Anda di halaman 1dari 10

EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736

Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan


Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL KAWANGKOAN


DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH
(Studi Di Kec. Kawangkoan Kab. Minahasa)

Romario Vernando Rompas1


Ronny Gosal2
Gustaf Undap3

Abstrak
Efektivitas Pengelolaan pasar tradisional kawangkoan dimaksudkan untuk melihat
seberapa efektiv pengelolaan pasar tradisional kawangkoan dalam melakukan
pengambilan retribusi dalam menujang pendapatan asli daerah. Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu peneliti adalah
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tringulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi. Informan penelitian ini dipilih secara
purposive sampling yaitu sifatnya sementara, snowball, sesuai kebutuhan, dan dipilih
sampai jenuh. Dengan demikian, jumlah informan dapat berubah sesuai dengan
kondisi di lapangan. Dalam penelitian ini tidak ada sampel acak, tetapi sampel
bertujuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu wawancara,
observasi dan library research. Indikator penelitian ini menggunakan teori mardiasmo
(2009;20) yaitu hasil, keadilan, daya guna ekonomi dan kemampuan melaksanakan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan terhadap Pasar Tradisional
kawangkoan dalam menunjang Pendapatan Asli Daerah sudah efekti

Kata Kunci : Efektivitas, Pengelolaan, Pasar Tradisional.

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat
2
Ketua Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
3
Sekretaris Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pendahuluan Menteri Dalam Negeri Republik


Pasar adalah tempat dimana calon Indonesia Nomor 20 Tahun 2012
pembeli dan penjual melakukan tentang Pengelolaan dan pemberdayaan
transaksi untuk memperoleh suatu Pasar tradisional pada pasal 1 ayat 1
barang dan jasa dengan sejumlah menyebutkan bahwa Pengelolaan Pasar
pengorbanan. Transaksi dapat terjadi tradisional adalah penataan Pasar
karena permintaan barang atau jasa oleh tradisional yang meliputi perencanaan,
konsumen dan penawaran berupa pelaksanaan dan pengendalian Pasar
barang atau jasa yang ditawarkan oleh tradisional. Pengelolaan dapat
produsen atau distributor yang saling disamakan dengan manajemen, yang
bertemu. Peran Pasar yaitu untuk secara garis besar memiliki fungsi yaitu
menunjang pembangunan melakukan perencanaan,
perekonomian suatu daerah sehingga pengorganisasian, pelaksanaan, dan
keberadaan Pasar harus mendapat pengawasan. Apabila fungsi-fungsi
perhatian khusus oleh pemerintah tersebut diterapkan dan dilaksanakan
daerah setempat. Dalam hal ini yang dengan baik dan sesuai dengan
dimaksud adalah Pasar tradisional. prosedur, tentunya pengelolaan Pasar
Pasar tradisional merupakan sektor tradisional akan efektif.
perdagangan yang memiliki ciri khas Pasar tradisional sebagai salah satu
tersendiri yaitu adanya pola interaksi sumber Pendapatan Aslih Daerah
antara penjual dan pembeli saat tawar melalui retribusi yang dipungut dari
menawar barang dagangan, tidak hanya para pedagang. Peraturan Daerah
sebagai tempat aktivitas penjual dan Kabupaten Minahasa No. 1 Tahun 2012
pembeli malainkan juga sebagai tempat tentang Retribusi daerah menyatakan
berkumpulnya berbagai suku dan bahwa Retribusi Daerah yang
agama, dalam perkembangannya Pasar selanjutnya disebut Retribusi adalah
tradisional juga sebagai media wisata pungutan daearah sebagai pembayaran
belanja, edukasi, serta meningkatkan atas jasa atau pemberian izin tertentu
pendapatan pedagang mikro atau yang khusus disediakan dan/atau
terhadap pihak penggerak ekonomi diberikan oleh Pemerintah Daerah
kerakyatan. Pasar tradisional memegang untuk kepentingan Orang pribadi atau
peran penting dalam perkembangan di Badan. Sehingga kebijakan yang
bidang perekonomian Indonesia, tetapi dikeluarkan oleh Pimpinan Daerah
telah terbentuk citra sebagai tempat (Bupati/ Walikota) dan Pejabat Daerah
belanja yang kumuh, jorok, di tingkat bawahnya (Kepala SKPD)
infrastruktur tidak nyaman dan tidak lebih menekankan pada hal-hal yang
memadai yang menjadi faktor berkaitan dengan optimalisasi
menurunnya daya saing dengan tempat pemungutan Retribusi Pasar, seperti
perbelanjaan lainnya seperti mal, dan Pengaturan Pemungutan dan Penyetoran
minimarket yang mempunyai kualitas Retribusi serta Administrasi Keuangan
kenyamanan bagi pengunjungnya. (pembukuan). Retribusi semata
Namun perkembangan Pasar modern penekanan pada pembinaan Pasar
bukan penyebab utama redupnya Pasar termasuk didalamnya pembinaan para
tradisional tetapi karena tidak efektifnya pengelola Pasar dan pedagang Pasar.
pengelolaan Pasar tradisional. Peraturan Pengelola Pasar adalah Kepala Pasar

2
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

dan Pelaksana Pasar. Selain itu dalam mengalokasikannya harus efektif.


kenyaman dan keamanan dalam Pasar Tetapi sesuai pengamatan, belum
tentunya harus tercipta dan terjaga efektif. Selain itu, Pasar diusahakan
sehingga Pasar menjadi ramai, bukan sedemikian rupa agar dapat menampung
hanya konsumen tetapi ramai akan pedagang dalam jumlah banyak,
pedagang. Berdasarkan dengan hal termasuk mengisi sebagian tempat-
tersebut di Pasar Tradisional tempat kosong seperti lorong-lorong
Kawangkoan masih terdapat hal-hal Pasar yang seharusnya dapat dijadikan
yang menyeleweng dari Pasar yang tempat untuk membuka lapak tetapi
seharusnya. Pasar Tradisional dibiarkan kosong tanpa pedagang. Hal
Kawangkoan merupakan Pasar tersebut seharusnya diperhatikan oleh
tradisional sebagai Pasar induk di Kepala Pasar dan Aparat pengelolah
Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Pasar Tradisional Kawangkoan tanpa
Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia, mengabaikan pemetaan lokasi pedagang
tepatnya terletak di antara 2 kelurahan yang sesuai. Dan tentunya peran
yaitu uner dan kinali, memiliki luas pemerintah daerah dalam hal ini Kepala
wilayah yaitu dengan panjang 110 Pasar Kecamatan Kawangkoan
meter dan lebar 90 meter. Pasar diharapkan mampu
tersebut juga memiliki 89 kios, lapak mengoptimalisasikan segala Pendapatan
268 dan 178 pelataran. Pedagang Pasar di Pasar kawangkoan demi menunjang
mayoritas 70% berasal dri kawangkoan Pendapatan Asli Daerah. Dari
30% dari luar kawangkoan. Sebagai pengamatan tersebut berarti efektifitas
Pasar induk tentunya harus pengelolaan Pasar Tradisional
menciptakansnya suasana nyaman dan Kawangkoan belum tercapai.
aman. Dalam mengoptimalisasikan
pemungutan retribusi Pasar yang Tinjauan Pustaka
merupakan kebijakan pemerintah Menurut Kamus Besar Bahasa
daerah tetapi ditemukan pada Pasar Indonesia kata efektivitas berasal dari
Kawangkoan masih banyak kejanggalan kata efektif yang artinya berhasil guna.
dan juga masih terdapat pengeluhan Dari segi etimologi, Kata efektif yang
mengenai keadaan Pasar. kita pakai di Indonesia merupakan
Sesuai dengan hal tersebut, pada padanan kata dari bahasa Inggris yaitu
pengamatan masih ada beberapa dari kata “effective”. Arti dari kata ini
bangunan Pasar yang sudah tua yang yakni berhasil atau sesuatu yang
semestinya sudah perlu di renovasi dilakukan berhasil dengan baik.
namun ada juga bangunan yang sudah Sehubungan dengan hal tersebut dalam
direnovasi tetapi belum di pergunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
secara maksimal. Selain itu ada oknum efektifitas mempunyai beberapa
pegawai Pasar yang menagih uang pengertian yaitu, akibatnya, pengaruh
retribusi di luar wilayah penagihan yang dan kesan, manjur, dapat membawa
telah ditetapkan. Kepala Pasar dituntut hasil. Dalam kamus kamus Ilmiah
untuk mencapai target yang ditentukan Populer, efektivitas adalah ketepat
pemerintah daerah yaitu Rp.21.000.000 gunaan, hasil guna, menunjang tujuan.
per-bulan. Jika yang didapat melebihi Pengertian kamus sebagaimana yang
target tentunya fungsi kepala Pasar dimaksud di atas artinya selalu sama

