Anda di halaman 1dari 5

Nama : Oktaviano Sean Carlos

Npm : 19412540
Makul : Testing & Implementasi Sistem Informasi

1. Apa itu McCalls’ s Model Software Quality Factor?


Suatu metode dalam kualitas software yang tertua, yang mana di dalamnya terdapat 11
karakteristik atau faktor untuk menilai kualitas pada Software. Awalnya model ini dibuat oleh
McCalls pada tahun 1977 untuk Angkatan Udara AS agar dapat menjebatani kesenjangan
antara pengguna dan pengembang.
McCalls’s model memiliki 11 faktor yang mana 11 faktor tersebut memiliki 3 tipe fakotr
software kulitas yaitu product revision, product transisi, dan product operation.
- Product Revision
Faktor yang mengidentiifikasikan kualitas dari software yang yang nantinya dapat
berpengaruh serta mengubah software yang dinilai , faktornya yaitu:
Maintainability : kemampuan untuk memperbaik kekurangan pada software
Flexibility : Kemampuan untuk melakukan perubahan
Testability : Kemampuan untuk validasi persyartan perangkat lunak
- Product Transition
Faktor yang mengidentifikasi kualitas dari suatu software yang nantinya dapat
berpengaruh terhadap kemampuan beradaptasinya software pada lingkungan yang
baru, faktornya yaitu:
Portability : Interaksi software dengan hardware
Reusability : Tingkat kemudahan penggunaan software dalam konteks yg
berbeda
Interiperability : Tingkat kemudahan penggunaan software sehingga dapat
digunakan dalam software apa saja
- Product Operation
Faktor yang mengidentifikasikan kualitas dari suatu software dengan menggunakan
faktor yang ada, utnuk mengetahui sejauh mana software tellah memenuhi spesifikasi
yang ada, faktornya yaitu :
Correctness : adanya kesusaian dengan yang dijanjikan
Reliability : Ketika dibutuhkan sistem tersebut dapat diakses
Eficiency : Sumber daya yang digunakan apakah efisien atau tidak.
Integrity : Perlindungan atau keamanan dari software
Usability : Kecepatan dalam memahami software yang dibuat (survey)

2. Daur Hidup Software


Requirements Analysis ( Analisa Kebutuhan )
Tahap ini menganalisa masalah dan kebutuhan yang harus diselesaikan dengan sistem
komputer yang akan dibuat. Tahap ini berakhir dengan pembuatan laporan kelayakan yang
mengidentifikasi kebutuhan sistem yang baru dan merekomendasikan apakah kebutuhan atau
masalah tersebut dapat diselesaikan dengsn sistem komputer yang ada.
Product specification process.
Spesifikasi produk adalah menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah
produk.
Istilah yang sering dipakai :
Kebutuhan produk / karakteristik engineering /
Spesifikasi teknik
Spesifikasi produk adalah kumpulan dari spesifikasi-spesifikasi individual
Spesifikasi terdiri dari metrik (indikator kebutuhan terpenuhi / tidak)

Design pprose
Selanjutnya, setelah melakukan perencanaan dengan baik. Tahap berikutnya adalah proses
desain aplikasi. Pada tahap ini, pengembang akan merencanakan seluruh sistem dan
merencanakan alur algoritma dengan baik. Proses desain disini tidak hanya dalam penentuan
alur algoritma program. Tetapi, pembuatan desain awal tampilan akan diperhatikan agar saat
masuk pada tim developer dapat mengimplementasikan dengan sempurna. Biasanya, tim UI /
UX Designer dapat mengerjakan tugas ini untuk segera diserahkan nantinya kepada tim
developer.

Testing process
Pada tahap keempat setelah menyelesaikan proses pembuatan program, maka akan masuk
pada tahap pengujian atau testing. Testing disini lebih pada pengujian program yang dibuat
untuk mencari berbagai kesalahan seperti bug, error ataupun permasalahan lain yang dapat
muncul dari software tersebut. Pada beberapa perusahaan besar ataupun startup, biasanya
menempatkan tim khusus untuk menangani tahap pengujian. Quality Assurance (QA)
merupakan posisi untuk menangani pengujian software. Pengujian dapat dilakukan dengan
metode black box maupun white box.

Verification process
Tahap Verfiikasi mengacu kepada usaha penyesuaian spesifikasi software dengan kebutuhan
klien/konsumen, tahapan ini meliputi serangkaian kegiatan sebagai berikut :
• Business Case
Merupakan tahapan awal yang menggambarkan kebutuhan/harapan konsumen terhadap
sistem yang akan dikembangkan, termasuk manfaat sistem terhadap konsumen dan perkiraan
biaya yang harus disediakan.

• Requirement :
Pada fase ini klien mendapatkan gambaran atau diminta memberikan gambaran kebutuhan
yang diharapkan dapat dipenuhi oleh software, baik kebutuhan fungsional maupun non
fungsional.

• Analisis Informasi :
Setelah diperoleh spesifikasi sistem dari fase requirement, selanjutnya aktivitas difokuskan
bagaimana cara kerja software untuk memenuhi kebutuhan tersebut, termasuk metode,
hardware dan software apa saja yang diperlukan untuk mencapai kebutuhan yang sudah
didefinisikan.
• Perancangan Sistem :
Pada tahapan ini akan dibuat rancangan software secara lebih terinci sesuai spesifikasi yang
sudah disepakati.

• Unit Design :
Merancang setiap elemen/unit software termasuk rancangan modul/program, antarmuka,
database dan lain-lain. Development : merealisasikan hasil rancangan menjadi satu
aplikasi/program tertentu.

Validation process
Tahapan Validasi merupakan serangkaian tahapan yang mengacu kepada kesesuaian software
dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Tahapan ini dicapai melalui serangkaian
pengujian/testing sebagai berikut :
• Unit test :
Menguji setiap komponen/unit program apakah sesuai dengan rancangan unit yang sudah
ditetapkan. Secara teoritis seharusnya pengujian dilakukan oleh orang tertentu yang bertugas
sebagai software tester, tetapi dalam kenyataannya seringkali unit testing dilakukan oleh
programmer sendiri.

• Interface test
Setelah semua komponen diuji secara terpisah, tahapan selanjutnya dilakukan interface test
untuk melihat sejauh mana setiap komponen dapat berinteraksi satu sama lain sesuai dengan
fungsi yang diharapkan.

• System test :
Performance – apakah kinerja sistem sesuai dengan target yang sudah didefinisikan
sebelumnya.
Volume – apakah software/sistem dapat menampung volume informasi yang cukup besar.
Stress – apakah software/sistem dapat menampung sejumlah informasi pada waktu-waktu
tertentu.
Documentation – apakah semua dokumentasi penting sudah disiapkan.
Robustness – apakah software/sistem cenderung stabil pada berbagai kondisi diluar
dugaan/ekstrim.

• Acceptance test :
Merupakan aktivitas untuk menguji sejauh mana sistem/software dapat membantu
memecahkan business case, dalam artian apakah sistem/software tersebut sudah sesuai
dengan harapan konsumen/klien dan sejauh mana manfaat sistem/software ini bagi klien. Test
ini sering kali disebut sebagai User Acceptance Test (UAT).

• Release testing :
Test ini dilakukan untuk menguji sejauh mana sistem/software dapat mendukung aktivitas
organisasi dan berjalan dengan harmonis sesuai dengan kegiatan rutin organisasi. Beberapa
pertanyaan coba dijawab pada fase ini misalnya apakah software tersebut mempengaruhi
sistem lain? Apakah software tersebut kompatibel dengan sistem lain? Bagaimana kinerja
sistem sebenarnya di dalam organisasi?

3. Level
Ada lima level yang didefinisikan di sepanjang rangkaian model dan, menurut SEI:
“Prediktabilitas, efektivitas, dan kontrol proses perangkat lunak organisasi diyakini
meningkat ketika organisasi naik lima level ini. Model menyediakan kontinum teoretis di
mana kematangan proses dapat dikembangkan secara bertahap dari satu tingkat ke tingkat
berikutnya. Melewati level tidak diperbolehkan/layak.
Level 1 : Initial
Ini adalah karakteristik proses pada tingkat ini bahwa mereka (biasanya) tidak
didokumentasikan dan dalam keadaan perubahan dinamis, cenderung didorong secara ad hoc,
tidak terkendali dan reaktif oleh pengguna atau peristiwa. Ini memberikan lingkungan yang
kacau atau tidak stabil untuk proses. (Contoh – seorang ahli bedah melakukan operasi baru
beberapa kali – tingkat hasil negatif tidak diketahui).

Level 2 : phase definition


Merupakan karakteristik proses pada tingkat ini bahwa ada serangkaian proses standar yang
ditetapkan dan terdokumentasi yang ditetapkan dan tunduk pada beberapa tingkat perbaikan
dari waktu ke waktu. Proses standar ini sudah ada. Proses mungkin belum digunakan secara
sistematis atau berulang – cukup bagi pengguna untuk menjadi kompeten atau proses untuk
divalidasi dalam berbagai situasi. Ini dapat dianggap sebagai tahap perkembangan – dengan
penggunaan dalam rentang kondisi yang lebih luas dan pengembangan kompetensi pengguna,
proses dapat berkembang ke tingkat kedewasaan berikutnya.

Level 3 : Integration
Merupakan karakteristik dari tingkat kematangan ini bahwa beberapa proses dapat diulang,
mungkin dengan hasil yang konsisten. Disiplin proses tidak mungkin ketat, tetapi jika ada,
mungkin membantu untuk memastikan bahwa proses yang ada dipertahankan selama masa
stres.

Level 4 : Management and Measurement


Merupakan karakteristik proses pada tingkat ini bahwa, dengan menggunakan metrik proses,
pencapaian tujuan proses yang efektif dapat dibuktikan di berbagai kondisi operasional.
Kesesuaian proses di berbagai lingkungan telah diuji dan prosesnya disempurnakan dan
diadaptasi. Pengguna proses telah mengalami proses dalam berbagai kondisi dan beragam,
dan mampu menunjukkan kompetensi. Kematangan proses memungkinkan adaptasi terhadap
proyek tertentu tanpa kehilangan kualitas yang terukur atau penyimpangan dari spesifikasi.
Kemampuan Proses dibentuk dari level ini. (Contoh – ahli bedah melakukan operasi ratusan
kali dengan tingkat hasil negatif mendekati nol).

Level 5 : Optimization/Defect Prevention


Merupakan karakteristik proses pada tingkat ini bahwa fokusnya adalah pada peningkatan
kinerja proses secara terus-menerus melalui perubahan/perbaikan teknologi inkremental dan
inovatif. Pada tingkat kematangan 5, proses berkaitan dengan mengatasi penyebab umum
statistik dari variasi proses dan mengubah proses (misalnya, untuk menggeser rata-rata
kinerja proses) untuk meningkatkan kinerja proses. Ini akan dilakukan pada saat yang sama
dengan mempertahankan kemungkinan pencapaian tujuan peningkatan proses kuantitatif
yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai