Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“MEMBACA MENULIS PERMULAAN”

Dosen pengampu: Kartini Pekabanda, SST, Mkes

Disusun oleh:
Natalia Yohana Lay
NIM:PO5303203211198
Kelas: 1C

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan sedikit dari ilmu-Nya
Yang Maha Luas jadi kami dapat menyelesaikan tugas dengan waktu yang telah ditentukan
dan dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini digunakan sebagai salah satu referensi, petunjuk, maupun
pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, jadi kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini jadi kedepannya
dapat lebih baik.
.
Kami menyadari bahawa penuliasan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
kesempurnaan sendiri hanya milik ALLAH dan karena pengetahuan yang kami punya
sangat sedikit semoga makalah ini dapat membarikan wawasan yang lebih luas menjadi
sumbangan pemikiran untuk pembaca. Maka untuk itu kami meminta masukkannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami masa kini yang akan datang dan menunggu kritik dan
saran akhir kata kami berharap maklah ini dapat bermanfaat untuk pembaca

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Membaca Menulis Permulaan.............................................3
B. Metode Membaca Menulis Permulaan..................................................3
C. Penerapan Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan.......................8
BAB III Penutup
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Pembelajaran bahasa
Indone-
C. sia memiliki peranan
yang sangat
D. penting bukan hanya
untuk membina
E. keterampilan
komunikasi melainkan
F. juga untuk
kepentingan penguasaan
G. ilmu pengetahuan.
Mengingat fungsi

1
H. penting pembelajaran
bahasa, sudah
I. selayaknya
pembelajaran bahasa di
J. sekolah dilaksanakan
dengan sebaik-
K. baiknya. Dalam
penyelenggaraan
L. pendidikan di
sekolah dasar secara
M. realias dapat
dikelompokkan ke da-
N. lam dua kelompok
kelas, yaitu kelas-

2
O. kelas awal dan
kelas-kelas lanjut-
P. an/tinggi. Kelas awal
meliputi kelas
Q. 1, kelas 2, dan kelas
3. Kemudian
R. kelas tinggi meliputi
kelas 4, kelas 5,
S. dan kelas 6.
Pengelompokkan kelas
T. tersebut memiliki
implikasi yang
U. luas baik dalam
tataran pertimbangan
V. us

3
W. Pembelajaran bahasa
Indone-
X. sia memiliki peranan
yang sangat
Y. penting bukan hanya
untuk membina
Z. keterampilan
komunikasi melainkan
AA. juga untuk
kepentingan penguasaan
BB. ilmu pengetahuan.
Mengingat fungsi
CC. penting
pembelajaran bahasa,
sudah

4
DD. selayaknya
pembelajaran bahasa di
EE.sekolah dilaksanakan
dengan sebaik-
FF. baiknya. Dalam
penyelenggaraan
GG. pendidikan di
sekolah dasar secara
HH. realias dapat
dikelompokkan ke da-
II. lam dua kelompok
kelas, yaitu kelas-
JJ. kelas awal dan
kelas-kelas lanjut-

5
KK. an/tinggi. Kelas
awal meliputi kelas
LL.1, kelas 2, dan kelas
3. Kemudian
MM. kelas tinggi
meliputi kelas 4, kelas 5,
NN. dan kelas 6.
Pengelompokkan kelas
OO. tersebut memiliki
implikasi yang
PP. luas baik dalam
tataran pertimbangan
QQ. us
RR. Pembelajaran
bahasa Indone-

6
SS. sia memiliki peranan
yang sangat
TT.penting bukan hanya
untuk membina
UU. keterampilan
komunikasi melainkan
VV. juga untuk
kepentingan penguasaan
WW. ilmu pengetahuan.
Mengingat fungsi
XX. penting
pembelajaran bahasa,
sudah
YY. selayaknya
pembelajaran bahasa di

7
ZZ.sekolah dilaksanakan
dengan sebaik-
AAA. baiknya. Dalam
penyelenggaraan
BBB. pendidikan di
sekolah dasar secara
CCC. realias dapat
dikelompokkan ke da-
DDD. lam dua kelompok
kelas, yaitu kelas-
EEE. kelas awal dan
kelas-kelas lanjut-
FFF. an/tinggi. Kelas
awal meliputi kelas

8
GGG. 1, kelas 2, dan
kelas 3. Kemudian
HHH. kelas tinggi
meliputi kelas 4, kelas 5,
III. dan kelas 6.
Pengelompokkan kelas
JJJ. tersebut memiliki
implikasi yang
KKK. luas baik dalam
tataran pertimbangan
LLL. us
Pembelajaran Bahasa Indonesia memili peran yang sangan penting bukan
hanya untuk membina keterampilan komunikasi ini juga untuk kepentingan
sebuah penguasaan ilmu pengetahuan. Mengingat fungsi penting
pembelajaran bahasa, sudah selayaknya pembelajaran bahasa di sekolah
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Keterampilan membaca itu sendiri adalah suatu cara untuk  mendapatkan
informasi dari suatu yang ditulis. Keterampilan membaca dan menulis ini
diperoleh seseeorang setelah setelah mereka memasuki usia sekolah. Oleh
karena itu, kedua jenis keterampilan berbahasa inimerupakan sajian

9
pembelajaran yang utama bagi para mjurid-murid sekolah dasar di kelas
awal. Kedua materi keterampilan ini dikemas dalam satu paket
pembelajaran yang dikenal dengan paket pembelajaran Membaca Menulis
Permulaan.
Membaca menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar bagi siswa
sekolah dasar kelas awal.siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan
menguasai teknik-teknik membaca dan menulisserta menangkap isi bacaan
dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merangcang pembelajaran
membaca menulis permulaan dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
kebiasaan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian membaca menulis permulaan?
2. Apa saja metode membaca menulis permulaan?
3. Bagaimana penerapan pembelajaran membaca menulis permulaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian membaca menulis permulaan.
2. Mengetahui metode membaca menulis permulaan.
3. Mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran membaca menulis permulaan.

10
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Membaca Menulis Permulaan


Membaca menulis permulaan merupakan kependekan dari
Membaca Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya itu,
membaca menulis permulaan merupakan program pembelajaran
yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis
permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki
bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di
kelas 1 sekolah dasar, membaca menulis permulaan merupakan
menu utama.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek

11
huruf. Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan
lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada
tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan
lambang-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh
pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang tersebut.
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan
kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan,
pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang
bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip
dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang
tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-
lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya, dengan kemampuan
dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada
kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam
bentuk bahasa tulis melalui lambanglambang tulis yang sudah
dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
B. Metode Membaca Menulis Permulaan

Membaca menulis permulaann merupakan kependekan


dari Membaca Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya
itu, membaca menulis permulaan merupakan program
pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca
dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak
mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki
bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar, MMP merupakan menu
utama.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek
huruf Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan
kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan,
pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang
bersifat mekanik .

12
Menurut (Mackey dalam Subana, 20), metode pembelajaran di
kelas rendah akan diuraikan sebagai berikut:
1. Metode ejaan
Pembelajaran membaca menulis permulaan dengan metode eja
memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf
secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihapalkan dan
dilafalkan murid sesuai dengan bunyinya menurut abjad.
Sebagai contoh A a, B b, C c, D d, E e, F f, dan seterusnya.
Dilafalkan sebagai a, be, ce, de, e, ef, dan seterusnya. Kegiatan
ini diikuti dengan →latihan menulis lambing tulisan, seperti a,
b, c, d, dan seterusnya atau dengan huruf rangkai, a, b, c, d, dan
seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para murid diajarkan
untuk perkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan
beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah murid-
murid dapat menulis huruf-huruf lepas, kemudian dilanjuutkan
dengan belajar menulis rangkai huruf yang berupa suku kata.
Sebagai contoh, ambillah kata” badu”tadi. Selanjutnya, murid
diminta menulis seperti : ba - du → badu.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-
kalimat sederhana. Contoh perangkaian huruf menjadi suku
kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat
diupayakan mengikuti prinsip pendekatan spiral, pendekatan
kumunikatif, dan pendekatan pengalaman berbahasa. Artinya,
pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran membaca menulis
permulaan hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit menuju
hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar,
dengan kehiduipan murid menuju hal-hal yang sulit dan
mungkin meruipakan sesuatu yang baru bagi murid.
Kelemahan yang mendasar dari penggunaan metode eja ini
meskipun murid mengenal dan hafal abjad dengan baik, namun
murid tetap mengalami kesulitan dalam mengenal rangkaian
huruf yang berupa suku kata atau kata
2. Metode suku kata atau metode kata

13
Proses pembelajaran membaca menulis permulaan dengan
metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi,
bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku
dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai
menjadi kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata
tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata
menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar membaca
menulis permulaan.
Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian
kata menjadi kalimat sederhana. Proses perangkaian suku kata
menjadi kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian
ditindak lanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian
bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil
dibawahnya, yakni dari kalimat kedalam kata dan kata kedalam
suku-suku kata.
Proses pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan
merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain
untuk metode ini yakni metode rangkai kupas.
3. Metode Global
Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode
global yang disajikan pertama kali pada murid adalah kalimat
seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan dibawah gambar yang
sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca,
murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa
gambar.
Sebagai contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang
menggunakan metode global.
a.    Memperkenalkan gambar dan kalimat
b.    Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi
suku kata.
4. Metode structural analisis sistematis
Merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan
proses pembelajaran membaca menulis permulaan bagi siswa
pemula. Pembelajaran membaca menulis permulaan dengan

14
metode ini mengawali pembelajarannya dengan dua tahap,
yakni menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh.
Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang member makna
lengkap, yakni skruktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk
membangun konsep-konsep “ kebermaknaan” pada diri anak.
Akan lebih baik jika struktur nya kalimat yang disajikan
sebagai bahan pembelajan membaca menulis permulaan
dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari
pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu,
sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) membaca menulis
permulaan yang sesungguh nya dimulai, guru dapat melakukan
pra-KBM melalui berbagai cara.
Proses penguraian atau penganalisisan dalam
pembelajaran MMP dengan metode SAS meliputi
a.    Kalimat menjadi kata-kata
b.    Kata menjadi suku-suku kata
c.    Suku kata menjadi huruf-huruf
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan
memperagakan, mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu.
Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan.
Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan keterampilan
mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan
atau mengkomunikasikan.
6. Metode diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam
kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide atau
pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan
suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah
pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan.
Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila
proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran
dapat terjadi secara langsung dan bersifat berpusat pada siswa.

15
Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan
tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas
siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran.
Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input
pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan
meningkatkan belajar, serta mereka dapat menemukan hasil
diskusi mereka.
7. Metode cerama
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan
sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau
penjelasan bahasa lisan kepada siswa. Keberhasilan
siswa melalui teknik ceramah sangat bergantung
kepada kemampuan siswa dalam menyimak.
8. Metode penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas
berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat
individu dan kelompok.
9. Metode tanya jawab
Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu
dari siswa jawaban yang diharapkan akan tercapai apabila
siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga
penalaran tentang yang ditanyakan. Gambaran situasi yang
mendahului pertanyaan sangat membantu siswa dalam
menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat
dikembangkan keterampilan mengamati, menafsirkan,
menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan.
9. Metode abjad dan metode bunyi
Menurut Alhkadiah, kedua metode ini sudah sangat tua.
Menggunakan kata-kata lepas, misalnya:
Metode Abjad:                        bo-bo à bobo
la-ri   à lari
Metode Bunyi:            na-na à nana

16
                                                lu-pa à lupa
C. Penerapan Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis
Permulaan
Bagi siswa kelas rendah (I dan II), penting sekali guru
menggunakan metode membaca. Depdiknas (2000:4) menawarkan
berbagai metode yang diperuntukkan bagi siswa permulaan, antara
lain: metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode global, dan
metode SAS
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari engeja huruf
demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah
pendekatan harfiah. Siswa mulai diperkenalkan dengan lambang-
lambang huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan
huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi huruf
atau fonem. Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata,
yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan
dengan menampilkan kata-kata. Metode global adalah belajar
membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai
dalam metode global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya,
metode SAS didasarkan atas pendekatan cerita.
Metode pembelajaran di atas dapat diterapkan pada siswa kelas
rendah (I dan II) di sekolah dasar. Guru dianjurkan memilih salah
satu metode yang cocok dan sesuai untuk diterapkan pada siswa.
Menurut hemat penulis, guru sebaiknya mempertimbangkan
pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai
berikut:
1.    Dapat menyenangkan siswa
2.    Tidak menyulitkan siswa untuk menyerapnya
3.    Bila dilaksanakan, lebih efektif dan efisien
4.    Tidak memerlukan fasilitas dan sarana yang lebih rumit
Salah satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan
diangkat dalam tulisan ini adalah metode membaca global.
Menurut Purwanto (1997:32), “Metode global adalah metode yang
melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini
ialah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia

17
yang bernama Decroly.” Kemudian Depdiknas (2000:6)
mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar membaca
kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan
kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis
dengan menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode global
dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar.
Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata,
menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata
menjadi huruf.
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1.    Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah
lancar, siswa membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: Ini nani
2.    Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /nani/
3.    Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni na – ini
4.    Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i – n
– i –  a – n – i.

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari
sesuatu yang di tulis. Membaca merupakan kegiatan yang
membutuhkan keseimbangan yang baik, dimulai dari mulai
gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan
untuk menerima informasi dan menelaah informasi tersebut.
Membaca , menulis permulaan merupakan program
pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan
membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat
anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal
anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan
menulis permulaan merupakan menu utama.

18
B. Saran
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi bentuk maupun dari segi isi. Kami
menyarankan pembaca agar ikut peduli mengetahui sejauh
mana pembaca mempelajari tentang “Membaca, Menulis
Permulaan”. Makalah ini dapat membantu pembaca dalam
meningkatkan pengetahuan tentang Membaca, Menulis
Permulaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Christianti, Martha. "Membaca dan menulis permulaan untuk


anak usia dini." Jurnal Pendidikan Anak 2.2 (2013).

Mulyati, Yeti. "Pembelajaran membaca dan menulis


permulaan." Modul. Universitas Pendidikan Indonesia (2011).

Muhyidin, Asep, Odin Rosidin, and Erwin Salpariansi.


"Metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan di
kelas awal." JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) 4.1
(2018): 30-42.

Anda mungkin juga menyukai