Anda di halaman 1dari 3

“Antara” Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Hari Ramadhan

(Optimalisasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Rangka Meningkatkan Keimanan


Siswa di Bulan Suci Ramadhan)

“ Puji dan syukur tak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah SWT
berkat rahmat-Nya kita masih diberikan kesempatan untuk merasakan bulan
istimewa, bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Oleh karena itu, sudah
selayaknya kita melakukan ibadah semaksimal mungkin supaya kita bisa
menjadi insan mutaqin”.

Ketika ada orang yang bertanya: “Mata pelajaran apa yang paling berkaitan dengan bulan
yang sedang dijalani umat Islam sekarang (Ramadhan)?”, jawabannya adalah Pendidikan Agama
Islam (PAI). Jawaban tersebut tentunya tidak perlu diperdebatkan lagi, karena subtansi PAI
adalah siar ajaran agama Islam itu sendiri, termasuk didalamnya mengajarkan hal-hal yang
berkaitan dengan Ramadhan dan segala ritualnya.
Akan tetapi, apabila ada pertanyaan kedua yang menghubungkan antara Ramadhan dan
mata pelajaran lain melalui pertanyaan: “Mata pelajaran apa yang memiliki korelasi dengan
bulan Ramadhan selain PAI?”. Jawaban dari pertanyaan tersebut mungkin akan beranekaragam
tidak homogen seperti jawaban pertanyaan pertama di atas, sesuai dengan perspektif dan dasar
atau landasan masing-masing yang menjawabnya. Dengan tetap menghargai plularisme jawaban
dari pertanyaan itu, mata pelajaran yang menempati urutan pertama dalam hirarki keterkaitan
antara Ramadhan dengan mata pelajaran di sekolah selain PAI adalah pendidikan
kewarganegaraan (PKn). Korelasinya bisa dilihat dari saran atau tujuan yang ingin dicapai oleh
Ramadhan dan mata pelajaran PKn itu sendiri.
Pertama, Bulan Ramadhan. Ramadhan merupakan bulan istimewa, bulan yang penuh
rahmat dan ampunan. Di bulan ini pahala amal ibadah dilipat gandakan, pintu surga terbuka lebar
dan pintu neraka ditutup rapat, rizki dilapangkan dan masih banyak lagi keistimewaan lainnya.
Selain keitimewaan yang dibawanya, Ramadhan juga sarat dengan pelatihan dan pembelajaran
terhadap umat yang melaksanakannya. Adapun konsep-konsep kebaikan yang dilatih atau
dibelajarkan Agama Islam di bulan Ramadhan diantaranya adalah: kesabaran, kepedulian,
kedisiplinan, dan keikhlasan. Tujuan dari pelatihan atau pembelajaran itu adalah untuk
membentuk insan yang taat, yaitu insan yang menuruti segala perintah Allah SWT dan menjauhi
segala yang dilarang-Nya sesuai dengan tuntunan Al-quran dan Hadits atau yang lazim dikenal
dengan Insan Mutaqin.
Kedua, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Asumsi PKn sebagai mata pelajaran yang
paling berkorelasi dengan Ramadhan dan Hari Kemerdekaan didasarkan pada realita bahwa PKn
secara pragmatik-prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan
(civilizing) serta memberdayakan (enpowering) manusia/anak didik dalam rangka pembentukan
diri yang beragam dari segi agama, sosial budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi
warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sebagaimana yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai salah satu mata pelajaran bidang sosial dan kenegaraan, PKn mempunyai fungsi
yang sangat essensial dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang memiliki
keterampilan hidup bagi diri, agama, masyarakat, bangsa dan negara. Isi PKn diarahkan untuk
menumbuhkan kompetensi kewarganegaran, yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak kepribadian
kewarganegaraan (civic disposition). Ketiga keterampilan kewarganegaraan tersebut diperlukan
agar tercipta partisipasi yang bermutu dan bertanggungjawab dari warga negara dalam kehidupan
politik dan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berkenaan dengan subtansi atau
informasi yang harus diketahui oleh warga negara, seperti pengetahuan tentang sistem politik,
pemerintahan, konstitusi, undang-undang, hak dan kewajiban sebagai warga negara, dan
sebagainya. Sementara itu, keterampilan kewarganegaraan (civic skill) berkaitan dengan
kemampuan atau kecakapan intelektual, sosial dan psikomotorik. Keterampilan intelektual yang
penting bagai terbentuknya warga negara yang berwawasan luas, kritis, meliputi keterampilan
mengidentifikasi dan mendeskripsikan; menjelaskan dan menganalisis; mengevaluasi,
menentukan dan mempertahankan (Wuryan dan Syaifullah, 2008: 78).
Sementara itu, watak dan kepribadian kewarganegaraan berkaitan dengan sifat-sifat
pokok karakter pribadi maupun karakter publik warga negara yang mendukung terpeliharanya
demokrasi konstitusional. Sifat karakter pribadi warga negara antara lain tanggungjawab moral,
disiplin diri, dan hormat terhadap martabat setiap manusia. Sedangkan sifat karakter publik
antara lain kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, hormat terhadap aturan hukum (rule of
law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi (Sapriya,
2004: 13). Termasuk ke dalam watak dan kepribadian kewarganegaraan ini adalah kecerdasan
moral (moral intelegence) yang hendak dibangun melalui Pendidikan Kewarganegaran, meliputi:
empati, kesadaran, pengendalian diri, respek/kepedulian, kebaikan, toleran, dan kejujuran.
Ketiga komponen pembelajaran PKn itu akan membentuk siswa menjadi warga negara
sekaligus sebagai umat beragama yang baik. Optimalisasi pendidikan kewarganegaraan yang
berorientasi civic knowledge, civic skill, civic disposition dan moral intelegence akan membentuk
karakter dan kompetensi: cerdas, disiplin, bertanggung jawab moral, hormat terhadap martabat
setiap manusia, sopan, hormat dan patuh terhadap aturan hukum dan norma (rule of law),
kesadaran yang tinggi, pengendalian diri, respek/peduli, kebaikan, toleran, dan jujur pada diri
siswa. Pendek kata dengan terinternalisasinya kompetensi seperti di atas terhadap diri anak didik
maka semua siswa yang beragama Islam akan menjadi umat beragama yang baik di mata Allah
SWT maupun di mata sesama, yaitu Insan mutaqin sebagaimana sasaran yang ingin dicapai oleh
bulan Ramadhan yang sedang dijalani saat ini. Selain itu, kompetensi di atas akan menjadikan
mereka (termasuk siswa non muslim) sebagai warga negara yang baik (good citizen) yaitu warga
negara yang memiliki keutamaan (exellence) atau kebajikan (Virtue) yang memiliki rasa cinta
terhadap tanah air (nasionalisme) dan memiliki sikap rela berkorban demi bangsa dan negara
(patriotisme) dengan memberikan partisipasi bermutu dan bertanggungjawab dalam berbagai
bidang dan aspek kehidupan baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Penulis adalah Alumni Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Universitas


Pendidikan Indonesia (UPI) yang lulus dengan predikat Cum Laude dan pernah menjadi jura
lomba karya tulis ilmiah mahasiswa (LKTM). Sekarang penulis menjadi salah satu staf pengajar
(Mata Pelajaran PKn) di SMK Pariwisata PGRI Majalengka.
Berikut ini identitas lebih lanjut tentang penulis :
Nama : Yayan S.Pd
Alamat : Jl Kiara Agung No. 57 RT 08/ RW 04, Desa Cibunut
Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka.
No.Hp :02339118311/087723513783

Anda mungkin juga menyukai