Anda di halaman 1dari 8

RESUME

KOMUNIKASI KEPERAWATAN
Dosen Pengampu: Melkisedek Landi, Skep, Ns, M.Med, Ed

Disusun Oleh:
Natalia Yohana Lay
NIM: PO5303203211189
KELAS 1C

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2022
A. Pengertian Komukasi
Istilah kata komuskasi berasal dari bahasa Latin, communis yang berarti bergbagi sama.
Arti kata sama di sini menunjukan sama makna antara dua orang atau lebih dalam
komunikasi dan dalam bentuk percakapan ataupun pertukaran informasi. Menurut (Roger,
dkk, 2000), komunikasi ialah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber pada satu
penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Definisi ini
kemudian berkembang luas dan menjadi suatu proses dimana dua orang atau lebih yang
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada
gilirannya akan tiba pada sikap saling pengertian yang mendalam.
Shannon dan Weaver (dalam saragih, 2009) mengatakan bahwa, komunikasi ialah bentuk
interaksi manusia yang saling memengaruhi satu sama salinnya yang dilakukan dengan
sengaja atau tidak sengaja, dalam bentuk verbal maupun nonverbal, lukisan ekspresi, seni,
dan teknologi.
Kemudian Geral Barry (dalam Widjaja, 2000) mengatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses perundingan, artinya dengan berkomunikasi seseorang memperoleh berbagai
pengetahuan, artinya dengan berkomunikasi seseorang memperoleh berbagai pengetahuan,
informasi dan pengalaman. Dampak dari pemerolehan ini akan memperoleh mereka untuk
saling mengerti dalam percakapan dan mempunyai kepercayaan dan kontrol diri.
S. M, Siahaan (dalam Saragih, 2009) mengatakan, komuniksasi adalah seni
menyampaikan informasi (pesan, ide, sikap atau gagasan) dari komunikator untuk
mengubah serta membentuk perilaku komuniaksi (pola sikap dan pemahamannya) ke dalam
suatu pola dan pemahaman yang dikehendaki oleh komunikator.
Ditinjauh dari sisi psikologi, komunikasi ialah proses penyampaian pesan yang bertujuan
untuk saling memengaruhi antara seseorang (kelompok orang) dan orang lain (kelompok
orang) yang melibatkan unsur-unsur, alat-alat penginderaan, dan otak.
Jadi, dapat disimpilakan bahwa komunikasi ialah proses perpindahan pengertian dari
seseorang kepada orang lain dalam bentuk gagasan atau informasi yang bertujuan untuk
memengaruhi, membentuk, atau memodifikasi perilaku seseorang.

B. Komunikasi Dalam Keperawatan


Komunikasi dalam praktik keperawatan ialah upaya yang sistematis untuk memengaruhi
secara positif terhadap perilaku pasien (klien) yang berkaitan erat dengan kesehatan dan
tindakan (asuhan) keperawatan penyakit pasien (klien) yang menggunakan prinsip-prinsip
komunkasi. Proses mempengaruhi perilaku ini bersifat terapeutik, yakni pada usaha
pertolongan, perawatan, penyembuhan dan mengedukasi pasien (klien) serta kelurga pasien
(klien) secara professional, bermoral, dan bertanggung jawab.

C. Komponen Komunikasi
a. Referen atau stimulus memotivasi seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Referen dapat berupa objek, pengalaman, emosi, ide atau tindakan.
b. Pengirim yang juga disebut encoder adalah orang yang memprakarsai pesan atau
komunikasiinterpersonal.
c. Pesan adalah informasi yang dikirimkan atau diekspresikan oleh pengirim.
d. Saluran merupakan pesan yang dikirim melalui saluran komunikasi. Saluran
bermaksud untuk membawa pesan seperi melalui sarana visual, pendegaran, dan
taktil.
e. Penerima yang disebut decoder adalah orang menerima pesan yang dikirimkan.
f. Respon ini membantu untuk mengucapkan apakah makna dari pesan ersebut
tersampaikan.

D. Tipe-Tipe Komunikasi
Ada beberapa tipe komunikasi dalam keperawatan.
a. Komunikasi dengan dirinya sendiri (intrapersonal communication)
Komunikasi intrapersonal merupakan komunkasi yang dilakukan pada diri sendiri
yang terdiri atas sensasi, presepsi, memori, dan berfikir. Komunikasi intrapribadi
atau komunikasi intapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di
dalam diri komunikator sendiri.
b. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication)
Komunikasi interpersonal merupakan ptoses pengiriman dan penerimaan pesan
diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan berbagai efek dan
umpan balik. Komunikasi interpersonal juga merupakan suatu pertukaran yaitu
tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbale balik. Komunikasi
antar pribadi dibedakan menjadi dua macam yaitu dyadic communication
(komunikasi tatap muka) dan small group communication (komunikasi dengan
kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang atau lebih secara tatap muka).
c. Komunikasi public (public communation)
Pada komunkasi public tidak perna atau jarang ditemui prores feedback karena
komunikasi bersifat serarah. Ciri-ciri komunikasi public anatara lain:
1. Cara penyampain pesan secara continue
2. Dapat diidentifikasi siapa pembicara dan pendemgarnya
3. Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
4. Sumber sering kali tidak dapat mengindentifikasi satu-satu pendengarnya
5. Pesan yang disampaikan sudah dipersiapakan sejak awal
6. Pesan yang disampaikan terbatas pada segmen tertentu
Contoh: Kuliah umum, pengarahan, ceramah, khotbah, penyluhan dll.

E. Ruang Lingkup Komunikasi


DeVito menegaskan bahwa lingkungan (konteks) komunikasi setidak tidaknya memiliki
3 dimensi, yaitu dimensi fisik, dimensi sosial-psikologis, dan dimensi temporal. Berikut ini
merupakan penjabaran dari apa yang dimaksudkan DeVito tersebut.
1. Dimensi Fisik
Menurut DeVito, ruang atau bangsal atau taman di mana komunikasi itu
berlangsung disebut konteks atau lingkungan fisik. Yang dimaksud dengan konteks
atau lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan nyata atau berwujud
(tangible). Lingkungan fisik ini, apapun bentuknya, mempunyai pengaruh tertentu
atas kandungan pesan kita (apa yang kita sampaikan) selain juga bentuk pesan
(bagaimana kita menyampaikannya).
2. Dimensi Sosial-Psikologis
Dimensi sosial-psikologis ini, misalnya meliputi tata hubungan status di antara
mereka yang terlibat, peran dan permainan yang dijalankan orang, serta aturan
budaya: masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini
juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas,
serius atau senda-gurau. Komunikasi yang dibolehkan pada suatu pesta wisuda
mungkin tidak dibolehkan di rumah sakit. Tentu saja Anda paham dengan apa yang
dimaksud oleh Vito. Komunikasi yang terjalin di antara hadirin pada pesta wisuda
tentunya semuanya dalam suasana gembira. Sementara itu suasana di rumah sakit
kebanyakan bernuansa sedih, iba, dan harus pandai-pandai menyesuaikan diri
dengan suasana lingkungan
3. Dimensi Temporal atau Waktu
Dimensi ini mencakup waktu dalam sehari maupun waktu dalam hitungan sejarah di
mana komunikasi tersebut berlangsung. Bagi sejumlah orang, pagi hari bukanlah
waktu yang tepat untuk berkomunikasi. Sementara bagi orang lain, pagi hari justru
merupakan waktu yang ideal untuk berkomunikasi. Anda tentu bisa membandingkan
antara orang yang sibuk dengan pekerjaannya pada pagi hari dengan orang-orang
yang suka begadang pada malam hari, yang di pagi harinya masih merasa loyo serta
ingin bermalas-malas.

F. Proses Komunikasi
Vecchio (1995) mengemukakan bahwa proses komunikasi merupakan urutan tahapan
yang kompleks dan menjadi suatu siklus yang berulang. Model ini menjelaskan bahwa
komunikasi berawal dari munculnya idea tau gagasan dari komunikator yang selanjutnya
diproses atau diolah oleh otak yang kemudian dihasilakan dalam bentuk gelombang suara
atau tulisan atau dalam bentuk kode tertentu (encoding).Informasi dalam bentuk kode
tersebut dapat disalurkan oleh komunikator melalui media (channel) yang akan membantu
menyampaikan pesan dari komunikator sebagai penerima pesan. Komunikan kemudian
memproses dan mempresepsikan informasi yang diterima dalam bentuk gelombang suara,
suara, tulisan atau kode tersebut (decoding). Setelah dipresepsikan, maka komunikan akan
sampai pada tingkat pemahaman (understanding) dan selanjutnya memberikan respon
terhadap pesan yang diterima sebagai bentuk umpan balik kepada komunikator. Respon dari
komunikan akan menstimulasi timbulnya ide yang baru dan seterusnya ide atau informasi
akan diproses kembali sebagai suatu siklus yang berulang.

