Anda di halaman 1dari 3

PAPER

MANAJEMEN RISIKO

“Penerapan Standarisasi Emisi Gas Buang Pada Transportasi Sebagai Proses


Penanggulangan Kenaikan Emisi Gas Carbon”

Dosen : Dr. Ir. Minto Basuki, MT.

Anggota Kelompok :
1. –
2. –
3. –
4. –
5. –

PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan sektor transportasi tumbuh dan berkembang seiring dengan
peningkatan dari ekonomi nasional maupun global. Tingkat pertumbuhan kendaraan
bermotor yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan dampak lingkungan yang serius.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan diantaranya adalah kemacetan, kebisingan, dan
menimbulkan pencemaranatau polusi udara. Bahaya tersebut disebabkan oleh emisi gas
buang yang dihasilkan oleh mesin kendaraan bermotor. Emisi gas buang hasil
pembakaran mesin kendaraan bermotor merupakan faktor penyebab polusi yang paling
dominan, terutama di kota-kota besar.
Dalam upaya mengurangi emisi gas buang, pada tahun 1992 Uni Eropa telah
mengeluarkan peraturan yang mewajibkan penggunaan katalis untuk mobil berbahan-
bakar bensin, yang kemudian disebut standar Euro-1. Sejak saat itu, lima set standar telah
ditetapkan Uni Eropa dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas udara, yakni standar
Euro-2 (1996), Euro-3 (2000), Euro-4 (2005), Euro-5 (2009), dan Euro-6 (2014). Standar
emisi kendaraan bermotor di Eropa ini juga diadopsi oleh beberapa negara di dunia.
Di Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20
Tahun 2017 resmi menerapkan standar emisi Euro-4 bagi kendaraan bermotor. KLHK
pun kembali merilis jenis kendaraan tipe baru kategori M, N dan O sebagai tipe
kendaraan yang wajib menerapkan standar emisi Euro-4 sesuai dengan aturan yang
tertera dalam Permen LHK tersebut. Dalam menetapkan standar emisi kendaraan di suatu
negara, pembuat kebijakan harus mengetahui betul hubungan erat antara dua hal penting
yang berkaitan erat.
Kenaikan Emisi gas karbon menjadi salah satu penyebab perubahan iklim di dunia.
Proses ini dapat berdampak pada lingkungan hidup, kesehatan manusia, hingga
menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Emisi gas karbon juga disebabkan oleh aktivitas
pembakaran senyawa-senyawa yang mengandung karbon. Untuk mengetahui besaran
emisi, maka dilakukan pengukuran jejak karbon, jejak karbon merupakan jumlah emisi
karbon dioksida (CO2) yang berkaitan dengan segala aktivitas seseorang atau entitas lain
seperti bangunan, perusahaan, negara, dan lain-lain. Emisi gas karbon juga disebabkan
karena pembakaran bahan bakar fosil di bidang manufaktur, pemanasan, dan
transportasi, serta emisi yang diperlukan untuk menghasilkan listrik untuk keperluan
barang dan jasa yang dikonsumsi.
Emisi gas karbon berdampak terhadap perubahan iklim global. Beberapa studi
penelitian emisi gas karbon telah menarik perhatian para peneliti karena iklim global
yang berubah dengan cepat. Para peneliti berhasil mengungkap bahwa emisi
antropogenik dari satu triliun ton karbon cenderung menyebabkan peningkatan suhu
global sebesar dua derajat Celcius. Jejak karbon dapat dikurangi melalui melalui
peningkatan efisiensi energi dan perubahan gaya hidup dan kebiasaan membeli.
Pengalihan penggunaan energi dan transportasi seseorang dapat berdampak pada jejak
karbon primer. Contohnya adalah menggunakan transportasi umum, seperti bus dan
kereta api, memasang lampu hemat energi, menambahkan insulasi pada bangunan. Selain
itu, emisi karbon juga dapat dikurangi dengan menggunakan sumber energi terbarukan
untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan.
Banyak dari masyarakat saat ini yang tergerak untuk berbuat sesuatu bagi bumi
dalam penanggulangan kenaikan emisi gas carbon terutama di kota-kota besar di
Indonesia,salah satunya dalam standarisasi emisi gas buang pada transportasi yang
diharap mampu menanggulangi kenaikan gas carbon yang saat ini telah memberikan
banyak dampak buruk dalam kehidupan sehari-hari. Dengan beberapa permasalahan
dalam kenaikan emisi gas carbon tersebut, maka kami Menyusun paper ini dengan tujuan
untuk mengetahui penerapan standarisasi emisi gas buang pada transportasi sebagai
proses penanggulangan kenaikan emisi gas carbon.

Anda mungkin juga menyukai