ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM PERSYARAFAN
Dosen pengampu :
Ns. M.Syikir,S.Kep.,M.Kep
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3
KIKI SANRILLA (P.19.013)
FITRAH AMALIA (P.19.009)
AGUSTINA FATMAWATI (P.19.001)
ZAINUDDIN (P.19.016)
KATA PENGANTAR
1
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kelompok kami mengenai
“ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERSARAFAN” yang kami sajikan dalam bentuk
makalah.
Adapun makalah yang kami susun ini kami telah usahakan semaksimal mungkin yang
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Tak ada gading yang tak retak dan tak
ada laut yang tak berombak. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
menerima kritik dan saran sehingga kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah
ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN SISTEM SARAF..............................................................................................5
B. SEL SARAF ( NEURON ).........................................................................................................5
1. Badan sel (inti sel terdapat di dalamnya) atau perikarion.......................................................5
2. Dendrit....................................................................................................................................6
3. Akson: Menghantarkan impuls keluar dari badan sel.............................................................6
C. SINAPS......................................................................................................................................6
a. Secara kimia (chemical sinaps)...............................................................................................6
b. Secara listrik (electrical sinaps)..............................................................................................6
D. BEBERAPA ISTILA DALAM SISTEM SARAF......................................................................8
E. KLASIFIKASI SISTEM SARAF...............................................................................................9
a. Susunan Saraf Pusat.............................................................................................................9
b. Susunan Saraf Perifer........................................................................................................13
c. Susunan Saraf Somatik......................................................................................................13
d. Susunan Saraf Viseral........................................................................................................13
e. Sistem Saraf Tepi................................................................................................................14
F. Emosi, Perilaku, dan Motivasi..................................................................................................17
BAB III................................................................................................................................................20
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................20
KESIMPULAN................................................................................................................................20
SARAN............................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan saraf merupakan salah satu jaringan dasar pembentuk tubuh manusia yang
mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan fungsi-fungdi tubuh yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Melalui jaringan saraf kita dapat melalukan
berbagai aktivitas yang tak terhingga banyak nya mulai dari yang paling sederhana
seperti membuka mata hingga proses yang dapat kompleks seperti proses penalaran,
analisa dan sintesa maupun membuat kesimpulan dan memutuskan suatu masalah.
Kita dapat merasakan dan mengungkapkan rasa cinta kasih, sedih, iba, benci, takut,
cemas, dan berpikir secara abstrak tinggi serta menyelesaikan berbagai masalah yang
kita hadapi seharihari. Selain itu melalui sistim saraf kita dapat mengetahui norma-
norma atau nilai-nilai luhur seperti keadilan, kejujuran, kesetiaan, ketekunan,
kesusilaan dan lain-lain. Fungsi-fungsi tersebut termasuk ke dalam fungsi paling luhur
yang hanya ada pada manusia seutuhnya dan tidak terdapat pada binatang. Daerah
tempat fungsi-fungsi tersebut berada adalah korteks serebri. Selain itu ada pula
perasaan-perasaan yang sama seperti pada mamalia lainnya seperti rasa lapar, haus,
nafsu, seksual, ngantuk, lelah, marah dan sebagainya. Fungsi-fungsi ini dikendalikan
oleh bagian otak yang letaknya lebih rendah dari pada korteks serebri. Dengan adanya
sistem saraf pula kita dapat menggerakkan otot, merangsang kelenjar untuk bersekresi,
dan mempengaruhi kerja sistem endokrin sehingga keseimbangan homeostasis badan
kita dapat tercapai. Rusaknya jaringan saraf dibagian tubuh tertentu akibat suatu
penyakit atau proses penuaan akan mengakibatkan lumpuh atau terganggunya fungsi
bagian tubuh tersebut. Rusaknya sel-sel saraf di kornu anterior medula spinalis kiri
akibat penyakit polio akan mengakibatkan lumpuhnya anggota gerak tubuh kiri yang
dikontrol oleh sel-sel saraf tersebut. Sistem saraf tersebar luas di dalam tubh dan
dengan beberapa perkecualian, semua organ dari tubuh mengandung unsur saraf. Pada
dasarnya sistem saraf menghimpun rangsang dari lingkungan baik luar maupun dalam
tubuh, mengubah rangsang menjadi implus saraf dan meneruskan implus ini kesuatu
4
daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik, dan disini implus-implus
ditafsirkan dan seterusnya di susul ke organ-organ efektor untuk memberikan jawaban
atau respon yang tepat. Fungsi-fungsi ini dilakukan oleh sel-sel yang sangat
terpesialisasi disebut neuron yang bersama sel-sel penyokongnya, neuroglia dan bahan
ekstraselular yang terkait membentuk jala-jala komunikasi yang terintegrasi.
