Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN
AQSAMUL QUR’AN

Dosen Pengampu : Ridi Efran Susilo, M.Pd.I.


Kelompok 2 :

1. Irfansyah Putra Nurzaman

2. Muhammad Ikhwan Maulana

RUANG ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

KOTA PAGAR ALAM

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala


limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah ini tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami berterima kasih kepada pihak-
pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, secara
pikiran dan maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah karena keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan kami. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Pagar Alam, 16 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….......................i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….....iii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1

C. Tujuan Penulisan…………………………………….........................................1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………2

A. Defini Aqsamul Qur’an………………………………………………..…….....2

B. Unsur-Unsur dari Qasam…………………………………………….…………3

C. Jenis-Jenis Aqsamul Qur’an …………………………………….……………..5

D. Bentuk- Bentuk Aqsamul Qur’an……………………………………………....5

D. Manfaat Aqsamul Qur’an ……………………………………..……………….6

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..8

A. Kesimpulan……………………………………………………………………8

B. Saran…………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ulumul Qur’an adalah ilmu yang mempelajari tentang hal – hal yang
ada hubungannya dengan Al Qur’an.1Maka ilmu yang ada dalam Al Qur’an
disebut Ulumul Qur’an. Ilmu tersebut diantaranya adalah Ilmu Aqsamul
Qur’an yang berisi tentang sumpah didalam al qur’an.
Sumpah dalam konotasi bahasa Al Qur’an disebut qasam yang
membicarakan tentang pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang
konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang di ingkarinya

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari Aqsamul Qur’an?                              


2. Apakah unsur-unsur dari Aqsamul Qur’an?                                         
3. Sebutkan jenis - jenis Aqsamul Qur’an?                             
4. Sebutkan bentuk - bentuk Aqsamul Qur’an ?                      
5. Apa manfaat Aqsamul Qur’an?   

C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui dan memahami definisi dari Aqsamul Qur’an
2. Agar dapat mengetahui dan memahami unsur-unsur dari Aqsamul Qur’an
3. Agar dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis dari Aqsamul Qur’an
4. Agar dapat mengetahui dan memahami bentuk-bentuk dari Aqsamul
Qur’an
5. Agar dapat mengambil manfaat dari mempelajari Aqsamul Qur’an

1
Teuku Muhammad,Ilmu – ilmu Al Qur’an, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra,2002),hal 1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi  Aqsamul Qur’an


Aqsam adalah bentuk jamak dari “qasam” yang mengandung arti
“sumpah”2 Dalam bahasa Arab, kata “sumpah” juga sering disebut dengan
“al-hilf” (‫ )الحلف‬ atau “al-yamin” (‫)المين‬. Adapun shighat asli dari kata
“qasam” ialah fi’il atau kata kerja “aqsama” atau “ahlafa” yang dimuta’addi
(transitif) dengan “ba” menjadi muqsam bih (sesuatu yang digunakan untuk
bersumpah), kemudian muqsam alaih yang dinamakan dengan jawab qasam3.
Qasam didefenisikan sebagai “mengikat jiwa (hati) agar tidak melakukan
atau melakukan sesuatu, dengan “suatu makna” yang dipandang besar, agung,
baik secara hakiki maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu.
Sumpah dinamakan juga dengan “yamin” (tangan kanan), karena orang Arab
ketika bersumpah memegang tangan kanan orang yang diajak bersumpah4.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sumpah (aqsam) berarti dengan
pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersakasi kepada Tuhan atau
sesuatu yang dianggap suci bahwa apa yang dikatakan atau dijanjikan itu
benar
Abu al-Qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah SWT
menyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam Kitab-Nya adalah untuk
menyempurnakan serta menguatkan “hujjah”Nya, dan dalam hal ini, kalimat
“qasam” memiliki dua keistimewaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau
persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu
sendiri.5

2
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989), hal. 341
3
Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, terjemahan Aunar Rafiq El-Mazni, (Jakarta: Pustaka Al

   Kautsar, Cet. IV, 2009), hal. 364


4
Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumul Qur’an, hal. 365
5
Jalaluddin as-Syuyuthi asy-Syafi’i, Al-Itqaan fi Ulumil Qur’an, (Beirut: Darul Fikr, 1429H/2008M), hal. 487
Jadi dapat disimpulkan bahwa Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari
ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah,
dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an. Selain
pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an
menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama
Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan
untuk memaparkan qasam dengan memakai kata aqsama, dan kadang
menggunakan kata halafa.

