Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

Oleh :
GEVPIE ADIYULIANI
R.21.04.15.028

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1. Definisi

Anak usia sekolah menurut (Kemenkes, 2011), adalah anak-anak yang

berusia 7-12 tahun. Pada anak usia 7-12 tahun terjadi perubahan yang signifikan

terhadap perkembangan biologis, psikososial, kognitif, sosial dan spiritual.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak ditandai dengan penambahan TB

(tinggi badan), BB (berat badan), dan postur tubuh. Perkembangan kognitif

ditandai dengan anak mampu berfikir logis, mampu mengingat, berfikir imajinasi.

Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia

pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2012), sedangkan

menurut Yusuf (2011) anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun yang

sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-tugas

belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti:

membaca, menulis, dan menghitung).

Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu :

1. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun

2. Usia sekolah : 6 – 12 tahun

3. Usia remaja : 13 - 18 tahun

Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun

dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Label yang digunakan oleh orang tua


a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah

dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota

keluarga lainnya.

b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan

ceroboh dalam penampilan.

c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan

membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.

2. Label yang digunakan pendidik/guru

a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar

pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada

kehidupan dewasa dan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik

kurikuler maupu ekstrakurikuler

b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk

mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap

sampai dewasa.

3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi

a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan

diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok.

b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang

disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku.

c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan

menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak.


d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang

sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain.

2. Perkembangan Usia Sekolah (Tugas Mandiri) Masalah Anak Usia

Sekolah

a. Bahaya Fisik

1) Penyakit

a) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi

tanggung jawabnya.

b) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan

kebersihan diri.

2) Kegemukan

Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :

a) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan

kesempatan untuk keberhasilan social.

b) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak

menjadi rendah diri

3) Kecelakaan

Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap

sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi

psikologisnya sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi

rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan social.

4) Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila

muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.

5) Kesederhanaan

Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya

sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai

penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak.

b. Bahaya Psikologis

1) Bahaya Dalam Berbicara

Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-

anak usia sekolah yaitu :

a) Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah

dan menghambat komunikasi dengan orang lain.

b) Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan

membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.

c) Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan

dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan

mudah merasa bahwa ia berbeda.

d) Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan

orang lain, membual akan ditentang oleh temannya.

c. Bahaya Emosi

Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang

kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat

sehingga kurang disenangi orang lain


d. Bahaya Bermain

Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan

kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota

kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan

bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.

e. Bahaya Dalam Konsep Diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas

terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep

sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan

bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya

berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan

pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.

f. Bahaya Moral

Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku

anak-anak. :

1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau

berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak

sesuai dengan kode orang dewasa.

2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku.

3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang

sebaiknya dilakukan.

4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.


5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu

memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan.

6) Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah.

g. Bahaya Yang Menyangkut Minat

Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :

1) Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-

teman sebaya.

2) Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat

bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah.

h. Bahaya Hubungan Keluarga

Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :

1) Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran

orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak

cenderung mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya

2) Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam

melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering

mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak

3) Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan

disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan

dirumah dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis

biasanya menghasilkan hubungan keluarga yang baik.


4) Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya

lebih buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua

cenderung membenci hal itu

5) Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah

mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu

diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh

banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.

6) Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan

harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang

tuanya dengan orang tua teman-temannya.

7) Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih

kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan

saudara yang dianggap kesayangan orang tua

8) Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai

sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan

memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak.

9) Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang

tua kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas

dan perilaku yang sulit.


B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi

askep keluarga)

b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah

1) Identitas anak.

2) Riwayat kehamilan dan persalinan

3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.

4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).

5) Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan

yang telah dicapai).

6) Pemeriksaan fisik.

7) Lengkapi dengan pengkajian focus.

