Anda di halaman 1dari 4

Jati Diri Bangsa dalam Arus Globalisasi: Krisis Identitas

Di era globalisasi ini identitas suatu bangsa adalah hal yang mutlak harus dimiliki oleh suatu
bangsa. Adanya identitas suatu bangsa menunjukan bahwa bangsa tersebut adalah bangsa yang tidak
mudah dipengaruhi oleh bangsa lain. Tak lain Indonesia, negara yang terletak di jalur transit
perdagangan memiliki sebuah identitas nasional yang sangat khas. Dari ideologi yang dianut dan
dimiliki hanya oleh indonesia, lambing negara, bahasa persatuan, keanekaan suku bangsa yang
merupakan ciri khas Indonesia.
A. DEFENISI IDENTITAS
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Secara
harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jati diri atau tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
berguna untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain. Sedangkan kata nasional yang memiliki
arti identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan, baik kesamaan
budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa identitas
nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengacu pada kebudayaan, adat istiadat, serta
karakter khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain
sebagainya. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti, Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional, Semboyan Negara Bhinneka
Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IDENTITAS
1. Faktor Objektif
Faktor objektif ini meliputi faktor geografis dan demografis. Kondisi geografi yang
membentuk Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki iklim tropis. Indonesia juga
terletak di wilayah Asia Tenggara, hal ini mempengaruhi adanya perkembangan kehidupan
ekonomi, sosial, dan budaya bangsa Indonesia.
2. Faktor Subjektif
Faktor subjektif ini meliputi faktor sosial, politik, kebudayaan dan juga sejarah yang dimiliki
bangsa Indonesia. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi proses terbentuknya masyarakat
Indonesia dan juga identitas bangsa Indonesia dimana unsur-unsur internal ini yang memilki
pengaruh besar dalam pembentukan identitas nasional.
3. Faktor Primer
Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri
merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa, dan agama. Meskipun unsur-
unsur tersebut berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing, namun hal tersebut bisa
menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia. Persatuan yang terjadi itu tidak serta merta
menghilangkan keanekaragaman yang memang sudah ada di dalam masyarakat Indonesia, maka
dari itu lahirlah istilah Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu jua.
4. Faktor Pendorong
Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan bersenjata dalam
kehidupan negara. Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu bangsa
merupakan identitas nasional yang dinamis. Maka dari itu, pembentukan identitas nasional yang
dinamis ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan prestasi masyarakat Indonesia. Semuanya
tergantung apakah bangsa Indonesia mau dan mampu membangun bangsa untuk memajukan
bangsa dan negara Indonesia.
5. Faktor Penarik
Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh, dan sistem pendidikan. Masing-
masing suku yang ada di Indonesia masih tetap menggunakan bahasa dari daerahnya masing-
masing. Namun, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi bahasa
nasional dan kesatuan nasional
6. Faktor Reaktif
Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan. Seperti yang
sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus tahun oleh bangsa asing.
Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori akan perjuangan, penderitaan dan
semangat yang hadir dalam masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan.
C. UNSUR UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL
Identitas nasional Indonesia pada saat ini terbentuk dari enam unsur yaitu sejarah perkembangan
bangsa Indonesia, kebudayaan bangsa Indonesia, suku bangsa, agama, dan budaya unggul. Namun
demikian, unsur-unsur ini tidak statis dan akan berkembang sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia.
Di samping itu, Kondisi geografis merupakan identitas yang bersifat alamiah. Kedudukan geografis
wilayah negara menunjukkan tentang lokasi negara dalam kerangka ruang, tempat, dan waktu,
sehingga untuk waktu tertentu menjadi jelas batas-batas wilayahnya di atas bumi.
1. Sejarah
Realitas perjalanan sejarah mendorong bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa pejuang yang
pantang menyerah dalam melawan penjajah untuk meraih dan mempertahankan kembali harga
diri, martabatnya sebagai bangsa, selain itu, dipertahankan semua potensi sumber daya alam yang
ada agar tidak terusmenerus dieksplorasi dan dieksploitasi yang akhirnya dapat menghancurkan
kehidupan bangsa Indonesia di masa datang. Perjuangan bangsa Indonesia terus berlanjut pada
perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdakaan bangsa dari penjajah.
2. Kebudayaan
Kebudayaan sebagai indikator identitas nasional bukanlah sesuatu yang bersifat individual.
Apa yang dilakukan sebagai kebiasaan pribadi bukanlah suatu kebudayaan. Kebudayaan harus
merupakan milik bersama dalam suatu kelompok, artinya para warganya memiliki bersama
sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang didapat dan dikembangkan melalui proses
belajar. Hal-hal yang dimiliki bersama ini harus menjadi sesuatu yang khas dan unik, yang akan
tetap memperlihatkan diri di antara berbagai kebiasaan-kebiasaan pribadi yang sangat variatif.
3. Budaya Unggul
Budaya unggul adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan cara ”kita
harus mengubah, kita harus berbuat terbaik, kalau orang lain mampu, mengapa kita tidak
mampu”. Dalam UUD 1945, menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang dan mengembangkan
dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, maju, makmur, serta adil atau
berkesejahteraan. Untuk mencapai kualitas hidup demikian, nilai kemanusiaan, demokrasi dan
keadilan dijadikan landasan ideologis yang secara ideal dan normatif diwujudkan secara
konsisten, konsekuen, dinamis, kreatif, dan bukan indoktriner.
4. Suku Bangsa
Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan ada sejak lahir. Indonesia dikenal bangsa
dengan banyak suku bangsa, dan menurut statistik hamper mencapai 300 suku bangsa. Setiap
suku mempunyai adat-istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda, namun demikian beragam
suku ini mampu mengintegrasikan dalam suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan yaitu
masyarakat yang adil dan makmur.
5. Agama
Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki hubungan
antar umat seagama dan antarumat beragama yang rukun. Indonesia merupakan negara
multiagama, karena itu Indonesia dikatakan negara yang rawan disintegrasi bangsa. Untuk itu,
salah satu jalan untuk mengurangi risiko konflik antaragama perlu diciptakan tradisi saling
menghormati antara umat agama yang ada. Indonesia adalah negara yang agamis.
6. Bahasa
Bahasa, yakni identitas nasional yang bersumber dari salah satu lambang suatu negara.
Bahasa adalah merupakan satu keistimewaan manusia, khususnya dalam kaitan dengan hidup
bersama dalam masyarakat adalah adanya bahasa. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah
yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis namun bahasa Melayu dahulu dikenal
sebagai bahasa penghubung berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara.
D. KRISIS IDENTITAS
Globalisasi secara umum adalah sebuah gambaran tentang semakin ketergantungan diantara
sesama masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi. Hal ini tentunya bagian tak terpisahkan dari
kemajuan teknologi informasi yang menyediakan fasilitas manusia modern untuk menjalin
komuniksasi secara murah dan mudah. Pada saat yang sama, isu-isu dunia di bidang politik, ekonomi,
demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM) dengan begitu cepat dapat memengaruhi situasi yang
terjadi di suatu negara
Saat ini manusia Indonesia cenderung kurang tulus dan suka menggunakan kedok, berbeda antara
perkataan dan perbuatan, tidak bisa memegang janji, dan menghindari tanggung jawab. Nilai-nilai
budaya, dan perilaku munafik dan berorientasi pada keduniaan serta materialisme semata. Sementara
itu korupsi yang masih terus merajalela juga telah menggerus kesanggupan kita untuk tumbuh,
berkembang, dan berdaya saing.
Sikap dan perilaku kurang tulus juga telah menghinggapi negeri ini yang dapat terlihat pada
kondisi saat ini, dimana setiap jasa atau jabatan selalu diukur dengan materi dan fasilitas. Sikap
kurang tulus itu kemudian meluas menjadi hipokrasi umum yang berupa rendahnya disiplin dan
kepatuhan terhadap hukum, dan sikap masa bodoh terhadap kepentingan bersama. Dalam kondisi
lebih buruk lagi, kepentingan kedaerahan, kelompok, dan golongan telah melunturkan cita-cita
bersama sebagai bangsa
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antarnegara sangat longgar sehingga
rentan sekali memengaruhi nilai-nilai budaya bangsa, sehingga krisis akhlak dan moral bertambah
akut dan meluas.Memang disatu sisi, kita tidak patut untuk menutup diri dari globalisasi dengan
segala keuntungannya seperti dalam putaran ilmu, teknologi dan informasi dunia, namun disisi lain
kita harus mempertahankan karakter kita sebagai mana yang telah dirumuskan dalam filosofi bangsa
kita.
E. MEMPERTAHANKAN IDENTITAS
1. Mengembangkan Nasionalisme.
Nasionalisme merupakan kecintaan terhadap tanah air sebagai bentuk upaya mempertahankan
identitas nasional di era digital. Ada beberapa sikap yang harus dikembangkan, misalnya:
menggunakan produk atau barang teknologi dari dalam negeri, ini perlu dilakukan untuk
menumbuhkan rasa cinta dan bangga dengan produk dalam negeri. Contohnya adalah
menggunakan handphone dari dalam negeri seperti asus, ataupun memakai tv produk dalam
negeri.
2. Pendidikan Nasionalisme Sejak Dini
Pendidikan nasionalisme mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan jati diri
bangsa Indonesia. Maka dari itu, pendidikan nasionalisme harus dilakukan atau ditanamkan sejak
dini misalnya dengan menanamkan budaya Indonesia kepada anak-anak karena anak merupakan
asset suatu bangsa yang nantinya dapat memperkenalkan seperti apa itu Indonesia kepada dunia
luar melalui teknologi.
3. Melestarikan Budaya.
Budaya merupakan salah satu penentu jati diri bangsa. Namun, sekarang ini budaya Indonesia
mulai menghilang karena banyaknya pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. Sebagai
warga Negara, seharusnya kita melestarikan budaya yang ada di Indonesia. Di era globalisasi,
masyarakat dapat mengenalkannya melalui berbagai macam sosial media. Melalui sosial media
tersebut kita bias mengenalkan budaya Indonesia seperti tariannya, batik di setiap daerah dari
Indonesia, alat musiknya dan masih banyak yang lainnya.
4. Bela Negara.
Bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara, hal itu membuktikan bahwa
bela negara juga menjadi suatu aturan agar setiap warga negara harus melakukan tindakan bela
negara demi ketahanan dan eksistensi sebuah negara apalagi di era globalisasi saat ini. Seperti
pada kasus pengklaiman batik oleh negara tetangga Malaysia. Kita bisa melihat di internet bahwa
mereka mengklaim itu milik mereka. Dengan seperti itu, sebagai penerus bangsa kita dapat
melakukan bela negara terhadap budaya bangsa yang telah menjadi identitas nasional kita.

Daftar Pustaka
https://www.gramedia.com/literasi/identitas-nasional/#Pengertian_Identitas_Nasional
http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2016/09/IDENTITAS-NASIONAL-I.pdf
https://binus.ac.id/character-building/2020/05/krisis-identitas-nasional-dalam-dunia-pendidikan-
indonesia-2/
http://dx.doi.org/10.13140/RG.2.2.25920.02565

Anda mungkin juga menyukai