2. Unsur-Unsur dari Qasam


A. Fi’il Qasam
Qasam atau sumpah itu sering dipergunakan dalam percakapan,
sehingga tak jarang qasam tersebut diringkas: yaitu dengan
menghilangkan “fi’il qasam” dan dicukupkan dengan “baa” saja6
Kemudian “baa” pun diganti dengan “wawu” pada isim dzahir, seperti:

‫َوالَّ ْلي ِل ِإ َذا َي ْغ َشى‬


“Demi malam, bila menutupi (cahaya siang)”. (QS. Al-Lail: 1)

Dan diganti dengan “taa” pada lafazh jalalah, misalnya:

                                            ‫ك ْم‬
ُ ‫َأصنَ َام‬
ْ ‫هلل َألكِْي َد َّن‬
ِ َ‫وتا‬
َ
“Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhalamu.” (QS. Al-Anbiyaa’: 57).

B. Al-Muqsam bihi
Al-Muqsam bihi yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah.
Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama Allah dan

6
“Baa” tidak terdapat dalam Alquran kecuali dengan fi’il qasam, seperti dalam QS. An-Nur: 53
ada kalanya dengan menggunakan nama-nama ciptaan-Nya. Allah
bersumpah dengan zat-Nya dalam Al Qur’an pada tujuh tempat7yaitu

1.  Surat Al Taghabun ayat 7


2.  Surat Saba’ ayat 3
3.  Surat Yunus ayat 53
4. Surat Maryam ayat 63
5.  Surat Al Hijr ayat 96
6.  Surat An Nisa ayat 65
7. Surat Al Ma’arij ayat ke 40

C. Muqsam ‘alaih
Muqsam ‘alaih artinya bentuk berita yang ingin dipercaya/diterima
oleh orang yang mendengarnya sehingga diperkuat dengan sumpah
tersebut atau disebut juga jawab qasam. Posisi muqsam alaih terkadang
bisa menjadi taukid, sebagai jawaban qasam karena yang dikehendaki
dengan qasam adalah untuk mentaukidi muqsam alaih (menguatkannya).
Menurut Mana’ul Quthan ada empat hal yang harus dipenuhi muqsam
alaih, yaitu :
1. Muqsam alaih/berita itu harus terdiri dari hal-hal yang baik, terpuji,
atau hal-hal yang penting.
2. Muqsam alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk sumpah.
Jika kalimat muqsam alaih tersebut terlalu panjang, maka muqsam
alaihnya boleh dibuang.
3. Jika jawab qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang positif (tidak
dinegatifkan), maka muqassam alaihnya harus dimasuki huruf “lam”
dan “qod”.
4. Materi isi muqsam alaih itu bisa bermacam-macam, terdiri dari
berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting.

7
Teuku Muhammad,Ilmu – ilmu Al Qur’an, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra,2002),hal 185
3. Jenis - jenis Aqsamul Qur’an         
Dilihat dari segi fi’ilnya, Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A. membagi qasam
dalam Al-Qur’an ada dua macam, yaitu;
a. Qasam dhahir (nampak/ jelas), yaitu qasam yang fi’il qasamnya
disebutkan bersama dengan muqsam bihnya. Seperti ayat berikut :
ِ‫هِن‬
      (‫وت‬ ُ ‫وَأقْ َس ُمواْ بِاللّ ِه َج ْه َد َأمْيَا ْم الَ َيْب َع‬....
ُ ُ‫ث اللّهُ َمن مَي‬ َ ) ٣٨ :‫النحل‬
Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya
yang sungguh-sungguh: ‘Allah tidak akan membangkitkan orang yang
mati’.”
      Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, dan dicukupkan
dengan huruf “ba’”, “wawu”, dan ta’”. Seperti :

(‫ َواللَّْي ِل ِإذَا َس َجى‬.‫ُّحى‬


َ ‫ ) َوالض‬٢-١ : ‫الضحى‬
Artinya : “Demi waktu matahari sepenggalahan naik. Dan demi malam
apabilatelah sunyi (gelap).”
b. Qasam Mudhmar (tersimpan/ samar) yaitu qasam yang didalamnya tidak
dijelaskan/ disebutkan fi’il qasam dan muqsam bihnya. Tetapi yang
menunjukkan bahwa kalimat tersebut kalimat qasam adalah kata-kata
setelahnya yang diberi lam taukid yang masuk kedalam jawab qasamnya.,
seperti :

(‫لَتُْبلَ ُو َّن يِف َْأم َوالِ ُك ْم َوَأن ُف ِس ُك ْم‬...) ١٨٦ : ‫آل عمران‬
Artinya : “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan
dirimu.”

4. Bentuk - Bentuk Aqsamul Qur’an   


a. Bentuk Pertama: Bentuk Asli
Bentuk asli dalam sumpah ialah bentuk sumpah yang terdiri dari tiga
unsur, yaitu fi’il sumpah yang dimuta’addikan dengan ba’, muqsam
bih dan  muqsam alaih seperti contoh-contoh di atas.
b. Bentuk Kedua: Ditambah huruf La.
Kalimat yang digunakan orang untuk bersumpah itu memakai
berbagai macam bentuk. Begitu pula dalam al-Qur’an ada bentuk sumpah
yang keluar dari bentuk asli sumpah.
Misalnya bentuk sumpah yang ditambah huruf La di depan fi’il
qasamnya seperti Surat Al-Ma’arij : 40, Surat Al-Waqi’ah : 75,Surat Al-
Insyiqaq : 16,Surat Al-Haqqah : 38.

5. Manfaat Aqsamul Qur’an 


a. Mempertegas dan memperkuat berita yang sampai kepada pendengar.
b. Memberikan nilai kepuasan kepada pembawa berita yang telah
menggunakan Qasam.
c. Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah.

6. Tujuan Aqsamul Qur’an


a. Dalam substansinya sumpah dilakukan untuk memperkuat pembicaraan
agar dapat diterima atau dipercaya oleh pendengarnya. Sedang sikap
pendengar sesudah mendengar qasam akan bersikap salah satu dari
beberapa kemungkinan.
b. Pendengar yang netral, tidak ragu dan tidak pula mengingkarinya. Maka
pendengar yang seperti ini akan diberi ungkapan ibtida’ (berita yang
diberi penguat taukid ataupun sumpah) contoh surat Al-Hadid:8
c. Pendengar mengingkari berita yang didengar. Oleh karenanya berita
harus berupa kalam ingkari (diperkuat sesuai kadar keingkarannya). Bila
kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu taukid saja. Contoh,
surat An-Nisa’:40. Sedang apabila kadar keingkarannya cukup berat,
maka menggunakan dua taukid (penguat). Seperti surat Al-Maidah:72.
d. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam alaih (jawab qasam,
pernyataan yang karenanya qasam diucapkan). Oleh karena itulah
muqsam alaih haruslah berupa hal-hal yang layak didatangkan qasam
baginya, seperti hal-hal ghaib dan tersembunyi jika qasam itu diaksudkan
untuk menetapkan keberadaannya
e. untuk menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Aqsamul Qur’an
adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang
arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam
al-Qur’an. Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya
bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau
pernyataan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih.
A. Unsur-Unsur dari Qasam yaitu
1. Fi’il Qasam
2. Al-Muqsam bihi
3. Muqsam ‘alaih
B. Jenis - jenis Aqsamul Qur’an ialah
1. Qasam Dhahir (nampak/ jelas
2. Qasam Mudhmar (tersimpan/ samar)
C. Bentuk - Bentuk Aqsamul Qur’an adalah 
1. Bentuk Pertama: Bentuk Asli
2. Bentuk Kedua: Ditambah huruf La.
D. Manfaat Aqsamul Qur’an 
1. Mempertegas dan memperkuat berita yang sampai kepada pendengar.
2. Memberikan nilai kepuasan kepada pembawa berita yang telah
menggunakan Qasam.
3. Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah
E. Tujuan Aqsamul Qur’an
1. Untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima atau dipercaya
oleh pendengarnya.
2. Pendengar yang netral, tidak ragu dan tidak pula mengingkarinya.
Maka pendengar yang seperti ini akan diberi ungkapan ibtida’ (berita
yang diberi penguat taukid ataupun sumpah)
3. Pendengar mengingkari berita yang didengar. Oleh karenanya berita
harus berupa kalam ingkari (diperkuat sesuai kadar keingkarannya).
Bila kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu taukid saja.
4. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam alaih (jawab qasam,
pernyataan yang kerenanya qasam diucapkan).
5. Untuk menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-
Qur’an

B. Saran

Kami sebagai penulis berharap bahwa dalam makalah yang kami buat ini
bisa bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, menyarankan agar pembaca
mencari referensi yang lain untuk lebih memahami materi ini dan yang lain
untuk lebih memahami materi ini dan jangan pernah puas dengan makalah
yang kami buat.
DAFTAR PUSTAKA

Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, 2009, terjemahan Aunar Rafiq


El-Mazni, Jakarta: Pustaka Al Kautsar

Muhammad, Teuku, 2002,Ilmu – ilmu Al Qur’an,Semarang : PT Pustaka Rizki


Putra

Yunus, Mahmud, ,1989,Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung

Khalaf Abdul Wahab, 2003, Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Pustaka Amani

Syafe’i Rahmat, 2010, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: CV Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai