Masa pembangunan nasional sekarang ini faktor tenaga kerja merupakan sarana
sangat dominan di dalam kehidupan bangsa.Landasan Konstitusional yang
mengatur ketenagakerjaan telah dituangkan pada pembukaan dan batang tubuh
undang-undang dasar 1945.Perihal isi ketentuan dalam batang tubuh yang ada
relevansinya dengan masalah ketenagakerjaan, terutama ditentukan dalam pasal
27 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Bentuk kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi tenaga kerja dilakukan
melalui pelaksanaan dan penerapan perjanjian kerja.Karena dengan adanya
perjanjian kerja diharapkan para pengusaha atau majikan tidak lagi
108
memperlakukan para pekerja dengan sewenang-wenang, memutuskan hubungan
kerja secara sepihak tanpa memperhatikan kebutuhan para pekerja serta
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Di dalam perjanjian kerja diletakkan segala hak dan kewajiban secara timbal balik
antara pengusaha / majikan dan pekerja. Dengan demikian kedua belah pihak
dalam melaksanakan hubungan kerja telah terikat pada apa yang mereka sepakati
dalam perjanjian kerja maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Suatu perjanjian kerja, baik dalam bentuk sederhana maupun secara formal.
Hubungan kerja sebagai realisasi dari perjanjian kerja, hendaknya menentukan
kedudukan masing-masing pihak pada dasarnya akan menggambarkan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban pengusaha / majikan terhadap pekerja secara timbal
balik.
Memasuki abad ke-20, kapitalisme telah memasuki tahap tertinggi dan terakhir
bernamaimperialisme (kerajaan kapital monopoli dalam skala dunia). Dan ketika
panah waktu bergerak keabad ke-21, kita menjadi saksi hidup dari krisis demi
krisis yang menimpa imperialisme yang kiankronis. Seiring perkembangan waktu,
kapitalisme semakin tua dan tidak cocok dengan semangatpembaruan zaman
lagi. Akar dari krisis ini terletak di dalam sistem kapitalisme itu sendiri;overproduksi
barang-barang bertehnologi tinggi dan persenjataan militer, krisis energi
karenakerakusan mereka sendiri, krisis keuangan (financial) karena praktek
manipulasi mereka sendiri,anarkhi produksi serta perebutan pasar dunia bagi
barang komoditas di kalangan kekuatanimperialisme sendiri juga termasuk dalam
praktek outsourcing yang dikatakan “tidak pro buruh”.
Ahir – ahir ini demo buruh begitu gencarnya di lakukan oleh serikat kerja untuk
memperjuangkan perbaikan nasib anggota – anggotanya beberapa isu besar
yang selalu di using serikat pekerja pada saat demo di antaranya adalah :
a) Upah buruh yang masih rendah
b) Tingkat kesejahtraan buruh yang masih rendah
c) Masih banyak buruh bekerja dengan pola Outsourcing
Tanpa pengetahuan yang cukup mengenai Outsourcing dari serikat kerja maka
tuntutan – tuntutan pekerjaan ( serikat pekerja ) tersebut akan biasa dan demo
yang terjadi hanya akan menjadi gerakan – gerakan massa yang jauh dari
tujuannya . tentunya hal seperti itu tidah di harapkan oleh berbagai pihak .
b. Pengertian Outsourcing
c. Jenis Outsourcing
110
menjamin baik keberlangsungan operasional perusahaan sehari-hari
maupun tercapainya keberlangsungan tujuan perusahaan jangka
panjangnya menjalankan pekerjaan secara baik dan rutin oleh pekerja
perusahaan akan menciptakan pekerja perusahaan yang handal yang
memiliki kompetensi tertentu. Bila posisi strategis tersebut justru diisi oleh
pekerja Outsourcing yang secara konsep dan peratutan Outsourcing keliru
maka hal ini juga keliru di lihat dari sisi bisnis karena hal ini akan
menciptakan ketergantungan yang tinggi dan meneyerahkan suatu posisi
strategis di perusahaan ke pekerja Outsourcing
2. Posisi strategis seperti supervisor atau manajer
1) Efisiensi biaya
Salah satu biaya yang cukup besar dalam perusahaan adalah biaya oprasional.
Membangkaknya biaya oprasional ini biasanya terjadi karena tidak efisiennya
pengeluaran biaya untuk membayar tenaga kerja yang di kelola sendiri oleh
perusahaan. Hal ini berbeda dengan jika tenaga kerja yang ada dalam
perusahaan yang menjalankan pekerjaan penunjang diserahkan kepada vendor
Outsourcing.
111
mengandalkan pada biaya yang lebih efisien dalam menangani SDM sehingga
alih daya pekerjaan ataupun pekerja akan lebih kompetitif.
113
Manajemen sebagai pengelola perusahaan menempati posisi dan kekuatan
strategis untuk membawa arah perusahaan ke tujuannya.terkait dengan
outsourcing dalam perusahaan seringkali manajemen perusahaan tidak
secara bulat menyetujui rencana outsourcing tersebut, dengan berbagai alas
an. Padahal dengan ousourcing tersebut perusahaan akan menerima dan
memasukkan unsure sumber daya manusia baru kedalam system
operasional perusahaan yang sudah pasti akan mempengaruhi sistem
operasional yang sudah berjalan selama ini di perusahaan.
114
outsourcing dapat menimbulkan kekhawatiran dari pekerja perusahaan
akan hilangnya kendali terhadap pekerja-pekerja yang selama ini dalam
kekuasaannya.
e) Kualitas vendor outsourcing lebih rendah kinerjanya. Maksuknya pekerja
vendor outsoucing dalam pekerjaan tertentu dalam perusahaan akan
menimbulkan kekhawatiran dari pekerja perusahaan akan kualitas pekerja
yang di tangani , apalagi dari pekerja yang tadinya mengerjakan pekerjaan
tersebut. Pekerja perusahaan merasa tesisih dari pekerjaan yang tadinya
di bawah kendalinya dan kini harus di lepas kemudian di berikan kepada
pekerja vendor outsourcing sangat mungkin muncul dalam diri pekerja
perusahaan persepsi atau keluhan yang berasal dari rasa iri bahwa
kualiatas kinerja vendor outsourcing dalam melakukan pekerjaan yang
dahulu di kerjakannya ternyata tidak sebaik seperti saat di kerjakan sendiri
oleh pekerja perusahaan.
3. Salah menentukan vendor outsourcing
Perusahaan pengguna pekerja outsourcing harus hati-hati, dan terencana
sesuai business plan yang dimiliki perusahaan dalam menentukan vendor
outsourcing. Penentuan vendor outsourcing oleh perusahaan harus hati-hati,
dengan melihat reputasi, kualitas vendor outsourcing dan pekerja, serta
kekhususan bidang pekerjaan serta biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan, serta sesuai kebutuhan dalam mendukung business plan. Jika
hal itu tidak dilakukan secara baik oleh pengambil keputusan, maka hal ini
bisa menjadikan keputusan melakukan outsourcing sebagai keputusan yang
beresiko tinggi bagi perusahaan. Pemilihan vendor outsourcing yang kurang
tepat misalnya, justru menjadikan manajemen banyak waktunya tersita untuk
menyelesaikan konflik-konflik yang muncul antara perusahaan pengguna
dengan vendor outsourcing. Konflik yang seringkali muncul karna ketidak
hati-hatian dalam pengambil keputusan adalah terkait dengan kontrak kerja
antara perusahaan dengan vendor outsourcing.
8.5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
115
khusus seperti ini tentunya jarang sehingga menjadi rebutan perusahaan-
perusahaan besar.
1. Masa kerja yang tidak jelas karena sistem kontrak. Sebagian besar karyawan
outsourcing khawatir jika ada PHK maka tidak mudah mendapatkan
pekerjaan kembali.
2. Tidak ada jenjang karir. Karena sistem outsourcing memberlakukan kontrak
mengakibatkan karyawan susah memegang jabatan tinggi.
3. Tidak mendapat tunjangan. Sebagian besar perusahaan outsourcing tidak
memberikan tunjangan seperti THR, asuransi dan jaminan hari tua untuk
karyawan outsourcing.
4. Pemotongan penghasilan karyawan outsourcing yang tidak jelas. Rata-rata
gaji yang dipotong untuk karyawan outsourcing berkisar dia angka 30 persen
dari seharusnya yang mereka terima seandainya menjadi karyawan tetap di
perusahaan mereka saat ini bekerja.
Kelebihan
Kekurangan
116
RANGKUMAN
117
sehingga dapat menjadi mitrausaha yang dapat diandalkan berdasarkan
kompetensi dan produktifitasnya dan tak lupa pekerja atau buruh harus
meningkatkan kompetensinya agar mampu bersaing di tengah erayang kompetitif
sehingga akan dicari perusahaan dan mempunyai daya saing
118