3
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

dari waktu ke waktu. Namun tidak bertanggung jawab atas pekerjaan


demikian dengan pengertian sesuatu tertentu. Pengelolaan pada dasarnya
kata dalam teori-teori tertentu. Dalam adalah pengendalian dan pemanfaatan
bahasan ini, yakni kata efektivitas. Kata semua sumber daya yang menurut suatu
efektivitas memiliki pengertian yang perencanaan diperlukan untuk atau
beragam bila ditempatkan dalam teori penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu.
efektivitas. Kata Pengelolaan dapat disamakan
Efektivitas dapat diartikan ukuran dengan manajemen, yang berarti pula
keberhasilan mencapai tujuan pengaturan atau pengurusan (Suharsimi
organisasi. Suatu organisasi dikatakan dan Arikunto, 2005,17). Adapun
efektif bila orgnaisasi itu mencapai menurut George R. Terry, pengelolaan
tujuan dalam organisasi tersebut. Dalam adalah pemanfaatan sumber daya
hal ini, efektivitas sebagai tingkat manusia ataupun sumber daya lainnya
pencapaian organisasi dalam jangka yang dapat diwujudkan dalam kegiatan
pendek dan jangka panjang. Organisasi perencanaan, pengorganisasian,
itu efektif bila memenuhi kepuasan pengarahan dan pengawasan untuk
pelanggan, mencapai visi organisasi, mencapai suatu tujuan tertentu.
pemenuhan aspirasi, menghasilkan Pasar adalah tempat dimana calon
keuntungan bagi organisasi, pembeli dan penjual melakukan
pengembangan sumber daya manusia transaksi untuk memperoleh suatu
organisasi, dan aspirasi yang dimiliki, barang dan jasa dengan sejumlah
serta memberikan dampak positif bagi pengorbanan. Transaksi dapat terjadi
masyarakat di luar organisasi karena permintaan barang atau jasa oleh
(Muasaroh. 2010;13). Efektivitas juga konsumen dan penawaran berupa
dapat didefinisikan dengan empat hal barang atau jasa yang ditawarkan oleh
yang menggambarkan tentang produsen atau distributor saling
efektivitas, yaitu: (1) mengerjakan hal- bertemu. Menurut Koentjaraningrat
hal yang benar, di mana sesuai dengan dalam Siwarni (2009;8) pengertian
yang seharusnya diselesaikan sesuai Pasar adalah pranata yang mengatur
dengan rencana dan aturannya. (2) komunikasi dan interaksi antara penjual
mencapai tingkat di atas pesaing, di dan pembeli yang bertujuan untuk
mana mampu menjadi yang terbaik mengadakan transaksi pertukaran
dengan lawan yang lain sebagai yang benda-benda, jasa ekonomi dan uang,
terbaik. (3) membawa hasil, di mana dan tempat hasil transaksi yang dapat
apa yang telah dikerjakan mampu disampaikan pada waktu yang akan
memberikan hasil yang bermanfaat. (4) datang berdasarkan harga yang
menangani tantangan masa depan ditetapkan. Atau dapat dikatakan bahwa
(Muasaroh. 2010;13). Pasar adalah tempat untuk kegiatan jual
Pengelolaan berasal dari kata kelola, beli dengan alat pertukaran (uang).
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengertian diatas merupakan
Kontemporer karangan Peter Salim dan pengertian Pasar secara sederhana
Yenny Salim (2002;15) berarti karena definisi Pasar selalu dibatasi
memimpin, mengendalikan, mengatur, oleh anggapan yang menyatakan antara
dan mengusahakan supaya lebih baik, pembeli dan pejual harus bertemu
lebih maju dan sebagianya serta secara langsung untuk mengadakan

