Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, marilah kita panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada
kelompok kami mengenai “ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN” yang
kami sajikan dalam bentuk makalah.

Adapun makalah yang kami susun ini kami telah usahakan semaksimal mungkin yang
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada
ANATOMI FISIOLOGI
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalahPERSYARAFAN
SISTEM ini.
KELOMPOK 3
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
KIKI SANRILLA (P.19.013)
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Tak adaAMALIA
FITRAH gading yang tak retak
(P.19.009)
dan tak ada laut yang tak berombak. Oleh karena itu dengan lapang
AGUSTINA dada dan tangan
FATMAWATI (P.19.001)
terbuka kami menerima kritik dan saran sehingga kami ZAINUDDIN (P.19.016)
dapat memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
GENERASIPROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATANPOLEWALI MANDAR
2020 /2021

Penulis
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, marilah kita panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada
kelompok kami mengenai “ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN” yang
kami sajikan dalam bentuk makalah.

Adapun makalah yang kami susun ini kami telah usahakan semaksimal mungkin yang
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Tak ada gading yang tak retak
dan tak ada laut yang tak berombak. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami menerima kritik dan saran sehingga kami dapat memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Penulis

1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
A ANATOMI SISTEM SARAF..........................................................................................5
1. SEL SARAF.................................................................................................................5
2. BEBERAPA ISTILA DALAM SISTEM SARAF........................................................7
3. SISTEM SARAF PUSAT............................................................................................8
4. SUMSUM TULANG BELAKANG ( MEDULA SPINALIS)...................................16
5. SISTEM SARAF PERIFER.......................................................................................17
6. SARAF OTONOM.....................................................................................................22
B FISIOLOGI SISTEM SARAF........................................................................................24
A FUNGSI SEL SARAF....................................................................................................24
B FUNGSI SISTEM SARAF PUSAT...............................................................................25
C Fungsi Sumsum tulang belakang ( medula spinalis )......................................................28
D Patofisiologi Nyeri.........................................................................................................31
BAB III......................................................................................................................................35
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................36

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan saraf merupakan salah satu jaringan dasar pembentuk tubuh
manusia yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan fungsi-fungdi
tubuh yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Melalui jaringan
saraf kita dapat melalukan berbagai aktivitas yang tak terhingga banyak nya
mulai dari yang paling sederhana seperti membuka mata hingga proses yang
dapat kompleks seperti proses penalaran, analisa dan sintesa maupun membuat
kesimpulan dan memutuskan suatu masalah. Kita dapat merasakan dan
mengungkapkan rasa cinta kasih, sedih, iba, benci, takut, cemas, dan berpikir
secara abstrak tinggi serta menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi
seharihari. Selain itu melalui sistim saraf kita dapat mengetahui norma-norma
atau nilai-nilai luhur seperti keadilan, kejujuran, kesetiaan, ketekunan,
kesusilaan dan lain-lain. Fungsi-fungsi tersebut termasuk ke dalam fungsi paling
luhur yang hanya ada pada manusia seutuhnya dan tidak terdapat pada binatang.
Daerah tempat fungsi-fungsi tersebut berada adalah korteks serebri. Selain itu
ada pula perasaan-perasaan yang sama seperti pada mamalia lainnya seperti rasa
lapar, haus, nafsu, seksual, ngantuk, lelah, marah dan sebagainya. Fungsi-fungsi
ini dikendalikan oleh bagian otak yang letaknya lebih rendah dari pada korteks
serebri. (Manurung, 2018)
Adanya sistem saraf pula kita dapat menggerakkan otot, merangsang
kelenjar untuk bersekresi, dan mempengaruhi kerja sistem endokrin sehingga
keseimbangan homeostasis badan kita dapat tercapai. Rusaknya jaringan saraf
dibagian tubuh tertentu akibat suatu penyakit atau proses penuaan akan
mengakibatkan lumpuh atau terganggunya fungsi bagian tubuh tersebut.
(Manurung, 2018)
Rusaknya sel-sel saraf di kornu anterior medula spinalis kiri akibat
penyakit polio akan mengakibatkan lumpuhnya anggota gerak tubuh kiri yang
dikontrol oleh sel-sel saraf tersebut. Sistem saraf tersebar luas di dalam tubh dan

3
dengan beberapa perkecualian, semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf.
Pada dasarnya sistem saraf menghimpun rangsang dari lingkungan baik luar
maupun dalam tubuh, mengubah rangsang menjadi implus saraf dan meneruskan
implus ini kesuatu daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan
disini implus-implus ditafsirkan dan seterusnya di susul ke organ-organ efektor
untuk memberikan jawaban atau respon yang tepat. Fungsi-fungsi ini dilakukan
oleh sel-sel yang sangat terpesialisasi disebut neuron yang bersama sel-sel
penyokongnya, neuroglia dan bahan ekstraselular yang terkait membentuk jala-
jala komunikasi yang terintegrasi.(Manurung, 2018)

B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam makalah ini ialah bagaimanakah anatomi dan fisiologi
sistem saraf pada manusia?

C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf pada manusia.
2. Khusus
a. Untuk mengetahu anatomi sistem saraf pada manusia
b. Untuk mengetahui fisiologi sistem saraf pada manusia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A ANATOMI SISTEM SARAF


1. SEL SARAF
a. Neuron
Neuron adalah sel-sel yang sangat kompleks. Meskipun sangat beragam
strukturnya,semua sel saraf mempunyai badan sel (cell body) yang
fungsinya sangat penting dalam kerja sistem saraf. (Ariani, 2012)

a) Badan sel (inti sel terdapat di dalamnya) atau perikarion


Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian
ini tersusun dari komponen berikut: Satu nucleus tunggal, nucleolus yang
menonjol dan organel lain seperti kompleks golgi dan mitochondria,
tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-

5
ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein. Neurofibril yaitu
neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop
cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.(Ariani, 2012)

b) Dendrit
Adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek
serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.(Ariani, 2012)

c) Akson: Menghantarkan impuls keluar dari badan sel


Adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron
lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang
menjadi asal akson. (Ariani, 2012)

b. Neuroglia
Sel neuroglia membentuk jaringan penyokong yang berada di dalam SSP
menyelubungi neuron. Ada tiga bentuk sel glia, yaitu mikroglia, astrosit,
dan oligodendroglia. Sel oligodendroglia diduga berfungsi untuk
menghasilkan myelin yang menutupi serabut-serabut di dalam SSP.
Sementara neuron-neuron kehilangan kemampuannya untuk menjalani
mitosis pada awal kehidupan individu, sel neuroglia tampaknya
mempertahankan kemampuan mitosis ini sepanjang kehidupan
seseorang. Oleh karena itu, lesi-lesi SSP nonmetastase lebih banyak
mengenai selsel glia daripada sel neuron. (Ariani, 2012)

6
2. BEBERAPA ISTILA DALAM SISTEM SARAF
Kita dapat menerima rangsangan dan reaksi terhadapnya. Alat-alat yang
menerima rangsangan disebut reseptor, dan alat peraksi terhadap rangsangan
disebut efektor. Di antara reseptor dan efektor berkembang jaringan yang
menghubungkan keduanya itu. Jaringan penghubung ialah jaringan saraf.
Bagian saraf yang menghantarkan rangsangan yang diterima oleh reseptor
disebut saraf sensors, sedangkan bagian saraf yang menghantarkan
rangsangan reaksi ke efektor disebut saraf penggerakan atau saraf rnotoris.
(Nurhastuti & Iswari, 2018)

Di antara saraf sensoris dan motoris terdapat bagian sel saraf yang disebut
perikerion Badan sel ini berfungsi mengolah rangsangan yang diterima.Bila
jumlah reseptor bertambah banyak dan berkembang menjadi bermancam-
macam indra, maka jaringan saraf menjadi lebih kompleks. Di dalam tubuh
timbul daerah-daerah di mana badan-badan sel saraf terkumpul membentuk
satu simpul saraf atau ganglion. Di dalam sebuah ganglion badan-badan sel
saraf saling mempengaruhi. Pada perkembangan lebih lanjutnya,
berkembang sel-sel penghubung antara badan-badan sel di dalam simpul
saraf itu, sehingga memungkinkan pengolahan rangsangan-rangsangan yang
diterima. (Nurhastuti & Iswari, 2018)

7
Demikian simpul saraf berkembang menjadi susunan saraf sentral. Pada
manusia reseptor indra-indra ialah penglihatan, pendengaran, penghidup,
pengecap, dan peraba atau perasa dalam kulit dan alat-alat lain. Indra-indra
ini berfungsi menangkap rangsangan dari luarmaupun rangsangan dari dalam
tubuh dan mengubahnya menjadi rangsangan-rangsangan saraf. Di dalam
indra-indra ini macam macam rangsangan itu diubah menjadi rangsangan
saraf yang di salurkan melalui saraf- saraf perifer ke susunan saraf sentral
(pusat).(Nurhastuti & Iswari, 2018)

3. SISTEM SARAF PUSAT


Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang (medula
spinalis). Masing-masing dilinungi oleh tulang tengkorak dan kolumna
vertebralis. Susunan saraf pusat merupakan sistem sentral pengontrol tubuh
yang menerima, menginterpretasi, dan mengintegrasi semua stimulus,
menyampaikan impuls saraf ke otot dan kelenjar, serta menciptakan aksi
selanjutnya(Negara, 2010)

a. OTAK

Berat otak manusia sekitar 1.400 gram, tersusun oleh sekitar 100 triliun
neuron. Masing-masing neuron mempunyai 1.000 sampai 10.000 koneksi
sinaps dengan sel saraf lainnya. Otak merupakan jaringan yang
konsistensinya kenyal dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh
tulang yaitu kranium (tengkorak).(Aizah, 2020)

Selaput otak terdiri dari tiga lapisan:

8
1. Duramater adalah meningens terluar yang rupakan gabungan dari dua
lapisan selaput yaitu: lapisan bagian dalam (yang berlanjut ke duramater
spinal) dan lapisan bagian luar (yang sebetulnya merupakan lapisan
perios- teum tengkorak). (Negara, 2010)
2. Arakhnoid merupakan lapisan tengah antara duramater dan piamater. Di
bawah lapisan ini adalah rongga subarakhnoid yang mengandung
trabekula dan dialiri liquor cerebro spinalis. Lapisan arakhnoid tidak
memiliki pembuluh darah, tetapi pada rongga subarakhnoid terdapat
pembuluh darah. (Negara, 2010)
3. Piamater merupakan lapisan selaput otak yang paling dalam yang
langsung berhubungan dengan permukaan jaringan otak serta mengikuti
konvolusinya. (Negara, 2010)

Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu:


1) Serebrum (Otak Besar )
Serebrum merupakan bagian otak yang terbesar ( 85 %), yang
terdiri dari sepasang hemisfer . Diensefalon tersusun oleh talamus
, hipotalamus , epitalamus , dan subtalamus . Batang otak atau
yang lebih dikenal dengan brain stem terdiri dari otak tengah
(midbrain /mesensefalon), pons, dan me. dula oblongata .
Serebelum merupakan pusat koordinasi untuk gerakan otot dan
terletak di belakang batang otak. Serebrum merupakan struktur
sistem saraf yang terbesar dan paling rumit. (Negara, 2010)

Dengan adanya sulkus serebrum dapat dibagi menjadi


beberapa lobus:

1. Lobus frontalis
2. Lobus temporalis
3. Lobus oksipitalis
4. Lobus parietalis
5. Insulal Lobus sentral
6. Lobus limbik.

9
a. Korteks
Korteks diduga untuk menjalankan semua fungsi-fungsi
mental yang lebih tinggi seperti penilaian, bahasa, memori
(daya ingat), kreativitas, dan berpikir abstrak. Selain itu, juga
berfungsi dalam persepsi, penempatan, dan interpretasi semua
sensasi, serta mengatur semua gerak disadari (voluntary) dan
terutama aktivitas motorik diskrit. Berbagai daerah korteks
telah diindentifikasi karena mempunyai fungsi motorik dan
fungsi sensorik yang berbeda, tetapi beberapa area ini juga
terlibat dalam fungsi lain (seperti area oksipital yang sekarang
diketahui berfungsi dalam sebagian proses belajar dari orang
buta). (Ariani, 2012)
b. Basal ganglia
Fungsi bangsal ganglia dalam kerja samanya dengan bagian-
bagian otak yang lebih rendah dalam memberikan sirkuit
untuk gerakan tubuh sadar dan di bawah sadar. (Ariani, 2012)

2) Brainstem

10
Batang otak adalah pangkal otak yang menyampaikan
pesan-pesan antara medula spinalis dan otak. Batang otak
berhubungan dengan diensefalon di atasnya dan medula spinalis
di bawahnya. Adapun struktur-struktur fungsional batang otak
yang penting adalah jaras asenden dan desenden traktus
longitudinalis antara medula spinalis dan ba. gian-bagian otak,
anyaman sel saraf (formasio retikularis), dan dua belas pasang
saraf otak. Batang otak terdiri dari tiga bagian: otak tengah, pons,
dan medula oblongata.(Aizah, 2020)

a. Midbrain
Midbrain terletak antara diensefalon dan pons dari batang otak.
Midbrain berisi aquedikus Sylvius, beberapa traktus serabut saraf
asenden dan desenden, serta pusat stimulus impuls saraf
pendengaran dan penglihatan. Di sinilah juga terletak nucleus
Endinger-Westphal. Nukleus ini mengandung pusat refleks
otonom untuk akomodasi pupil terhadap cahaya. Nukleus ini
menerima serabut-serabut dari retina melalui saraf kranial II
kemudian mengeluarkan impuls motorik melalui serabut-serabut
simpatik dan parasimpatik (saraf kranial III) ke otot polos iris.
Kerusakan akomodasi pupil menandakan sedikitnya terjadi
kerusakan satu asupan atau haluaran suatu midbrain sendiri
karena mengalami tekanan (sering karena herniasi tentorial atau
stroke). (Ariani, 2012)

11
b. Pons
Pons varolli terletak di antara midbrain dan medula oblongata
dari batang otak dan mempunyai badan sel dari serabut-serabut
yang terkandung dalam saraf kranial V, VI, VII, dan VIII. Pada
pons terletak pusat pernapasan pneumotaksik dan apneustik, serta
pusat traktus serabut yang menghubungkan pusat-pusat yang
lebih tinggi dan lebih rendah, temasuk serebelum. (Ariani, 2012)

c. Medula Oblongata
Medula Oblongata Medula oblongata terletak di antara pons dan
medula spinalis ini terdapat pusat-pusat otonom yang mengatur
fungsi-fungsi pernapasan, frekuensi jantung, tonus vasomotor

12
juga pusat refleks batuk, dan perilaku refleks bersin. Selain itu,
ventrikel keempat. Badan sel saraf kranial IX sampai XII.
Kerusakan dari setiap fungsi vital ini menandakan kerusakan
medula. (Ariani, 2012)

d. Thalamus
Thalamus berfungsi sebagai pusat pemancar sensorik dan
motorik. Thalamus memancarkan impuls-impuls sensori,
termasuk dari penglihatan dan pendengaran, ke korteks
serebri. Selain itu, juga berfungsi dalam kesadaran kasar dari
sensasi tertentu, yang terbanyak adalah nyeri. Lokalisasi
diskrit dan segala bentuk persepsi yang lebih halus
merupakan fungsi kortikal,namun sebagian kecil dari
kesadaran terjadi pada thalamus dan juga area midbrain.
(Negara, 2010)

13
e. Epitalamus
merupakan bagian yang terletak di posterior ventrikel III dan
terdiri dari nukleus dan komisura habenulare, korpus pineal
(kelenjar epifise), dan komisura posterior. Nukleus dan
komisura habenulare berhubungan dengan fungsi sistem
limbuk, sedangkan komisura posterior berkaitan dengan
refleks-refleks sistem optik. Korpus pineal (Kelenjar epifise)
menghasilkan hormon melatonin yang mempengaruhi
modulasi pola bangun-tidur.(Negara, 2010)

14
f. Hipotalamus
terletak tepat di bawah talamus dan dibatasi oleh sulkus
hipotalamus. Hipotalamus berlokasi di dasar diensefalon dan
sebagian din ding lateral ventrikel III. Hipotalamus meluas ke
bawah sebagai kelenjar hipofise yang terletak di dalam sela
tursika os sfenoid.(Negara, 2010)

3) Otak belakang
a. Serebelum (Otak Kecil)
Serebelum dan batang otak menempati fosa kranialis
posterior, yang mempunyai atap tentorium sebagai pemisah
serebelum dan serebrum. Permukaan serebelum berbeda
dengan serebrum, karena tampak berlapis-lapis (berkerut-
kerut). Kedua hemisfer serebelum dipisahkan oleh suatu
subdivisi kortikal berbentuk seperti cacing yang disebut
vermis. Bagian rostral vermis disebut lingula dan bagian
kaudalnya disebut nodulus. Korteks nodulus meluas ke lateral
sebagai subdivisi dengan nama flokulus. (Ariani, 2012)

15
b. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dan kanan,juga menghubungkan otak
besar dan sumsum tulang belakang. (Manurung, 2018)

4. SUMSUM TULANG BELAKANG ( MEDULA SPINALIS)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu. Pada penampang melintang sumsum tlang belakang ada bagian
seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap
bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk
ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar
dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada
tanduk dorsal terdapat badan sel penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf
motor.(Nurhastuti & Iswari, 2018)

Sistem limbik
Hipotalamus, angulus, girus korteks, amigdala dan hipokampus di dalam
lobus temporal, dan septum serta traktus serabut-serabut interkoneksi di antara
area itu, tergabung menjadi satu unit fungsional otak yang disebut sistem limbik.
16
Sistem ini memberikan substrat neuron untuk emosi (sifat teror, kesenangan
mendalam, erotisme, dan sebagainya). Region otak ini terlibat dalam
pengalaman emosional dan dalam pengendalian perilaku yang berhubungan
dengan emosi. Selain itu, di sinilah jaras neural memberikan suatu hubungan
antara fungsi-fungsi otak yang lebih tinggi dan aktivitas otonomi -
endokrinologi. (Elsevier, 2011)

5. SISTEM SARAF PERIFER


Sistem saraf perifer terdiri dari saraf kranial, saraf spinal, dan ganglia
(kumpulan sel saraf). Saraf kranial akan berhubungan dengan otak,
sementara saraf spinal berkaitan dengan medula spinalis. Susunan saraf
jenis ini terdiri dari sel-sel saraf dan serabutnya terletak di luar otak dan
medula spinalis, yang merupakan penghubung ke bagian tubuh lainnya. .
(Ariani, 2012)

a Saraf Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui rasiks dorsal
(posterior) dan ventral (anterior) . Pada bagian distal radiks dorsal
ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua
saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa
informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda
melalui neuron eferen. (Ariani, 2012)
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regio kolumna
vertebra tempat munculnya saraf tersebut. (Ariani, 2012)

1. Saraf serviks ; 8 pasang, C1 - C8.


2. Saraf toraks ; 12 pasang, T1 - T12.
3. Saraf lumbal ; 5 pasang, L1 – L5.
4. Saraf sacral : 5 pasang, S1 - 55.
5. Saraf koksigis ; 1 pasang.

17
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen
sensorik dan sistem eferen motorik.

1. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik


ke SSP. . (Ariani, 2012)
2. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan
kelenjar. . (Ariani, 2012)
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi:

1. Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan


eksternal dan pembentukan respon motorik volunteer pada otot
rangka. . (Ariani, 2012)
2. Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter
pada otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi
impuls saraf melalui dua jalur. . (Ariani, 2012)
a. Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla
spinalis. . (Ariani, 2012)
b. Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla
spinalis. . (Ariani, 2012)
c. Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki
inervasi simpatis dan parasimpatis. . (Ariani, 2012)

b Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak.
Beberapa saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi

18
sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik.
(Manurung, 2018)
1. Saraf Olfaktorius (CN I)
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium
olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke
bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke
ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera
penciuman berada. (Manurung, 2018)
2. Saraf Optik (CN II)
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina
di bawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optik. Setiap
saraf optik keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke
rongga cranial melaui foramen optik. Seluruh serabut memanjang
saat traktus optik, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi
thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus
oksipital untuk resepsi indera penglihatan.(Manurung, 2018)
3. Saraf Okulomotorius (CN III)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa
impuls ke se Juruh otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan
rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot
polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi
indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang
terinervasi ke otak. .(Manurung, 2018)
4. Saraf Traklear (CN IV)
Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik dan merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron
motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa
impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari
spindle otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik
superior ke otak. .(Manurung, 2018)
5. Saraf Trigeminal (CN V)

19
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian
besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf
sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga oral.
Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot
mastikasi kecuali otot buksinator. Badan sel neuron sensorik
terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah
distal menjadi 3 divisi: .(Manurung, 2018)
1 Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata,
bola mata, kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal dan
kulit dahi serta kepala. (Manurung, 2018)
2 Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah,
rongga oral (gigi atas, gusi dan bibir) dan palatum.
(Manurung, 2018)
3 Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah,
gusi, bibir, kulit rahang dan area temporal kulit kepala.
(Manurung, 2018)
6. Saraf Abdusen (CN VI)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik. Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons
yang menginervasi otot rektus lateral mata. Serabut sensorik
membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons. .
(Manurung, 2018)
7. Saraf Fasial (CN VII)
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam
nuclei pons. Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah,
termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Neuron sensorik
membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga
bagian anterior lidah. .(Manurung, 2018)
8. Saraf Vestibulokoklearis (CN VIII)
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang
koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor
untuk indera pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke

20
nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian
medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area
auditori pada lobus temporal. Cabang vestibular membawa
informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala
terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga
dalam. .(Manurung, 2018)
9. Saraf Glosofaringeal (CN IX)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari
medulla dan menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta
kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa informasi
yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah
dan sensasi umum dari faring dan laring; neuron ini juga
membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor
sensorik dalam pembuluh darah tertentu. .(Manurung, 2018)
10. Saraf Vagus (CN X)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam
medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks dan
abdomen. Neuron sensorik membawa informasi dari faring,
laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla
dan pons. .(Manurung, 2018)
11. Saraf Aksesori Spinal (CN XI)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari
serabut motorik. Neuron motorik berasal dari dua area: Bagian
cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot volunteer
faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis
serviks dan menginervasi otot trapezius dan
sternokleidomastoideus. .(Manurung, 2018)
Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang
terinervasi oleh saraf motorik; misalnya otot laring, faring,
trapezius dan otot sternokleidomastoid. .(Manurung, 2018)
12. Saraf Hipoglosal (CN XII)

21
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik. Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai
otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot
di lidah. .(Manurung, 2018)

6. SARAF OTONOM
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkut
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membetuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf ya
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan ya berada
pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. (Ariani, 2012)
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpa
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang letak
di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belaka
sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parası patik
mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion mene pel pada
organ yang dibantu. (Ariani, 2012)
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagon
Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersan
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf su
sum sambung. (Ariani, 2012)

22
a. Sistem simpatis, yang mempunyai aktivitas stimulasi khususnya pada
keadaan darurat. Responsnya antara lain adalah peningkatan denyut nadi
atau jantung, peningkatan kekuatan jantung, peningkatan gula darah, dan
peningkatan tekanan darah. (Ariani, 2012)
b. Sistem parasimpatis, berkaitan dengan aktivitas untuk konservasi dan
restorasi sum- ber-sumber tubuh, antara lain mencakup penurunan
denyut jantung dan kekuat- annya, serta peningkatan aktivitas gastroin-
testinal. (Ariani, 2012)

23
B FISIOLOGI SISTEM SARAF
A FUNGSI SEL SARAF
a. Neuron
Berfungsi sebagai penghantar informasi berupa rangsangan atau
impuls. (Ariani, 2012)
1 Badan sel
Untuk menerima dan meneruskan impuls dari dendrit ke
akson. (Ariani, 2012)
2 Dendrit
Menerima impuls dari ujung saraf lain dan menghantarkan ke
badan sel. (Ariani, 2012)
3 Akson
Menghantarkan impuls keluar dari badan sel. (Ariani, 2012)
b. Neuroglia
Biasa disebut glia yang merupakan sel penunjang tambahan pada
SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. (Ariani, 2012)

B FUNGSI SISTEM SARAF PUSAT


a. Otak
1. Serebrum ( otak besar)
a. Dengan adanya sulkus serebrum dapat dibagi menjadi
beberapa lobus:
1. Lobus frontalis
Lobus ini terletak di fosa anterior. Lobus ini terlibat
dalam dua fungsi serebral utama yaitu:
kontrol motorik gerakan volunter termasuk fungsi
bicara dan Kontrol berbagai ekspresi emosi dan
tingkah laku etika. Fungsi aktivitas motorik
diekspresikan melalui korteks somato-motorik pri-
mer,korteks premotor dan suplemen , Frontal eye field
dan pusat bicara Broca ,Kontrol ekspresif dari emosi

24
dan moral dilaksanakan oleh korteks prefrontal.
(Negara, 2010)

2. Lobus temporalis
Lobus temporalis merupakan lobus yang letaknya
paling dekat dengan telinga dan mempunyai peran
fungsional yang berkaitan dengan pende- ngaran,
keseimbangan, dan juga sebagian dari emosi-memori.
(Negara, 2010)

3. Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berperan sangat penting sehubungan
dengan fungsinya sebagai korteks visual. Lobus ini
terdiri dari beberapa area yang mengatur penglihatan
dan juga sebagai pusat asosiasinya. (Negara, 2010)
4. Lobus parietalis
Lobus parietal dikaitkan untuk evaluasi sensorik
umum dan rasa kecap, di mana selanjutnya akan
diintegrasi dan diproses untuk menimbulkan ke-
siagaan tubuh terhadap lingkungan eksternal. (Negara,
2010)
5. Insulal Lobus sentral
Insula merupakan pulau yang terletak di bagian tengah
otak. Peranannya diduga berkaitan dengan aktivitas-
aktivitas gastrointestinal dan organ viseral lainnya.
(Negara, 2010)

6. Lobus limbik.
Lobus limbik adalah cincin korteks yang berlokasi di
permukaan medial masing-masing hemisfer dan
mengelilingi pusat kutub serebrum. Lobus ini tersusun
oleh struktur-struktur: girus cinguli, isthmus,

25
parahipokampus, dan unkus. Filogenetiknya berasal
dari kombinasi arkhikorteks, paleokorteks, dan
neokorteks yang transisionil. Fungsinya adalah
mengatur persarafan otonom dan emosi. (Negara,
2010)

b. Korteks
Korteks diduga untuk menjalankan semua fungsi-fungsi
mental yang lebih tinggi seperti penilaian, bahasa, memori
(daya ingat), kreativitas, dan berpikir abstrak. Selain itu,
juga berfungsi dalam persepsi, penempatan, dan
interpretasi semua sensasi, serta mengatur semua gerak
disadari (voluntary) dan terutama aktivitas motorik
diskrit. (Ariani, 2012)
c. Basal ganglia
Basal ganglia ini memberikan
1 latar belakang tonus otot yang penting untuk gerakan
sadar yang mempunyai ciri tersendiri,
2 kehalusan dan koordinasi fungsi-fungsi antagonis otot
3 dasar gerakan berirama bawah sadar otomatis yang
terlibat dalam pemeliharaan keseimbangan dan
berjalan.
Lesi pada basal ganglia ini akan menyebabkan berbagai
abnormalitas seperti chorea, hemibalismus, dan penyakit
Parkinson. (Ariani, 2012)
2. brainstem ( batang otak )
berfungsi menyampaikan pesan-pesan antara medula spinalis dan
otak. (Aizah, 2020)

a. Midbrain

26
mengontrol respon penglihatan,pendengaran,gerakan bola
mata dan dilasi pupil,gerakan motorik,serta mengatur suhu
tubuh. (Ariani, 2012)
b. Pons
Terletak antara medula oblongata dan mesensephalon, adapun
fungsinya yaitu, Penghubung antara serebrum dan medula
oblongata serta Pencernaan pusat saraf N.trigeminus, N.
Optalmicus,N. Mandibularis. (Ariani, 2012)
c. Medula Oblongata
mengatur fungsi-fungsi pernapasan, frekuensi jantung, tonus
vasomotor juga pusat refleks batuk, dan perilaku refleks
bersin. (Ariani, 2012)
d. Thalamus
Thalamus berfungsi sebagai pusat pemancar sensorik dan
motorik. Thalamus memancarkan impuls-impuls sensori,
termasuk dari penglihatan dan pendengaran, ke korteks
serebri. (Negara, 2010)
e. Epitalamus
mempengaruhi modulasi pola bangun-tidur.(Negara, 2010)
f. Hipotalamus
Fungsi Utama Hipotalamus(Negara, 2010)
a. Pusat integrasi susunan saraf otonom
b. Regulasi temperature
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit
d. Integrasi sirkuit siklus bangun-tidur.
e. Mengontrol Intake makanan
f. Respons tingkah laku terhadap emosi
g. Pengaturan/pengontrolan endokrin
h. Respon seksual

27
1. Otak belakang
a. Serebelum (Otak Kecil)
Berfungsi untuk mengatur kerja sama antar otot,
mengendalikan keseimbangan,dan menjaga postur tubuh.
(Ariani, 2012)
b. Sumsum Sambung ( Medula Oblongata)
mengatur fungsi-fungsi pernapasan, frekuensi jantung,
tonus vasomotor juga pusat refleks batuk, dan perilaku
refleks bersin. (Ariani, 2012)
c. Jembatan Varol
Berfungsi menjembatani bagian-bagian dari sistem saraf
termasuk otak besar dengan otak kecil. (Ariani, 2012)

C Fungsi Sumsum tulang belakang ( medula spinalis )


Fungsi medula spinalis

1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu
ventralis. (Ariani, 2012)
2. Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai. (Ariani,
2012)
3. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju
cerebellum. (Ariani, 2012)
4. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.
(Ariani, 2012)
A Sistem saraf perifer
a. ganglia (kumpulan sel saraf).
Ada dua tipe sel saraf pada susunan saraf perifer yaitu:
1. Aferen/Sensorik, yang merupakan sel saraf yang menghantarkan
informasi dari reseptor sensorik menuju susunan saraf pusat.
(Ariani, 2012)
2. Eferen/Motorik, yang merupakan sel saraf yang menghantarkan
informasi dari susunan saraf pusat menuju efektor (otot atau
kelenjar). (Ariani, 2012)

28
b. Saraf kranial (Ariani, 2012)

Saraf kranial Komponen saraf Fungsi

Olfaktorius I Sensorik Penciuman

Optikus II Sensorik Penglihatan

Okulomotorius III Motorik Mengangkat kelopak mata


atas,konstriksi pupil

Troklearis IV Motorik Gerakan mata kebawah dan


kedalam

Trigeminus V Motorik Otot temporalis dan masseter


( menutup rahang,menguyah)
gerakan rahang ke lateral
sensorik
Kulit wajah dan dua pertiga depan
kulit kepala,mukosa mata,mukosa
hidung dan rongga mulut,lidah
serta gigi.

Abdusen VI Motorik Deviasi mata ke lateral

Fasialis VII Motorik Otot – otot ekspresi wajah


termasuk otot dahi,sekeliling mata
dan mulut,lakrimasi dan salivasi.

Vestibulokoklearis VIII Sensorik Kesimbangan pendengaran

Glosofaringeal IX Motorik Faring ; menelan,refleks


muntah,parotis; salivasi

Vagus X Motorik Faring, laring ; menelan,refleks


muntah,fonasi; viseral abdomen

29
Sensorik Faring, laring ;refleks muntah,;
viseral leher, thoraks dan abdomen

Assesorius XI Motorik Otot sternokleidomastoid dan


bagian atas dari otot
trapezius;pergerakan kepala dan
bahu

Hipoglosus XII Motorik Gerakan lidah.

D Patofisiologi Nyeri

Ketika seseorang menyentuh kompor panas (atau menerima rangsangan


nyeri lainnya), refleks lucut terpicu untuk menarik tangan dari rangsang
yang menimbulkan nyeri. Kulit memiliki berbagai reseptor untuk rasa
hangat, dingin, sentuhan ringan, tekanan, dan nyeri. Meskipun semua
informasi dikirim ke SSP melalui potensial aksi, SSP dapat membedakan
antara berbagai rangsangan karena reseptor dan, dengan demikian, jalur
aferen yang diaktifkan oleh rangsangan yang berbeda juga berbeda. Jika
suatu reseptor dirangsang cukup kuat sehingga reseptor tersebut mencapai
ambang, terbentuk potensial aksi di neuron aferen. Semakin kuat
rangsangan, semakin tinggi frekuensi potensial aksi yang dihasilkan dan
dikirim ke SSP. (Sherwood,2016)
Setelah masuk ke korda spinalis, neuron aferen berdivergensi untuk
bersinaps dengan berbagai antar neuron berikut :
1. Neuron aferen yang tereksitasi merangsang antar neuron eksitatorik yang
nantinya merangsang neuron motorik eferen yang menyarafi biseps (3a),
otot di lengan yang memfleksikan (menekuk) sendi siku sehingga tangan
tertarik menjauhi kompor panas. (Sherwood,2016)
2. Neuron aferen juga merangsang antar neuron inhibitorik yang
menghambat neuron eferen yang menyarafi triseps (3b) untuk

30
mencegahnya berkontraksi. Triseps adalah otot di lengan yang
mengekstensikan (meluruskan) sendi siku. Ketika biseps berkontraksi
untuk menekuk siku, akan kontraproduktif bagi triseps untuk
berkontraksi. Karena itu, inhibisi otot-otot yang antagonis (melawan)
respons yang diinginkan sudah tercakup dalam refleks lucut. Jenis
koneksi ini yang melibatkan stimulasi saraf ke satu otot dan inhibisi
secara bersaman saraf ke otot antagonisnya dikenal sebagai persarafan
timbalbalik. (Sherwood,2016)
3. Neuron aferen juga merangsang antarneuron lain yang membawa sinyal
naik melalui korda spinalis ke otak melalui jalur asendens (3C). Hanya
ketika impuls mencapai daerah sensorik korteks barulah yang
bersangkutan merasakan nyeri, lokasi, dan jenis rangsangannya. Juga,
ketika impuls mencapai otak, informasi dapat disimpan sebagai ingatan,
dan yang bersangkutan dapat mulai memikirkan situasi yang
dihadapinya-bagaimana hal tersebut terjadi, apa yang harus dilakukan
mengenai hal tersebut, dan sebagainya. Semua aktivitas di tingkat sadar
ini terletak di luar refleks dasar. (Sherwood,2016)

Seperti pada semua refleks spinal, otak dapat memodifikasi refleks


lucut. Impuls dapat dikirim turun melalui jalur-jalur desendens ke neuron
motorik eferen yang menyarafi otot-otot yang terlibat untuk
mengalahkan masukan dari reseptor, mencegah biseps berkontraksi
meskipun terdapat rangsangan nyeri. Ketika jari tangan Anda sedang
ditusuk untuk memperoleh contoh darah, reseptor nyeri dirangsang untuk
memulai refleks lucut. Karena Anda harus berani dan tidak menarik
tangan Anda menjauh, Anda dapat secara sadar mengalahkan refleks ini
dengan mengirim IPSP melalui jalur jalur desendens ke neuron motorik
yang menyarafi bisep dan EPSP ke yang menyarafi triseps.
(Sherwood,2016)
Aktivitas di neuron-neuron eferen ini bergantung pada jumlah
aktivitas semua masukan sinaptik mereka. Karena neuron-neuron yang
menyarafi biseps kini menerima lebih banyak IPSP dari otak (volunter)

31
daripada EPSP dari jalur aferen nyeri (refleks), neuron-neuron ini
dihambat dan tidak mencapai ambang. Karena itu, biseps tidak
dirangsang untuk berkontraksi dan menarik tangan. Secara bersamaan,
neuron-neuron ke triseps menerima lebih banyak EPSP dari otak
daripada IPSP melalui lengkung refleks, sehingga neuron-neuron
tersebut mencapai ambang, menghasilkan potensial aksi, dan karenanya
merangsang triseps untuk berkontraksi. Karena itu, lengan tetap dalam
keadaan ekstensi meskipun yang bersangkutan mendapat rangsangan
nyeri. Dengan cara ini, refleks lucut telah secara sadar dikalahkan.
(Sherwood,2016)

Misalnya seseorang menginjak bara api dan bukan menyentuh benda


panas dengan tangannya. Akan terpicu suatu lengkung refleks untuk
menarik kaki yang cedera dari rangsangan nyeri, sementara tungkai
kontralateral secara bersamaan bersiap untuk mendadak menerima semua
beban tubuh sehingga yang bersangkutan tidak kehilangan keseimbangan
atau jatuh. Menekuknya lutut ekstremitas yang cedera tanpa adanya
rintangan dilaksanakan secara stimulasi refleks otot-otot yang menekuk
lutut, otot-otot yang meluruskan lutut. Respons refleks lucut. Pada saat
32
yang sama, ekstens kontralateral tanpa halangan dilaksanakan oleh jalur-
jalur yang menyeberang ke sisi kontspinalis untuk secara refleks
merangsang otot lutut ini dan menghambat otot-otot fleksorny tensor
menyilang ini memastikan bahwa tungt akan berada dalam posisi siap
menahan beban tungkai yang cedera ditarik (Sherwood,2016)
Jalur-jalur untuk respons yang tidak nyimpang dari refleks yang khas
dalam dua.
1. Respons setidaknya diperantarai oleh hormo tertentu mungkin
diperantarai hanya oleh hormon atau mungkin melibatkan jalur yang
menggunakan keduanya. (Sherwood,2016)
2. Respons lokal yang tidak melibatkan saraf atau hormon. Sebagai
contoh, pembuluh darah pada otot yang sedang aktif berdilatasi
karena perubahan metabolik lokal sehingga aliran darah meningkat
untuk mengimbangi kebutuhan metabolik otot yang aktif tersebut.
(Sherwood,2016)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

33
KESIMPULAN
Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-
komponen sel saraf (neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem
hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Sistem saraf terdiri
dari neuron dan neuroglia. Neuron merupakan sel saraf yang terdiri dari
badan sel, dendrit, dan akson. Sedangkan neuroglia merupakan sel
pendukung neuron.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sum-sum tulang belakang. Otak
dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan
sum-sum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang. Sedangkan
sistem saraf tepi terdiri dari saraf sadar dan otonom. Saraf sadar terdiri
dari saraf otak dan sum-sum tulang belakang. Saraf otonom terdiri dari
saraf simpatik dan parasimpatik.

SARAN

Untuk dapat memahami sistem saraf,selain membaca dan memahami


materi-materi dari sumber keilmuan yang ada ( Buku,Internet,dll) kita harus
dapat menghubungkan materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari,agar
lebih mudah di pahami dan selalu diingat.

DAFTAR PUSTAKA

Elsevier, S. (2011). Medical Physiology (12th ed.). Library Of Congres Cataloging.

F.paulsen, & J.Waschke. (n.d.). Sobotta, Atlas Anatomi Manusia. Buku Kedokteran
EGC.

34
Nurhastuti, & Iswari, M. (2018). anatomi tubuh dan sistem persyarafan manusia.
goresan pena.

Manurung, N. (2018). keperawatan medikal bedah konsep ,mind mapping dan nanda
nic noc. CV.Trans Info Media.

Ariani, tutu april. (2012). Sistem Neurobehaviour (S. Carolina (ed.)). Salemba Medika.

Sherwood, L. (n.d.). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (8th ed.). Buku Kedokteran
EGC.

Negara, S. (2010). ilmu bedah saraf. PT.Gramedia Pustaka utama.

Aizah, S. (2020). Modul Praktikum Anatomi Dan Fisiologi (T. arie Sandi (ed.)). CV.
Multimedia Edukasi.

35

Anda mungkin juga menyukai