Selain motif, dalam psikologi dikenal pula istilah motivasi. Sebenarnya motivasi
merupakan istilah yang umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi
yang mendorong, dorongan yang timbul dari dalam individu, tingkah laku yang
ditimbulkannya, dan tujuan atau motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan
daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai suatu keputusan atau tujuan.
Dalam pandangan Dister, setiap tingkah laku manusia merupakan buah hasil dari
hubungan dinamika timbal balik antara tiga faktor. Ketiga-tiganya memainkan peran dalam
melahirkan tindakan manusia, walaupun dalam tindakan, faktor yang satu lebih besar
peranannya dibandingkan faktor yang lain. Ketiga faktor yang dimaksudkan Dister tersebut
ialah: (1) sebuah gerak atau dorongan yang secara spontan dan alamiah terjadi pada manusia;
(2) ke;aku;an manusia sebagai inti-pusat keperibadian; (3) situasi manusia atau lingkungan
hidupnya (Dister, 1994;72-73).
Karena dilatar belakangi adanya motif. Tingkah laku tersebut dikenal “tingkah laku
bermotivasi”. Tingkah laku bermotivasi itu sendiri dapat dirumuskan sebagai “tingkah laku
yang dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahakan pada pencapaian suatu tujuan,
agar suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan”. Dalam perumusan tersebut,
kita lihat beberapa unsur pada tingkah laku yang membentuk lingkaran motivasi.
- KEBUTUHAN
Motif pada dasarnya bukan hanya merupakan arti dorongan fisik tetapi juga orientasi
kognitif elementer yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Energi semacam ini bukan
tanpa tatanan. Meminjam kata-kata Giddens,x ada suatu hubungan dinamis antara motivasi
dan tujuan. Ketika orang-orang berupaya memuaskan kebutuhan cinta, penerimaan
masyarakat, atau rasa memiliki mereka senantiasa dihadapkan pada sasasran mengenai
bagaimana memuaskan kebutuhan itu.
Hirarki kebutuhan Maslow merupakan salah satu teori motivasi paling terkenal. Teori
ini dapat dijumpai di hampir semua buku pelajaran psikologi di Universitas. Teori ini sangat
berpengaruh dalam psikologi industri dan organisasi sebagai motivasi kerja dan digunakan
dalam bidang terpan lainnya, seperti konseling, pemasasran, dan pariwisata.
Dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personality (1954), Maslow
menggolongkan kebutuhan manusia itu pada 5 tingkat kebutuhan, yaitu sebagai berikut.
-KALASIFIKASI MOTIF
Para ahli psikologi berusaha mengklasifikasikan atau menggolongkan motif yang ada
didalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan, menurut
pendapatnya masing-masing. Oleh karena itu, hingga saat ini terdapat berbagai cara
mengklasifikasikan motif manusia. Ada pengklasifikasian motif yang mendasarkan reaksi
pada seseorang terhadap stimulus yang datang, ada yang mendasarkan pada asal usul tingkah
laku, adapula yang berdasarkan tungkat kesadaran orang bertingkah laku disamping dasar-
dasar lainnya.
• Pengklasifikasian motif menjadi motif primer dan motif sekunder didasarkan pada
latar belakang perkembangan motif. Suatu motif disebut motif primer bila dilatar
belakangi oleh proses fisio-kemis didalam tubuh. Dengan kata lain, motif primer ini
bergantung pada keadaan organik individu yang termasuk dalam golongan motif
primer adalah motif lapar, haus, seks, bernafas dan istirahat.
• Berdasarkan atas jalarannya, motif dibedakan menjadi motif instrinsik dan motif
ekstrinsik. Motif intrinsik, yaitu motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus
dirangsang dari luar. Dalam diri individu sendiri, memang telah ada dorongan itu.
Seseorang melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya.
• Motif ekstrinsik ialah motif-motif yang berfungsi karena ada perangsang. Misalnya,
seseorang melakukan sesuatu karena untuk memenangkan hadiah yang khusus
ditawarkan untuk perilaku tersebut.
• Pengklasifikasian motif menjadi motif mendekat dan motif menjauh didasarkan pada
reaksi organisme terhadap rangsang yang datang. Suatu motif disebut motif mendekat
bila reaksi terhadap stimulus yang datang bersifat mendekati stimulus, sedangkan
motif menjauh terjadi bila respons terhadap stimulus yang datang sifatnya
menghindari stimulus atau menjauhi stimulus yang datang.
• Berdasarkan banyaknya motif yang bekerja dibelakang tingkah laku manusia, motif
dapat kita bagi menjadi motif tunggal dan motif bergabung (Sastropoetro, 1986:240).
Handoko (1992:40) menyebut motif bergabung ini sebagai motif kompleks.
• Motif kegiatan-kegiatan kita bisa merupakan motif tunggal ataupun motif bergabung.
Misalnya, membaca surat kabar itu mungkin mempunyai motif yang umum seperti
diuraikan di atas, mungkin pula bermotif lain, misalnya membaca artikel tertentu yang
berhubungan dengan tugas mata kuliah atau pekerjaan kantor kita.
• Pengklasifikasian motif menjadi motif sadar dan motif tak sadar, semata-mata
didasarkan pada taraf kesadaran manusia terhadap motif yang sedang
melatarbelakangi tingkah lakunya (Handoko, 1992). Apabila ada seseorang yang
bertingkah laku tertentu, namun orang tersebut tidak bisa mengatakan alasannya,
motif yang menggerakkan tingkah laku itu.
• Selanjutnya, motif sosiogenetis adalah motif yang dipelajari orang dan berasal dari
lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Selain kedua motif
tersebut ada pula motif lain yang disebut teogenesis. Motif ini berasal dari interaksi
antara manusia dan tuhan, seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam
kehidupannya sehari-hari saat ia berusaha merealisasi norma-norma agama tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
MOTIVASI
Oleh