Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KEGIATAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :

Adnan, M.Si., Apt.


Kiki Rizky S.B., S.Farm. 1308062187
Ayu Rachmawati, S.Farm. 1308062189
Onyx Sasmitha N., S.Farm. 1308062190
Nuroh Aspamufita, S.Farm. 1308062191

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN

1. a. Judul Rencana Kegiatan : Pemanfaatan Kunyit dan Temulawak


b. Bidang Ilmu : Farmasi

2. Pelaksana Mahasiswa :
Nama / NIM Kiki Rizky S.B., S.Farm./1308062187
Ayu Rachmawati, S.Farm./1308062189
Onyx Sasmitha N., S.Farm./1308062190
Nuroh Aspamufita, S.Farm./1308062191

3. Pelaksana, Dosen :
a.Nama Lengkap Adnan, M.Si., Apt.
b.Jenis Kelamin Laki-laki
c.Pangkat dan Golongan Tenaga Pengajar

4. Pelaksanaan
a. Tempat Dusun Kendal, Desa Giring, Kecamatan
Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta
b. Hari, tanggal
c. Waktu
d. Jumlah Peserta

Disetujui,

Kaprodi Farmasi Disusun oleh

Moch. Saiful Bachri, Ph.D., Apt Adnan, M.Si., Apt.

Mengetahui,
Dekan Fakultas Farmasi

Dr. Dyah Aryani Perwitasari, Ph.D, Apt

1
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................2

A. JUDUL........................................................................................................3

B. LATAR BELAKANG................................................................................3

C. SASARAN DAN LOKASI.........................................................................5

D. TUJUAN KEGIATAN...............................................................................5

E. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6

F. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN.........................................10

a. Materi Kegiatan ......................................................................................10

b. Metode Pelaksanaan................................................................................25

G. HASIL YANG DIHARAPKAN.............................................................25

H. JADWAL PELAKSANAAN..................................................................26

I. ORGANISASI PELAKSANAAN..........................................................27

J. ANGGARAN DANA...............................................................................27

K. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................29

2
A. JUDUL

Pemanfaatan Kunyit dan Temulawak

B. LATAR BELAKANG

Salah satu kondisi penting yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis adalah kesehatan, baik itu sehat secara fisik,

jiwa, maupun sosial. Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional

menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang mengeluh sakit selama

sebulan sebesar 26,24% di perkotaasn dan 24,95% di pedesaan, dengan keluhan

utama yaitu demam, sakit kepala, batuk, pilek. Oleh karena itu, pembangunan

kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna

tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati kedua terbesar setelah Brazil.

Keanekaragaman hayati ini telah dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat

Indonesia di bidang kesehatan, baik digunakan untuk mengobati, mencegah

penyakit, maupun meningkatkan kesehatan berdasarkan pengalaman. Penggunaan

bahan alam sebagai jamu bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Dusun Kendal,

Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta, merupakan hal

yang familiar. Bahan-bahannya pun sangat mudah ditemukan oleh masyarakat,

karena sering digunakan sebagai bumbu dapur. Jamu ini telah dikonsumsi sehari-

hari berdasarkan pengalaman turun-temurun. Hanya saja yang menjadi kelemahan

dari penggunaan jamu selama ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat

3
mengenai jamu, sehingga belum diperoleh manfaat yang optimal dari penggunaan

jamu tersebut. Pemberian informasi mengenai jamu, mulai dari khasiat sampai

jumlah yang dibutuhkan adalah langkah yang perlu dilakukan untuk

mengoptimalkan penggunaan jamu, sehingga dapat digunakan secara tepat, baik

itu tepat bahan, tepat dosis, tepat waktu penggunaan, tepat cara penggunaan, dan

tepat pemilihan bahan dengan tujuan pengobatan.

Sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan yaitu masyarakat yang mandiri

untuk hidup sehat, dan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharaan,

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan diselenggarakan bersama

antara pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya

kesehatan harus dilakukan secara integral oleh seluruh komponen, baik

pemerintah, tenaga kesehatan maupun masyarakat.

Program Profesi Apoteker merupakan salah satu lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang

terkait dengan pelayanan kesehatan. Salah satu visi dari Program Profesi Apoteker

adalah menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi farmasi unggulan dengan

menerapkan Ilmu dan tekhnologi secara optimal sehingga dapat mengahasilkan

SDM Farmasi yang sesuai dengan tuntutan kompetensi serta memiliki keunggulan

kompetisi global dengan ciri lingkungan lahan basah dan hutan tropis dalam

pengembangan ilmu dan teknologi. Hal tersebut yang menjadi tolak ukur dalam

4
kegiatan Promosi Kesehatan Program Profesi Apoteker UAD tahun 2014 sebagai

langkah awal penerapan ilmu dalam program terjun ke masyarakat.