G. Unsur-Unsur Komunikasi
Berikut ini adalah beberapa komponen dalam sebuah komunikasi, antara lain.
a. Pengirim dan Penerima
Pengirim adalah pihak yang menyampaikan pesan, sedangkan penerima adalah pihak
yang menerima dan menguraikan pesan. Pengirim menempatkan ide atau perasaan
kedalam bentuk yang dapat diterima dan bertanggung jawab atas ketepatan isi dan
emosi pesan ters ebut. Pengirim dan penerima merupakan peran yang fleksibel dan
berubah dengan adanya interaksi kedua pihak, terkadang proses pengiriman dan
penerimaan dapat berjalan bersama.
b. Pesan
Isi dari komunikasi. Pesan mengandung bahasa verbal, nonverbal, dan simbolik.
Pandangan pribadi terkadang dapat mengubah interprestasi penerima. Dua oaring
perawat dapat menyampaikan informasi yang sama dengan pesan yang berbeda
karena perbedaan gaya komunikasi. Dua individu akan memahami pesan yang sama
secara berbeda. Klien mengirimkan pesan yang efektif dengan mengemukakan
secara jelas, langsung, dan dengan cara yang dikenal penerima. Pesawat menentukan
adanya kebutuhan klarifikasi dengan melihat petunjuk nonverbal dari pendengar
yang memperlihatkan kebingungan atau kesalahpahaman.
c. Media
Merupakan alat penyampain dan penerima pesan melalui indra penglihatan,
pendengaran dan taktil. Ekspresi wajah akan mengirimkan pesan visual, kata-kata
memasuki indra pendengaran dan sentuhan menggunakan saluran taktil. Individu
akan memahami suatu pesan dengan lebih baik jika pengirim menggunakan berbagai
media.
d. Umpan Balik
Merupakan pesan yang di kembalikan oleh penerima telah mengerti arti dari pesan
pengirim. Pengirim harus mencari umpan balik verbal dan non-verbal untuk
memastikan terjadinya komukasi yang baik. Agar efektif, pengirim dan penerima
harus sensitive dan terbuka terhadap masing-masing pesan, menglarifikasi pesan,
dam memodifikasi perilaku. Dalam hubungan sosial, kedua pihak memiliki tanggung
jawab yang sama untuk mencari keterbukaan dan klarifikasi, tetapi perawat memiliki
tanggung jawab utama dalam hubungan perawat-klien.
H. Lambang-Lambang Komunikasi
Lambang komunikasi adalah tanda yang mengandung arti, digunakan dalam proses
komunikasi, lambing komunikasi di bagi menjadi dua, yaitu lambing komunikasi khusus
dan lambing komunikasi umum.
Lambang komunikasi umum di bagi menjadi empat menurut perwujudannya:
1. Lambang komunikasi mimic
2. Lambang komunikasi gerak gerik
3. Lambang komunikasi suara
4. Lambang komunikasi bahasa (lisan dan tulisan)
Lambang komunikasi bahasa paling sempurna dibandingkan dengna lambing komunikasi
lainnya, karena lebih mudah mewujudkan IP manusia. Lambang khusus digunakan untuk
motif komunikasi misalnya di film (tat arias, dekorasi, aneka warna, tata lampu dll).

I. Hambatan Komunikasi
Beberapa hambatan komunikasi menurut Effendi (2006) adalah:
1. Hambatan dari proses komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan di sampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini di pengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional
2. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat menggagu komunikasi yang efektif, hambatan yang
menyangkut ruang fisik dan anggota tubuh.
3. Hambatan biologi
Hambatan ini terjadi karena ketidak sempurnaan anggota tubuh
4. Hambatan intelektual
Ini merupakan hambatan yang berhubungan dengan kemampuan pengetahuan
5. Hambatan psikis
Merupakan hambatan yang menyangkut faktor kejiwaan, emosional, tidak saling
percaya dan penilaian memghakimi.
6. Hambatan cultural
Merupakan hambatan yang berhubungan dengan nilai budaya dan bahasa.

J. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif terjadi apabila dalam komunikasi menghasilkan persamaan persepsi
sehingga tidak menimbulkan multi tafsir dan multi interpretasi dari pihak-pihak yang terlibat
dalam proses komunikasi (Nasir, Muhith, Sajidin, Mubarak, 2009). Komunikasi efektif
didefinisikan sebagai proses dua arah pengiriman pesan dengan tepat dan benar yang dapat
diterima dan dipahami oleh orang lain (Onong Uchana Effendy, 2011). Komunikasi efektif
adalah penciptaan makna dalam komunikasi antara klien dan petugas kesehatan (Tubbs &
Moss, 2000)
Dari pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi efektif adalah
penciptaan makna dalam komunikasi sebagai suatu proses dua arah pengiriman pesan antara
pembicara dan pendengar yang didalamnya terdapat interaksi saling bertukar informasi
dengan hasil apa yang diucapkan oleh pembicara dan didengar oleh pendengar adalah sama.
Komunikasi efektif mencakup bentuk komunikasi verbal dan komunikasi non verbal
(Hardjana,2003). Komunikasi verbal efektif mempunyai karakteristik jelas dan ringkas.
Perbendaharaan katanya mudah dimengerti, mempunyai arti denotatif dan konotatif, intonasi
mampu mempengaruhi isi pesan, kecepatan bicara yang memiliki tempo dan jeda yang
tepat, serta ada unsur humor. Komunikasi nonverbal dapat disampaikan melalui beberapa
cara yaitu penampilan fisik, sikap tubuh dan cara berjalan, ekspresi wajah, dan sentuhan.
Kesesuaian antara komunikasi verbal dan nonverbal tentu akan berpengaruh terhadap
kualitas isi pesan yang disampaikan

Anda mungkin juga menyukai