KOMUNIKASI KEPERAWATAN
Dosen Pengampu: Melkisedek Landi, Skep, Ns, M.Med, Ed
Disusun Oleh:
Natalia Yohana Lay
NIM: PO5303203211189
KELAS 1C
C. Komponen Komunikasi
a. Referen atau stimulus memotivasi seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Referen dapat berupa objek, pengalaman, emosi, ide atau tindakan.
b. Pengirim yang juga disebut encoder adalah orang yang memprakarsai pesan atau
komunikasiinterpersonal.
c. Pesan adalah informasi yang dikirimkan atau diekspresikan oleh pengirim.
d. Saluran merupakan pesan yang dikirim melalui saluran komunikasi. Saluran
bermaksud untuk membawa pesan seperi melalui sarana visual, pendegaran, dan
taktil.
e. Penerima yang disebut decoder adalah orang menerima pesan yang dikirimkan.
f. Respon ini membantu untuk mengucapkan apakah makna dari pesan ersebut
tersampaikan.
D. Tipe-Tipe Komunikasi
Ada beberapa tipe komunikasi dalam keperawatan.
a. Komunikasi dengan dirinya sendiri (intrapersonal communication)
Komunikasi intrapersonal merupakan komunkasi yang dilakukan pada diri sendiri
yang terdiri atas sensasi, presepsi, memori, dan berfikir. Komunikasi intrapribadi
atau komunikasi intapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di
dalam diri komunikator sendiri.
b. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
Komunikasi interpersonal merupakan ptoses pengiriman dan penerimaan pesan
diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan berbagai efek dan
umpan balik. Komunikasi interpersonal juga merupakan suatu pertukaran yaitu
tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbale balik. Komunikasi
antar pribadi dibedakan menjadi dua macam yaitu dyadic communication
(komunikasi tatap muka) dan small group communication (komunikasi dengan
kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang atau lebih secara tatap muka).
c. Komunikasi public (public communation)
Pada komunkasi public tidak perna atau jarang ditemui prores feedback karena
komunikasi bersifat serarah. Ciri-ciri komunikasi public anatara lain:
1. Cara penyampain pesan secara continue
2. Dapat diidentifikasi siapa pembicara dan pendemgarnya
3. Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
4. Sumber sering kali tidak dapat mengindentifikasi satu-satu pendengarnya
5. Pesan yang disampaikan sudah dipersiapakan sejak awal
6. Pesan yang disampaikan terbatas pada segmen tertentu
Contoh: Kuliah umum, pengarahan, ceramah, khotbah, penyluhan dll.
F. Proses Komunikasi
Vecchio (1995) mengemukakan bahwa proses komunikasi merupakan urutan tahapan
yang kompleks dan menjadi suatu siklus yang berulang. Model ini menjelaskan bahwa
komunikasi berawal dari munculnya idea tau gagasan dari komunikator yang selanjutnya
diproses atau diolah oleh otak yang kemudian dihasilakan dalam bentuk gelombang suara
atau tulisan atau dalam bentuk kode tertentu (encoding).Informasi dalam bentuk kode
tersebut dapat disalurkan oleh komunikator melalui media (channel) yang akan membantu
menyampaikan pesan dari komunikator sebagai penerima pesan. Komunikan kemudian
memproses dan mempresepsikan informasi yang diterima dalam bentuk gelombang suara,
suara, tulisan atau kode tersebut (decoding). Setelah dipresepsikan, maka komunikan akan
sampai pada tingkat pemahaman (understanding) dan selanjutnya memberikan respon
terhadap pesan yang diterima sebagai bentuk umpan balik kepada komunikator. Respon dari
komunikan akan menstimulasi timbulnya ide yang baru dan seterusnya ide atau informasi
akan diproses kembali sebagai suatu siklus yang berulang.
G. Unsur-Unsur Komunikasi
Berikut ini adalah beberapa komponen dalam sebuah komunikasi, antara lain.
a. Pengirim dan Penerima
Pengirim adalah pihak yang menyampaikan pesan, sedangkan penerima adalah pihak
yang menerima dan menguraikan pesan. Pengirim menempatkan ide atau perasaan
kedalam bentuk yang dapat diterima dan bertanggung jawab atas ketepatan isi dan
emosi pesan ters ebut. Pengirim dan penerima merupakan peran yang fleksibel dan
berubah dengan adanya interaksi kedua pihak, terkadang proses pengiriman dan
penerimaan dapat berjalan bersama.
b. Pesan
Isi dari komunikasi. Pesan mengandung bahasa verbal, nonverbal, dan simbolik.
Pandangan pribadi terkadang dapat mengubah interprestasi penerima. Dua oaring
perawat dapat menyampaikan informasi yang sama dengan pesan yang berbeda
karena perbedaan gaya komunikasi. Dua individu akan memahami pesan yang sama
secara berbeda. Klien mengirimkan pesan yang efektif dengan mengemukakan
secara jelas, langsung, dan dengan cara yang dikenal penerima. Pesawat menentukan
adanya kebutuhan klarifikasi dengan melihat petunjuk nonverbal dari pendengar
yang memperlihatkan kebingungan atau kesalahpahaman.
c. Media
Merupakan alat penyampain dan penerima pesan melalui indra penglihatan,
pendengaran dan taktil. Ekspresi wajah akan mengirimkan pesan visual, kata-kata
memasuki indra pendengaran dan sentuhan menggunakan saluran taktil. Individu
akan memahami suatu pesan dengan lebih baik jika pengirim menggunakan berbagai
media.
d. Umpan Balik
Merupakan pesan yang di kembalikan oleh penerima telah mengerti arti dari pesan
pengirim. Pengirim harus mencari umpan balik verbal dan non-verbal untuk
memastikan terjadinya komukasi yang baik. Agar efektif, pengirim dan penerima
harus sensitive dan terbuka terhadap masing-masing pesan, menglarifikasi pesan,
dam memodifikasi perilaku. Dalam hubungan sosial, kedua pihak memiliki tanggung
jawab yang sama untuk mencari keterbukaan dan klarifikasi, tetapi perawat memiliki
tanggung jawab utama dalam hubungan perawat-klien.
H. Lambang-Lambang Komunikasi
Lambang komunikasi adalah tanda yang mengandung arti, digunakan dalam proses
komunikasi, lambing komunikasi di bagi menjadi dua, yaitu lambing komunikasi khusus
dan lambing komunikasi umum.
Lambang komunikasi umum di bagi menjadi empat menurut perwujudannya:
1. Lambang komunikasi mimic
2. Lambang komunikasi gerak gerik
3. Lambang komunikasi suara
4. Lambang komunikasi bahasa (lisan dan tulisan)
Lambang komunikasi bahasa paling sempurna dibandingkan dengna lambing komunikasi
lainnya, karena lebih mudah mewujudkan IP manusia. Lambang khusus digunakan untuk
motif komunikasi misalnya di film (tat arias, dekorasi, aneka warna, tata lampu dll).
I. Hambatan Komunikasi
Beberapa hambatan komunikasi menurut Effendi (2006) adalah:
1. Hambatan dari proses komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan di sampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini di pengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional
2. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat menggagu komunikasi yang efektif, hambatan yang
menyangkut ruang fisik dan anggota tubuh.
3. Hambatan biologi
Hambatan ini terjadi karena ketidak sempurnaan anggota tubuh
4. Hambatan intelektual
Ini merupakan hambatan yang berhubungan dengan kemampuan pengetahuan
5. Hambatan psikis
Merupakan hambatan yang menyangkut faktor kejiwaan, emosional, tidak saling
percaya dan penilaian memghakimi.
6. Hambatan cultural
Merupakan hambatan yang berhubungan dengan nilai budaya dan bahasa.
J. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif terjadi apabila dalam komunikasi menghasilkan persamaan persepsi
sehingga tidak menimbulkan multi tafsir dan multi interpretasi dari pihak-pihak yang terlibat
dalam proses komunikasi (Nasir, Muhith, Sajidin, Mubarak, 2009). Komunikasi efektif
didefinisikan sebagai proses dua arah pengiriman pesan dengan tepat dan benar yang dapat
diterima dan dipahami oleh orang lain (Onong Uchana Effendy, 2011). Komunikasi efektif
adalah penciptaan makna dalam komunikasi antara klien dan petugas kesehatan (Tubbs &
Moss, 2000)
Dari pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi efektif adalah
penciptaan makna dalam komunikasi sebagai suatu proses dua arah pengiriman pesan antara
pembicara dan pendengar yang didalamnya terdapat interaksi saling bertukar informasi
dengan hasil apa yang diucapkan oleh pembicara dan didengar oleh pendengar adalah sama.
Komunikasi efektif mencakup bentuk komunikasi verbal dan komunikasi non verbal
(Hardjana,2003). Komunikasi verbal efektif mempunyai karakteristik jelas dan ringkas.
Perbendaharaan katanya mudah dimengerti, mempunyai arti denotatif dan konotatif, intonasi
mampu mempengaruhi isi pesan, kecepatan bicara yang memiliki tempo dan jeda yang
tepat, serta ada unsur humor. Komunikasi nonverbal dapat disampaikan melalui beberapa
cara yaitu penampilan fisik, sikap tubuh dan cara berjalan, ekspresi wajah, dan sentuhan.
Kesesuaian antara komunikasi verbal dan nonverbal tentu akan berpengaruh terhadap
kualitas isi pesan yang disampaikan