PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Page | 1
air bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh para nelayan. Nelayan dalam
kehidupan sehari-harinya telah terbiasa dengan terpaan badai dan gelombang
laut. Oleh karenanya, kenaikan permukaan air laut yang kemudian
menggenangi pemukimannya merupakan sesuatu permasalahan yang harus
dihadapi oleh penduduk setempat. Situasi naiknya permukaan air pada
dasarnya dapat menimbulkan stress pada penduduk di daerah pantai ataupun
danau. Pemukiman nelayan bila ditinjau dari kesehatan akan terlihat sebagai
kawasan yang kurang layak huni dan cenderung memberikan citra
kemiskinan. Nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan tersebut masih
banyak yang tinggal di rumah sangat sederhana bahkan jauh dari layak.
Mayoritas mereka masih tinggal di rumah-rumah dengan material dari kayu
atau papan, beratap nipah dan sebagian kecil seng serta berlantai papan.
Kondisi rumah mereka yang terletak ditepi laut sudah reot dan hampir
tumbang ditelan waktu yang terus berputar. Persoalan di lingkungan
pemukiman tersebut yang paling mencolok, adalah masalah MCK (mandi,
cuci, kakus) dan saluran air limbah rumah tangga. Kesulitan penataan
lingkungan berpangkal pada topografi yang datar, di samping itu juga sering
tergenang ketika laut pasang. Ini merupakan ciri umum yang biasa dialami
pemukiman nelayan, Permasalahan pemukiman merupakan sebuah
permasalahan yang berlanjut dan bahkan akan terus meningkat, seirama
dengan pertumbuhan penduduk, dinamika kependudukan dan tuntutan-
tuntutan sosial ekonomi yang semakin berkembang.
Page | 2
perkembangan pariwisata mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu masuk
makassar pada maret 2015 mencapai 1.178 orang. Jumlah wisman tersebut
naik sebesar 26,53 persen jika dibandingkan Februari 2015 yang mencapai
931 orang. Jumlah tersebut jelas akan semakin bertambah tiap tahun jika
pemerintah kota makassar gencar mengembangkan sektor pariwisata di
berbagai daerah di Makassar. Kota makassar sebagai kota sekaligus pusat
perekonomian Indonesia, dimana sebagian besar pendapatan berasal dari
sektor sekunder dan tersier di antaranya adalah Jasa, Industri baik produksi
maupun manufaktur. Namun, di luar dari besarnya pendapatan yang
disumbangkan oleh sektor-sektor tersebut di makassar sendiri masih terdapat
penyumbang pendapatan daerah yang dimana sebagian besar pendapatan
berasal dari sektor sekunder dan tersier di antaranya adalah Jasa, Industri baik
produksi maupun manufaktur. Namun, di luar dari besarnya pendapatan yang
disumbangkan oleh sektor-sektor tersebut di Makassar sendiri masih terdapat
penyumbang pendapatan daerah yang dimana sebagian besar pendapatan
berasal dari sektor sekunder dan tersier di antaranya adalah Jasa, Industri baik
produksi maupun manufaktur. Namun, di luar dari besarnya pendapatan yang
disumbangkan oleh sektor-sektor tersebut di Makassar sendiri masih terdapat
penyumbang pendapatan daerah dari sektor primer.
Page | 3
Dari hasil pengamatan saya di lokasi permukiman nelayan ini memiliki
banyak kekurangan dibidang utilitas, fasilitas, kebersihan, dan infrastruktur,
misalnya pada masalah lumpur dilaut, bisa dipasangkan dipesisir pantai
sebuah bendungan meghalang agar ombak yang menghalang lumpur tidak
naik kedarat dan merusak tanaman mangrove dan mempermudah kapal untuk
bersandar dan berlabu yang biasanya terhalang oleh lumpur yang dibawah
oleh ombak.
Masalah berikutnya adalah tanaman mangrove dan bakau yang ada disana
terbengkalai sehingga pertumbuhannya tidak teratur dan susunannya tidak
teratur sehingga membuat viewnya tidak meanarik. Struktur jalan yang tidak
rata yang masih menggunakan paving blok yang saat ini tidak rata dan
menggangu pejalan kaki dikampung nelayan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
identifikasi masalah yang akan dibahas adalah mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan:
1. Bagaimana merancang konsep wisata agar sesuai dengan kawasan
kampung nelayan di kelurahan untia dimakassar?
2. Bagaimana cara merancang design fisik kawasan wisata ekowisata
dimakassar?
Page | 4
C. Tujuan dan sasaran pembahasan
1. Tujuan pembahasan
a. Menyusun konsep wisata agar sesuai dengan kawasan kampung
nelayan di kelurahan untia dimakassar
b. Merancang design fisik sarana dan prasarana kawasan kampung
nelayan untia agar sesuai dengan konsep wisata
2. Sasaran pembahasan
Mewujudkan kawasan wisata dengan konsep ekowisata yang dapat
dikelola oleh masyarakat Untia serta dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
Kota Makassar dan difokuskan pada perancangan desain dengan standar
penataan elemen perancangan kota yaitu :
a. Tata Ruang
b. Bentuk dan Massa Bangunan
c. Sirkulasi dan Parkir
d. Sirkulasi dalam hal ini termasuk sirkulasi kendaraan maupun manusia.
e. Pedestrian
f. Ruang terbuka
g. Pendukung Kegiatan
h. Penanda
Page | 5
menyeluruh dan didukung oleh disiplin ilmu lain sebagai masukan dan
pendukung pencapaian sasaran pembahasan.
a. Batasan Pembahasan
Pembahasan mengenai “permukiman nelayan Untia”, artinya
perencanaan hanya berada pada area permukimannya saja, mengingat
kondisi wilayah Kel.Untia cukup luas maka penulis membatasinya.
b. Konsep ekowisata yang diterapkan hanya mengarah pada bagian area
hutan mangrove, tambak ikan, dan area permukiman..
E. Sistematika Penulisan
Dari laporan sistematika pembahasan terdiri dari tiga bab yang tentunya
saling berhubungan atau berkaitan satu sama lain. Sistematika pembahasan
menjadi langkah-langkah penyusunan laporan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, permasalahan,
tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Page | 6