4
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

interaksi jual beli. Namun, pengertian penelitian yang digunakan untuk


tersebut tidaklah sebatas itu karena meneliti pada kondisi objek alamiah
seiring kemajuan teknologi, internet, dimana peneliti adalah instrument
atau malah hanya dengan surat. Pembeli kunci, teknik pengumpulan data
dan penjual tidak bertemu secara dilakukan dengan cara tringulasi
langsung, mereka dapat saja berada di (gabungan), analisis data bersifat
tempat yang berbeda atau berjauhan. induktif dan hasil penelitian kualitatif
Artinya, dalam proses pembentukan lebih menekankan makna dari pada
Pasar, hanya dibutuhkan adanya generalisasi.
penjual, pembeli, dan barang yang Penelitian ini berfokus pada
diperjualbelikan serta adanya Efektivitas Pengelolaan Pasar
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Tradisional Kawangkoan dalam
Menurut Dr. Muhammad Fauzan menunjang Pendapatan Aslih Daerah di
(2006:235) Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Minahasa. Dalam penelitian
adalah sebagai sumber pembiayaan ini digunakan Indikator efektifitas yang
pemerintah daerah, PAD dapat dikemukakan oleh Mardiasmo
dihasilkan melalui beberapa sumber (2009;20) yaitu :
penerimaan terdiri dari hasil pajak Hasil, Keadilan, Daya Guna Ekonomi,
daerah, hasil retribusi daerah, hasil Kemampuan Melaksanakan
perusahaan milik dan hasil pengelolaan Informan dalam penelitian ini adalah
kekayaan daerah lainnya yang orang-orang yang berpotensi
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan memberikan informasi tentang
asli daerah yang sah. Adapun Efektivitas pengelolaan Pasar
berdasarkan ketentuann perundang- tradisional kawanangkoan dalam
undangan yang berlaku, yang tertuang menunjang pendapatan aslih daerah.
dalam pasal 1 butir 13 undang-undang Dengan penelitian kualitatif informan
no 17 tahun 2003 tentang keuangan penelitian dipilih secara “Purposive”
Negara, Pendapatan asli daerah adalah berkaitan dengan tujuan tertentu.
hak pemerintah daerah yang di akui Teknik purposive sampling menurut
sebagai penambah nilai kekayaan yang Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2012;25)
bersih. Pasal 1 butir 15 Undang-undang memiliki ciri-ciri khusus, yaitu sifatnya
Nomor 23 tahun 2014 tentang sementara, snowball, sesuai kebutuhan,
Pemerintahan Daerah yang di maksud dan dipilih sampai jenuh. Dengan
dengan Pendapatan Daerah adalah demikian, jumlah informan dapat
semua hak daerah yang diakui berubah sesuai dengan kondisi di
sebagaimana penambahan nilai lapamgam. Dalam penelitian ini tidak
kekayaan bersih dalam priode tahun ada sampel acak, tetapi sampel
anggaran yang bersangkutan. bertujuan. Berdasarkan hal tersebut di
atas maka dapat ditentukan informan
Metode Penelitian dalam penelitian ini adalah: kepala
Dalam penelitian ini, Peneliti dinas perdagangan (Bpk. Mody
menggunakan pendekatan kualitatif Lontaan, S.Sos), Kepala Pasar
dengan jenis penelitian deskriptif. tradisional kawangkoan (Bpk. Jonly
Menurut Prof, Sugiyono (2012;39) Rori), Pegawai Pasar tradisional
penelitian kualitatif, yaitu jenis kawangkoan (Bpk. Ferry B. Rompas),

5
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pedagang Pasar tradisional kawangkoan “PAD tidak bisa digunakan langsung,


(Ibu. Jelly), Masyarakat pembeli (Ibu. dan yang over target disetorkan
Meike M, Bpk. Tenry dan Bpk. Jelly) langsung ke Kas Daerah.
Keadilan yang dilakukan terhadap
Hasil Penelitian Pasar Tradisional Kawangkoan pastinya
Hasil merupakan pencapaian secara akan mempengaruhi hasil. Keadilan
kuantitas dan kualitas terhadap suatu yang dimaksud menyangkut pada
usaha dan permasalahan. Hasil Pegawai dan juga para Pedagang.
pendapatan asli daerah di Pasar Informan (Kepala Bidang Pasar
Tradisional Kawangkoan sudah Kabupaten Minahasa) menyatakan:
mencapai target yang ditentukan oleh “sangsi yang diberikan kepada Kepala
Dinas Perdagangan. Sesuai Informan Pasar ada berjenjang berupa teguran
(Kepala Bidang Pasar Kabupaten apabila yang bersangkutan tidak
Minahasa) mengatakan: “target yang mencapai target yang telah ditetapkan
diberikan Dinas untuk Pasar tradisional karena pada awal tahun biasanya
Kawangkoan sudah off the record yaitu seluruh Kepala Pasar membuat
sudah melebihi dari target yang Kesepakatan yang ditandatangani oleh
diberikan. Adapun target yang diberikan Kepala Pasar dalam hal ini target yang
yaitu Rp.21.000.000 per bulan.” Dalam harus dicapai. Dan jika Kepala Pasar
pemungutan retribusi dikatakan bahwa hanya mencapai 90% masih dimaklumi,
Pasar tradisional kawangkoan sudah tetapi alangka baik harus mencapai
mencapai target tanpa diketahui berapa 100%, sehingga tidak mempengaruhi
sebenarnya target yang seharusnya yang realisasi penetapan dari APBD, karena
perlu dicapai oleh Pasar tradisional kalau setiap Pasar ada kekurangan 5%
kawangkoan dikarenakan untuk berarti target yang ditetapkan dari
menjaga pengalokasian kelebihan APBD terhadap Dinas Perdagangan
pendapatan retribusi yang akan didapat tidak capai”. Berdasarkan pernyataan
dan juga tentunya untuk tersebut sanksi yang diberikan kepada
memaksimalkan pemungutan retribusi. Kepala Pasar tentunya baik adanya,
Pemungutan retribusi yang dilakukan karena disesuaikan dengan besar kecil
oleh Pelaksana Penagihan berdasarkan suatu masalah yang terjadi.
peraturan perundang-undangan yaitu Pada pelaksanaan pemungutan
harus melalui karcis yang akan di retribusi kepada pedagang, dipungut
berikan kepada para pedagang. Karcis berdasarkan klasifikasi pedagang yang
yang harus dibagikan harus sesuai terdiri dari pedagang kecil, pedagang
dengan gambar tersebut karena Karcis menengah dan pedagang besar.
yang akan dibagikan kepada para Informan (Kepala Pasar Tradisional
pedangan untuk pemungutan retribusi Kawangkoan) mengatakan:
langsung dari Dinas Perdagangan. Pada “pemungutan retribusi kepada para
Dinas Perdagangan, apabila terjadi pedagang disesuaikan dengan
kelebihan penyetoran hasil pemungutan klasifikasi pedagang antara lain
retribusi tidak dialokasikan, semuanya pedagang kecil yang biasa disebut
langsung disetorkan ke Kas Daerah. pedagang pedagang pelataran ,yang
Informan (Kepala Bidang Pasar termasuk adalah pedagang yang hanya
Kabupaten Minahasa) mengatakan: menjual eceran dagangannya, biasanya

6
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

pedagang sayur-mayur dan buah- terlihat adanya keadilan yang terjadi


buahan, dengan nilai pecahan pada dalam pemungutan retribusi.
karcis 1000-2500. Dan untuk pedagang Hasil dan keadilan dapat terwujud
menengah atau biasa disebut pedagang jika adanya pendaya gunaan ekonomi
Lapak biasanya yang termasuk yang baik dan sesuai dengan porsi yang
pedagang Lapak, nilai pecahan pada berikan. Daya guna ekonomi yang
karcis 10.000-15.000 dan untuk dimaksud yaitu pengalokasian
pedagang Besar yaitu yang termasuk kelebihan pendapatan dan penempatan
pedagang Kios, nilai pecahan pada pendapatan yang didapatkan.
karcis yaitu 20.000”. Dari pernyataan Pendapatan daerah yang didapatkan
tersebut, dalam pemungutan retribusi melalui pemungutan retribusi yang
jelas terlihat keadilan. Karena dilakukan oleh pelaksana penagih.
pemungutan retribusi dipungut Namun sebelum diadakan Adapun
berdasarkan klasifikasi pedagang. proses penagihan retribusi sampai pada
Hal ini dibenarkan oleh informan (J, penyetoran ke Dinas Perdagangan
seorang pedagang Lapak) mengatakan: sebagai berikut: Pengambilan karcis di
(sudah ditranslate ke bahasa indonesi Dinas Perdagangan yang kemudian
yang baik) “saya memang pedagang diberikan kepada Kepala Pasar. Kepala
lapak yang jualan cabo. Biasanya kalau Pasar membagikan karcis kepada
ada yang menagih uang retribusi, pelaksana penagihan di pos-pos yang
mereka memberikan karcis Rp. 10.000 ada seperti pos kios, pos lapak dan pos
dan saya harus bayar sesuai karcis yang pelataran.
diberikan.” Berdasarkan hasil observasi Adanya hasil, keadilan yang terjadi
pada keadilan, penerapannya ditinjau dan pendaya gunaan ekonomi karena
menurut klasifikasi yang ada pada adanya kemampuan dalam
setiap permasalahan. Permasalahan melaksanakan. Kemampuan dalam
yang dimaksud adalah mengenai kinerja melaksanakan yang dimaksud adalah
Kepala Pasar dalam pencapaian target, kemampuan dalam melakukan
ketika tidak mencapai target tentunya pengelolan terhadap Pasar Tradisional
akan sanksi yang diberikan hanya Kawangkoan. Pemetaan dan Penataan
teguran saja, tetapi apabila setiap luas dan wilayah Pasar diwenangkan
bulannya target yang diberikan tidak langsung kepada Kepala Pasar.
dicapai, terlihat juga kinerja Kepala Pemetaan Pasar sesuai yang dikatakan
Pasar dalam mengelolah Pasar, informan (Kepala Pasar Tradisional
sehingga sanksi yang akan diberikan Kawangkoan) mengatakan: “pemetaan
bukan hanya teguran, tetapi pasti lebih dari Pasar hanya menggunakan luas
dari itu. Kemudian permasalahan yang wilayah Pasar tersebut, tetapi dari warga
dimaksud juga adalah dalam hal setempat yang bersebelahan dengan
pemungutan retribusi, pedagang yang Pasar mengijinkan untuk menggunakan
ada di Pasar tradisional beragam wilayah di depan rumah warga”.
tingkatnya, ada pedagang kecil, Adapun dalam Penataan Pasar
pedagang menengah dan pedagang Tradisional, sesuai yang dikatakan
besar. Dari perbedaan kelas pedagang informan (Kepala Bidang Pasar Dinas
telah diterapkan juga perbedaan Perdagangan Kabupaten Minahasa)
pemungutan retribusi sehingga jelas mengatakan: “kalau penataan pada

7
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

prinsipnya diberikan kewenangan lebih menekankan pada hal-hal yang


kepada Kepala Pasar untuk mengatur berkaitan dengan optimalisasi
namun banyak pembinaan yang selalu pemungutan Retribusi Pasar, seperti
dilakukan oleh pihak dinas dalam hal Pengaturan Pemungutan dan Penyetoran
ini untuk menata Pasar itu sesuai Retribusi serta Administrasi Keuangan
peruntukan. Sesuai peruntukan artinya (pembukuan). Dalam Peraturan Daerah
pedagang di los berjualan di los, (PERDA) Kabupaten Minahasa Nomor
pedagang di kios berjualan di kios, 1 tersebut, Retribusi disebut pungutan
jalan-jalan dilos harus dipergunakan daerah yang khusus disediakan oleh
untuk fasilitas jalan dan pelataran parkir Pemerintah. Selain itu, agar
untuk di manfaatkan untuk lahan parkir, pemungutan retribusi pada Pasar
sehingga penataan di Pasar itu tertata. Tradisional Kawangkoan dapat
Dan itu diberikan seutuhnya untuk mencapai target terus-menerus demi
mengatur tentunya adalah kepala Pasar menunjang Pendapatan Asli Daerah,
karena tidak mungkin selalu dinas yang Kepala Pasar Tradisional Kawangkoan
ada dilapangan, jadi diberikan tetap memperhatikan keamanan dan
kewenangan untuk menata dan kenyamanan pelaku-pelaku di Pasar
mengelolah Pasar sesuai tentunya Tradisional Kawangkoan baik Pedagang
dengan aturan yang telah diberikan.” maupun Pembeli.
Target yang diberikan oleh Dinas
Perdagangan kepada Kepala Pasar yang Kesimpulan
telah disetujui tentunya harus dicapai. 1. Pengelolaan Pasar Tradisional
Hak sebagai Kepala Pasar dalam Kawangkoan pada Hasil yaitu
mengatur dan memberikan tugas kepada Kepala Pasar Tradisional
para pegawai dibawahnya yang disebut Kawangkoan tidak pernah kalau
sebagai pelaksana penagihan harus di tidak mencapai target, selalu
fungsikan sebagaimana mestinya. mencapai target bahkan yang
Dalam menunjang Pendapatan Asli disetorkan malahan lebih dari target
Daerah, Pasar Tradisional Kawangkoan yang ditentukan. Sehingga dari segi
membentuk Pelaksana Penagih yaitu hasil, penglolaan Pasar Tradisional
untuk melaksanakan pemungutan Kawangkoan dapat dikatakan
retribusi sebagaimana Peraturan Daerah Efektif.
Kabupaten Minahasa Nomor 1 Tahun 2. Pengelolaan Pasar Tradisional
2012 tentang Retribusi daerah Kawangkoan pada Keadilan sudah
menyatakan bahwa Retribusi Daerah Efektif, dikarenakan keadilan dalam
yang selanjutnya disebut Retribusi hal pemberian sanksi dan hukuman
adalah pungutan daearah sebagai baik dari Dinas Perdagangan maupun
pembayaran atas jasa atau pemberian Kepala Pasar Tradisional
izin tertentu yang khusus disediakan Kawangkoan kepada pegawai
dan/atau diberikan oleh Pemerintah pelaksana penagih tidak semena-
Daerah untuk kepentingan Orang mena, tetapi sesuai tingkatan
pribadi atau Badan. Sehingga kebijakan kesalahan. Adapun kebijakan dari
yang dikeluarkan oleh Pimpinan Daerah Pasar dalam penagihan retribusi
(Bupati/ Walikota) dan Pejabat Daerah kepada para pedagang, disesuaikan
di tingkat bawahnya (Kepala SKPD)

8
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

menurut besar kecilnya, banyak semua pedagang, sebaiknya kembali


sedikitnya dagangan para pedagang. lagi kepada pedagang yang belum
3. Pengelolaan Pasar Tradisional memberikan retribusi.
Kawangkoan pada Daya Guna 2. Dari segi Keadilan, sudah
Ekonomi, dalam hal ini penempatan disimpulkan efektif, dikarenakan
atau pengalokasian kelebihan adanya kebijakan-kebijakan yang
pendapatan hasil retribusi pada Pasar adil. Hal ini tentu harus di
Tradisional Kawangkoan langsung pertahankan.
disetorkan kepada Bendahara Dinas 3. Dari segi Daya Guna Ekonomi,
Perdagangan Kabupaten Minahasa disimpulkan sudah efektif,
sesuai aturan. Hal ini dapat dikatakan dikarenakan sudah sesuai dengan
bahwa Pengelolaan Pasar Tradisional peraturan yang ada. Hal ini juga
Kawangkoan sudah Efektif. harus terus dipertahankan.
4. Pengelolaan Pasar Tradisional 4. Dari segi Kemapuan Melaksanakan,
Kawangkoan pada Kemampuan disimpulkan sudah efektif.
Melaksanakan, dalam hal ini yaitu Dikarenakan Kepala Pasar sudah
pemetaan dan penataan Pasar, sudah melakukan kewajiban dan tugasnya
efektif. Pemetaan sudah baik adanya dengan baik. Tentu hal ini harus
karena sudah sesuai, dan ada terus dipertahankan.
hubungan baik juga dengan warga
yang berkediaman dekat sehingga DAFTAR PUSTAKA
dapat menggunakan wilayah depan Arikunto, S. 2005. Manajemen
rumah warga setempat. Dalam hal Penelitian. Jakarta: PT. Raja
penataan yaitu pada peruntukan, Grafindo Persada.
pemakaian bangunan yang
sebelumnya dibiarkan kosong kini Halim, A. 2007. Akuntansi Sektor
sudah penuh. Publik Akuntansi keuangan daerah.
Edisi Revisi. Jakarta: Salemba
Saran Empat.
1. Dari segi Hasil, sudah baik karena Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor
disimpulkan sudah efektif. Keadaan Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
seperti ini harus terus dipertahankan. Miles, B dan Huberman, M. 2007.
Walaupun masih ada yang tidak Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
memberikan retribusi. Tetapi Buku Sumber Metode-Metode Baru.
alangkah baiknya jika semua taat UI Pres.
aturan dengan memberikan retribusi, Muasaroh. 2010. Aspek-aspek
sehingga pendapatan daerah semakin Efektifitas studi Tentang Efektifitas
bertambah. Hal yang sebaiknya Pelaksanaan Program Pelaksanaan
dilakukan adalah ketika melakukan PNPM-MP. Malang: Universitas
pemungutan retribusi, dan ada Brawijaya.
pedagang yang belum memberikan Sidik, M. 2006. Optimalisasi Pajak
retribusi dengan alasan belum ada Daerah dan Retribusi Daerah dalam
yang terjual ataupun yang terjual Rangka Meningkatkan Kemampuan
masih sedikit, dan ketika sudah Keuangan Daerah. Bandung:
selesai memungut retribusi kepada Makalah Ilmiah.

9
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

10

Anda mungkin juga menyukai