C. Analisa Data dan Skoring

Data Fokus Tipologi Masalah Etiologi

DS : Aktual Defisit Pengetahuan Kurang terpapar


Mengungkapkan informasi
minat dalam belajar
Tidak
Menjelaskan
menemukan
pengetahuan tentang
sumber informasi
topik
menggambarkan Tidak mendapat
pengalaman informasi
sebelumnya yang
sesuai dengan topik
DO :
Defisit
Perilaku sesuai
pengetahuan
dengan pengetahuan

DS : aktual Kesiapan Adanya masalah


Anggota keluarga peningkatan koping kesehatan
menetapkan tujuan keluarga
Adanya keinginan
untuk meningkatkan
keluarga
gaya hidup sehat
menyelasikan
Anggota keluarga
masalah
menetapkan sasaran
kesehatan
untuk meningkatkan
kesehatan Upaya
DO ; - meningkatkan
derajat kesehatan
keluarga

Kesiapan
peningkatan
koping keluarga

DS : aktual Manajemen Kompleksifitas


Mengungkapkan Kesehatan keluarga program
tidak memahami tidak efektif pengobatan
masalah yang
Keluarga sulit
diderita
untuk
Mengungkapkan
menjalankan
kesulitan
program
Menjalankan
pengobatan
perawatan yang
ditetapkan
DO :
Gejala penyakit
Keluarga tidak
anggota keluarga
melakukan
semakin memberat
program
Aktifitas keluarga
pengobatan
mengatasi masalah
tidak tepat Manajemen
kesehatan
keluarga tidak
efektif

D. Skoring Masalah
1. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d keluarga tidak
tahu penyakit

No kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

1 Sifat 3 1 Masalah ini adalah masalah yang


X1
3
Masalahh : aktual dan diketahui adanya
Tidak/Kura keluahan bahwa tidak mengetahui
ng Sehat tentang penyakit gastritis

2 Kemungkin 2 2 Masalah ini dapat dengan mudah


X2
2
an masalah diatasi dengan adanya pendidikan
dapat terjadi kesehatan tentang demam
: Dengan
Mudah

3 Potensi 3 1 Potensi masalah dapat dicegah untuk


X1
3
masalah terulang kembali tinggi karena
untuk pendidikan kesehatan yang telah
dicegah : diberikan akan meningkatkan
Tinggi pengetahuan keluarga

4 Menonjolny 1 0,5 Keluarga kerasa masalah ini tidak


X1
2
a masalah : perlu segera ditangani
Ada
masalah
tetapi tidak
perlu segera
ditangani

Total Nilai 4,5

2. Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d adanya masalaha kesehatan


d.d keluarga ingin hidup sehat

No kriteria Perhitunga Nilai Pembenaran


n

1 Sifat 2 0,6 koping keluarga yang tidak efektif


X1
3
Masalahh : akan menimbulkan derajat kesehatan
Ancaman yang kurang hal ini adalah ancaman
Kesehatan kesehatan.

2 Kemungkin 2 2 Masalah ini dapat di cegah dengan


X2
2
an masalah mudah dengan adanya peningkatan
dapat terjadi koping keluarga dengan cara
: Dengan pendidikan kesehatan
Mudah

3 Potensi 2 0,6 tingkat pendidikan orang tua yang


X1
3
masalah kurang membuat potensi masalah ini
untuk adalah cukup
dicegah :
Cukup

4 Menonjolny 1 0,5 Masalah ini ada namun keluarga


X1
2
a masalah : menganggap masalah ini tidak perlu
Ada segera untuk ditangani
Masalah
tetapi tidak
perlu segera
ditangani

Total Nilai 3,7

3. Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas


program pengobatan d.d terjadinya kekambuhan

No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

1 Sifat Masalahh : 2 0,6 Masalah kesehatan


X1
3
Ancaman yang dialami terjadi
kesehatan kekambuhan
berulang-ulang kali

2 Kemungkinan 1 1 Masalah ini hanya


X2
2
masalah dapat bisa diatasi sebagian
terjadi : Hanya karena pola
sebagian kehidupan keluarga
yang sudah terjaga

3 Potensi masalah 2 0,6 Kegiatan anak-anak


X1
3
untuk dicegah : usia sekolah dan
Cukup senang bermain
menyebabkan anak
kurang istirahat

4 Menonjolnya 1 0,5 Masalah ini ada


X1
2
masalah : ada namun keluarga
masalah tetapi merasa masalah ini
tidak perlu segera tidak perlu untuk
ditangani segeraa ditangani

Total Nilai 2,7

E. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan 1 : Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar
informasi d.d keluarga tidak tahu penyakit
2. Diagnosa Keperawatan 2 : Kesiapan peningkatan koping keluarga b.d
adanya masalaha kesehatan d.d keluarga ingin hidup sehat
3. Diagnosa Keprawatan 3 : Manajemen Kesehatan keluarga tidak
efektif b.d kompleksitas program pengobatan d.d terjadinya kekambuhan

F. Intervensi Keperawatan Keluarga

No Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional

1 Setelah dilakukan 1. Kaji Tingka 1. Mengetahui tingkat


tindakan Pengetahuan dan pengetahuan dan
Defisit
keperawatan selama penyebab penyebab kurangnya
Pengetahuan
3x24 jam diharapkan kurangnya pengetahuan akan
b.d kurang
deficit pengetahuan pengetahuan memudahkan untuk
terpapar
teratasi dengan melakukan intervensi
informasi d.d
kriteria hasil : 2. Untuk menambah
keluarga 2. Berikan media
pengetahuan dan
tidak tahu 1. Pengetahuan untuk wawasan keluarga
penyakit keluarga memperoleh 3. Pendidikan kesehatan
meningkat informasi akan meningkatkan
2. Keluarga 3. Berikan tingkat pengetahuan
memahami pendidikan keluarga
konsep penyakit kesehatan 4. Untuk
memaksimalkan
dalam pemberian
4. Kolaborasi
pendidikan kesehatan
dengan petugas
kesehatan untuk
melakukan
pendidikan
kesehatan
2 Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
tindakan masalah masalah kesehatan
Kesiapan
keperawatan selama kesehatan yang apa yang dialami oleh
peningkatan
3x24 jam diharapkan dialami keluarga keluarga
koping
keluarga siap 2. Bantu klien 2. Supaya keluarga dan
keluarga b.d
meningkatkan mengidentifikasi klien mnengetahui
adanya
mekannisme koping keuntungan dan keuntungan dan
masalaha
dengan kriteria kerugian dari kerugian dari
kesehatan d.d
hasil : penanganan. penanganan yang
keluarga igin
akan dilakukan
hidup sehat 1. Keluarga mau
diberikan 3. Berikan informasi
3. Supaya keluarga
penyuluhan aktual yang
mengetahui penyakit
kesehatan terkait diagnosis
dan terapi apa yang
2. Keluarga mau medis dan terapi
akan diberikan.
menjalani
kehidupan sesuai 4. Anjurkan klien

perilaku hidup untuk mengambil 4. Supaya klien dan


dan bersih keputusan untuk keluarga dapat
penanganan memutuskan
penanganan yang
akan diambil
3 Setelah dilakukan 1. Pertimbangkan 1. Budaya keluarga
tindakan budaya keluarga dapat memnetukan
Manajemen
keperawatan selama ketika tingkat keberhasilan
Kesehatan
3x24 jam diharapkan mempromosikan promosi kesehatan
keluarga
manajemen perawatan diri yang akan diberikan
tidak efektif
kesehatan keluarga pada penderita
b.d
menjadi efektif gastritis
kompleksitas
dengan kriterria hasil 2. Bantu keluarga
program
: dalam
pengobatan
mengidentifikasi 2. Supaya keluarga
d.d 1. Pengobatan dapat
perawatan pada mampu mengenali
terjadinya dilakukan secara
pasien gastritis perawatan pada
kekambuhan mandiri
yang belum pasien demam
2. Keluarga mampu
terpenuhi
melaksanakan
3. Anjurkan
kegiatan
keluarga untuk
pengobatan
saling memotivasi
secara rutin
antar satu dengan
3. Motivasi yang tinggi
yang lainnya
dari keluarga dapat
dalam mengatasi
menentukan
masalah
keberhasilan
kesehatan
perawatan diri,
4. Diskusikan
sehingga motivasi
perubahan gaya
dari seluruh anggota
hidup sehat yang
keluarga sangat
mungkin
diperlukan
diperlukan untuk
menceggah 4. Supaya keluarga
terjadinya dapat menerapkan
kekambuhan. gaya hidup sehat
sesuai dengan keluhan
masalah kesehatan
yang dialami
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta: PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: PPNI
Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Santrock, J. W. (2012). Masa Perkembangan Anak. Jakarta : Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai