Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945 DAN


KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BAWAH UUD
1945

Disusun oleh

Kelompok 5 :

1. Raga Sakti Muhammad Qolbi Salim

2. Ragil Rahma

3. Rahayu Tia Khairani

4. Siti Wulandari

BP 20

DOSEN PEMBIMBING:
AWALUDDIN, S.SOS, M.PD

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG


PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan karunia-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Nilai dan Norma
Konstitusional UUD 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Perundang-undangan Dibawah UUD
1945.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Awaluddin, S.Sos, M.Pd.


selaku dosen pembimbing mata kuliah ekologi yang telah memberikan ilmunya, sehingga penulis
berhasil menyelesaikan makalah ini.seterusnya penulis juga menggucapkan terima kasih kepada
yang selalu memberikan dukungan kepada penulis sehingga kami bisa lebih bersemangat lagi
dalam menulis makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah kami kedepannya.

Riau, Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------------- 2
DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB I : PENDAHULUAN--------------------------------------------------------------------------------- 4
A. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------------- 5
B. Rumusan Masalah------------------------------------------------------------------------------- 6
C. Tujuan Makalah--------------------------------------------------------------------------------- 7
BAB II : PEMBAHASAN---------------------------------------------------------------------------------- 7
A. Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara------------------------------------------- 8
B. Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia-------------------8
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa
Negara Indonesia ----------------------------------------------------------------------------- 8
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan dan Konstitusi dalam
Kehidupan Berbangsa Negara Indonesia-------------------------------------------------- 9
E. Esensi dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara ---------------- 9
BAB III : PENUTUP---------------------------------------------------------------------------------------10
A. Kesimpulan-------------------------------------------------------------------------------------10
B. Saran---------------------------------------------------------------------------------------------11
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------- 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan dalam hal mempertimbangkan keputusan
yang akan diambil kemudian. Nilai juga merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena mencakup
pemikiran dari seseorang. Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang
bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Konstitusi
adalah hukum tertinggi suatu Negara, sebab tanpa konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Dengan
demikian konstitusi menempati posisi yang sangat vital dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara.
Dengan kata lain, konstitusi membuat suatu peraturan pokok mengenai sendi-sendi pertama untuk
menegakkan negara. Nilai-nilai konstitusi terdiri dari norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan,
norma kebiasaan, dan norma hukum.

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana
pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi itu
mengatur hal-hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum
dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi diperlukan dalam
kehidupan berbangsa-negara di Indonesia fsebab memiliki fungsi-fungsi yang penting, sebagai berikut,
Landasan konstitusionalisme, adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti luas
maupun konstitusi dalam arti sempit. Untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Untuk membatasi atau mengendalikan
kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya,
memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang di cita-citakan tahap berikutnya,
dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang dijunjung
tinggi oleh semua warga negaranya, menjamin hak-hak asasi warga negara. Konstitusi mempunyai materi
muatan tentang organisasi negara, HAM, prosedur mengubah UUD, kadang-kadang berisi larangan untuk
mengubah sifat tertentu dari UUD, cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara. Pada awal era
reformasi, adanya tuntutan perubahan UUD NRI 1945 didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI
1945 belum cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan
penghormatan terhadap HAM. Di samping itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal yang
menimbulkan penafsiran beragam (multitafsir) dan membuka peluang bagi penyelenggaraan negara yang
otoriter, sentralistik, tertutup, dan praktik KKN. Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI
1945 menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Oleh karena itu, MPR melakukan perubahan secara
bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan. Keempat kali perubahan tersebut harus dipahami
sebagai satu rangkaian dan satu kesatuan.

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara

2. Mengapa diperlukannya konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara Indonesia

3. Bagaimana sumber historis, sosiologis, politik, tentang konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara
Indonesia

4. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan konstitusi dalam kehidupan
berbangsa-negara

5. Bagaimana esensi dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara

2. Menjelaskan perlunya konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara Indonesia

3. Menjelaskan sumber historis, sosiologis, politik, tentang konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara
Indonesia

4. Menjelaskan membangun argumen tentang dinamika dan tantangan konstitusi dalam kehidupan
berbangsa-negara

5. Menjelaskan esensi dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Istilah konstitusi dapat dikenal dalam sejumlah Bahasa, seperti Bahasa Latin/Italia,
Belanda, Inggris dan Perancis. Constituer (bahasa Prancis) berarti membentuk, pembentukan.
Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk suatu negara. Kontitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara atau dengan kata lain
bahwa konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai negara (Prodjodikoro,
1970), pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara (Lubis, 1976),
dan sebagai peraturan dasar mengenai pembentukan negara (Machfud MD, 2001). Konstitusi
memiliki istilah dan fungsi yaitu :

1.     Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan konstitusionalisme


adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti luas maupun konstitusi dalam
arti sempit. Konstitusi dalam arti luas meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik,
peraturan perundang-undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-
Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).

