Anda di halaman 1dari 8

METODOLOGI PENELITIAN

KEPERAWATAN 6A

NAMA : Frisca Helvira Sukma

NIM : 1914201017

Dosen pembimbing : Ns. Delima, M.Kes

Pertanyaan :

1. Pola penalaran deduktif induktif dalam penelitian dan berikan contoh

Jawab :

PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

- Metode dalam menalar

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

- Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol.
Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran
akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,
sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari
premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir
yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa
proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula
proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan
untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

1. Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

2. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang
benar atau sesuatu yang memang salah.

3. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus
benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti
penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan
material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

METODE INDUKTIF

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta
diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada
metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di dalam penelitian linguistic
sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa demikian? Karena linguistic termasuk ilmu
yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.

Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut:

1. Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data.

2. Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi
eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.

3. Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-
keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya.

4. Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-
hubungan.

5. Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari setuktur analitik.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Contoh :

• Jika dipanaskan, besi memuai.

• Jika dipanaskan, tembaga memuai.

• Jika dipanaskan, emas memuai.

• Jika dipanaskan, platina memuai.

• Jika dipanaskan, logam memuai.

• Jika ada udara, manusia akan hidup.

• Jika ada udara, hewan akan hidup.

• Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

• Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan pernyataan hasil observasi dalam suatu
pernyataan yang lebih umum dan menurut suatu pandangan yang luas diterima, ilmu-ilrnu empiris
ditandai oleh metode induktif, disebut induktif bila bertolak dari pernyataan tunggal seperti gambaran
mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai pada pernyataan pernyataan universal.

David Hume telah membangkitkan pertanyaan mengenai induksi yang membingungkan para filosof
dari zamannya sampai sekarang. Menurut Hume, pernyataan yang berda observasi tunggal betapapun
besar jumlahnya, secara logis tak dapat menghasilkan suatu pernyataan umum yang tak terbatas. dalam
induksi setelah diperoleh pengetahuan, maka akan dipergunakan ha-hal lain, seperti ilmu mengajarkan
kita bahwa kalau logam dipanasi juga akan mengembang, bertotak dari teori ini kita tahu bahwa logam
lain yang kalau dipanasi juga akan mengambang. Dari contoh di atas bisa diketahui bahwa induksi
tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disebut juga dengn pengetahuan sintetik.

Penalaran induktif berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori
tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks
penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.

Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007:15) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir
yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus.
Artinya, dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.

Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal
tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang
benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.

Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007:15),
hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan
analogi.

Generalisasi

adalah penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada.
Hipotesa berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan,
kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan
ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam berfikir
sehari-hari, orang menyebutnya anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesa juga berarti
sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan
tertentu. Proses pembentukan hipotesa adalah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu.
Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesa ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan
terarah.

Analogi

adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan
sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.

Kausalitas

merupakan prinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu
atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak
memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat
disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada
kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru
sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang
menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.

SALAH NALAR : Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

METODE DEDUKTIF

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau generalisasi yang diuraikan menjadi
contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut.
Misalnya: petani selalu rugu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-fakta
tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.

Metode Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah teori
yang kemudian di buktikan dengan pencarian fakta. Contoh: Penelitian bahasa Arab kebanyakannya
berangkat dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang terdapat dalam sumber
data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.

Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:

1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).

2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan

3. Tahapan perumusan hipotesis

Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam
suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya perbandingan logis antara
kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut
mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori
dengan jalan rnenerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.

Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran teori-teori dari
kebenaran pernyataan-pernyataan yang bersifat tunggal. Tidak pernah dia menganggap bahwa berkat
kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan teori ini dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan
hanya mungkin benar, sebagai contoh, harga akan turun. Karena penurunan beras besar. maka harga
beras akan turun.

Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak
harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan
tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan
persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci
sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus.

Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep
dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian
konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu
gejala. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan
membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan
yang tidak tepat.

Penarikan secara langsung ditarik dari 1 premis. Penarikan secara tidak langsung ditarik dari 2 premis.
Premis pertama yang bersifat umum sedangkan premis kedua bersifat khusus.

Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :

1. Silogisme kategorial

2. Silogisme hipotesis

3. Silogisme alternatif

4. Entimen

Silogisme Kategorial

Silogisme Kategorial yaitu Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi:


• Premis umum : Premis Mayor (My)

• Premis khusus :remis Minor (Mn)

• Premis kesimpulan : premis kesimpulan ( K ), dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek
simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh silogisme kategorial :

My : semua mahluk hidup bisa bernafas

Mn : kucing adalah mahluk hidup

K : kucing bisa bernafas

Silogisme hipotesis

Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh silogisme hipotesis :

My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Mn : Uang tidak ada

K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Silogisme Alternatif

Silogisme Alternatif yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi. Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak
alternatif yang lain.

Contoh silogisme alternatif :

My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah

Mn : Kucing berada di luar rumah

K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah


Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang
dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh Entimen :

• Dia naik jabatan karena ia rajin bekerja.

• Anda naik gaji karena anda berhak menerima kenaikan jabatan itu.

Anda mungkin juga menyukai