(Manurung, 2018)
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Sistem Saraf?
2. Apa saja sel saraf?
3. Apa itu Sinaps?
4. Apa saja istila dalam sistem saraf?
5. Klasifikasi sistem saraf?
6. Emosi,perilaku,motivasi ?
C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkung internal dan
stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk
mentransmisi suatu respon terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara
utama: (Manurung, 2018)
1. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang
terletakdi tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor
viseral).(Manurung, 2018)
2. Antivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang
menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian
akan menginterprestasikan dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap
informasi bisa terjadi.(Manurung, 2018)
3. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang
sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.(Manurung, 2018)
6
2. Dendrit
Adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.(Ariani, 2012)
C. SINAPS
Sinaps merupakan tempat transmisi transneuronal suatu impuls (rangsang) saraf. Ada
2 macam cara impuls saraf diteruskan dari satu neuron ke neuron lainnya yaitu:
7
filamen-filamen halus yang menjembatani bagian luar membran pra-sinaps dan
membran pasca sinaps.(Manurung, 2018)
Pada bagian pra-sinaps terdapat kumpulan gelembung berukuran 40-60 nm
yang berisi substansia neurotransmitter. Bila timbul aksi potensial pada ujung
akson, gelembung sinaps menyatu dengan membran pra-sinaps pada tempat
pelepasan yang khusus, mengeluarkan isinya ke dalam celah sinaps.(Manurung,
2018)
Neurotransmiter kemudian melewati membran pasca sinaps untuk berinter aksi
dengan molekul-molekul reseptor. Hal ini menyebabkan perubahan po tensial
membran dari neuron pasca sinaps sehingga terjadi pemindahan im puls. Beberapa
neurotransmitter adalah asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, enkefalin,
endorphin, gamma aminobutyric acid (GABA) dan se bagainya. Neurotransmiter
ini disintesa dan dibungkus dalam vesikel-vesikel transpor di ujung akson/akson
terminal, tetapi beberapa neurotransmiter misalnya neurotransmitter golongan
peptida mungkin dihasilkan di badan sel saraf/soma. Neutransmiter yang
diproduksi di soma (diduga sangat sedikit) dibungkus dalam gelembung sinaps,
kemudian diangkut melalui mikrotubulus aksoplasma ke ujung akson.Berdasarkan
bagian sel saraf yang saling berkontak, sinaps ini dapat berupa: Akso-dendritik:
a) Akso-somatik.
b) Dendro-dendritik
c) Akso-aksonik.
d) Akson dengan serat otot.
Suatu akson dapat membentuk sinaps dengan akson lainnya pada bagian yang
tidak bermielin yaitu bagian segmen awal (didaerah akson hillock) dan bagian
ujung akson (end bulb regions). Sinaps bentuk dendro-dendritik, merupakan
bentuk yang lebih jarang ditemui. Sinaps seperti ini dapat dijumpai antara sel
reseptor olfaktorius di rongga hidung dengan sel saraf di daerah korteks serebri
area olfaktorius.(Manurung, 2018)
8
Anatomi Fisiologis Sinaps
Sebanyak kurang lebih 10.000 sampai 200.000 tombol sinaptik kecil yang
disebut terminal prasinaptik terletak di permukaan dendrit dan soma neuron
motorik, sekitar 80 sampai 95 persennya di dendrit dan hanya 5 sampai 20
persen di soma. Terminal prasinaptik ini merupakan ujung dari serat-serat
saraf yang berasal dari banyak neuron lain. Sebagian besar terminal
prasinaptik ini bersifat eksitatorik artinya, menyekresi zat transmiter yang
merangsang neuron pascasinaptik. Namun beberapa terminal prasinaptik
lainnya bersifat inhibitorik terminal tersebut menyekresi zat transmiter yang
menghambat neuron pascasinaptik.(Elsevier, 2011)
Kita dapat menerima rangsangan dan reaksi terhadapnya. Alat-alat yang menerima
rangsangan disebutreseptor, dan alat peraksi terhadap rangsangan disebutefektor. Di
antara reseptor dan efehor berkembang jaringanyang menghubungkan keduanya itu.
