Tata Cara Musyawarah
Tata Cara Musyawarah
1. Musyawarah Ambalan merupakan salah satu alat kelengkapan Ambalan disamping alat
kelengkapan lain seperti Pembina Ambalan Penegak, Dewan Ambalan Penegak, Badan Pengurus
Harian Dewan Ambalan Penegak, Dewan Adat, Dewan Kehormatan dan Adat Tradisi Ambalan.
Semua alat kelengkapan tersebut saling terkait dan menjadi media pendidikan partisipatif bagi
Pramuka Penegak di Ambalannya.
2. Musyawarah Ambalan adalah media pendidikan partisipatif yang memberikan pengalaman
langsung kepada para Penegak untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, prinsip-prinsip
musyawarah untuk mufakat, prinsip-prinsip menggunakan hak suara dan hak bicara secara sopan,
efektif dan argumentatif, prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang demokrtais-transparan dan
akuntabel, prinsip-prinsip penyusunan peraturan kehidupan organisasi dan adat tradisi Ambalan yang
aspiratif, serta berbagai pengalaman partisipatif lainnya yang akan sangat bermanfaat bagi masa
depan Penegak itu sendiri.
3. Musyawarah Ambalan adalah forum tertinggi para Pramuka Penegak di bawah bimbingan
Pembina Penegak. Musyawarah Ambalan juga sebagai alat penyalur aspirasi tentang arah kegiatan
dan pengelolaan berbagai aspek kehidupan ambalan ke depan, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1
tahun sekali dan dalam kondisi khusus dapat diselenggarakan Musyawarah Ambalan Luar Biasa
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Agenda
1. Mengevaluasi dan menetapkan diterima, ditolak atau direvisi terhadap laporan akhir masa
bakti BPH (Badan Pengurus Harian) Dewan Ambalan yang sedang menjabat.
2. Menetapkan sasaran dan jenis program kerja satu tahun berikutnya atau masa
kepengurusan BPH Dewan Ambalan yang akan dipilih, yang paling tidak terdiri dari hal-hal sbb : (a)
Program kerja pembinaan keanggotaan dan Peningkatan penerapan program pembinaan perjalanan
bakti Pramuka Penegak di Ambalan untuk satu tahun ke depan. (b) Perencanaan program kegiatan
Ambalan satu tahun kedepan. (c) Perencanaan kerjasama kegiatan dengan berbagai pihak (d) Dan
hal-hal lain yang perlu di bahas.
3. Membahas dan mengavaluasi penerapan Adat Tradisi Ambalan agar lebih sesuai dengan
aspirasi dan kehendak terbaru dari seluruh warga Ambalan
4. Menetapkan syarat-syarat dan memilih Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan Penegak
untuk satu tahun kedepan : (a) Pemilihan Pradana dilakukan secara pemilihan langsung (voting atau
musyawarah mufakat). (b) Pemilihan alat kelengkapan BPH (Kerani, Juru Uang dan Juru Adat) dapat
dilaksanakan melalui sistem formatur yang beranggotakan Pradana baru yang telah dipilih, Pradana
lama yang telah usai masa jabatannya dan beberapa Pramuka Penegak anggota Ambalan.
5. Agenda lain sesuai dengan kebutuhan Ambalan.
1. Peserta Musyawarah Ambalan adalah seluruh Pengurus dan Warga Ambalan (Tamu
Ambalan, Calon Penegak dan Para Penegak) serta didampingi oleh Pembina Penegak.
2. Tamu Ambalan dan Calon Penegak tidak memiliki hak suara (memilih dan dipilih) namun
dapat pula diberi hak bicara (bertanya, menanggapi, menjelaskan, dsb).
3. Hak Suara hanya dimiliki oleh Para Penegak Bantara dan Penegak Laksana.
Pengambilan Keputusan
Sidang Pendahuluan : Dipimpin oleh Pradana atau Anggota BPH lain yang ditunjuk dengan
agenda tunggal Pemilihan Pimpinan/Presedium Musyawarah Ambalan. Presedium dapat terdiri dari 3
orang : 1 orang dari BPH lama dan orang dari Anggota Ambalan.
Sidang Pleno I : Dipimpin oleh Presedium Musyawarah Ambalan, dengan agenda, (a)
Pembahasan dan penetapan tata tertib Musyawarah Ambalan, (b) Penyampaian, pembahasan dan
penetapan Laporan Pradana BPH masa bakti yang lalu, (c) Pembagian anggota sidang komisi
Sidang Komisi : Dipimpin oleh Ketua Komisi yang dipilih oleh anggota komisi. Komsisi dibentuk
sesuai kebutuhan dan aspirasi yang berkembang. Umumnya komisi dalam musyawarah Ambalan tebagi
ke dalam : (a) Komisi A : membahas Pembinaan Personal dan Tata Organisasi-Adminsitrasi Ambalan.
(b) Komisi B : membahas Program Kerja Ambalan satu tahun yang akan datang. (c) Komisi C :
membahas pengembangan dan penerapan Adat Tradisi Ambalan
Sidang Pleno II : dipimpin kembali oleh Presedium Musyawarah Ambalan dengan agenda : (a)
Laporan, pembahasan dan penetapan hasil sidang komisi. (b) Pembentukan tim perumus dan
penyelaras hasil-hasil sidang komisi
Sidang Tim Perumus : diikuti oleh anggota tim perumus yang ditunjuk dan dipimpin oleh ketua
tim perumus yang ditunjuk oleh anggota. Jumlah anggota tim perumus sesuai kebutuhan.
Sidang Pleno III : dipimpin kembali oleh Presedium Musyawarah Amabalan dengan agenda (as)
Laporan hasil sidang Tim Perumus dan Penetapan hasil sidang tim perumus menjadi hasil Musyawarah
Ambalan. (b) Pemilihan Pradana. (c) Pemilihan Formatur pembentukupan kepengurusan BPH yang baru
Penutupan Sidang : dipimpin oleh Presedium Musyawat Ambalan diikuti oleh Pembina Gudep
dan Pembina satuan dengan agenda utama : (a) Penyerahan hasil-hasil Musyawarah Ambalan kepada
Pradana terpilih. (b) Penutupan agenda sidang Musyawarah Ambalan.
4. Upacara Penutupan Musyawarah Ambalan
Lain-lain :
1. BPH Ambalan dapat membentuk Sangga Kerja sebagai pelaksana kegiatan Musyawarah
Ambalan.
2. BPH Ambalan beserta Pembina Penegak dapat membentuk Kelompok Kerja untuk
menyiapkan materi dan bahan-bahan sidang komisi, tata tertib dan bahan-bahan lain yang sifatnya
konseptual.
3. Alur agenda di atas hanya sekedar contoh, dapat disingkat dan dipadatkan yang terpenting
adalah Musyawarah Ambalan dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang bermanfaat untuk
peningkatan kualitas latihan dan kegiatan di masa yang akan datang.
Unsur-unsur persidangan:
1.
2. Presidium sidang
1.
2. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang
dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
3. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang
seperti aturan yang disepakati bersama.
4. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.
3. Peserta sidang
1.
2. Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang telah di sepakati
3. Peserta sidang biasanya tediri dari peserta aktif, pasif dan peninjau
4. Hak dan kewajiban peserta:
2.Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan
keputusan.
1.
2. Notulen sidang bertugas untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada
rapat.
3. Notulen sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang
dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
Tata Tertib
Sanksi
7.Walkout, yaitu saat dimana peserta sidang keluar ruangan dengan alasan
tidak menyetujui keputusan sidang.
4.Ketukan Berulang-ulang
Jenis-Jenis Sidang
1.
2. Sidang Pleno
1.
2. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau;
3. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
4. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan organisasi itu.
3. Sidang Komisi
1.
2. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
3. Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan atau peserta
peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno;
4. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris
Sidang Komisi;
5. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam
komisi tersebut;
6. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi
yang bersangkutan.
1.
2. Palu Sidang
3. Pengeras Suara
4. LCD Proyektor
1.
2. Interruption Point of Order
1.
2. Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang
berkaitan dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan melebar atau
tidak konsisten).
1.
2. Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh
klarifikasi, agar tidak terjadi pendangkapan bias ketika seseorang
memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
1.
2. Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu
diluar substansi permasalahan.
6. Interruption of Explanation
1.
2. Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak ditanggapi
keliru.
Pelaksanaan Interupsi
Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah minta izin dari presidium sidang.
Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.