2.     Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga


penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-
hak warganegara akan lebih terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh
Carl Joachim Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu
kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan
beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah
(Thaib dan Hamidi, 1999).

3. Konstitusi berfungsi: 

 Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan


kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya; 
 Memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat yang dicitacitakan tahap
berikutnya; 
 Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu
yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya; 
 Menjamin hak-hak asasi warga negara.

6
B. Perlunya Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia

Konstitusi sesungguhnya memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan


bernegara. Karena jika dalam sebuah negara tidak ada konstitusi, akan ada banyak orang yang
melakukan tindakan sewenang-wenangnya. Setiap negara memiliki konstitusinya masing-masing
demi terciptanya keadilan, kenyamanan, ketentraman, saling menghargai antar negara, antar
individu, dll. Istilah konstitusi itu sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution” dan
berasal dari bahasa belanda “constitue” dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa
prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI diartikan
sama dengan Undang-undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan dasar yang
memuat aturan-aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara
khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-
prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak
kepada warga masyarakatnya dan menjadi satu sumber perundang-undangan. Konstitusi adalah
keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat
cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara.

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga yudikatif yang berperan sebagai pemantau
dalam perundang-undangan dalam hal penyelenggaraan negara. Mahkamah Konstitusi sebagai
lembaga perlu memperkenalkan diri ke tengah-tengah masyarakat, dan mengambil
tanggungjawab untuk mengembangkan upaya pendidikan dan pemasyarakatan konstitusi, tidak
hanya berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Mahkamah Konstitusi, hak dan
kewajiban konstitusional warga negara, dan lain-lain yang berkaitan dengan pengawalan dan
penafsiran terhadap UUD 1945, tetapi juga mengenai kebutuhan untuk pemasyarakatan UUD
1945 dalam arti yang lebih luas. Di samping itu, yang tentu tidak kalah pentingnya ialah peranan
Pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan, dan lembaga-lembaga penyiaran. Pemerintah lah
yang menguasai lebih banyak informasi, sumber-sumber dana, sarana, dan prasarana, tenaga,
keahlian, dan jaringan yang dapat diharapkan mendukung upaya pemasyarakatan dan pendidikan
konstitusi. Karena itu, tanggungjawab utama dan pertama untuk pemasyarakatan dan pendidikan
konstitusi itu ada di tangan Pemerintah. Setelah Pemerintah sungguh-sungguh menjalankan
perannya baru lah kita dapat berharap bahwa lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga-
lembaga penyiaran dapat digerakkan untuk berperan aktif dalam upaya pendidikan dan
pemasyarakatan mengenai pentingnya kehidupan bernegara yang berdasarkan konstitusi.

Demikian pula masyarakat sendiri, tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama, lembaga-lembaga


swadaya masyarakat, organisasi-organisasi kemasyarakatan, dan semua institusi yang berperan
dalam lingkungan masyarakat madani (civil society), dalam lingkungan dunia usaha atau
business (market), dan dalam lingkungan organ-organ negara, organ-organ daerah secara sendiri-
sendiri ataupun bersama-sama sudah seharusnya secara sinergi mendukung, membantu, dan
memprakarsai berbagai upaya untuk menyukseskan kegiatan pemasyarakatan dan pendidikan
kesadaran berkonstitusi. Dengan begitu, kita dapat berharap bahwa Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 akan benar-benar menjadi “living consttution”, sehingga
tugas konstitusional Mahkamah Konstitusi sendiri sebagai “the guardian and the sole interpreter
of the constitution” menjadi lebih mudah diwujudkan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa konstitusi
merupakan acuan tertulis yang digunakan untuk menjalankan negara dalam hal ini bisa

7
perundang-undangan. Dan mahkamah konstitusi lah yang bertanggungjawab untuk mengatur
jalannya konstitusi tersebut sesuai dengan apa yang sudah ditentukan. Sebagaimana kita ketahui,
kenyataannya justru pemerintah dan masyarakat itu sendiri lah yang kerap melanggar konstitusi.
Oleh karena itu, sangat diharapkan kita sebagai warga negara yang baik dapat sungguh-sungguh
menyadari dan sekaligus mengerti arti pentingnya Mahkamah Konstitusi dalam rangka
mewujudkan jaminan-jaminan atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban konstitusional mereka
sendiri dalam kehidupan bernegara berdasarkan UUD 1945.

Setiap negara harus memiliki konstitusi karena konstitusi merupakan tonggak awal terbentuknya
suatu negara. Konstitusi menjadi peyelenggaraan bernegara. Oleh karena itu konstitusi
menempati posisi penting dan straegis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Negara
konstitusional tidak cukup hanya memiliki konstitusi, tetapi juga negara tersebut harus menganut
gagasan tentang konstitusionalisme. Tujuan konstitusi itu sendiri yaitu :

·       Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan


terhadapkekuasaan politik.

·       Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri. 

·       Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa


dalammenjalankan kekuasaannya

C. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa


Negara Indonesia

Sejarah mempunyai fungsi membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana dimasa
depan. Menurut Hobbes, manusia pada “status naturalis” bagaikan serigala. Hingga timbul
adagium homo homini lupus (man is a wolf to [his fellow] man), artinya yang kuat mengalahkan
yang lemah. Lalu timbul pandangan bellum omnium contra omnes: perangsemua lawan semua.
Hidup dalam suasana demikian pada akhirnya menyadarkan manusia untuk membuat perjanjian
antara sesama manusia, yang dikenal dengan istilah factum unionis. Selanjutnya timbul
perjanjian rakyat menyerahkan kekuasaannya kepada penguasa untuk menjaga perjanjian rakyat
yang dikenal dengan istilah factum subjectionis.

Dalam sejarah Perancis, Raja Louis XIV bertindak absolut. Gagasan untuk membatasi kekuasaan
raja atau dikenal dengan istilah konstitusionalisme yang mengandung arti
bahwa penguasa perlu dibatasi kekuasaannya dan karena itu kekuasaannya harus diperinci secara
tegas, sebenarnya sudah muncul sebelum Louis XVI dihukum dengan Guillotine. Dalam rentetan
sejarah penegakkan HAM di temukan beberapa peristiwa yang melahirkan berbagai dokumen
HAM. Seperti Magna Charta di Inggris, Bill of Rights dan Declaration of Independence dalam
sejarah Amerika Serikat, dan Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen di Perancis.

8
Oleh karena itu konstitusi juga diperlukan untuk membagi kekuasaan dalam negara. Pandangan
ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang salah satu di antaranya adalah membagi kekuasaan
dalam negara (Kusnardi dan Ibrahim, 1988). Bagi mereka yang memandang negara dari sudut
kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat dipandang
sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menentapkan bagaimana kekuasaan dibagi
di antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Konsitusi menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama dan
menyesuaiakan diri satu sama lain serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam negara.

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan dan Konstitusi dalam


Kehidupan Berbangsa Negara Indonesia

       Kostitusi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini adalah UUD 1945 yang berlaku mulai 5
Juli 1959 yang erupakan konstitusi tertulis. Konstitusi  Indonesia mengalami beberapa kali
perubahan dan perkembangan. Periode pertama yaitu UUD 1945 yang berlaku selama 4 tahun
mulai 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 namun ditahun terakhir konstitusi berubah dan
ditetapkan menjadi UUD RIS yang berjalan sampai 17 Agustus 1950. Perubahan yang terbilang
cukup singkat ini di latarbelakangi oleh agresi militer Belanda yang mengharuskan mengubah
bentuk negaradari Presidensil menjadi pemerintahan Parlementer, akibatnya Indonesia harus
mengubah konstitusi negara. Konstitusi negara Indonesia berubah menjadi parlementer yang
menjadikan Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara bukan Kepala Pemerintahan.

E. Esensi dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Konstitusi menjadi suatu yang urgen dalam tatanan kehidupan ketatanegaraan, karena konstitusi
meruppakan sekumpulan aturan yang mengatur organisasi negara serta hubungan antara negara
dan warga negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerjasama. Dari beberapa
pakar yang menjelaskan mengenai urgensi konstitusi dalam sebuah negara, maka secara umum
dapat dikatakan bahwa eksistensi konstitusi dalam suatu negara merupakan suatu keniscayaan
karena dengan adanya konstitusi akaan tercipta pembatasan kekuasaan melain pembagian
wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan negara.

               Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan. Oleh karena itu
Setiapkonstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :

1.     untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik

9
2.     untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa dan menetapkan bagi
penguasa tersebut batas kekuasaan mereka, sehingga tidak terdapat kekuasaan yang semena–
mena.

3.     untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah untuk menjamin hak-hak
yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

4.     Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan pemerintahan. Sehingga
dimana ada organisasi negara dan kebutuhan menyusun suatu pemerintahan negara,maka akan
diperlukan konstitusi.

5.     Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara karena konstitusi menjadi barometer(ukuran) bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara, juga merupakan ide dasar yang digariskan penguasa negara untuk mengemudikan
suatu negara.

6.     Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada diantara lembaga
negara. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah sekaligus membatasi
kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang dalam bertindak

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

C. Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

https://irvanhermawanto.blogspot.com/2018/04/Konsep-dan-Urgensi-Konstitusi-dalam-Kehidupan-
Berbangsa-Negara.html

https://www.academia.edu/37566224/makalah_konstitusi_dan_uud_1945_pkn_materi_4.docx

https://www.academia.edu/38461460/NILAI_DAN_NORMA_KONSTITUSIONAL_UUD_NRI

12

Anda mungkin juga menyukai