Oleh :
Agustina Sudarman 19011
Aisyah Nurhalifa 19012
Al Insyirah Intan H 19017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bioteknologi merupakan pemanfaatan mikroorganisme yang sering digunakan untuk
menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi
menjadi dua, yang pertama bioteknologi konvensional (tradisional) dan yang kedua
bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional, biasanya menggunakan mikroorganisme
berupa bakteri, jamur, dan lain-lain. Sedangkan, bioteknologi modern biasanya
menggunakan teknologi modern yang dapat membantu proses pengkloningan, kultur
jaringan.
Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan salah satu jenis pengolahan
makanan tradisional. Cara tua ini banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia
sendiri merupakan negara yang sangat kaya akan produk-produk olahan pangan hasil
proses fermentasi. Salah satu contohnya yaitu tape.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
biasanya dibuat dari beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan
makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme sebagai
peran utama dalam prosesnya, seperti tempe atau minuman alkohol, tapi pembuatan tape
ini melibatkan banyak mikroorganisme dalam proses fermentasinya.
Tape singkong adalah tape yang dibuat darisingkong yang difermentasi. Makanan
inipopuler di Jawa dan dikenal di seluruh tempat,mulai dari Jawa Barat hingga
Jawa Timur. DiJawa Barat, tapai singkong dikenal sebagaipeuyeum (bahasa
Sunda).Pembuatan tapai melibatkan umbi singkongsebagai substrat dan ragi
tapai (Saccharomycescerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yangtelah dikupas
kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa,yang basah dan
lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di
dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucorsp., dan Rhizopus sp.;
khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichiaburtonii,
Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp.dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape
. Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik
yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih
sederhana (disakarida dan monosakarida) . Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi
(saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana
tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape .Semakin
lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya.Pada beberapa daerah, seperti Bali
dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan
diminum sebagai minuman beralkohol.
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur
Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat
(fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida.Selain
Saccharomycescerivisiae, dalam proses pembuatan tape initerlibat pula mikrorganisme
lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsisfibuligera. Kedua
mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula sederhana
(glukosa).
1.2 Permasalahan
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dibahas dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah proses fermentasi makanan itu?
2. Bagaimana proses fermentasi pada Tape Singkong ?
3. Apa kegunaan ragi dalam proses pembuatan Tape Singkong ?
4. Ada berapa macam langkah langkah dalam proses pembuatan Tape Singkong ?
1.1 Menyiapkan Alat dan Bahan 1.2 Mengupas singkong hingga ari-arinya
1.3 Mencuci singkong hingga bersih 1.4 Mengukus singkong hingga matang
1.5 Memasukkan singkong yang telah dingin 1.6 Menaburi ragi pada singkong
ke dalam wadah yang telah dilapisi daun pisang
1.7 Menutup singkong dengan daun pisang 1.8 Menutup kembali dengan tutup
wadah dengan rapat
1.9 Membungkus wadah dengan plastik 1.10 Membungkus kembali dengan kain
lalu disimpan di tempat hangat selama 3
hari 2 malam