Jaringan penghubungialah jaringan saraf.Bagian saraf yang menghantarkan
rangsangan yangditerima oleh reseplor disebut saraf sensors, sedangkanbagian saraf
yang menghantarkan rangsangan reaksi ke efektor disebut saraf penggerakan atau
saraf rnotoris. Di antara saraf sensoris dan motoris terhadap bagian sel sarafyang
disebut perikerion Badan sel ini berfungsi mengolah rangsangan yang diterima.Bila
jumlah reseptor bertambah banyak dan berkembang menjadi bermancam-macam
indra, maka jaringan saraf menjadi lebih kompleks. Di dalam tubuh timbul daerah-
daerah di mana badan-badan sel saraf terkumpul membentuk satu simpul saraf atau
ganglion. Di dalam sebuah ganglion badan-badan sel saraf saling mempengaruhi.
9
Pada perkembangan lebih lanjutnya, berkembang sel-selpenghubung antara badan-
badan sel di dalam simpul saraf itu, sehingga memungkinkan pengolahan sellllra
rangsangan-rangsangan yang diterima. Demikian simpul saraf berkembang menjadi
susunan saraf sentral. Pada manusia reseptor indra-indra ialahpenglihatan,
pendengaran, penghidup, pengecap, danperaba atau perasa dalam kulit dan alat-alat
lain. Indra-indra ini berfungsi menangkap rangsangan dari luarmaupun rangsangan
dari dalam tubuh dan mengubahnya menjadi rangsangan-rangsangan saraf. Di dalam
indra-indra ini macam macam rangsangan itu diubah menjadi rangsangan saraf yang
di salurkan melalui saraf- saraf periferke susunan sarafsentral (pusat).(Nurhastuti &
Iswari, 2018)
Saraf perifer yang menghubungkan reseptor- reseptor dengan susunan saraf sentral
disebut saraf eferenatau saraf sensoris. Efektor ialah macam-macam alat dalamtubuh
yang bereaksi terhadap rangsangan yang berasal darisusunan saraf sentral, seperti
alat-alat penggerakkan (otot,urat, tulang), kelanjar, pembuluh darah, dan alat-alat
lain.Saraf yang menghubungankan saraf-saraf sentral denganefektor disebut saraf
eferen atau saraf motors. Saraf eferenin intem bentuk saraf perifer.(Nurhastuti &
Iswari, 2018)
1. Otak
Berat otak manusia sekitar 1.400 gram, tersusun oleh sekitar 100 triliun
neuron. Masing-masing neuron mempunyai 1.000 sampai 10.000 koneksi
sinaps dengan sel saraf lainnya. Otak merupakan jaringan yang konsistensinya
kenyal dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang yaitu kranium
(tengkorak).(Aizah, 2020)
10
Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu:
11
Korpus pineal (Kelenjar epifise) menghasilkan hormon melatonin yang
mempengaruhi modulasi pola ba. ngun-tidur.(Negara, 2010)
c. Subtalamus
Subtalamus merupakan bagian dari diensefalon yang terletak antara
talamus dan hipotalamus. Bagian ini berperan penting dalam
meregulasi pergerakan yang dilakukan oleh otot rangka. Subtalamus
berkaitan dengan struktur penting dalam pergerakan seperti basal
ganglia dan substansia nigra.(Negara, 2010)
b. Batang Otak
Batang otak adalah pangkal otak yang menyamn. paikan pesan-pesan
antara medula spinalis dan otak. Batang otak berhubungan dengan
diensefa. lon di atasnya dan medula spinalis di bawahnya. Adapun struktur-
struktur fungsional batang otak yang penting adalah jaras asenden dan
desenden traktus longitudinalis antara medula spinalis dan ba. gian-bagian
otak, anyaman sel saraf (formasio retikularis), dan dua belas pasang saraf
otak. Batang otak terdiri dari tiga bagian: otak tengah, pons, dan medula
oblongata.(Aizah, 2020)
c. Otak Tengah
Otak tengah atau mesensefalon adalah segmen batang otak yang berlokasi
antara diensefalon dan pons. Bagian otak ini merupakan penghubung
antara pons dan serebelum dengan serebrum. Struk. tur anatomi fungsional
otak tengah terdiri dari empat bagian, yaitu: tektum, tegmentum, substansia
nigra, dan pedunkulus serebri. (Smeltzer & Bare, 2013)
d. Otak belakang
1. Serebelum (Otak Kecil)
Serebelum dan batang otak menempati fosa kranialis posterior, yang
mempunyai atap tentorium sebagai pemisah serebelum dan serebrum.
