NIM : 21.9.2.007
2. Apa yang dimaksud dengan utamakan bahasa indonesia, kuasai bahasa asing,
lestarrikan bahasa daerah?
Ilustrasi tersebut menggambarkan keadaan Indonesia saat ini. Sedang kehilangan jati
diri. Apakah benar kalian merasa Indonesia telah Indonesia?
Gedung tinggi berceceran dimana mana menunjukkan identitasnnya masing masing
dengan bangga “Murah Residence” “Tunas Hotel” “Jawa Menangis Park” “Malang Red
Flower”,dan lain lain.
Jelas bukan hah baru bagi kita memaknai itu dan menjumpai fenomena seperti itu.
Sayangnya bukan khawatir atau cemas , kita malah merasa bangga dengan fenomena
seperti itu. Jika begini, apakah kamu benar benar merasa hidup di Indonesia? Kualitas
bahasa indonesia di tanah air semakin rendah karena penduduknya lebih senang
menggunakan bahasa asaing. Hal ini menjadi momok besar bagi kita yang masih cinta
terhadap bangsa indonesia.
Tiap kali dingiang ngiang janji sumpah pemuda yang berbunyi “Kami Pemuda
Indonesia Berjanji, Berbahasa satu Bahasa indonesia” penghianatan bagi negara telah
diikrarkan melalui gedung gedung tinggi pencakar langit, telah diikrarkan dari mulut
mulut yang mengaku sebagai pemuda Indonesia. Bangga pada dengara adalah bangga
pada Bahasanya. Jika diharuskan menengok ke negara negara lain, mereka juga
menggunakan bahasa negaranya sebagai ciri khas keberadaanya. Menggunakan
bahanya dengan bangga di gedung gedung megah pencakar langit. Hingga kemudian
terlihatlah identitas Negara tersebut.
Apakabar Negara kita? Sudahkan indonesia kita benar benar Indonesia? Budi Luhur
Indonesia terletak pada budi penduduknya, yang kemudian tercermin pada bahasanya.
Seperti contoh: (Buka – Open) jangan sampai terbalik. Itulah poin utama dari
mengutamakan. Kuasai bahasa asing bukanlah suatu kesalahan. Bahakan ada ajuran dan
suatu keharusan. Karna dunia semakin keritis dan jejaring pertemanan serta hubungan
kerja dari berbagai tempat akan kian mudah diakses jika penduduknya memiliki
kemampuan bahasa asaing. Namun kembali lagi, bhawa miskipun menguasai bahasa
asing, kewajiban mengutamakan bahasa indonesia jangan sampai dikesampingkan.
Terkahir adalah Budayakan Bahasa Daerah. Membudayakan bahasa daerah tentu
juga bukan sekedar kewajiban lagi. Namun harus menjadi kebiasaan masyarakat
setempat. Sehingga kesadaran berbahasa harus dimiliki seluruh warga Indonesia. Maka
jati diri warga indonesia tidak akan terkikis.
10) Database
Kumpulan data yang terorganisir yang umumnya disimpat dan diakses secara
elektronik dalam sistem komputer. Kata dalam bahasa indonesia yaitu pangkalan
data.
Ragam Bahasa
Varian bahasa menurut pemakaian,yang berbeda beda, menurut yang dibicarakan,
menurut hubungsn pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara ( bachman 1990).
Penyebap:
1. Faktor budaya
2. Faktor sejarah
3. Faktor pembedaan demografi
Jenis jenis
a. Dilihat dari cara penuturan
1. Ragam dialek
Adalah warisan bahasa yang dipakai oleh kelompok bangsawan di tempat tertentu.
2. Ragam terpelajar
Tampak jelas perbedaanya antara kelompok pentur yang berpendidikan dan tidak
berpendidikan
3. Ragam resmi
Adalah bahasa yang digunakan dalam situs resmi, seperti pertemuan-pertemuan,
peraturan-peraturan dan perundang-undangan.
4. Tidak resmi
Adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti pergaulan.
b. Dilihat dari cara berkomunikasi
1. Ragam Lisan
Adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap.
2. Ragam Tulis
Adalah bahasa yang di hasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan hurup sebagai
unsur dasarnya.
c. Dilihat dari topik pembicaraan
1. Ragam Sosial
Adalah ragam bahasa sebagai norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan
bersama dalam lingkungan yang lebihkecil dalam masyarakat
2. Ragam Fungsional
Adalah ragam bahasa yang di lihat dengan propesi, lembaga, lingkungan kerja, atau
kegiatan tertentu lainnya
3. Ragam Jurnalistik
Adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat kabaran (media masa
cetak)
4. Ragam Sastra
Adalah ragam bahasa yang memiliki sifat atau karakter subjektif, kultur, konotatif,
kreatif, dan inovatif
5. Ragam Politik daan Hukum
Adalah ragam bahasa yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan
mengatur kehidupan masyarakat.