Anda di halaman 1dari 8

LATIHAN FALSAFAH KEPERAWATAN

1. Apakah yang dimaksud dengan filsafat ilmu? (minimal 3 referensi: tahun 2013-
2020)
2. Bagaimana kegunaan filsafat ilmu dalam kehidupan?
3. Mengapa seorang mahasiswa perlu mempelajari filsafat ilmu dan falsafah
keperawatan?
4. Apakah yang dimaksud dengan pengetahuan?(minimal 3 referensi: tahun 2013-
2020)
5. Jelaskan sumber pengetahuan yang saudara ketahui!
6. Bagaimana proses memperoleh pengetahuan?
7. Jelaskan jenis dan karakteristik pengetahuan!
8. Apakah kegunaan mempelajari falsafah keperawatan?
9. Manfaat apa yang didapat mempelajari paradigm keperawatan?
10. Analisis salah satu teori keperawatan dengan menggunakan paradigm
keperawatan. (pilih salah satu teori tersebut namun tidak boleh sama antara
mahasiswa yang lain, silahkan koordinasi diantara teman)

Jawab :

1. Pertama menurut Hanurawan (2012) Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang
filsafat, khususnya dalam epistemologi, yang mempelajari hakikat pengetahuan
ilmu. Kedua menurut Psillos dan Curd (2008) berpendapat bahwa filsafat ilmu
adalah filsafat yang berhubungan dengan masalah-masalah filosofis dan
fundamental yang terdapat di dalam ilmu. Ketiga menurut Dalton dkk. (2007)
Filsafat ilmu mengacu pada keyakinan seseorang tentang esensi pengetahuan
ilmiah, esensi metode dalam pencapaian pengetahuan ilmiah hingga ke
hubungan antara ilmu dan perilaku manusia.
2. Kegunaan filsafat dalam kehidupan adalah sebagai berikut :

a. Sebagai dasar dalam bertindak.


b. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
c. Untuk mengurangi salah paham dan konflik
d. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
e. Menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-
masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan
pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan
keadilan dan sebagainya.
f. Mampu mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang
sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof terkemuka
terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
3. Sangat perlu, karena dengan belajar filsafat, Anda akan dilatih menjadi manusia
yang utuh, yakni yang mampu berpikir mendalam, rasional, komunikatif. Apa
pun profesi Anda, kemampuan-kemampuan ini amat dibutuhkan. Di sisi lain,
dengan belajar filsafat, Anda juga akan memiliki pengetahuan yang luas.
Kemudian dengan memepelajari falsafah keperawatan membantu akan
membantu kita sbagai mahasiswa untuk memahami konsep, teori, hukum yang
berhubungan dengan praktek keperawatan.
4. Pertama yaitu menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Kedua yaitu
pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku
terbuka atau open behavior (donsu,2017). Kemudian yang ketiga menurut
Oemarjoedi (dalam Dulistiawati, 2013) pengetahuan adalah faktor penentu
bagaimana manusia berpikir, merasa dan bertindak.
5. Ada lima yaitu :
a. Empirisme
Seorang empirisis biasanya berpendapat bahwa orang dapat
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman / indera. "Bagaimana orang
mengetahui es membeku?", jawaban tentu berbunyi, "karena saya
melihatnya demikian”, atau "karena seorang ilmuwan melihatnya
demikian."
b. Rasionalisme
Sebagai suatu metode untuk memperoleh pengetahuan. Rasionalisme
berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal.
c. Fenomenalisme
Ajaran ini dikemukakan oleh Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman. Dia
berusaha mendamaikan pertentangan antara empirisme dan rasionalisme.
Menurut Kant, dalam proses pengetahuan unsur rasio dan indra sama-sama
berperan. Tidak mungkin yang satu bekerja tanpa yang lain. Indra hanya
memberikan data, yakni wama, cita rasa, bau dan lain-lain. Untuk
mempunyai pengetahuan (= menghubungkan hal-hal itu) kita harus keluar
atau menembus pengalaman. Pengetahuan terjadi dengan menghubung-
hubungkan, dan ini dilakukan oleh rasio. Menurut Kant, pengetahuan hanya
bisa terjadi oleh kerjasama antara pengalaman indra dan akal budi.
d. Intuisionisme
Dalam hal ini ada ungkapan komparasi tentang pengetahuan yaitu
pengetahuan mengenai (knowing about) dan “pengetahuan tentang”
(knowledge of) ”pengetahuan mengenai”. Pengetahuan ini dinamakan
pengetahuan diskursif atau pengetahuan simbolis danpengetahuan ini ada
perantaranya. Pengetahuan tentang, disebut dengan pengetahuan langsung
atau pengetahuan intuitif, dan pengetahuantersebut diperoleh secara
langsung. Louis O. Kattsoff, 140 Pengetahuan yang diperoleh dari intuisi
tidak dapat dibuktikan seketika melalui kenyataan, karena pengetahuan ini
muncul tanpa adanya pengalaman terlebih dahulu. Pemakaian metode
intuitif secara tunggal dapat menghasilkan ilmu pengetahuan yang tidak
masuk akal. Hal ini dapat dikendalikan dan dihindari apabila dicek dengan
akal dan indera.
6. Dengan adanya rasa ingin tahu manusia yang besar dalam mengamati sesuatu.
Melalui pengamatan, melalui rasio dan rasa manusia memperoleh kebenaran
sesuatu pada tingkatan pengalamannya, sehingga ia memperoleh pengetahuan
tentang kebenaran suatu teori hasil dari penelitian yang berulang untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan.
7. Ciri khusus pengetahuan menurut Harold H. Titus (dalam Salam, 2003)
mengemukakan bahwa :
1. Pengetahuan cenderung menjadi biasa dan tetap, bersifat peniruan serta
merupakan warisan dari masa lalu
2. Pengetahuan sering kali memiliki arti berganda atau ambigous
3. Pengetahuan merupakan kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji,
atau tidak pernah diuji kebenarannya.
Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya :
a. Pengetahuan langsung (immediate)
Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam
jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut
paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya
dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya,
khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah
dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang,
dan beberapa individu manusia.
b. Pengetahuan tak langsung (mediated)
Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan
proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita
ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan
penafsiran dan pencerapan pikiran kita.
c. Pengetahuan indrawi (perceptual)
Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui
indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu,
atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran melalui indra
penglihatan akan membentuk pengetahuan kita. Tanpa diragukan bahwa
hubungan kita dengan alam eksternal melalui media indra-indra lahiriah ini,
akan tetapi pikiran kita tidak seperti klise foto dimana gambar-gambar dari
apa yang diketahui lewat indra-indra tersimpan didalamnya.
d. Pengetahuan konseptual (conceptual)
Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi.
Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsi-
konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa
berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling
berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya
merupakan aktivitas pikiran
e. Pengetahuan partikular (particular)
Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek
tertentu, atau realitas-realitas khusus. Misalnya ketika kita membicarakan
satu kitab atau individu tertentu, maka hal ini berhubungan dengan
pengetahuan partikular itu sendiri.
f. Pengetahuan universal (universal)
Pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusia
misalnya; agama dan filsafat.
8. Yaitu berfungsi membantu menegakan keilmuan melalui pemahaman dan
pengkajian konsep, teori, hukum dan tujuan yang berhubungan dengan praktek
keperawatan.
9. Dengan mempelajari paradigma keperawatan kita mengetahuai bagaimana cara
membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan di antara teori tersebut
guna mengembangkan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja
keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan memberi arah kepada
perawat untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar pada suatu masalah
yang dihadapinya.
10. Analisis Teori Keperawatan Transisi
Teori Keperawatan Transisi
Definisi dan Konsep Utama
Transition theory  adalah salah satu nursing theory yang dicetuskan oleh Afaf Ibrahim
Meleis, teori ini mulai dikembangkan pada tahun 1960. Transisi berasal dari bahasa latin
transpire yang berarti “pergi menyebrang” dalam kamus Webster, transisi berarti pergerakan dari satu
keadaan, kondisi, atau tempat ke kondisi lainnya.
Dia mempelajari Teori Transition berdasarkan fenomena perbedaan antara seorang ibu yang
kehamilannya direncakan dengan yang tidak direncanakan. Meleis mengawali pekerjaannya dengan
menjelaskan perubahan sehat menjadi sakit atau perubahan yang tidak efektif dalam hubungannya
ketidakcukupan memenuhi fungsi (role insufficiency). Dia menjelaskan role insufficiency sebagai
ketidakmampuan dalam pengetahuan dan daya guna yang berkaitan dengan perasaan dan berhubungan
dengan perilaku sendiri atau lingkungan. Konsep ini membuar Meleis membagi Perubahan Kesehatan
berdasarkan perilaku, perasaan, dan isyarat dan simbol yang berhubungan dengan fungsi, identitas dan
proses non problematik.
Konsep utama dari Teori Transition adalah :
1. Tipe dan pola perubahan
Bagian dari tipe perubahan adalah pertumbuhan, sehat dan sakit, situasi dan organisasi.
Perubahan pertumbuhan diantaranya adalah kelahiran, penuaan, menepouse, dan kematian, yang
termasuk dalam perubahan sehat dan sakit adalah proses penyembuhan, penanganan rumah sakit
dan diagnosis dari penyakit kronis, sedangkan perubahan organisasi mengarah pada perubahan
kondisi lingkungan yang berefek pada kehidupan dari klien seperti pekerjaan klien. Bagian dari
perubahan pola perubahan adalah kompleksitas dan keragaman.
2. Properties Of Transition Experience (Properti dari perubahan karena pengalaman)
Properties Of Transition Experience adalah: kesadaran, keterlibatan, perubahan dan perbedaan,
rentang waktu, peristiwa dan poin utama. Kesadaran didefinisikan sebagai persepsi, pengetahuan,
pengakuan dari perubahan karena pengalaman sedangkan tingkat kesadaran direfleksikan pada
derajat kesesuaian antara apakah pemahaman tentang proses dan respon dan apakah merupakan
harapan dari respon dan persepsi dari individu tentang perubahan. Keterlibatan adalah properti
lain dari perubahan. Keterlibatan berarti tingkatan dimana seseorang turut campur dalam proses
perubahan. Tingkatan dari kesadaran dapat berakibat pada keterlibatan seseorang dan keterlibatan
terkadang bisa terjadi tanpa ada kesadaran, sehingga tingkatan keterlibatan dari seseorang adalah
kesadaran secara fisik, emosi, sosial atau perubahan lingkungan.
Perubahan dan perbedaan adalah properti perubahan. Perubahan pada identitas, status,
kemampuan dan pola dari perilaku dapat mendukung terjadinya perubahan internal maupun
eksternal. Perbedaan dapat dicontohkan dengan tidak terkabulnya harapan, merasa berbeda, atau
melihat dunia dan yang lainnya dengan jalan yang berbeda dan ini dapat digunakan perawat
kepada kliennya untuk mengetahui tingkat kenyamanan dan penguasaan dengan perubahan dan
perbedaan.
Rentang waktu juga merupakan properti dari perubahan. Semua model perubahan akan
berkaitan dengan rentang waktu dan perubahan bisa dinilai setelah adanya perubahan dalam
rentang waktu tertentu.
Poin utama dan peristiwa adaah properti perubahan yang terakhir, yang dijelaskan sebagai
penanda kelahiran, kematian, menarche, atau diagnosis dari penyakit. Poin utama dan peristiwa
juga berhubungan dengan peningkatan kesadaran dari perubahan atau perbedaan atau aktifitas
yang lebih terlibat dalam perubahan perubahan berdasarkan pengalaman
3. Transition Conditions (Perubahan Kondisi)
Perubahan kondisi adalah keadaan dimana seseorang tergerak untuk perubahan, dan fasilitas
atau halangan yang memaksa untuk perubahan terhadap kesehatan. Perubahan kondisi
diantaranya adalah personal, komunitas atau faktor sosial yang membuat fasilitas atau memaksa
untuk menjalani dan menghasilkan perubahan kesehatan. Kondisi personal diantaranya
pemahaman, adat dan budaya yang dipercaya, pendidikan dan status sosial ekonomi. Kondisi
komunitas atau kondisi sosial dapat menjadi pencetus dalam perubahan.
4. Proses indikator dan Keluaran dari indikator
Proses indikator menururt maleis diantaranya adalah hubungan perasaan, interaksi, situasi dan
kondisi, peningkatan kepribadian serta analisis. Klien akan membutuhkan perasaannya dan
interaksi dalam lingkungannya untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisinya sehingga terjadi
perubahan pengalaman dan kemampuan analisisnya. Indikator pengeluaran menurut maleis adalah
penguasaan dan keterpaduan identitas personal/ klien.
5. Keperawatan Terapeutik
Konsep askep ada 3 ukuran yang dapat diaplikasikan dalam perubahan intervensi teraupeutik.
Pertama dapat mengusulkan diagnosa untuk asuhan keperawatannya. Diagnosa dapat berasal dari
berbagai pemahaman yang kompereherensif dari klien. Kedua, persiapan klien dalam menghadapi
perubahan dapat menjadi asuhan keperawatan. Ketiga, pemberian saran atau kritik terhadap klien
dapat diajukan dalam asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai