui fungsi keluarga
iv. Mengetahui stress dan koping keluarga
v. Mengetahui status kesehatan keluarga
vi. Mengetahui harapan keluarga
vii. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga
C.    Rancangan Kegiatan
1. Metode : Wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik
2. Media : Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan
3. Sasaran : Keluarga
4. Pelaksana : Timing Dwi N.s
34
5.  Waktu : Pukul 15.30 – 16.30 WIB
6. Tempat : Rumah Tn.E
7. Strategi Pelaksanaan

35
Waktu Kegiatan Penyaji Pasien/ Keluarga
5 menit Orientasi : a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam. b. Memperhatikan mahasiswa
b. Memperkenalkan diri.
c. Menyampaikan maksud dan
tujuan.
Tujuan :
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data
keluarga sehingga dapat
dirumuskan masalah keperawatan
pada keluarga khususnya dengan
masalah Asma
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui riwayat dan tahap
perkembangan keluarga
b. Mengetahui karakteristik
lingkungan keluarga
c. Mengetahui fungsi keluarga
d. Mengetahui stress dan koping
keluarga
e. Mengetahui status kesehatan
keluarga
f. Mengetahui harapan keluarga
g. Melakukan pemeriksaan fisik
pada keluarga

30 menit Kerja : a. Menjawab pertanyaan


a. Wawancara dengan keluarga tentang data terkait
tentang data yang diperlukan. b. Menjalani pemeriksaan
b. Melakukan pemeriksaan fisik fisik
pada seluruh anggota keluarga. c. Menemani saat observasi
c. Melakukan observasi lingkungan
lingkungan.
5 menit Terminasi : a. Kontrak waktu pada
a. Mengakhiri kontrak dan pertemuan berikutnya
mengucapkan terimakasih. b. Menjawab salam
36
b. Kontrak waktu kembali untuk
melengkapi data yang kurang.
c. Salam penutup.
8. Setting Tempat
C
B A Keterangan :
A : Mahasiswa
B : Pasien
C : Keluarga pasien
D.    KriteriaEvaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga.
c. Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.

2. Kriteria Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk melengkapi data.
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik.
d. Keluarga mengijinkan ketika lingkungan rumahnya diobservasi.
e. Wawancara berjalan dengan lancar.

3. Kriteria Hasil
Didapatkan kurang lebih 65% data tentang data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,
pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga.

PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA


Kunjungan Ke : 2

A.    Latar Belakang


Masalah gangguan sistem pernapasan yang sering terjadi di dalam masyarakat Indonesia
meliputi ISPA, PPOK, TB Paru, dan Asma. Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada
jalan napas yang dikarakteristikkan dengan hiperresponsitas, edema mukosa, dan produksi
37
mukus. Inflamasi ini pada akhirnya berkembang menjadi episode gejala asma yang berulang :
batuk, sesak dada, dan mengi (Susan C.Smeltzer,2014).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sitematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluaraga. Dalam memeberikan asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari, pengkajiaan, perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian dan observasi merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data
tentang status kesehatan dan permasalahan yang di hadapi klien. Setelah data terkumpul
kemudian di analisa dapat di rumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga Tn. E

B.     Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn.E mampu mengetahui masalah
tentang ketidakpatuhan minum obat dan defisit pengetahuan penyakit Asma
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan implementasi diharapkan keluarga khususnya Tn.E mampu :
a. Menjelaskan tentang penyakit Asma
b. Menjelaskan tanda gejala Asma
c. Menjelaskan factor yang mempengaruhi dari Asma
d. Menjelaskan pencegahan penyakit Asma
e. Menjelaskan pengobatan Asma
C.    Rancangan Kegiatan
1. Metode : Berdiskusi
2. Media : Alat tulis, flipchart
3. Sasaran : Keluarga
4. Pelaksana : Mahasiswi
5. Waktu : Pukul 18.30-selesai
6. Tempat : Rumah Tn. E
7. Strategi Pelaksanaan

38
Waktu Kegiatan Penyaji Pasien/ Keluarga
8. Setting
5 menit Orientasi : a. Membalas salam
C
a. Mengucapkan salam. b. Menjawab kondisi
b. Menanyakan kondisi kesehatan kesehatan
terbaru. c. Memperhatikan tujuan dan
c. Menyampaikan topik yang hasil yang diharapkan
akan diberikan.
d. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan hasil yang
diharapkan.
30 menit Kerja : a. Memperhatikan materi yang
Menyampaikan materi tentang : dijelaskan
1. Pengertian tentang penyakit b. Bertanya tentang materi
Asma yang belum mengerti
2. tanda gejala Asma
3. factor yang mempengaruhi
dari Asma
4. pencegahan penyakit Asma
5. pengobatan Asma

Memberikan kesempatan pada


keluarga untuk bertanya secara
aktif tentang hal yang belum
dipahami selama penyampaian
materi.
5 menit Terminasi : a. Membuat kontrak waktu
a. Mengakhiri kontrak dan b. Menjawab salam
mengucapkan terimakasih.
b. Kontrak waktu kembali.
c. Salam penutup.
Tempat

B A Keterangan :
A : Mahasiswa
B : Pasien
39
C : Keluarga pasien
D.    KriteriaEvaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Menyiapkan pre planning.
b. Kontrak waktu dengan keluarga
c. Menyiapkan instrumen pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk melengkapi data.
c. Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik.
d. Wawancara berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
Didapatkan 70% dari 80% data tentang kesiapan meningkatkan manajemen
kesehatan diri pada keluarga Tn. E khususnya Ny.E

40
41
42
43

Anda mungkin juga menyukai