Permukaan serebelum berbeda dengan serebrum, karena tampak
berlapis-lapis (berkerut-kerut). Kedua hemisfer serebelum dipisahkan
oleh suatu subdivisi kortikal berbentuk seperti cacing yang disebut
12
vermis. Bagian rostral vermis disebut lingula dan bagian kaudalnya
disebut nodulus. Korteks nodulus meluas ke lateral sebagai subdivisi
dengan nama flokulus. (Ariani, 2012)
2. Sumsum Sambung ( Medula Oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi
jembatan,refleks fisiologi seperti detak jantung,tekanan darah,volume
dan kecepatan respirasi,gerak alat pencernaan dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu,sumsum sambung juga mengatur gerak refleks
yang lain seperti bersin,batuk dan berkedip.(Manurung, 2018)
3. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan,juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang. (Manurung, 2018)
13
berkaitan dengan medula spinalis. Susunan saraf jenis ini terdiri dari sel-sel saraf
dan serabutnya terletak di luar otak dan medula spinalis, yang merupakan
penghubung ke bagian tubuh lainnya.(Nurhastuti & Iswari, 2018)
Ada dua tipe sel saraf pada susunan saraf perifer yaitu:
1. Aferen/Sensorik, yang merupakan sel saraf yang menghantarkan informasi
dari reseptor sensorik menuju susunan saraf pusat.(Manurung, 2018)
2. Eferen/Motorik, yang merupakan sel saraf yang menghantarkan informasi
dari susunan saraf pusat menuju efektor (otot atau kelenjar).
Susunan saraf perifer selanjutnya dikelompokkan lagi berdasarkan aspek
fungsional menjadi dua yaitu susunan saraf somatik dan susunan saraf
viseral. Masing-masing susunan saraf ini me. ngandung divisi sensorik dan
motorik.(Manurung, 2018)
14
a) Sistem simpatis, yang mempunyai aktivitas stimulasi khususnya
pada keadaan darurat. Responsnya antara lain adalah peningkatan
denyut nadi atau jantung, peningkatan kekuatan jantung,
peningkatan gula darah, dan peningkatan tekanan darah.
b) Sistem parasimpatis, berkaitan dengan aktivitas untuk konservasi
dan restorasi sum- ber-sumber tubuh, antara lain mencakup
penurunan denyut jantung dan kekuat- annya, serta peningkatan
aktivitas gastroin- testinal.
Saraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf
cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari
serabut sensorik dan serabut motorik. (Manurung, 2018)
1) Saraf Olfaktorius (CN I)
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa
nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar
melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori),
tempat persepsi indera penciuman berada. (Manurung, 2018)
2) Saraf Optik (CN II)
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke
badan sel akson yang membentuk saraf optik. Setiap saraf optik keluar dari
bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optik.
Seluruh serabut memanjang saat traktus optik, bersinapsis pada sisi lateral
15
nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus
oksipital untuk resepsi indera penglihatan.(Manurung, 2018)
3) Saraf Okulomotorius (CN III)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke se Juruh otot
bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang
membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik
membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang
terinervasi ke otak. .(Manurung, 2018)
4) Saraf Traklear (CN IV)
Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan
merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari
langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola
mata. Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot
dari otot oblik superior ke otak. .(Manurung, 2018)
5) Saraf Trigeminal (CN V)
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri
dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah
dan rongga nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan
menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator. Badan sel neuron sensorik
terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi
3 divisi: .(Manurung, 2018)
a. Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata,
kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
b. Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi
atas, gusi dan bibir) dan palatum.
c. Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit
rahang dan area temporal kulit kepala.
6) Saraf Abdusen (CN VI)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot
16
rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot
rektus lateral ke pons. .(Manurung, 2018)
7) Saraf Fasial (CN VII)
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons.
Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan
kelenjar saliva. Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap
pada dua pertiga bagian anterior lidah. .(Manurung, 2018)
8) Saraf Vestibulokoklearis (CN VIII)
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear atau
auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran
dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli
inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke
area auditori pada lobus temporal. Cabang vestibular membawa informasi yang
berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang
diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam. .(Manurung, 2018)
9) Saraf Glosofaringeal (CN IX)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan
menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid.
Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari
sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring;
neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor
sensorik dalam pembuluh darah tertentu. .(Manurung, 2018)
10) Saraf Vagus (CN X)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik
membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera
abdomen ke medulla dan pons. .(Manurung, 2018)
11) Saraf Aksesori Spinal (CN XI)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik.
Neuron motorik berasal dari dua area: Bagian cranial berawal dari medulla dan
menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari
17
medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan
sternokleidomastoideus. .(Manurung, 2018)
Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh
saraf motorik; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot
sternokleidomastoid. .(Manurung, 2018)
12) Saraf Hipoglosal (CN XII)
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron
sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah. .(Manurung, 2018)
Sistem limbik bukanlah suatu struktur terpisah tetapi suatu cincin struktur-struktur
otak depan yang mengelilingi batang otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur
neuron rumit. Struktur ini mencakup bagian dari setiap yang berikut: lobus-lobus
korteks serebrum (terutama korteks asosiasi limbik), nukleus basal, talamus, dan
hipotalamus. Anyaman interaktif kompleks ini berkaitan dengan emosi, kelangsungan
hidup dasar dan pola perilaku sosioseksual, motivasi, dan belajar.
1. Sistem limbik berperan penting dalam emosi.
Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana hati
(misalnya marah, takut, sedih, dan gembira) dan respons fisik nyata yang
berkaitan dengan perasaan-perasaan tersebut. Respons-respons ini mencakup
pola perilaku spesifik (misalnya, bersiap menyerang atau bertahan ketika
terancam oleh musuh) dan ekspresi emosi yang dapat diamati (misalnya
tertawa, menangis, atau tersipu). Bukti-bukti yang ada mengisyaratkan peran
sentral sistem limbik dalam semua aspek emosi. Stimulasi terhadap regio-
regio spesifik di dalam sistem limbik manusia sewaktu pembedahan otak
menimbulkan beragam sensasi subjektif samar yang dinyatakan oleh pasien
sebagai kesenangan, kepuasan, atau kenikmatan di satu regio dan kekecewaan,
ketakutan, atau kecemasan di regio lain. Sebagai contoh, amigdala, di interior
di sisi bawah lobus temporalis ,sangat penting untuk memroses masukan yang
menghasilkan sensasi takut. Pada manusia dan hingga tahap yang belum
18
diketahui pada spesies lain, tingkat-tingkat korteks yang lebih tinggi juga
krusial bagi kesadaran akan perasaan emosional.
2. Sistem limbik dan korteks yang lebih tinggi berperan dalam mengontrol pola
perilaku dasar.
Pola perilaku dasar yang dikontrol, paling tidak sebagian, oleh sistem limbik
mencakup pola-pola yang ditujukan untuk mempertahankan hidup
(menyerang, mencari makan) dan yang ditujukan untuk memperbanyak
spesies (perilaku sosio seksual yang kondusif bagi perkawinan.
19
BAB III
KESIMPULAN
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf ( neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan.
SARAN
Untuk dapat memahami sistem saraf,selain membaca dan memahami materi-
materi dari sumber keilmuan yang ada ( Buku,Internet,dll) kita harus dapat
menghubungkan materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari,agar lebih mudah
di pahami dan selalu diingat.
20
DAFTAR PUSTAKA
F.paulsen, & J.Waschke. (n.d.). Sobotta, Atlas Anatomi Manusia. Buku Kedokteran EGC.
Nurhastuti, & Iswari, M. (2018). anatomi tubuh dan sistem persyarafan manusia. goresan
pena.
Manurung, N. (2018). keperawatan medikal bedah konsep ,mind mapping dan nanda nic noc.
CV.Trans Info Media.
Ariani, tutu april. (2012). Sistem Neurobehaviour (S. Carolina (ed.)). Salemba Medika.
Sherwood, L. (n.d.). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (8th ed.). Buku Kedokteran EGC.
Aizah, S. (2020). Modul Praktikum Anatomi Dan Fisiologi (T. arie Sandi (ed.)). CV.
Multimedia Edukasi.
21