Anda di halaman 1dari 6

Nama : Zulfa Fauziah

Nim :1941111020

Hari /tanggal : Selasa, 05 Oktober 2021

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Pertemuan ke-7 : Anamnesa Dan Pemeriksaan Fisik Untuk Mengindentifikasi Riwayat


Infeksi Dan Gangguan Thyroid

A. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan olch mikroba patogen dan bersifat
sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara bertahan hidup dengan
berkembang biak pada suatu reservoir yang cocok dan mampu mencari reservoir
lainnya yang baru dengan cara menycbar atau berpindah. Penyebaran mikroba
patogen ini tentunya sangat merugikan bagi orang-orang yang dalam kondisi schat,
lebih-lebih bagi orang-orang yang sedang dalam keadaan sakit. Orang yang schat
akan menjadi sakit dan orang yang sedang sakit serta sedang dalam proses asuhan
keperawatan di rumah sakit akan memperolch "tambahan beban penderita" dari
penyebaran mikroba patogen ini.
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam
tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh
oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995).
Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi
antigen-antibodi. Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan
terjadi.
Mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit disebut pathogen (agen
infeksi), sedangkan mikroorganisme yang tidak menimbulkan penyakit/kerusakan
disebut asimtomatik. Penyakit timbul jika pathogen berkembang biak dan
menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Jika penyakit bisa ditularkan dari satu
orang ke orang lain, penyakit ini merupakan penyakit menular (contagius).
Mikroorganisme mempunyai keragaman dalam virulensi/keganasan dan juga beragam
dalam menyebabkan beratnya suatu penyakit yang disebabkan.
B. Etiologi
Etiologi infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:

1. Bakteri. Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies


bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup
didalamnya, bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan
jaringan tubuh dan benda mati lainnya.

2. Virus. Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk
dalam sel hidup untuk diproduksi.

3. Fungi. Fungi terdiri dari ragi dan jamur

4. Parasit. Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit
adalah protozoa, cacing dan arthropoda.

C. Pengertian Thyroid
Thyroid adalah sebuah kelenjar kecil yang lunak terletak di bawah kulit dan
otot-otot di bagian depan leher, warnanya merah kecoklatan, dengan membagi dua
kiri dan kanan (disebut lobus) yang terlihat seperti sayap seekor kupu-kupu ini ringan
dan biasanya berat kurang dari satu ons.
Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya (syaugi m.assegaf
dkk,2015). Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid
yang dapatmempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian posterior
medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus.
Struma dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan
pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia. Hal tersebut akan
berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit.
Bila pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris
atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia (syaugi m.assegaf
dkk,2015).
D. Etiologi
Hal yang mendasari pertumbuhan nodul pada struma nodosa non toxic adalah
respon dari sel-sel folikular tiroid yang heterogen dalam satu kelenjar tiroid pada tiap
individu. Dalam satu kelenjar tiroid yang normal, sensitivitas sel-sel dalam folikel
yang sama terhadap stimulus TSH dan faktor perumbuhan lain (IGF dan EGF) sangat
bervariasi. Terdapat sel-sel autonom yang dapat bereplikasi tanpa stimulasi TSH dan
sel-sel sangat sensitif TSH yang lebih cepat bereplikasi. Selsel akan bereplikasi
menghasilkan sel dengan sifat yang sama. Sel-sel folikel dengan daya replikasi yang
tinggi ini tidak tersebar merata dalam satu kelenjar tiroid sehingga akan tumbuh
nodul-nodul (syaugi m.assegaf dkk,2015).

E. Manifestasi Klinis

Beberapa penderita struma nodosa non toxic tidak memiliki gejala sama sekali. Jika
struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan
pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.
Peningkatan seperti ini jantung menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat, tidak
tahan cuaca dingin, dan kelelahan. Beberapa diantaranya mengeluh adanya gangguan
menelan, gangguan pernapasan, rasa tidak nyaman di area leher, dan suara yang serak.
Pemeriksaan fisik struma nodosa non toxic berfokus pada inspeksi dan palpasi leher
untuk menentukan ukuran dan bentuk nodular.

Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada pada
posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. Jika terdapat
pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi,
ukuran, jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat pasien
diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan pembengkakan. Pemeriksaan
dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisi fleksi.
Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari
kedua tangan pada tengkuk penderita. Struma nodosa tidak termasuk kanker tiroid,
tapi tujuan utama dari evaluasi klinis adalah untuk meminimalkan risiko terhadap
kanker tiroid (wiseman,2011).

F. Anamnesis penyakit-penyakit thyroid :


1. Menanyakan keluhan utama yang sering pada kasus thyroid :
 Benjolan pada leher
 Keringat banyak
 Gemetar
 Jantung berdebar-debar
 Mata eksopthalmus
 Penurunan berat badan, nafsu makan
2. Riwayat penyakit sekarang

3. Riwayat penyakit dahulu

4. Riwayat penyakit lainnya

5. Riwayat sistem tubuh lainnya

6. Riwayat keluarga

7. Latar belakang sosial (endemik) dan pekerjaan

8. Riwayat penyakit lainnya

9. Riwayat sistem tubuh lainnya

10. Riwayat keluarga

11. Latar belakang sosial (endemik) dan pekerjaan

G. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan pasien baik secara verbal maupun non
verbal
 Mengucapkan Salam
 Memperkenalkan diri
 Menanyakan indentitas pasien
 Memohon izin untuk melakukan anamnesis
H. Pemeriksaan Fisik:
a) Mampu menentukan letak/anatomi thyroid
b) Mampu melakukan perabaan thyroid, ukuran, konsistensi, mobilitas 3. Mampu
memeriksa gejala klinis yang lain seperti tremor, takikardi, keringat banyak,
eksopthalmus

1) Pemeriksaan kelenjar thyroid


a. Meminta pasien untuk duduk dengan kepala sedikit menengadah
b.Melakukan inspeksi dari depan pasien dengan memperhatikan apakah ada
benjolan (tonjolan) didaerah leher bagian depan
c. Melakukan palpasi disekitar regio leher depan dengan membelakangi
pasien (posterior approach) atau berhadapan dengan pasien (anterior
approach) dan menilai:
 Difuse atau noduler
 Ukuran kelenjar tiroid yang membesar
 Konsistensi (keras, kenyal, kistik)
d. Saat palpasi, pasien diminta menelan untuk memperhatikan apakah benjolan
bergerak (mobilitas), lobus
e. Melakukan auskultasi untuk mencari bruit dengan stetoskop
2) Melakukan pemeriksaan tremor

a. Meminta pasien meluruskan kedua tangan kedepan dada dengan jari ekstensi

b. Meletakkan selembar kertas diatas jari tangan

c. Memperhatikan apakah kertas bergetar atau tidak

3) Melakukan pemeriksaan eksopthalmus dengan cara melakukan inspeksi pada bola mata
untuk membedakan dengan mata normal.
DAFTAR PUSTAKA

Mutaqin (2009), Kelenjar tiroid, hipotiroidisme & hipertiroidisme jilid III, penerbit, Ilmu
Penyakit Dalam, Jakarta Pusat.
NANDA (2012-2014), International Association For the Study of Pain. USA.

Potter,PA & Perry.AG, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4 Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai