Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aziz Junaidi

Nim : 194442112
Quiz Tax Planning 1

Jawab :
1. 1) Menghitung besar PPh pasal 21 karyawan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan;
2) Mengaplikasikan perencanaan pajak melalui perhitungan PPh pasal 21 ke dalam 4 (empat)
alternatif yang ada lalu membandingkannya dengan kriteria sebagai berikut:
a) PPh Pasal 21 ditanggung pegawai (gross method), bagi perusahaan, bukan merupakan
beban dan tidak berpengaruh laba rugi tetapi bagi karyawan merupakan beban yang akan
mengurangi penghasilan brutonya.
b) PPh Pasal 21 ditanggung pemberi kerja/perusahaan (net basis), beban yang dikeluarkan
perusahaan untuk menanggung PPh Pasal 21 karyawan hanya diakui secara komersial. Secara
fiskal tidak dapat menjadi pengurang pendapatan perusahaan atau bersifat nondeductable,
artinya pada waktu perusahaan menghitung PPh Badan, beban ini tidak boleh dikurangkan
dari pendapatan sehingga PPh Badan akan menjadi tinggi.
c) PPh Pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan pajak,Beban gaji dan tunjangan pajak ini
semuanya boleh jadi biaya bagi perusahaan secara fiskal maupun komersial.Take home pay
karyawan adalah sebesar gaji ditambah tunjangan pajak dikurangi dengan PPh Pasal 21. Maka
take Priska Febriani S. dan Naniek Noviari. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan...
home pay yang diterima oleh karyawan tidak maksimal sebab karyawan masih harus
menanggung PPh Pasal 21 terutangnya.
d) PPh Pasal 21 di gross-up, pada alternatif ini perusahaan memberikan tunjangan pajak
kepada karyawannya yang jumlahnya sama dengan PPh Pasal 21 terutangnya. Pengeluaran
perusahaan untuk gaji dan tunjangan pajak ini semuanya boleh jadi biaya, baik dari sudut
pandang komersial maupun fiskal. Secara fiskal atas beban yang timbul bagi perusahaan
merupakan beban yang bisa menjadi pengurang pendapatan (deductable expense), sehingga
beban PPh Pasal Badan menjadi lebih kecil. Keistimewaan metode ini adalah take home pay
karyawan adalah full sebesar gajinya. Sebab, PPh Pasal 21 terutang yang seharusnya dipotong
dari gajinya tersebut sudah diantisipasi oleh tunjangan pajak yang diterima dalam jumlah
yang sama.
2. Jika seorang PKP akan menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan,
maka harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut ini:
a. Mempunyai peredaran usaha dalam dua tahun buku sebelumnya, tidak melebihi Rp1,8
Miliar untuk setiap satu tahun buku.
b. Wajib Pajak yang baru saja dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Selain itu, PKP juga harus memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak di tempat PKP tersebut dikukuhkan, paling lambat:
a. Pada saat batas waktu penyampaian SPT Masa PPN Masa Pajak Pertama dalam tahun
buku dimulainya penggunaan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan
tersebut. Contoh: Jika Pengusaha Kena Pajak mulai menggunakan pedoman tersebut pada
tahun buku 2019, maka pada 28 Februari 2019 PKP tersebut sudah harus menyampaikan
pemberitahuan penggunaan pedoman penghitungan tersebut.
b. Saat batas waktu penyampaian SPT Masa PPN Masa Pajak dikukuhkan sebagai PKP,
bagi Wajib Pajak yang baru saja dikukuhkan sebagai PKP. Contoh: Jika Wajib Pajak baru
saja dikukuhkan pada Mei 2019, maka pada 30 Juni 2019 PKP tersebut sudah harus
menyampaikan pemberitahuan.
3. Adapun koreksi positif adalah perbaikan yang dilakukan pada catatan penghasilan dan
biaya yang berdampak pada kenaikan jumlah biaya wajib pajak. Singkatnya, koreksi
positif sebenarnya koreksi apapun yang menyebabkan PPh terutang menjadi bertambah.
Koreksi fiskal negatif akan menyebabkan laba kena pajak berkurang atau pengurangan PPh
terutang.
Sebab pendapatan lebih tinggi daripada pendapatan fiskal dan biaya-biaya komersial yang
lebih kecil daripada biaya-biaya fiskal.
Secara rinci, penyebab dari koreksi positif menurut Ortax.org adalah:
a. Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau
orang yang menjadi tanggungannya.
b. Dana cadangan.
c. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura atau kenikmatan.
Penyebab dari adanya koreksi negatif sendiri adalah.
d. Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan penghasilan yang tidak termasuk objek
pajak tetapi termasuk dalam peredaran usaha.
e. Selisih penyusutan/amortisasi komersial komersial di bawah penyusutan/amortisasi
fiskal.
f. Penyesuaian fiskal negatif lain yang tidak berasal dari hal-hal yang telah disebutkan
di atas.
4. langkah atau strategi yang dapat di perhatikan oleh rekan-rekan dalam menghadapi
pemeriksaan pajak, sebagai berikut;
a. Pastikan pemeriksa pajak memiliki dan menunjukkan surat tugas pemeriksaan pajak
terhadap perusahaan rekan
b. Periksa nama-nama pemeriksa pajak telah sesuai dengan kartu anggota pemeriksa
pajak yang dating ke perusahaan rekan
c. Cek kembali setiap transaksi yang telah terjadi, internal maupun eksternal, dan lalu
teliti dengan kewajiban perpajakannya, apakah telah terpenuhi semuanya atau
memang ada yang terlewat
d. Siapkan aneka dokumen yang diperlukan yang juga merupakan dasar atau bukti
transaksi, seperti buku besar, laba rugi dan dokumen pendukung lain yang dibutuhkan
e. Rekan dapat menyediakan setidaknya 1 (satu) ruangan kosong khusus buat petugas
pemeriksa pajak selama proses pemeriksaan pajak berlangsung
f. Sikapi pemeriksa pajak dengan baik dan jadikan rekan
g. Gunakan jasa konsultan pajak guna secara Bersama-sama, mendampingi, memberi
saran masukan selama proses pemeriksaan pajak perusahaan, rekan akan
mendapatkan arahan, jalan dan/atau strategi terbaik serta arahan sah (sesuai dengan
peraturan) pastinya dalam menghadapi proses pemeriksaan pajak perusahaan rekan.

Tidak perlu panik dan khawatir berlebihan


Tidak perlu panik atau khawatir yang berlebihan, seperti yang rekan baca di artikel atas,
tenang adalah saran dan strategi pertama yang bisa rekan coba dan terapkan. Ingat rekan harus
tetap focus dan teliti.
Jika saat ini rekan belum menentukan atau menemukan konsultan pajak yang benar-benar
tepat untuk mendampingi rekan pribadi atau Perusahaan, INATAX bisa jadi salah satu
pertimbangan terbaik untuk membantu rekan dalam menghadapi pemeriksaan pajak. Selain
konsultan pajak INATAX telah memiliki sertifikat resmi konsultan pajak, konsultan INATAX
telah berpengalaman paling tidak 15 (lima belas) tahun di bidang perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai