Tugas Kelompok 5 Metodelogi Penelitian Untuk Uts
Tugas Kelompok 5 Metodelogi Penelitian Untuk Uts
DI SUSUN OLEH :
1. MUHAMMAD SAFEI
2. NAHDAH DYAH NADILLA
3. NOVRYANTI GLEDYS
4. RATNA FARIDA P
5. TRI WAHYUNI
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global akan
terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga berubah
(Nursalam, 2016). Untuk memenuhi tuntutan masyarakat pemerintah Indonesia telah
membuat pengaturan keselamatan pasien yang bertujuan untuk meningkatan mutu
pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam
seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
(PERMENKES RI, 2017).
Luka tekan dikenal juga sebagai ulkus dekubitus, ulkus tekan atau luka baring.
Luka tekan merupakan komplikasi yang serius dari imobilitas. The National Pressure
Ulcers Advisory Panel (NPUAP) pada tahun 2014 mendefinisikan luka tekan sebagai
kerusakan kulit setempat atau jaringan dibawahnya yang biasanya pada daerah tulang
yang menonjol, sebagai akibat adanya tekanan, atau adanya tekanan dengan
pergeseran. Angka prevalensi luka tekan berbeda- beda pada setiap Negara, prevalensi
luka tekan yang terjadi di unit perawataan intensif (ICU) dari beberapa Negara yaitu
49% di Eropa Barat, 22% di Amerika Utara, 50% di Australia dan 29% di Yordania
(Tayyib, et al.,2013).
Agency for Healthcare Research & Quality mencatat biaya perawatan untuk
luka tekan tertinggi ketiga setelah biaya perawatan kanker dan penyakit kardiovaskuler.
Amerika Serikat mengeluarkan 9,1- 11,6 milyar USD setiap tahun untuk menangani
luka tekan. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan akibat luka tekan dan komplikasi
yang ditimbulkan membuat semua pihak yang berkontribusi dalam perawatan pasien
senantiasa mengembangkan penelitian terkait pencegahan dan penanganan luka tekan.
Pencegahan terhadap luka tekan menjadi sangat penting daripada mengobati
komplikasi yang ditimbulkannya dengan biaya yang lebih tinggi selain itu luka tekan
merupakan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit, semakin tinggi angka
kejadian pasien dengan luka tekan mencerminkan rendahnya mutu pelayanan
keperawatan, oleh karena itu perlu adanya upaya dalam pencegahan sejak dini yang
merupakan tanggung jawab utama perawat sebagai tenaga kesehatan yang pertama
mengenali tanda- tanda luka tekan selama pasien dirawat karena berhadapan langsung
dengan pasien selama 24 jam (Mohamed dan Weheida, 2015).
Penilaian risiko luka tekan pada saat pasien masuk harus dilakukan, karena
dengan menilai risiko luka tekan dengan tepat dapat memprediksi pembentukan luka
tekan pada kelompok pasien yang berisiko tinggi sehingga hal ini dapat menjadi dasar
untuk intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya luka tekan (Bates-Jensen
1995 dalam Potter dan Perry 2010).
Bagi tenaga keperawatan, adanya luka tekan berarti peningkatan beban kerja karena
luka tekan membutuhkan pendekatan perawatan yang berbeda, sehingga dibutuhkan
pencegahan berkesinambungan untuk mencegah terjadinya luka tekan (Kallman dan
Suserud, 2009). Perawat memainkan peran yang penting dalam pencegahan luka tekan
(Tweed dan Tweed, 2008 dalam Strand dan Lindgren, 2010).