Dengan visi tersebut diharapkan nantinya mahasiswa Profesi Apoteker

dapat mengadakan program kerja yang sesuai dengan prinsip ilmu Farmasi yang

didapatkan pada kuliah dan mengamalkan dalam kehidupan masyarakat. Sehingga

dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat yang kemudian dapat

meningkatkan derajad kesehatan, sejalan dengan Visi Departemen Kesehatan.

C. SASARAN DAN LOKASI

Sasaran promosi kesehatan ini adalah warga usia dewasa Dusun Kendal,

Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta.

D. TUJUAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Program

Promosi Kesehatan ini memiliki tujuan:

1. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai sarana menjalin hubungan kerjasama dengan masyarakat

Dusun Kendal, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul,

Yogyakarta di bidang kesehatan, terutama pengembangan obat bahan alam.

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai sarana untuk mengabdikan diri kepada masyarakat sesuai

dengan bidang keilmuan yang dimiliki, sekaligus sebagai kegiatan

pembelajaran bagi mahasiswa dalam bermasyarakat.

5
3. Bagi Masyarakat

1. Pemanfaatan salah satu sumber daya alam tanaman obat terutama

kunyit dan temulawak.

2. Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat melalui perubahan pola

hidup sehat menggunakan bahan alam.

3. Meningkatkan kemandirian warga terkait dalam bidang pengolahan

tanaman obat.

4. Mengembangkan wawasan masyarakat mengenai pemasaran produk.

5. Pemberdayaan POSDAYA dusun setempat.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman

dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan

obat-obatan. Pemanfaatan tanaman obat ini sudah seumur dengan peradaban

manusia. Kemampuan meraciknya pun sudah menjadi warisan turun temurun dan

mengakar kuat di masyarakat Indonesia. Tumbuhan yang merupakan bahan baku

obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, dimana

terdapat 30.000 spesies tumbuhan di hutan tropis Indonesia. Dari jumlah tersebut

sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies yang telah

dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional. Sehingga peluang untuk

pengembangan tanaman obat masih sangat terbuka luas sejalan dengan semakin

berkembangnya industri obat tradisional (Gunawan, 2004).

Tanaman obat keluarga merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan

6
yang ditanam di pekarangan rumah atau lingkungan sekitar rumah. Tanaman obat

yang dipilih biasanya yang dapat digunakan untuk pertolongan pertama atau obat-

obat ringan seperti demam dan batuk. tanaman obat keluarga selain digunakan

sebagai obat juga memiliki beberapa manfaat lain, yaitu :

1) Dapat dimanfaatkan sebagai penambah gizi keluarga seperti papaya,

timun, dan bayam.

2) Dapat dimanfaatkan sebagai bumbu atau rempah-rempah masakan

seperti kunyi, kencur, jahe, serai, dan daun sallam.

3) Dapat menambah keinahan karena di tanam di pekarangan rumah

(Kartasapoetra, 2000).

Penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami peningkatan

dengan adanya isu back to nature dan dianggap hampir tidak memiliki efek

samping yang membahayakan. Sehingga penyebaran informasi mengenai hasil

penelitian dan uji yang telah dilakukan terhadap obat bahan alam harus menjadi

perhatian bagi semua pihak karena menyangkut faktor keamanan penggunaan obat

bahan alam. Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menggunakan obat bahan

alam adalah keunggulan dan kelemahan obat bahan alam / tanaman obat

(Gunawan, 2004).

Berikut ini adalah keunggulan obat bahan alam, yaitu:

1) Efek samping obat bahan alam relatif lebih kecil bila digunakan

secara benar dan tepat, baik tepat takaran, waktu penggunaan, cara

penggunaan, ketepatan pemilihan bahan, dan ketepatan pemilihan

obat tradisional atau ramuan tanaman obat untuk indikasi tertentu.

7
2) Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan

obat/komponen bioaktif tanaman obat. Dalam suatu ramuan obat

tradisional umumnya terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang

memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai

efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut

dibuat setepat mungkin agar tidak menimbulkan efek kontraindikasi,

bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling menunjang terhadap

suatu efek yang dikehendaki.

3) Pada suatu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.

Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit

sekunder, sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa

metabolit sekunder, sehingga memungkinkan tanaman tersebut

memiliki lebih dari satu efek farmakologi.

4) Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan

degeneratif. Perubahan pola konsumsi mengakibatkan gangguan

metabolisme dan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Yag

termasuk penyakit metabolik antara lain diabetes, hiperlipidemia,

asam urat, batu ginjal, dan hepatitis. Sedangkan yang termasuk

penyakit degenratif antara lain rematik, asma, ulser, wasir, dan lost

of memory. Untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut diperlukan

waktu lama sehingga penggunaan obat bahan alam lebih tepat karena

efek sampingnya relatif lebih kecil (Gunawan, 2004).

Di samping keunggulannnya, obat bahan alam juga memiliki beberapa

8
kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional,

anatar lain efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat

higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar

berbagai mikroorganisme. Sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan untuk

mengatasi kelemahan tersebut (Gunawan, 2004).

Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tanaman obat Indonesia seperti

yang tercantum dalam SK Menkes No. 149.SK/Menkes/IV/1978, yaitu:

1) Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat

tradisional atau jamu.

2) Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan

pemula bahan baku obat (precursor).

3) Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman

tersebut digunakan sebagai obat.

Obat bahan alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu jamu

yang merupakan ramuan tradisional yang belum teruji secara klinis, obat herbal

yaitu obat bahan alam yang sudah melewati tahap uji praklinis, sedangkan

fitofarmaka adalah obat bahan alam yang sudah melewati uji praklinis dan klinis

(SK BPOM, 2004).

Sejalan dengan perkembangan industri jamu, obat herbal, fitofarmaka, dan

kosmetik tradisional juga mendorong berkembangnya budidaya tanaman obat di

Indonesia. Selama ini upaya penyediaan bahan baku untuk industri obat

tradisional sebagian besar berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di alam

liar atau dibudidayakan dalam skala kecil di lingkungan sekitar rumah dengan

9
kuantitas dan kualitas yang kurang memadai. Maka perlu dikembangkan aspek

budidaya yang sesuai dengan standar bahan baku obat tradisional (Kartasapoetra,

2000).

F. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

a. Materi Kegiatan

1. Kunyit / kunir ( Curcumae domesticae rhizoma)

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman rempah

dan tanaman obat. Habitat asli tanaman kunyit meliputi kawasan Asia terutama

kawasan Asia Tenggara.

Rimpang kunyit banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, pewarna

makanan, obat, dan untuk kecantikan. Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri

sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen

meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone, tumerol, linalool, dan alfa atlanton.

Kunyit juga memiliki zat warna kuning-kuning yang disebut dengan kurkuminoid

sebanyak 5%. Senyawa kurkuminoid dalam kunyit terdiri dari kurkumin,

demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin. Selain itu, rimpang kunyit juga

mengandung resin dan oleoresin.

Kurkuminoid berwarna kuning atau kuning jingga, berbentuk serbuk

dengan rasa pahit, dan memiliki aroma yang khas. Kurkuminoid larut dalam

aseton, alcohol, asam asetat glasial, dan alkali hidroksida. Kurkuminoid tidak larut

dalam air dan dietil eter. Kurkuminoid mempunyai aktifitas yang sangat luas,

diantaranya sebagai antioksidan, antiinflamasi, antikanker, anti Alzheimer’s

10
disease, antihiperlipidemia, antimikroba, antifungi, dan melancarkan haid.

Kunyit dikembangbiakkan dengan rimpang induk dan anak rimpang. Jika

menggunakan rimpang induk satu rimpang dibelah membujur menjadi empat

bagian. Apabila menggunakan anak rimpang, rimpang dipotong dengan ukuran

15-20 g/potong,sebelum ditanam, potongan dibibitkan sampai diperoleh panjang

mata tunas 0,5-1 cm. Ukuran lebar petak penanaman adalah lebar 2-3 m dan

panjang petak disesuaikan dengan kondisi lapang. Panen dilakukan dengan

menggali dan mengangkat seluruh rimpang (Rahardjo dan Otih, 2005).

2. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang

semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di

Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari

mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia

Tenggara dapat ditemui pula di Cina, IndoCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di

Amerika Serikat dan Beberapa negara Eropa.

Temulawak tumbuh baik pada lokasi tipe iklim B dan C menurut Oldeman

(1975), dengan curah hujan sekurangkurangnya 1.500 mm/tahun, bulan kering 3 -

4 bulan per tahun, suhu udara rata-rata tahunan 19 - 30C, kelembaban udara 70 -

90%. Temulawak dapat ditanam di bawah tegakan dengan tingkat naungan

maksimal 25% (Hasanah and Rahardjo, 2008). Temulawak dapat tumbuh baik

pada jenis tanah latosol, andosol, podsolik dan regosol yang mempunyai tekstur

liat berpasir, gembur, subur banyak mengandung bahan organik, pH tanah 5,0 –

6,5 (Anonim, 2007).

11
Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang

temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat

tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat

meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman

ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti

inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba (Batubara

dkk, 2005).

3. Formula (Nur dkk, 2010)

Bahan :

- Kunyit 1 kg

- Asam jawa 1/2 kg

- Gula jawa 13 % (b/v)

- Air bersih 2 L

Alat :

- Pisau - Panci

- Saringan - Wadah / cup gelas

- Baskom

Cara Pembuatan :

1. Kunyit dicuci dengan air mengalir.

2. Kunyit dikupas dan diiris, siapkan asam jawa

12
3. Kunyit, asam jawa dan gula merah direbus dengan air

4. Kunyit dan asam jawa yang tersisa disaring hingga diperoleh filtrate

kunyit asam.

5. Filtrat kunyit asam dipanaskan hingga mendidih (kurang lebih 15-20

menit).

6. Setelah mendidih, segera dikemas ke dalam wadah bersih dan kering, lalu

siap dikemas.

7. Sari kunyit asam yang telah dikemas dimasukkan ke dalam baskom berisi

air dingin untuk mencegah kerusakan oleh mikroorganisme.

b. Metode Pelaksanaan

Metode yang akan digunakan pada kegiatan Promosi Kesehatan kali ini

adalah penyampaian materi selama ± 30 menit yang kemudian dilanjutkan dengan

sesi tanya jawab selama ± 40 menit agar penyampaian materi lebih efektif dan

mengevaluasi apakah peserta dapat memahami materi yang disampaikan.

G. HASIL YANG DIHARAPKAN


Kegiatan promosi kesehatan pengembangan obat bahan alam

“Pemanfaatan Kunyit dan Temulawak” ini diharapkan dapat memberi hasil:

1. Terjalinnya hubungan kerjasama dengan masyarakat Dusun Kendal,

Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta di bidang

kesehatan, terutama pengembangan obat bahan alam.

2. Mahasiswa dapat mengabdikan diri kepada masyarakat sesuai dengan

13
bidang keilmuan yang dimiliki, dan menyampaikan informasi yang

bermanfaat bagi masyarakat dalam mengembangkan bahan alam.

3. Masyarakat Dusun Kendal mendapatkan informasi mengenai pentingnya

pemanfaatan salah satu sumber daya alam tanaman obat terutama kunyit

dan temulawak.

4. Masyarakat Dusun Kendal menyadari pentingnya ketepatan penggunaan

obat bahan alam, sehingga dapat meningkatkan derajad kesehatan

masyarakat melalui perubahan pola hidup sehat menggunakan bahan

alam.

H. JADWAL PELAKSANAAN

Susunan Acara Promkes Dusun Kendal

Waktu Kegiatan PJ
Perkenalan mahasiswa dan Program Profesi
19.00-19.10
Apoteker UAD
Pemberian Materi sesi pertama mengenai:
Nuroh
19.10-19.25 Kunyit / kunir ( Curcumae domesticae rhizoma)
Aspamufita

Pemberian Materi sesi kedua mengenai :


19.25-19.40 Kiki Rizky S.B.
Temulawak
Onyx S.M.
19.40-20.20 Sesi Tanya – jawab (dibagi 2 sesi @ 3 orang) dan Ayu
Rachmawati
20.20-20.30 Penutup

I. ORGANISASI PELAKSANAAN

14
Dosen Pembimbing : Adnan, M.Si., Apt.

Ketua : Kiki Rizky S.B., S.Farm. / 1307062008

Anggota : Ayu Rachmawati, S.Farm. / 1308062189

Onyx Sasmitha N., S.Farm. / 1308062190

Nuroh Aspamufita, S.Farm. / 1308062191

J. ANGGARAN DANA
Pemasukan

1. Stimulasi kampus Rp 150.000,-

2. Iuran anggota @Rp. 100.000 Rp. 500.000,-

Jumlah Rp 650.000

Pengeluaran
1. Kesekretariatan
Rp 35.000
2. Acara
 Doorprize Rp 100.000

3. Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi


 Backdrop 3x1 m Rp 120.000

 Double tip Rp 8.000

2. Konsumsi
 Snack 70 @4000 Rp 280.000

15
 Air mineral 2 dus @20.000 Rp 40.000

3. HUMAS, Perlengkapan, dan Transportasi


 Transportasi Rp 250.000

___________+
Jumlah Rp 1.183.000

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, SOP Budidaya Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb), Badan

Penelitian Obat dan Aromatik, Bogor.

Batubara, Irmanida, dkk, 2005, Estimasi Kandungan Kurkumin Pada Sediaan

Herbal Komersial Secara Spektrofotometri Derivatif, Jurusan Kimia

FMIPA, Bogor.

Gunawan, D. dan S. Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1,

Penebar Swadaya, Jakarta.

Kartasapoetra, G, 2000, Budidaya Tanaman Berkhasit Obat, Rineka Cipta,

Jakarta.

Nur, M. dkk, 2010, Aneka Pengolahan Produk Kunyit Asam, Universitas

Brawijaya, Malang.

Rahardjo, M. dan Otih R., 2005, Budidaya Tanaman Kunyit, Balai Penelitian

Tanaman Obat dan Aromatika, Bogor.

SK Kepala BPOM No. HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei 2004.

SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978.

17

Anda mungkin juga menyukai