net/publication/348757883
CITATIONS READS
0 34,488
1 author:
Anto Nius
Tanjungpura University
14 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pemanfaatan Ampas Kopi dan Cangkang Telur Ayam Petelur sebagai Adsorben dalam Menurunkan Kadar ABS (Alkyl Benzene Sulphonate), BOD (Biological Oxygen
Demand), dan COD (Chemical Oxygen Demand) dalam Limbah Detergen View project
All content following this page was uploaded by Anto Nius on 26 January 2021.
SINTESIS ASPIRIN
Antonius*, Afuwu Afriana, Katarina Elgia, Luthfi Imam Sulistyo, Novi Kartika,
Renita Fahira, Selvi Setianingsih, Supiana, Zhulfadillah Anugrah dan Dede
Rahmad Juniardi
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Email: antonius.destroyer@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan sintesis aspirin atau asam asetil salisilat dengan
metode rekristalisasi yang bertujuan untuk melakukan sintesis asam asetil
salisilat yang didasarkan pada reaksi asetilasi antara asam salisilat dengan
anhidra asetat menggunakan katalis asam sulfat (H2 SO4 ) dan melakukan uji
dengan besi (III) klorida (FeCl3 ) serta menguji titik leleh asam asetil salisilat
menggunakan melting point. Rekristalisasi merupakan pemurnian zat padat yang
dilakukan dengan melarutkan zat padat dengan pelarut tertentu dimana zat dapat
larut saat dipanaskan. Sintesis aspirin dilakukan dengan melarutkan asam
salisilat (HOC 6 H4 COOH) dengan anhidrida asetat ((CH3 CO)2 O) dan H2 SO4
pekat. Campuran dikocok dan dipanaskan kemudian didinginkan dalam wadah
berisi es batu. Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan anginkan. Kristal
ditimbang sampai konstan kemudian menghitung rendemen yang terbentuk dan
diuji dengan FeCl3 serta menguji titik leleh asam asetil salisilat. Hasil yang
diperoleh yaitu bobot konstan kristal 3,65095 gram berwarna putih dengan
rendemen 63,235% dan uji FeCl3 mengubah warna kristal menjadi ungu tua
dengan titik leleh kristal 143°C.
dimensi dan pola ini berulang secara dijenuhkan dalam keadaan panas dan
periodik dalam rentang yang panjang kemudian didinginkan, senyawa
tak terhingga. Polikristal merupakan terlarut akan berkurang kelarutannya
kumpulan dari kristal-kristal tunggal dan membentuk endapan (Hart,
yang memiliki ukuran sangat kecil 2003).
dan saling menumpuk membentuk Asam asetil salisilat adalah
padatan. Struktur amorf menyerupai jenis obat turunan dari salisilat.
pola hampir sama dengan kristal, Asam asetil salisilat dibuat dengan
akan tetapi pola susunan atom-atom, reaksi asetilasi senyawa fenol (dalam
ion- ion atau molekul- molekul yang bentuk asam salisilat) menggunakan
dimiliki tidak teratur dengan jangka anhidrida asetat dengan bantuan
yang pendek. Amorf terbentuk sedikit katalis, yaitu asam sulfat
karena proses pendinginan yang (H2 SO4 ) sebagai zat penghidrasi.
terlalu cepat sehingga atom-atom Asam salisilat berfungsi sebagai
tidak dapat dengan tepat menempati alkohol dan reaksinya berlangsung
lokasi kisinya (Riswiyanto, 2009). pada gugus hidroksi. Asam asetil
Kristalisasi merupakan salisilat diguakan sebagai senyawa
metode pemurnian yang sangat analgesik (penahan rasa sakit),
penting dalam setiap sintesis antiseptik (terhadap demam) dan
senyawa anorganik maupun organik. anti- inflamasi (peradangan)
Kristalisasi adalah teknik pemisahan (Wilmana & Sulistia, 2012).
dan pemurnian yang digunakan Percobaan ini dilakukan
untuk menghasilkan berbagai macam untuk mensintesis asam asetil
bahan. Secara visual kristalisasi salisilat berdasarkan rekasi asetilasi
didefinisikan sebagai perubahan fasa antara asam salisilat dengan
dimana produk kristal diperoleh dari anhidrida asetat dan melakukan uji
suatu larutan (Febriyanto, 2019). FeCl3 serta menguji titik lelehnya.
Prinsip kristalisasi adalah senyawa Prisip dari percobaan ini yaitu
padat akan mudah larut dalam menggunakan metode kristalsisasi
pelarut panas bila dibandingkan yang menghasilkan endapan putih
dengan pelarut yang lebih dingin. asam asetil salisilat. Endapan dapat
Jika suatu larutan senyawa tersebut diubah menjadi kristal yang
Groggin, P. H., 1985, Unit Processes Zhao, B., Chen, S., Huang, J., &
in Organic Synthesis, Mac Bartell, L. S., 2014,
Graw Hill Book Company Recrystallization from a
Inc, New York. Three-Grain Crystalline Iron,
Hart, H., 2003, Kimia Organik, Journal of Solid State
Erlangga, Jakarta. Physics., 1(1):1-6.
Martin, E. A., 2012, Kamus Kimia,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Nisyak, K., & Hisbiyah, A., 2019,
Percobaan V Sistematis
Asam Asetilsalisilat, Qiara
Media, Pasuruan.
Riswiyanto, 2009, Kimia Organik
Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
Tim Dosen Kimia Organik Sintesis,
2015, Penuntun Praktikum
Kimia Organik Sintesis,
Universitas Tadulako, Palu.
Tim Laboratorium Kimia Dasar,
2014, Penuntun Praktikum
Kimia Dasar I, Universitas
Udayana, Bukit Jimbaran
Bali.
Wilmana, P. F., & Sulistia, G., 2012,
Analgesik-Antipiretik
Analgesik Anti-Inflamasi
Nonsteroid. Dalam
Farmokologi dan terapi,
Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Dik:
Massa Kristal Rata-rata = 3,15845 gram
Massa Asam Salisilat = 2,0196 gram
Massa Anhidrida Asetat = 2,5 ml x 1,08 gram/ml = 2,7 gram
Massa Asam Sulfat = 3 x 0,05 ml = 0,15 ml x 1,84 gram/ml = 0,276 gram
Massa Teori = (2,0196+2,7+0,276) gram = 4,9956 gram
% Rendemen = = = 63,235%
LAMPIRAN
FOTO
Lampiran 5. Lampiran 6.
Lampiran 4. Bobot
Bobot Kertas Campuran Asam
(Kristal+ Kertas Saring) 2
Saring salisilat dan
Anhidrida Asetat