Anda di halaman 1dari 23

NAMA : PAUL SIDIK

NIM : 2054201049
MATKUL : USAHA TANI

PERENCANAAN USAHA DAN ANALISIS PASAR KOPI HUTAN ROBUSTA

LATAR BELAKANG

Mengenal kopi berarti harus mengenal sejarah tentang kopi lebih dahulu, sebab sejarah
merupakan catatan terpenting yang harus kita hormati. Kopi merupakan komodity terbesar
di Dunia, sebab kita mesti Bangga bahwa Indonesia merupakan Komodity kopi terbesar no 3
di Dunia setelah Brazil dan Colombia. Dan ketiga Negara inilah yang membagi ( ekspor )
hasil kopi ke berbagai Negara- negara di belahan Dunia ini. Istilah kopi pertama kali dikenal
di Indonesia yaitu pada tahun 1696 melalui VOC Belanda dan Jawa Barat salah satu tempat
penanaman kopi pertama kali di Indonesia seperti Bogor, Bandung ( Priangan ), Sukabumi,
Banten hingga kemudian menyebar ke daerah lain seperti Pulau Sumatera, Sulawasi, Bali
dan Timor. Tak lama setelah itu, kopi menjadi komoditi dagang yang sangat diandalkan
VOC. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dan dalam tempo 10 tahun
ekspor meningkat sampai 60 ton/tahun. Karenanya, Hindia Belanda menjadi tempat
perkebunan pertama di luar Arabia dan Ethiopia yang membuat VOC memonopoli
perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780. Pada tahun 1994 komoditi kopi di Jawa
Barat mulai di tumbuh kembangkan oleh Bpk. Ir. Nana Hibarna dengan cara mengirim bibit
dari Aceh ketika masih aktif di Dinas Pertanian Aceh, beliau mengirim bibit untuk ditanam
pertama kali di daerah pangalengan, bibit tersebut dibagikan secara gratis kepada
masyarakat untuk mulai ditanami Kopi, awalnya banyak masyarakat yang tidak mau
menanam karena mengingatkan saat penjajahan Belanda di Indonesia. Dilemma ketakutan
inilah yang Menjadi tantangan besar bagi pembawa budidaya kopi di Jawa Barat, sehingga
harus merobah Paradigma masyarakat terlebih dahulu sebelum budidaya kopi di tumbuh
kembangkan secara menyeluruh di Jawa Barat. Kopi merupakan salah satu komoditi yang
banyak dibudidayakan di kawasan tropik di benua Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta
di Asia Pasifik. Jenis kopi yang dikenal di pasar internasional adalah :

(1) Arabika yang sebagian besar dihasilkan di Colombia, Brasil dan Indonesia; dan
(2) Kopi Robusta yang banyak dihasilkan di Afrika dan Asia Pasifik.

Jawa Barat merupakan lahan subur untuk penanaman kopi tumbuh dengan penanaman area
1100 m dari permukaan laut dengan suhu cuaca rata-rata 4-5 bulan masa kering serta
dengan Tahapan pekerjaan dalam budidaya Kopi Arabika meliputi persiapan lahan,
perawatan, pengolahan serta tempat penyimpanan yang layak dan standart, semua itu
sudah terjalin sejak lama dalam pembinaan komodity kopi di Jawa Barat.
PELUANG Sejak dikembangkannya budidaya kopi pada tahun 1994 yang lalu Pasar Kopi
Jawa belum pernah Ekspor ke luar negeri padahal kuantitas kopi Jawa Barat sudah sangat
besar hasil panennya tiap tahunnya mengalami peningkatan yang terus menerus membaik
hingga tahun 2012 tercatat untuk Kabupaten Bandung saja. Menurut Dinas Kehutanan Kab.
Bandung Hasil Panen kopi se Jawa Barat mencapai ± 6000 ton per tahun, angka ini cukup
besar. Daerah komulatif tersebut seperti Kabupaten Bandung kabupaten Garut, Kab. Bogor,
Kab. Cianjur, Kab. Purwakarta, Kab Sukabumi Kab. Tasik, Kab. Majalengka, dan Kab.
Kuningan ini adalah daerah –daerah yang Produktif hasil kopi di Jawa barat. Sementara
untuk Jawa Barat sendiri Belum ada sebuah Organisasi Eksportir Kopi ( AEKI ) seperti
daerah – daerah lain yaitu : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Sementara jika kita melihat sejarah Jawa Barat adalah tempat pertama kali di kembangkan
penanaman Kopi di Indonesia. 1. Pembukaan Kedai Kopi Budaya minum kopi kini tak lagi
didominasi oleh segelintir orang. Kebiasaan meminum kopi kini telah bertransformasi
menjadi sebuah tren dan gaya hidup. Tua atau muda, pria atau wanita, menggemari
minuman berwarna hitam pekat itu. Sebagian orang menjadikan kopi sebagai teman setia di
pagi hari sembari membaca koran. Ada pula yang menjadikan minuman kopi sebagai
minuman wajib tatkala berbincang bersama temantemannya. Tren penikmat kopi yang
semakin meluas ini tentu saja menjadi ladang bisnis basah bagi sebagian orang yang jeli
melihat peluang. Tak heran, bisnis coffee shop pun mewabah di mana-mana. Umumnya,
para pelaku usaha hanya menjual varian rasa Cappuccino, Black Coffee, Espresso, dan
Coffee Latte dengan rasa yang standar. Jika ingin dikenal pasar dan digemari, Heri
menyadari satu-satunya langkah yang harus dilakukan adalah menciptakan sesuatu yang
berbeda. .

2. Pasar Kopi dunia Pasar ekspor biji kopi Kabupaten Bandung masih terbuka lebar. Selain
kualitas kopi yang bagus dan diperhitungkan, banyak kecamatan di Kabupaten Bandung
yang cocok untuk ditanami kopi. Upaya pemerintah untuk mendorong pengembangan kopi
dinilai belum maksimal. Sehingga, peluang yang ada belum ditangkap secara maksimal.
Anggota Koperasi Sunda Hejo Rancamanyar, Kabupaten Bandung, Egi Maya Kurnia,
mengatakan, peluang ekspor kopi ke Amerika serikat dan Eropa, hingga saat ini masih
terbuka luas. Bahkan, peluang ekspor kopi mencapai 500 hingga 1000 ton per bulannya.
Khusus untuk Jabar, peluang pemasaran kopi single origin menjadi kesempatan yang saat
baik untuk memposisikan agribisnis kopi spesialty menjadi kegiatan unggulan dalam
pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan devisa dan
perbaikan lingkungan hidup. Bagi masyarakat perkebunan, adanya peluang tersebut telah
mendorong motivasi dan motif untuk membangun agribisnis kopi di masing-masing wilayah,
namun masih adanya tantangan berupa penguatan posisi tawar, sistem permodalan yang

belum terbentuk dan mekanisme pasar yang belum tertata menjadi permasalahan dan
hambatan dalam pengembangan kopi spesialty
TANTANGAN Potensi Pasar Kopi Domestik Pasar kopi domestik terus mengalami
peningkatan seiring dengan meningkatnya pendapatan perkapita individu di Indonesia dan
juga dengan trend gaya hidup (life style) dimana bermunculan coffee shop yang menjamur
di mana-mana yang salah satu motornya adalah Starbucks. Berikut ini adalah tabel dari
peningkatan konsumsi kopi per kapita dari tahun 2010 sampai 2014 dengan prediksi sampai
tahun 2016. Konsumsi Kopi Indonesia Dapat dilihat bahwa sejalan dengan bertambahnya
jumlah penduduk di Indonesia dari 237 juta di tahun 2010 menjadi diperkirakan 260 juta di
tahun 2016, meningkat juga kebutuhan dalam negeri dari 190 juta Kg di tahun 2010 menjadi
diperkirakan akan mencapai 400 juta di tahun 2016. Selain meningkat dalam kebutuhan
dalam negeri secara aggregate, konsumsi kopi per kapita juga meningkat dengan
meningkatnya pendapatan per kapita dan bertumbuhnya industri olahan kopi dan
menjamurnya coffee shop dimana-mana. Pada tahun 2010 konsumsi kopi per kapita per
tahun adalah 0.80, di tahun 2016 diperkirakan konsumsi kopi perkapita pertahun adalah
1.54.

Jumlah industri pengolahan kopi di Indonesia juga terus bertambah dari tahun ke tahun
sebagaimana yang terlihat dalam tabel di bawah ini: Pada tahun 2007 ada 77 perusahaan
pengolahan kopi. Pada tahun 2012 sudah ada 84 industri pengolahan kopi di Indonesia.
Industri pengolahan kopi di Indonesia sangat mendorong terjadinya pertumbuhan konsumsi
kopi di dalam negeri. Beberapa industri pengolahan kopi berskala besar sudah memakai
kopi dalam negeri bahkan di café-café juga sudah menjual nama seperti pada:     

PT. Kapal Api Group: Kopi Kapal Api, Kopi ABC, dll PT. Mayora: Torabika PT. Nestle: Nescafe
PT. Wings Food: Top Coffee PT. Sari Indofood: Indocafe

Berbagai produk kopi olahan di Indonesia di antaranya adalah kopi bubuk, kopi instan, white
coffee, kopi 3 in 1, kopi 2 in 1, brown coffee, kopi racik, kopi dengan berbagai rasa. Industri
pengolahan kopi kelas menengah dan home industry juga tumbuh di beberapa daerah dan di
sentra produksi kopi di Indonesia seperti di Gayo, Lampung, Palembang, Medan, Aceh,
Surbaya, Jakarta dan Bali. Bertambahnya industri pengolahan kopi dibarengi juga dengan
bermunculannya coffee shops di kota-kota di seluruh Indonesia.

POTENSI JAWA BARAT Kopi robusta berasal dari kata ‘robust’ yang artinya kuat, sesuai
dengan gambaran postur (body) atau tingkat kekentalannya yang kuat. Kopi robusta bukan
merupakan spesies karena jenis ini turunan dari spesies Coffea canephora. Robusta dapat
tumbuh di dataran rendah, namun lokasi paling baik untuk membudidayakan tanaman ini
pada ketinggian 400-800 meter dpl. Suhu optimal bagi perkembangan kopi robusta berkisar
24-30oC dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun Kopi robusta sangat cocok ditanam
di daerah tropis yang basah. Dengan budidaya intensif akan mulai berbuah pada umur 2,5
tahun. Agar berbuah dengan baik, tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam
setahun dengan beberapa kali turun hujan. Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang
gembur dan kaya bahan organik. Tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman ini
5,5-6,5. Kopi robusta dianjurkan dibudidayakan dibawah naungan pohon lain.

Karaktersitik tanaman Cabang reproduksi atau wiwilan pada kopi robusta tumbuh tegak
lurus. Buah kopi dihasilkan dari cabang primer yang tumbuh mendatar. Cabang primer ini
cukup lentur sehingga membentuk tajuk seperti payung. Bentuk daun membulat seperti telur
dengan ujung daun runcing hingga tumpul. Daun-daunnya tumbuh pada batang, cabang dan
ranting. Pada batang dan cabang tumbuhnya tegak lurus dengan susunan daun berselang-
seling. Sedangkan pada ranting dan cabang-cabang mendatar pasangan daun tumbuh pada
bidang yang sama. Robusta lebih relatif tahan terhadap penyakit karat daun. Tanaman kopi
robusta sudah mulai berbunga pada umur 2 tahun. Bunga tumbuh pada ketiak cabang
primer. Setiap ketiak terdapat 3-4 kelompok bunga. Bunga biasanya mekar diawal musim
kemarau. Berbeda dengan arabika, bunga kopi robusta melakukan penyerbukan secara
silang. Buah yang masih muda berwarna hijau, setelah masak berubah menjadi merah.
Meski telah matang penuh, buah kopi robusta menempel dengan kuat pada tangkainya.
Jangka waktu dari mulai berbunga hingga buah siap panen berkisar 1011 bulan. Tanaman
kopi robusta memiliki perakaran yang dangkal. Oleh karena itu membutuhkan tanah yang
subur dan kaya kandungan organik. Tanaman ini juga cukup sensitif terhadap kekeringan.
Terdapat paradoks dalam perkembangan perdagangan kopi robusta. Pada tahun 1950-an
ketika pertamakali diperdagangkan di bursa London, tingkat harganya relatif sama dengan
arabika. Saat itu proporsi pangsa pasar kopi robusta 25-30% dan arabika 70-75%. Keadaan
mulai berubah ketika terjadi kenaikan produksi kopi robusta. Saat ini dimana pangsa
pasarnya naik diatas 30%, harganya anjlok dibawah arabika hingga hampir setengahnya.
Tentu saja ini sangat mengkhawati

ANALISIS USAHA PERENCANAAN USAHATANI KOPI ROBUSTA

Penyusunan Rencana dan Metode yang akan digunakan.

Dalam perencanaan usaha tani

Tanaman kopi Robusta yang akan

Dilaksanakan sebagai berikut :


Penanaman kopi Robusta akan di tanam pada lahan semi marjinal seluas 1 Htr, secara
Poliklonal menggunakan klon BP 42, BP 358 dan SA 237 dengan tanaman clereside sebagai
tanaman pelindung. Jarak tanam kopi yang digunakan adalah 2 x 3 m dengan populasi 1
666 batang, persediaan sulaman untuk kematiaan benih adalah 10% dri jumlah populasi
yaitu 166 batang. Dalam perencanaan ini untuk menunjang kegiatan nantinya tidak terlepas
dari alat pertanian pokok yang harus disiapkan sebagai tahapan awal kegiatan.

Alat pertanian yang wajib disiapkan adalah sebagai berikut: a) Cangkul sebanyak 2 buah b)
Parang sebanyak 2 buah c) Handspryer 1 buah dan d) Grobak sorong 1 buah Metode
penanaman kopi dilaksanakan pada awal musim penghujan yaitu kisaran bulan
September/Oktober. Tahapan penanaman dimulai dari:

( a) Pembukaan lahan Pembukaan lahan dilaksanakan pada awal maret (6 bulan sebelum
jadwal tanamm).

(b) Penentuan titik tanam tanaman kopi (pemancanagan) Penentuan titik tanam dilakukan
setelah kondisi lahan dalam keadaan bersih, sesuai dengan jarak tanam yaitu 2 x 3 m.

(c) Pembuatan lubang tanam Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm untuk
memperkecil biaya pembuatan lubang, yang seharusnya lubang tanam anjuran adalah 60 x
60 x 60 cm.

(d) Penanaman pohon pelindung clereside Penanaman pohon pelindung di tanam dengan
pola diantara tanaman kopi, dengan jumlah populasi 75% darai tanaman kopi yaitu sekitar 1
250 batang.

(e)Penanaman Penanaman akan dilaksanakan Setelah pohon pelindung diperkirakan sudah


dapat melindungi tanaman kopi. Sebelum menanam diberikan pupuk dasar berupa pupuk
kandang 5 kg/lubang sebagai pupuk dasar 1 minggu sebelum penanaman. Benih diperoleh
dari penangkar benih setempat.

f) Penyulaman Penyulaman dilakukan setelah 1 bulan penanaman, dimana tanaman mati


sudah kelihatan
g) Pemeliharaan Pemeliharaaan yang di lakukan adalah pembubunan yang di lakukan 1 kali
dalam setahun. Pengendalian gulma di lakukan dengan penyemprotan herbisida 1 kali
dalam setahun , pengendalian hama dan penyakit di sesuaikan kebutuhan lapangan, serta
pembentukan cabang pada umur tanaman 3 tahun.

H) Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah NPK dengan dosis anjuran sebelum tanaman
menghasilkan yaitu 100 kg Urea, 50 kg TSP dan 50 kg KCL. Pemupukan di lakukan 2 kali
dalam 1 tahun, pemupukan pertama bersamaan dengan pembumbunan sedangkan
pemupukan kedua disetiap tahun nya dengan sistim lubang 3 titik di sekitar pohon. Dosis
pemupukan setelah tanam menghasilkan adalah 2 kali lipat dari sebelum menghasilkan.

(i) Kopi akan berbuah setelah berummur 4 tahun dengan masa produktif pada umumnya 15
tahun. Penanganan pasca panen akan dilaksanakan dengan pengolahan basah agar kualita
biji kopi bermutu dan bernilai jual tinggi. Dari tahapan perencanaan tersebut, selain dari
pembukaan dan persiapan lahan yang dilaksanakan dengan sistim borongan, pelaksanaan
metode/teknik budidaya lainya akan digunakan sistim penggunaan upah tenaga kerja dalam
HOK.

Pengujian Rencana Usahatani

Penguji rencana ini berkaitan dengan sumberdaya yang diminta dan apakah konsisten
dengan kendala-kendala sumberdaya yang ada dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
seperti institusional, kelembagaan, sosial dan kebudayaan. Dalam rencana yang tersususn
pada perencanaan usaha ini, maka dapat diperkirakan kendala-kendala yang akan muncul
yaitu:

a. Kondisi geografis Kondisi geografis lokasi usaha dengan ketinggian tempat 100 dpl
dengan ikolim panas berkemungkinan akan berdampak bagi produksi yang akan
dihasilkan, bila pemeliharaaan tanaman pelindung kurang diperhatikan.

b. Keterbatasan modal pelaku menjelang panen Dapat dilihat bahwa dalam melakukan
usaha tani kopi robusta, modal yang dibutuhkan sebagai biaya awal untuk sarana
produksi begitu besar, maka di hawatirkan teknologi budidaya tidak menerapkan
GAP (good agriculture practis) atau cara budidaya yang baik dan benar,sehingga
terjadi penekanan biaya produksi yang berdampak pada hasil produksi nantinya.
c. Keterbatasan benih Berdasarkan perencanaan tanam secara poliklonal dengan 3
klon anjuran dimungkinkan persediaan benih pada penangkar akan terbatas.

d. Tenaga kerja Sebagai pelaku usaha tentu kita menginginkan tenaga kerja yang
profesional. Dalam pemilihan dan penggunaan tenaga kerja ini tentu akan
menimbulkan kecemburuan di masyarakat, sebagaimana diketahui bahwa
ketersediaan tenaga kerja begitu banyak.

1. Mengevaluasi Rencana dan Menyusun Urutan-urutan Alternatif Pada tahapan


evaluasi ini akan digunakan evaluasi standar keuntungan bersih dimana akan
dihitung biaya yang dikeluarkan sampai panen perdana, kemudiaan
menentukan prediksi harga produk. Dari perhitungan tersebut maka akan

Dapat ditentukan prediksi keuntungan yang akan diperoleh oleh petanai. Untuk mengetahui
hal tersebut maka diperlukan analisis pembiayaan berdasarkan urutanurutan sesuai
perencanaan. Analisis pembiayaan usaha tani disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Analisa
pembiayaan usaha tani kopi Robuska sampai menghasilkan (4Thn) NO

URAIAN BIAYA KEGIATAN

1A 1

VOLUME

HARGA
SATUAN

SATUAN(RP)

JUMLAH BIAYA

Sarana produksi Grobak sorong

350 000

700 000

Handsprayer

300 000
600 000

Cangkul

70 000

140 000

Parang/Sabit

50 000

100 000

Benih tanam

1 666 Btg

7000

11 662 000

Benih sulaman
166 Btg

7000

1 162 000

Stek cleresede

1 250 stek

500

Pancang

666 500

625 000 833 000

Buah 4

Pupuk dasar

1.pupuk kandang
5,5 ton

250

1 250 000

2.pupuk Urea

400 kg

2500

1 000 000

3.pupuk TSP

200 kg

3500

700 000

4.pupuk KCL

200 kg

4000
800 000

Insektisida dan sejenisnya

2 ltr

100 000

200 000

Herbisida

10 ltr

60 000

600 000

Total biaya sarana produksi B 1

20 872 000

Tenaga kerja Pembukaan

&

Persiapan Borongan
1 000 000

1 000 000

Lahan 2

Pemancangan

4 H0K

50 000

200 000

Pembuatan lubang tanam

20 HOK

50 000

1 000 000

Penanaman pohon pelindung


4 HOK

50 000

200 000

Penanaman kopi

10 HOK

50 000

500 000

Penyulaman

1 HOK

50 000

50 000

7
Pembumbunan & pemupukan 40 HOK

50 000

2 000 000

18

Pemupukan 2

20 HOK

50 000

1 000 000

Penyemprotan gulma

8 HOK

50 000

400 000

10
Pengendalian hama penyakit

8 HOK

50 000

400 000

11

Pembentukan cabang

2 HOK

50 000

100 000

12

Panen dan Pasca panen

20 HOK

50 000

1 000 000
Total biaya tenaga kerja

7 850 000

Total biaya keseluruhan = 20 872 000+ 7 850 000

28 722 000

Dari tabel analisis diatas dapat dilihat bahwa untuk melaksanakan usaha tanaman kopi di
butuhkan biaya Rp28722 000,- untuk 1 htr lahan, bila prediksi produktifitas rata-rata 1
ton/hektar

Dengan harga

Prediksi 20 000/kg dari

Rekomendasi 2 ton/hektar maka dapat ditentukan: 1)

Pendapatan petani di tahun pertama setelah berproduksi hanya Rp 20 000

000,artinya pada tahun ini modal awal petani belum kembali 2)

Keuntungan rata-rata petani/tahun di tahun berikutnya,dapat di lihat pada

Tabel 2. Tabel 2. Tabel analisis keuntungan rata-rata petani/tahun NO

URAIAN BIAYA KEGIATAN


1A4

VOLUME

HARGA

SATUAN

SATUAN(RP)

Sarana produksi 1.pupuk Urea

200 kg

2500
2.pupuk TSP

100 kg

3500

350 000

3.pupuk KCL

100 kg

4000

400 000

Insektisida dan sejenisnya

2 ltr

100 000

200 000

Herbisida

2 ltr
60 000

120 000

Total biaya sarana produksi B

JUMLAH BIAYA

500 000

1 570 000

Tenaga kerja Pembumbunan & pemupukan 10 HOK

50 000

500 000

50 000

250 000

12

Pemupukan 2

5 HOK
3

Penyemprotan gulma

2 HOK

50 000

100 000

Pengendalian hama penyakit

4 HOK

50 000

200 000

Pemeliharan cabang

4 HOK

50 000
200 000

Panen dan Pasca panen

20 HOK

50 000

1 000 000

Total biaya tenaga kerja C

2 250 000

Biaya marginal(tak terduga) 20 % x 1 570 000 + 2 250 000

764 000

Total biaya keseluruhan = 1 570 000+2 250 000 + 764 000

4 584 000

Penerimaan petani = 1000 kg x 20 000

20 000 000
Keuntungan = 20 000 000 – 4 584 000

15 416 000

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa keuntungan yang akan diperoleh petani/tahun
adalah Rp 15 416 000 3) Petani dapat mengembalikan modal awal pada tahun ke dua
setelah tanaman tanaman menghasilkan.

Kesimpulan Dari uraian perencanaaan usaha tani di atas maka dapat di tarik kesimpulan 1.
Perencanaan usaha tani dimulai dari penyusunan rencana secara terperinci, pengujian
perencanaan untuk mengetahui kendala-kendala yang akan dihadapi dan evaluasi
perencanaan guna pelaksanaan sesuai urutan alternatif sesuai standar. 2. Modal usaha
dalam budidaya kopi robusta sesuai dengan perencanaanhampir mencapai kisaran Rp 29
juta/hektar 3. Bila dilihat dari pendapatan/keuntungan yang diperoleh dari perencanaan
tersebut, maka usaha tani kopi robusta secara poliklonal layak untuk dilaksanakan.

Saran Dalam pembuatan perencanaan usaha tani, perhitungan biaya sebaiknya di sesuaikan
dengan situasi ekonomi tempat usaha tani akan dijalankan

Anda mungkin juga menyukai