NAMA : MUH.
RIZALDI NIM :
A31116327
1. Kegagalan bisnis (business failure), adalah kerugian dalam bisnis karena kesalahan
keputusan bisnis atau karena faktor-faktor ekonomi yang lain.
2. Kegagalan audit (audit failure), adalah kesalahan auditor dalam memberikan opini atas
laporan keuangan karena kecerobohan dalam melaksanakan tugas audit.
3. Risiko audit (audit risk), adalah kesalahan auditor dalam memberikan opini atas laporan
keuangan pada saat audit telah direncanakan dan lilaksanakan dengan kehati-hatian
profesional serta sesuai dengan standar audit yang berlaku.
Tuntutan terhadap auditor pada dasarnya hanya bisa dilakukan pada saat yang terjadi adalah
audit failure.
❖ SUMBER TUNTUTAN LEGAL
1. Ordinary negligence, adalah situasi dan kondisi tertentu, yang membuat secara tidak
sengaja auditor tidak menerapkan kehati-hatian profesional, dan kasus serupa bisa saja
terjadi pada auditor profesional yang lain.
2. Gross negligence, adalah secara sadar auditor melakukan tindakan yang membahayakan,
atau terlalu berani mengambil risiko. Namun demikian bisa jadi sulit untuk membedakan
ordinary negligence dan gross negligence.
3. Constructive fraud, adalah kecerobohan ekstrim yang dilakukan auditor, tetapi tidak ada
maksud untuk menyembunyikan informasi atau merugikan pihak lain. Contoh, auditor
menyadari bahwa prosedur audit tidak dilaksanakan dengan memadai, tetapi auditor
berani memberikan opini wajar tanpa pengecualian (clean/unqualified opinion).
4. Fraud, adalah auditor sengaja berbuat curang dalam melaksanakan audit laporan
keuangan atau dalam memberikan opini atas laporan keuangan.
5. Breach of contract (mengingkari kontrak), auditor tidak memenuhi komitmen yang telah
disepakati dalam kontrak kerja atau dalam surat penugasan audit.
6. Third-party beneficiary (keuntungan pihak ketiga), adalah adanya pihak ketiga yang
tidak disebutkan dalam kontrak audit, tetapi mereka mendapatkan keuntungan dari
kontrak audit. Misalnya kontrak audit dengan bank berhubungan dengan posisi auditor
sebagai salah satu debitur besar bank yang diaudit. Dalam kasus ini auditor diragukan
independensinya.
2. Statutory law, adalah hukum yang telah ditentukan secara formal oleh pemerintah.
3. Joint and several liability, asesmen terhadap pihak yang dituntut atas total kerugian
yang diderita penuntut, dengan tanpa mempertimbangkan tingkat keterlibatan pihak yang
dituntut dalam melakukan tindakan yang dipandang merugikan pihak lain.
4. Seperate and proportionate liability, adalah asesmen terhadap pihak yang dituntut
tentang tingkat kerugian penuntut atas tindakan ceroboh pihak yang dituntut.
❖ JENIS-JENIS TANGGUNG JAWAB LEGAL AUDITOR
2. Tanggungjawab kepada pihak ketiga, misalnya bank menuntut auditor karena gagal
mengungkap salah saji material dalam laporan keuangan debitur bank.
Asosiasi profesi dapat menempuh sejumlah langkah untuk melindungi anggota profesi dari
potensi tuntutan hukum, antara lain:
• Mengembangkan model perlindungan hukum dari potensi tuntutan legal yang tidak
objektif (nonmeritorious litigation).
Anggota profesi dapat meminimalkan potensi tuntutan legal melalui berbagai hal sbb.:
• Menjaga independensi