Anda di halaman 1dari 11

BAB VIII

OUTSOURCING ( ALIH DAYA )


8.1. PENDAHULUAN
Kecenderungan beberapa perusahaan untuk mempekerjakan karyawan dengan
sistem outsourcing pada saat ini, umumnya dilatarbelakangi oleh strategi
perusahaan untuk melakukan efesiensi biaya produksi (cost of production).
Dengan menggunakan sistem outsourcing ini, pihak perusahaan berusaha untuk
menghemat pengeluaran dalam membiayai sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan hukum ketenagakerjaan, istilah outsourcing sebenarnya bersumber


dari ketentuan yang terdapat dalam pasal 64 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa perusahaan dapat
menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjan kepada perusahaan lainnya melalui
perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja yang dibuat
secara tertulis.

Di dalam praktiknya,  ketentuan tentang penyediaan jasa pekerja yang diatur


dalam peraturan di atas akhirnya memunculkan pula istilah outsourcing, (dalam
hal ini maksudnya menggunakan sumber daya manusia dari pihak di luar
perusahaan).

Hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja dengan pengusaha / pemberi


kerja yang terjadi setelah adanya perjanjian kerja.Oleh karena itu hubungan kerja
merupakan hubungan hukum antara pekerja dan pemberi kerja, yang terikat
dengan adanya perjanjian kerja.

Masa pembangunan nasional sekarang ini faktor tenaga kerja merupakan sarana
sangat dominan di dalam kehidupan bangsa.Landasan Konstitusional yang
mengatur ketenagakerjaan telah dituangkan pada pembukaan dan batang tubuh
undang-undang dasar 1945.Perihal isi ketentuan dalam batang tubuh yang ada
relevansinya dengan masalah ketenagakerjaan, terutama ditentukan dalam pasal
27 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Di negara kita republik Indonesia di dalam segi kehidupan ketenagakerjaan


terbentang berbagai masalah dan kendala. Misalnya tentang kesenjangan antara
semakin membengkaknya jumlah pencari kerja dengan sedikitnya kesempatan
kerja yang tersedia, kurang tersedianya tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman.

Bentuk kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi tenaga kerja dilakukan
melalui pelaksanaan dan penerapan perjanjian kerja.Karena dengan adanya
perjanjian kerja diharapkan para pengusaha atau majikan tidak lagi

108
memperlakukan para pekerja dengan sewenang-wenang, memutuskan hubungan
kerja secara sepihak tanpa memperhatikan kebutuhan para pekerja serta
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Di dalam perjanjian kerja diletakkan segala hak dan kewajiban secara timbal balik
antara pengusaha / majikan dan pekerja. Dengan demikian kedua belah pihak
dalam melaksanakan hubungan kerja telah terikat pada apa yang mereka sepakati
dalam perjanjian kerja maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Suatu perjanjian kerja, baik dalam bentuk sederhana maupun secara formal.
Hubungan kerja sebagai realisasi dari perjanjian kerja, hendaknya menentukan
kedudukan masing-masing pihak  pada dasarnya akan menggambarkan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban pengusaha / majikan terhadap pekerja secara timbal
balik.

Memasuki abad ke-20, kapitalisme telah memasuki tahap tertinggi dan terakhir
bernamaimperialisme (kerajaan kapital monopoli dalam skala dunia). Dan ketika
panah waktu bergerak keabad ke-21, kita menjadi saksi hidup dari krisis demi
krisis yang menimpa imperialisme yang kiankronis. Seiring perkembangan waktu,
kapitalisme semakin tua dan tidak cocok dengan semangatpembaruan zaman
lagi. Akar dari krisis ini terletak di dalam sistem kapitalisme itu sendiri;overproduksi
barang-barang bertehnologi tinggi dan persenjataan militer, krisis energi
karenakerakusan mereka sendiri, krisis keuangan (financial) karena praktek
manipulasi mereka sendiri,anarkhi produksi serta perebutan pasar dunia bagi
barang komoditas di kalangan kekuatanimperialisme sendiri juga termasuk dalam
praktek outsourcing yang dikatakan “tidak pro buruh”.

8.2. Pengertian Outsourcing ( alih daya )


a. Outsourcing dan tuntutan demo buruh

Ahir – ahir ini demo buruh begitu gencarnya di lakukan oleh serikat kerja untuk
memperjuangkan perbaikan nasib anggota – anggotanya beberapa isu besar
yang selalu di using serikat pekerja pada saat demo di antaranya adalah :
a) Upah buruh yang masih rendah
b) Tingkat kesejahtraan buruh yang masih rendah
c) Masih banyak buruh bekerja dengan pola Outsourcing
Tanpa pengetahuan yang cukup mengenai Outsourcing dari serikat kerja maka
tuntutan – tuntutan pekerjaan ( serikat pekerja ) tersebut akan biasa dan demo
yang terjadi hanya akan menjadi gerakan – gerakan massa yang jauh dari
tujuannya . tentunya hal seperti itu tidah di harapkan oleh berbagai pihak .
b. Pengertian Outsourcing

Pengertian Outsourcing menurut bahasa Indonesia adalah alih daya yaitu


mengalihkan pekerjaan tertentuke pihak lain. Sedangkan Outsourcing di lihat di
109
dalam aktivitas bisnis dapat di artikan sebagai pendelegasian atau pelimpahan
kegiatan dalam peruses bisnis yang bersifat non-core ( bukan pekerjaan inti )
atau pekerjaan penunjang perusahaan kepada perusahaan Outsourcing
( vendor Outsourcing ) berdasarkan kontrak . alas an yang umumnya di ambil
oleh perusahaan pengguna dalam melakukan Outsourcing adalah karena
perusahaan lain ( vendor Outsourcing ) dapat melakukan pekerjaan yang di
limpahkan kepadanya dengan lebih berkualitas , efisien , dan minimum risiko.

c. Jenis Outsourcing

1. Outsourcing ( alih daya ) pekerja


Outsourcing jenis ini adalah alih daya berbentuk penggunaan pekerja dari
vendor Outsourcing untuk melakukan pekerjaan penunjang yang bukan
bagian langsung dalam peruses produksi dalam suatu perusahaan . vendor
Outsourcing bertanggung jawab penuh pada perlindungan upah dan syarat
– syrat kerja serta penyelesaian perselisihan antara pengguna Outsourcing
jika hal itu terjadi. Sedangkan perusahaan pengguna tenaga Outsourcing
bertanggung jawab pada pengelolaan pekerja Outsourcing di dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga perusahaan pengguna pekerja
Outsourcing akan ikut melaksanakan administrasi kepegawaian pekerja
Outsourcing tersebut,misalnya : penegakan disiplin kerja , pengaturan jam
kerja dan system pelaporan kerja.

2. Outsourcing ( alih daya ) perjaan


Jenis Outsourcing ini adalah alih daya berbentuk pendelegasian pekerjaan
yang bersifat pekerjaan penunjang ( bukan inti ) dari suatu perusahaan
pemilik pekerjaan kepada vendor Outsourcing. Untuk kejelasan target dan
biaya ( tarif ) pekerjaan maka pekerjaan yang di delegesikan kepada
pendor Outsourcing tersebut haruslah pekerjaan yang di dapat terukur
secara jelas sehingga pengenaan biaya persatuan kerja akan dapat di ukur
pula .

d. Pekerjaan dan posisi bukan untuk Outsourcing

1. Pekerja dalam inti bisnis ( core business )


Sebagaimana di atur dalam undang – undang tentang ketenaga kerjaan
dan peraturan tentang Outsourcing , maka pekerjaan Outsourcing hanya
berlaku untu non core business ( bukan pekerjaan inti ), sedangkan
pekerjaan inti bisnis tetap harus dilakukan oleh pekerja perusahaan suatu
perusahaan bisnis akan di akui daya saingnya oleh perusahaan kompetitor
karena perusahaan tersebut memiliki keunggulan dalam menjalankan
fungsi inti bisnisnya. Oleh karnanya pekerjaan yang di gunakan untuk
menghasilkan produk ( barang dan jasa ) unggulan perusahaan perlu di
pegang dan di kuasai oleh pekerja-pekerja perusahaan sendiri, jangan
sekali-kali di limpahkan atau di Outsourcing-kan kepada vendor
Outsourcing.Penguasaan fungsi inti bisnis oleh pekerja perusahaan akan

110
menjamin baik keberlangsungan operasional perusahaan sehari-hari
maupun tercapainya keberlangsungan tujuan perusahaan jangka
panjangnya menjalankan pekerjaan secara baik dan rutin oleh pekerja
perusahaan akan menciptakan pekerja perusahaan yang handal yang
memiliki kompetensi tertentu. Bila posisi strategis tersebut justru diisi oleh
pekerja Outsourcing yang secara konsep dan peratutan Outsourcing keliru
maka hal ini juga keliru di lihat dari sisi bisnis karena hal ini akan
menciptakan ketergantungan yang tinggi dan meneyerahkan suatu posisi
strategis di perusahaan ke pekerja Outsourcing
2. Posisi strategis seperti supervisor atau manajer

Posisi supervisor atau manager adalah posisi strategis dalam perusahaan


maka seharusnya posisi ini tidak di alihkan kepada vendor Outsourcing
karena perusahaan membutuhkan komitmen penuh dari mereka untuk
mengawasi pekerjaan – pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Posisi
supervisor atau manajer seharusnya di isi oleh pekerja yang sudah
mengabdi lama di perusahaan karena di samping mereka mempunyai
pengetahuan mendalam mengenai budaya perusahaan produk atau jasa
yang di hasilkan perusahaan mereka juga punyai rasa memiliki ( sense of
belonging ) yang kuat pada perusahaan.

Sebagai tulang punggung operasional perusahaan maka posisi ini harus


tetap di pegang oleh orang – orang kepercayaan perusahaan yang lebih
bisa menjaga kelangsungan hidup perusahaan . dariasfek human capital
pekerja tersebut bernilai tinggi bagi perusahaan baik di lihat dari
penguasaan pengetahuan serta pengalamannya, dan tentunya perusahaan
tersebut sudah mengeluarkan biaya besar dalam membangun pekerja yang
berkualitas tinggi tersebut. Baik melalui pelatihan,pendidikan formal atau
pun proses on the job training dari posisi pekerja di tingkat rendah ,
menenga, sampai ahirnya di jenjang yang tinggi.

8.3. Keuntungan melakukan Outsourcing

1) Efisiensi biaya
Salah satu biaya yang cukup besar dalam perusahaan adalah biaya oprasional.
Membangkaknya biaya oprasional ini biasanya terjadi karena tidak efisiennya
pengeluaran biaya untuk membayar tenaga kerja yang di kelola sendiri oleh
perusahaan. Hal ini berbeda dengan jika tenaga kerja yang ada dalam
perusahaan yang menjalankan pekerjaan penunjang diserahkan kepada vendor
Outsourcing.

Vendor Outsourcing sebagai perusahaan bisnis harus bekerja dengan daya


saing tinggi agar tetap dapat eksis di persaingan bisnisnya yang semakin ketat
sekarang ini . perusahaan Outsourcing di samping mengandalkan daya
saingnya pada kekhususan bidang jasa tertentu yang dikuasainya sehingga
pekerjanya memiliki daya saing yang kuat pada keterampilan yang handal, juga

111
mengandalkan pada biaya yang lebih efisien dalam menangani SDM sehingga
alih daya pekerjaan ataupun pekerja akan lebih kompetitif.

2) Memanfaatkan keterampilan khusus ( tinggi ) pekerja Outsourcing


Kekhususan keterampilan pekerja yang disiapkan vendor Outsourcing
cenderung lebih baik dibandingkan dengan keterampilan pekerja perusahaan
pengguna. Pekerja di dalam perusahaan menempati posisi Tertentu seringkali
bukan didasarkan pada kapabilitas yang dibutuhkan tetapi karena unsur-unsur
lainnya ,misalnya senioritas kerja ,ketersediaan kerja ,ketersediaan
pekerja ,kedekatannya dengan pemilik perusahaan dan lainnya. Sedangkan
kondisi berbeda terjadi pada vendor outsourcing ,kemampuan pekerjanya
didapat melalui penyiapan khusus (berupa training-training spesifik) serta
pengalaman vendor outsourcing dalam melayani kebutuhan jasa perusahaan.
Saat menjalin kerjasama dengan vendor outsourcing yang berkualitas maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan keahlian
pekerja outsourcing yang handal.
3. Menghasilkan nilai tambah lebih besar
Perusahaan yang melakukan outsourcing akan menjadikan perusahaan
tersebut dapat focus pada core-business mereka, sehingga dapat
menghasilkan nilai tambah lebih besar. Jika perusahaan melakukan
outsourcing maka perusahaan akan dapat lebih focus pada kegiatan-kegiatan :
a) Meningkatkan riset pasar dan membangun kinerja bidang riset dan
pengembangan produk yang maju.
b) Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam merealisasikan hasil riset
dan kreatifitas pekerja dengan melakukan inovasi produk sehingga
perusahaan dapat menghasilkan produk baru yang selalu berkualitas .
c) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan .
d) Memperbaiki dan memperlancar distribusi produk,agar kontinuitas
keberadaan produk di pasar terjaga sehingga konsumen terbangun
loyalitasnya .
e) Meningkatkan penjualan produk untuk meningkatkan pendapatan
perusahaan sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan .
4. Memperoleh keunggulan kompetitif
Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan harus bisa dengan
cepat mengambil keputusan strategis . jika tidak bisa mengambil keputusan
strategis dengan cepat maka perusahaan dengan produknya akan dapat
ditinggalkan konsumennya. Konsumen sekarang dengan daya belinya yang
lebih baik memiliki tuntutan yang lebih tinggi .bukan sekedar fungsional tetapi
juga aspek prestis ,aspek keamanan, atau aspek lainnya terhadap produk
(barang dan jasa) yang dijual perusahaan.
Keputusan strategis yang cepat tersebut hanya dapat diambil oleh strukur
organisasi yang ramping dan efektif. Untuk membentuk organisasi tersebut
salah satu jalan yang bisa ditempuh perusahaan adalah memiliki pekerja yang
112
berkonsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan strategis yang sesuai dengan core-
business, sedangakan pekerjaan penunjang didelegasikan keperusahaan
outsourcing. Perusahaan akan menjadi lebih ramping sehingga perusahaan
akan bergerak lebih gesit dalam merespon kebutuhan pasar sehingga
keputusan-keputusan strategis menjadi lebih cepat dapat diambil dan
diterapkan untuk mencapai tujuan perusahaan dan dapat menjadi keunggulan
kmpetitifnya.
5. Menjaga fleksibilitas rekrutmen pekerja
Menjalankan bisnis dimasa persaingan yang ketat seperti sekarang ini pasti
menghadapi resiko . salah satu cara meminimalkan resiko bisnis yang dihadapi
adalah dengan mengatur penggunaan pekerja pada pekerjaan penunjang
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang harus dilakukan. Hal itu juga
mencerminkan adanya fleksibilitas dalam rekrutmen pekerja. Jika perusahaan
melakukan outsourcing, maka perusahaan akan mampu mempekerjakan lebih
sedikit karyawan tetap karena kebutuhan pekerja untuk pekerjaan penunjang
dapat dipenuhi oleh vendor outsourcing sesuai kebutuhannya.
Bisnis pasti mengalami masa atau kondisi ‘naik-turun’ dalam business cycle-
nya. Hal ini pasti akan berdampak pada kinerja perusahaan bisnis. Terkait
dengan penggunaan pekerja maka jika situasi bisnis sedang bagus dan
dibutuhkan lebih banyak pekerja, maka kebutuhan pekerja untuk pekerjaan
penunjang dapat dipenuhi dengan menambah pekerja outsourcing. Sebaliknya
bilamana kondisi bisnis sedang memburuk maka perusahaan dapat melepas
pekerja outsourcing yang tadinya digunakannya untuk mengurangi bahan
anggaran pengeluarannya. Artinya fleksibilitas rekrutmen pekerja sedapat
mingkin dapat dijalankan untuk non core business-nya dan hal itu dapat
dipenuhi dari pekerja outsourcing saja.
6. Mengurangi tekanan pekerjaan pada manajemen
Mengurangi SDM dan pekerjaan yang ditanganinya membutuhkan tenaga,
waktu dan pikiran yang besar, sehingga seringkali dirasakan sebagai beban
berat bagi manajemen. Manajemen bisnis saat ini banyak memolih mengurangi
beban-beban tersebut agar dapat berkonsentrasi pada pengembangan dan
inovasi produk, membuka pasar baru, menyiapkan system baru dan lainnya
untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Alas an lainnya yang cukup kuat
adalah keluarnya UU nomor 13/2003 tentang ketenagakerjaan dan peraturan
outsourcing lainnya yang memungkinkan dilakukannya outsourcing untuk
kebutuhan alih daya pekerja dan pekerjaan di suatu perusahaan yang
membutuhkan jasa tersebut.
8.4. PENYEBAB GAGALNYA OUTSOURCING
Pelaksanaan outsourcing dalam suatu perusahaan kadang mengalami
beberapa kendala sehingga tidak bisa berjalan secara lancer. Beberapa
penyebab kurang berjalan mulusnya dalam melakukan outsourcing adalah :
1. Kurang bulatnya keputusan manajemen

113
Manajemen sebagai pengelola perusahaan menempati posisi dan kekuatan
strategis untuk membawa arah perusahaan ke tujuannya.terkait dengan
outsourcing dalam perusahaan seringkali manajemen perusahaan tidak
secara bulat menyetujui rencana outsourcing tersebut, dengan berbagai alas
an. Padahal dengan ousourcing tersebut perusahaan akan menerima dan
memasukkan unsure sumber daya manusia baru kedalam system
operasional perusahaan yang sudah pasti akan mempengaruhi sistem
operasional yang sudah berjalan selama ini di perusahaan.

Pengaruh adanya outsourcing dalam perusahaan membutuhkan penangana


khusus pada awalnya yaitu pada masa penyesuaian masuknya unsur baru
dalam sistem operasional perusahaan. Diperlukan komitmen, dukungan dan
keterlibatan aktif manajemen perusahaan untuk membantu masa penyesuian
tersebut agar tidak menimbulkan gejolak , baik di kelompok pekerja yang
sudah ada ataupun khususnya dipihak manajemen. Sebab, tanpa
keterlibatan dari seluruh manajemen perusahaan dalam mencapai tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan , maka outsourcing akan
menimbulkan gejolak atau riak dalam operasional perusahaan. Hal itu jika
tidak ditangani secara arif dan bijaksana justru akan menghasilkan kinerja
yang kurang baik bagi perusahaan.
2. Munculnya resistensi dari rencana outsourcing
Terdapat beberapa alasan munculnya resistensi karyawan terhadap rencana
atau pelaksanaan outsourcing yang tentunya menjadikan iklim kerja di dalam
perusahaan menjadi kurang sehat terjadi suasana saling curiga, saling
mewaspadai antar pekerja, bahkan sampai munculnya kelompok-kelompok
yang setujun, kurang setuju ataupun tidak setuju. Resistensi (penolakan)
adanya outsourcing dari dalam perusahaan tersebut muncul di antaranya
karena alasan-alasan sbb:
a) Adanya penentangan dari karyawan atau serikat pekerja, karena
keberadaan pekerja outsourcing akan dapat mengganggu eksistensi dan
kekuatan serikat pekerja
b) Kekhawatiran pekerja perusahaan akan adanya pemutusan hubungan
kerja (PHK), karena bidang pekerjaan nantinya di ambil alih oleh pekerja
dari vendor outsourcing
c) Kekhawatiran adanya outsourcing dapat merusak budaya perusahaan
yang ada,karena masuknya pekerja outsourcing sudah pasti membawa
budaya yang berbeda yang di bawa dari vendor outsourcing ke dalam
budaya yang sudah terbangun di perusahaan pengguna outsourcing.
Terjadinya benturan budaya perusahaan ini dapat mengakibatkan komplik
dalam lingkungan perusahaan.
d) Sistem yang sudah terbangun dengan baik di dalam perusahaan dan
lama kerja seorang pekerja akan menumbuhkan rasa memiliki di setiap
diri pekerja yang di pegangnya. Di dukung struktur organisasi maka rasa
memiliki yang tinggi dari pekerjaan terhadap pekerjaan yang di pegangnya
akan membangun” kekuasaan “ berupa kendali tehadap bidang kerja –
bidang kerja yang ada dalam perusahaan. Masuknya pekerja dari vendor

114
outsourcing dapat menimbulkan kekhawatiran dari pekerja perusahaan
akan hilangnya kendali terhadap pekerja-pekerja yang selama ini dalam
kekuasaannya.
e) Kualitas vendor outsourcing lebih rendah kinerjanya. Maksuknya pekerja
vendor outsoucing dalam pekerjaan tertentu dalam perusahaan akan
menimbulkan kekhawatiran dari pekerja perusahaan akan kualitas pekerja
yang di tangani , apalagi dari pekerja yang tadinya mengerjakan pekerjaan
tersebut. Pekerja perusahaan merasa tesisih dari pekerjaan yang tadinya
di bawah kendalinya dan kini harus di lepas kemudian di berikan kepada
pekerja vendor outsourcing sangat mungkin muncul dalam diri pekerja
perusahaan persepsi atau keluhan yang berasal dari rasa iri bahwa
kualiatas kinerja vendor outsourcing dalam melakukan pekerjaan yang
dahulu di kerjakannya ternyata tidak sebaik seperti saat di kerjakan sendiri
oleh pekerja perusahaan.
3. Salah menentukan vendor outsourcing
Perusahaan pengguna pekerja outsourcing harus hati-hati, dan terencana
sesuai business plan yang dimiliki perusahaan dalam menentukan vendor
outsourcing. Penentuan vendor outsourcing oleh perusahaan harus hati-hati,
dengan melihat reputasi, kualitas vendor outsourcing dan pekerja, serta
kekhususan bidang pekerjaan serta biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan, serta sesuai kebutuhan dalam mendukung business plan. Jika
hal itu tidak dilakukan secara baik oleh pengambil keputusan, maka hal ini
bisa menjadikan keputusan melakukan outsourcing sebagai keputusan yang
beresiko tinggi bagi perusahaan. Pemilihan vendor outsourcing yang kurang
tepat misalnya, justru menjadikan manajemen banyak waktunya tersita untuk
menyelesaikan konflik-konflik yang muncul antara perusahaan pengguna
dengan vendor outsourcing. Konflik yang seringkali muncul karna ketidak
hati-hatian dalam pengambil keputusan adalah terkait dengan kontrak kerja
antara perusahaan dengan vendor outsourcing.
8.5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan Menjadi Karyawan Outsourcing:

1. Memudahkan calon karyawan fresh graduate untuk mendapatkan pekerjaan.


Dengan sistem outsourcing mereka tidak perlu bersusah payah memasukkan
lamaran pekerjaan ke banyak perusahaan karena justru perusahaan
outsourcing yang akan menyalurkan mereka.
2. Mendapat pelatihan memadai dari perusahaan penyedia jasa karyawan
outsourcing. Sebelum ditempatkan di perusahaan para pencari kerja tentunya
harus mendapat pelatihan sehingga pengalaman tentang dunia kerja menjadi
bertambah.
3. Memudahkan pencari kerja yang memiliki keahlian khusus memilih
perusahaan yang akan mempekerjakan mereka nanti sekaligus menentukan
gaji yang akan mereka dapatkan karena para pencari kerja dengan keahlian

115
khusus seperti ini tentunya jarang sehingga menjadi rebutan perusahaan-
perusahaan besar.

Kekurangan Menjadi Karyawan Outsourcing:

1. Masa kerja yang tidak jelas karena sistem kontrak. Sebagian besar karyawan
outsourcing khawatir jika ada PHK maka tidak mudah mendapatkan
pekerjaan kembali.
2. Tidak ada jenjang karir. Karena sistem outsourcing memberlakukan kontrak
mengakibatkan karyawan susah memegang jabatan tinggi.
3. Tidak mendapat tunjangan. Sebagian besar perusahaan outsourcing tidak
memberikan tunjangan seperti THR, asuransi dan jaminan hari tua untuk
karyawan outsourcing.
4. Pemotongan penghasilan karyawan outsourcing yang tidak jelas. Rata-rata
gaji yang dipotong untuk karyawan outsourcing berkisar dia angka 30 persen
dari seharusnya yang mereka terima seandainya menjadi karyawan tetap di
perusahaan mereka saat ini bekerja.

8.6. Kelebihan  dan Kekurangan Outsourcing bagi perusahaan

Kelebihan

1. Mempercepat proses adaptasi terhadap perubahan bisnis


2. Manajemen SI yang lebih baik, SI dikelola oleh pihak luar yang telah
berpengalaman dalam bidangnya
3. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan
lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan
4. Bagian dari modenisasi dunia usaha
5. Meningkatkan daya saing perusahaan dengan efisiensi penggunaan fasilitas
dan teknologi
6. Memfasilitasi downsizing, sehingga perusahaan tak perlu memikirkan
pengurangan pegawai

Kekurangan

1. Ketidakpastian status ketenagakerjaan dan ancaman PHK bagi tenaga kerja


2. Perbedaan perlakuan Compensation and Benefit antara karyawan internal
dengan karyawan outsource
3. Pengawasan dan kontrol langsung sulit dilakukan
4. Informasi merupakan aset berharga bagi perusahaan, jika salah pengelolaan
bisa berbalik menjadi bumeran
5. Loss of flexibility (kontrak diatas 3 tahun), perubahan teknologi baru tidak
bisa diadaptasi dengan cepat oleh perusahaan
6. Adanya hidden cost (biaya pencarian vendor, biaya transisi, dan biaya post
outsourcing)
7. Timbulnya ketergantungan terhadap perusahaan penyedia jasa outsourcing

116
RANGKUMAN

Pengertian Outsourcing menurut bahasa Indonesia adalah alih daya yaitu


mengalihkan pekerjaan tertentuke pihak lain. Sedangkan Outsourcing di lihat di
dalam aktivitas bisnis dapat di artikan sebagai pendelegasian atau pelimpahan
kegiatan dalam peruses bisnis yang bersifat non-core ( bukan pekerjaan inti )
atau pekerjaan penunjang perusahaan kepada perusahaan Outsourcing ( vendor
Outsourcing ) berdasarkan kontrak .
 Jenis Outsourcing
 Outsourcing ( alih daya ) pekerja
 Outsourcing ( alih daya ) pekerjaan
Pekerjaan dan posisi bukan untuk Outsourcing
Pekerja dalam inti bisnis ( core business )

 Sebagaimana di atur dalam undang – undang tentang ketenaga kerjaan dan


peraturan tentang Outsourcing , maka pekerjaan Outsourcing hanya berlaku
untu non core business ( bukan pekerjaan inti ), sedangkan pekerjaan inti bisnis
tetap harus dilakukan oleh pekerja perusahaan suatu perusahaan bisnis akan di
akui daya saingnya oleh perusahaan kompetitor karena perusahaan tersebut
memiliki keunggulan dalam menjalankan fungsi inti bisnisnya.

 Posisi strategis seperti supervisor atau manajer


Posisi supervisor atau manager adalah posisi strategis dalam perusahaan
 Keuntungan melakukan Outsourcing
 Memanfaatkan keterampilan khusus ( tinggi ) pekerja Outsourcing
 menghasilkan nilai tambah lebih besar
 memperoleh keunggulan kompetitif
 menjaga fleksibilitas rekrutmen pekerja
 mengurangi tekanan pekerjaan pada manajemen
Dalam pembentukan perjanjian kerja yang sifatnya formal sebaiknya kedua pihak
didukung oleh pihak dari pemerintah.Pihak pemerintah disini dapat memberikan
masukaan maupun saran terhadap isi perjanjian tersebut.Oleh karena itu pejabat
pemerintah yang turun tangan dalam hal ini adalah mereka yang mempunyai
keahlian khusus dalam perjanjian kupun tentang pekerjaan yang dikerjakan
berdasarkan perjanjian kerja tersebut.
Dalam praktek Outsourcing sebaiknya  pemerintah harus melakukan pengawasan
dan menetapkan standar regulasi di tingkat pusat dan daerah dan pengusaha atau
industri diharap dapat menentukan core dan non core serta membuat
skemahubungan kerjasama yang melindungi hak pekerja atau buruh, artinya
perusahaan seharusnyamenetapkan outsourcing bukan untuk cost reduction tetapi
semangat untuk fokus pada bisnisdan produktivitas yang berkaitan dengan
kesejahteraan Serta perusahaan outsourcing harus profesional dan taat hukum

117
sehingga dapat menjadi mitrausaha yang dapat diandalkan berdasarkan
kompetensi dan produktifitasnya dan tak lupa pekerja atau buruh harus
meningkatkan kompetensinya agar mampu bersaing di tengah erayang kompetitif
sehingga akan dicari perusahaan dan mempunyai daya saing

118

Anda mungkin juga menyukai