Anda di halaman 1dari 13

Kajian Tokoh Inspiratif

Muslim : Al-Khawarizmi

Disusun oleh :
Nama : Rachmat Maulana Firmansyah
Fakultas : Teknik
Prodi : Teknik Sipil
Kelas : Agama Islam 1FP
NIM : 215060107111047

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
Implementasi Aqidah Islam dalam Mewujudkan Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
dengan tepat waktu.

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah agama. Makalah ini dibuat juga dengan harapan dapat meningkatkan
wawasan pembaca maupun saya sebagai penulis mengenai aqidah Islam.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. M. Mukhlis Fahruddin, M.S.I


sebagai pemberi tugas makalah ini sehingga saya dapat memperbanyak
wawasan dan pengetahuan saya mengenai materi yang saya tulis. Tidak lupa,
saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan saya
referensi dan pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Pada pembuatan makalah ini, saya sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Saya mengharapkan saran dan kritik agar makalah yang
saya buat bisa dikembangkan dan menjadi lebih baik di masa mendatang.

Mataram, 30 November 2021

Rachmat Maulana Firmansyah

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I 3

PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang 3


BAB II 4

PEMBAHASAN 4

2.1 Kisah hidup Al-Khawarizmi 4


2.2 Pemikiran dan sumbangsih Al-Khawarizmi 5
2.3 Pelajaran yang dapat diteladani dari Al-Khawarizmi 9
BAB III 10

PENUTUP 10

A. Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa kejayaan Islam telah lahir sejumlah ilmuwan Muslim yang
berhasil membuat penemuan orisinil yang berpengaruh dan berperan penting
dalam pengembangan ilmu, terutama matematika. Matematika mulai dikenal
secara luas oleh kaum Muslimin sejak gerakan penerjemahan buku-buku asing
ke bahasa Arab intensif dilakukan, yang ditandai dengan intensitas pengkajian
dan penemuan baru di bidang matematika serta lahirnya berbagai
matematikawan Muslim ketika itu. Padahal kecemerlangan sejarah peradaban
Islam tidak bisa dilepaskan dari berbagai kajian dan penemuan penting
berkenaan dengan matematika yang telah ditemukan oleh ilmuwan Muslim.
Bahkan ilmuwan Muslimlah yang menjadi perintis awal perkembangan
matematika, sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Khawarizmi, seorang ilmuwan
besar yang pemah disumbangkan oleh kecemerlangan peradaban Islam di masa
daulat Bani Abbasiyah di Baghdad.

Sejarah mencatat bahwa AI-Khawarizmi adalah ilmuwan sekaligus


matematikawan terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia. Dialah yang
meletakan dan menyusun teori-teori dasar Aljabar dan Algoritma, pencetus
penggunaan angka nol, dan mengenalkan sistem notasi desimal serta tanda
pengkalian dua sebagaimana yang dipakai sekarang. Karena itu sangat
signifikan untuk mengenalkan kembali sejarah hidup dan biografi tokoh-tokoh
besar ilmuwan dan matematikawan Muslim seumpama AI-Khawarizmi untuk
menjadi pendorong bagi pelajar kita dalam mempelajari matematika.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kisah hidup Al-Khawarizmi


Nama lengkap dari AI-Khawarizmi adalah Abu Abdullah Muhammad ibn
Musa AI-Khawarizmi. Di kalangan ilmuwan Barat dan Eropa ia lebih dikenal
dengan nama Algorizm, Algorismus atau Algoritma. AI-Khawarizmi, yang telah
berjasa besar dalam memajukan ilmu pengetahuan dilahirkan sebuah kota kecil
sederhana di pinggiran sungai Oxus (Ammu Darya), yakni kota Khawarizm
(Khanate ofKhiva), yang terletak di bagian Selatan Sungai Oxus, Uzbekistan,
pada tahun 770 M dan kemudian wafat pada tahun 840 M. Tidak ada data yang
pasti tentang tanggal dan kapan tepat kelahiran dan wafat Al-Khawarizmi. Philip
K Hitti memperkirakan AI-Khawarizmi wafat pada tahun 850 M.

Kedua orangtuanya yang berasal dari Khawarizm, kemudian


membawanya pindah ke sebuah tempat di Selatan kota Baghdad (lrak), ketika ia
masih kecil. Di kota Baghdad inilah AI-Khawarizmi dibesarkan dan di kota ini
pulalah pengetahuan serta pengalamannya berkembang, sehingga kemudian
menjadikan namanya populer dan dikenal sebagai ilmuwan Muslim terkemuka.
Al-Khawarizmi sendiri mulai terkenal dan mencapai masa puncaknya sebagai
seorang ilmuwan di masa pemerintahan Al-Makmun. Al-Makmun sangat terkenal
sebagai seorang khalifah yang sangat mencintai dan mendorong perkembangan
ilmu pengetahuan di dunia Islam. Al-Makmun melanjutkan usaha para
pendahulunya dalam meningkatkan perhatian pada ilmu pengetahuan dan
usaha penterjemahan buku ilmu pengetahuan yang sudah dimulai sejak
khalifah Al-Mansur. Al-Makmun sangat tertarik dan mengagumi kecerdasan Al-
Khawarizmi, itulah sebabnya ia kemudian secara khusus mengirim dan
menugaskan AI-Khawarizmi untuk belajar bahasa Sansekerta. Setelah mahir
dan menguasai bahasa ini dengan baik, ia kemudian ditugasi kembali oleh
khalifah Al-Makmun untuk menterjemahkan buku India tentang astronomi yang
berjudul Siddhanta ke bahasa Arab. Buku ini berhasil diterjemahkan oleh Al-
Khawarzimi dengan baik, bahkan kemudian ia juga berhasil menterjemahkan
buku tentang geografi, karya tulis Ptolomeus ke bahasa Arab. Siddhanta adalah
sebuah buku berkenaan dengan ilmu astronomi yang dibawa oleh orang-orang
India ke kota Baghdad kira-kira pada tahun 771 M atau tahun 773 M. Usaha
penerjemahan buku ini semula dilakukan oleh Al-Fazari , namun usaha tersebut

4
belum sempuma dilakukan. Baru kemudian atas usaha AI-Khawarizmi buku
tersebut bisa diterjemahkan secara sempurna ke dalam bahasa Arab.

Berdasakan buku tersebut, Al-Khawarizmi telah menyusun sebuah


tabel dan ringkasan dari sistem-sistem astronomi India dan Yunani yang
ditambahnya dengan dengan hasil-hasil penyelidikann ya sendiri. Tabet yang
dibuat oleh AI-Khawarizmi ini menjadi terkenal di Eropa setelah diterjemahkan
oleh Adelard dari Bath pada tahun 1126. Tabel ini kemudian menggantikan tabel
Yunani dan India yang biasa dipakai sebelumnya. Buku ini juga menjadi dasar
bagi Al-Khawarizmi dalam menyusun daftar-daftar astronominya (astrolabels).
Selama hidup dan zaman sesudahnya, oleh kalangan ilmuwan Muslim maupun
Barat, Al-Khawarizmi diakui sebagai seorang ilmuwan yang tidak hanya ahli di
bidang matematika, akan tetapi juga di bidang astronomi, geografi, ilmu bumi,
dan bahkan seni musik.

2.2 Pemikiran dan sumbangsih Al-Khawarizmi

Sejarah mencatat, Al-Khawarizmi telah menyumbangkan sejumlah


pemikiran pentingnya (terutama dalam bidang ilmu matematika) yang sangat
besar. Pengaruh Al-Khawarizmi dalam perkembangan matematika, astronomi,
dan geografi tidak diragukan lagi. Pendekatan yang dipakainya menggunakan
pendekatan sistematis dan logis. Al-Khawarizmi memadukan pengetahuan dari
Yunani dengan India ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan
matematika.

1. Cabang Matematika

Al-Khawarizmi dikenal sebagai orang yang memperkenalkan konsep


Algoritma dalam matematika. Khawarizmi adalah penemu dari beberapa
cabang ilmu dan konsep matematika, ia juga dikenal sebagai astronom dan
geografer.

Selain Algoritma, teori Aljabar --penjumlahan, pemulihan-- juga


merupakan buah pikiran Al-Khawarizmi. Nama Aljabar sendiri diambil dari
bukunya yang amat terkenal, yakni Al-Jabr wa-al-Muqabilah. la mengembangkan
tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, cosinus, tangen, dan
kotangen serta konsep diferensiasi. Dalam cabang Aljabar ini, sebenarnya Al-

5
Kharizmi banyak mengacu pada tulisan yang disusun oleh ilmuwan asal
Yunani, Diophantus (250 SM). Namun demikian, dalam meneliti buku-buku
Aljabar tersebut, Al-Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan
permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalahan inilah yang
kemudian diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh Al-Khawarizmi
kemudian dalam karya-karyanya tentang Aljabar. Karena itulah, tidak
mengherankan bila ia juga dijuluki sebagai "Bapak Aljabar". Bahkan menurut
pengakuan Gandz, matematikawan Barat dalam bukunya The Source of Al-
Khawarizmi's Algebra Al-Khawarizmi lebih berhak menyandang gelar sebagai
"Bapak Aljabar" daripada Diophantus. Dialah orang pertama yang
mengajarkan Aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-
hal yang berkaitan dengannya.Tak hanya itu, di bidang ilmu ukur, Al-Khawarizmi
juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma
serta hitungan desimal. Al-Khawarizmilah yang mengadopsi penggunaan angka
nol, dalam ilmu aritmetik dan sistem desimal. Beberapa sarjana Barat seperti
John Napier (1550-1620 M) dan Simon Stevin (1548-1620 M) mengklaim
bahwa penemuan tersebut merupakan hasil pemikiran mereka.

Al-Khawarizmi pula yang telah menggagas dan mempopulerkan


penggunaan angka 0, walaupun bukti sejarah mengemukakan angka 0 sendiri
sudah dipergunakan pula di India sejak tahun 400 masehi. Kode angka
Aryabhata telah menerangkan secara lengkap mengenai simbol angka 0. Pada
masa pemerintahan Bhaskara I (abad 7 masehi) dasar sistem 10 angka sudah
dipergunakan secara luas di negara tersebut serta pengenalan konsep angka 0.
Begitu pula di Babylonia sudah mengenal sistem angka yang memakai 0 digit.
Sistem angka tersebut sampai ke Timur Tengah pada tahun 670, dan
disempurnakan Al-Khawarizmi dengan menambahkan meningkatkan angka
desimal berikut pecahan.

Sejarawan George Santon juga mengagumi dan begitu memuja Al-


Khawarizmi, dengan tegas ia menyatakan bahwa Al-Khawarizmi adalah salah
seorang ilmuan terkemuka dari bangsanya dan terbesar pada zamannya.
Karena itu wajar jika terjemahan karya tulisnya di bidang Aljabar oleh Robert
Chester menandai suatu zarnan perkenalan dan kemajuan cabang ilmu ini di
Eropa, hingga masa-masa berikutnya. Karena itu, wajar jika berbagai pemikiran
Al-Khawarizmi tentang matematika, kehebatannya dalam penggunaan angka nol,

6
dan pengenalan sistem notasi desimal serta tanda pengkalian dua, memberikan
pengaruh yang luar biasa terhadap pemikiran ilmuwan sesudahnya, terutama
ilrnuwan Barat dan Eropa. Salah satunya dapat dilihat dari buku yang berjudul
Liber Abaci, ditulis oleh ahli matematika bernarna Leonardo yang kemudian lebih
dikenal dengan julukan Fibonacci dari Pisa, Italia. Setidaknya ada empat bagian
penting dalam buku Liber Abaci. Bagian pertarna yakni pengenalan sistem
angka Arab. Bagian kedua menyajikan contoh-contoh bidang perniagaan,
seperti pertukaran mata uang serta penghitungan rugi laba. Bagian ketiga berisi
diskusi menyangkut persoalan matematika. Bagian terakhir berupa sistem
taksiran, baik dari urutan angka maupun geometri.Tidak hanya itu, buku ini juga
memasukkan metode geometri Euclides serta persamaan linear simultan.

2. Cabang Astronomi dan Geografi

Selain karya-karyanya di bidang matematika, Al Khawarizmi juga


melahirkan karya dalam bidang astronomi. Ia membuat tabel yang
mengelompokkan ilmu perbintangan ini. Pada awal abad 12, karya-karya Al
Khawarizmi diterjemahkan ke dalam bahasa lain, dan yang pertama kali
adalah bahasa Latin oleh Adelard of Bath dan Gerard of Cremona, misalnya
The Treatise of Arithmetic, Al Muqala fl Hisab Al Jabr wa Al Muqabilah.

Di banyak universitas di Eropa, buku-buku karya Al Khawarizmi masih


menjadi acuan dan text book untuk mahasiswa di sana sampai pertengahan
abad ke enam belas. Karya-karyanya, setelah di terjemahkan dalam bahasa
Latin, kemudian menyusul bahasa-bahasa lain seperti bahasa-bahasa yang
digunakan di Eropa dan terakhir diterjemahkan dalam bahasa Cina. Tim
astronom pimpinan AI-Khawarizmi yang berada di bawah pengawasan khalifah
Al-Makmun juga berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Riset
pengukuran ini mereka lakukan di Sanjar dan Palmyra, hasilnya, 56,75 Mil Arab
sebagai panjang derajat meridian. Menurut CA Nallino, ukuran ini hanya selisih
2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenamya. Sebuah
perhitungan luar biasa yang bisa dilakukan pada saat itu. Dengan
kepandaiannya pula, Al-Khawarizmi telah menyusun sebuah buku tentang
perhitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari. la juga
menerjemahkan sebuah tabel perhitungan dari India, Siddhanta, berbahasa
Sansekerta yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan diulasnya
dengan baik.

7
Dengan memperhatikan tabel tersebut dan juga sumber-sumber lain, sebuah
tabel karyanya sendiri menjadi perhatian kalangan astronomi di Eropa, terutama
setelah diterjemahkan Adelard dari Bath pada 1126 M. Tabel ini kelak
menggantikan tabel Yunani dan India, setelah direvisi astronom Spanyol,
Majriti. Ilmuwan Cina pun mengadaptasi tabel ini, termasuk nilai-nilai ilmu ukur
sudutnya, serta fungsi sinus, dan tangen.

Masih berkait dengan masalah perhitungan, ternyata Al-Khawarizmi juga


seorang ahli ilmu bumi. Bukunya yang berjudul Surotul Ardhi (Peta Dunia)
menjadi dasar dari ilmu bumi Arab dan dijadikan model oleh ahli geografi Barat
untuk menggambar peta dunia. Naskah itu, hingga kini masih tersimpan di
Strassburg, Jerman. Buku ini oleh Abdul Fida (seorang ahli ilmu bumi terkenal)
dikatakan sebagai buku peta yang sangat rinci dalam menggambarkan bagian-
bagian bumi yang dihuni manusia karena dihiasi secara lengkap dengan peta
pada beberapa bagian dunia. Dalarn bidang geografi, Al-Khawarizmi membuat
koreksi-koreksi mendasar pada pemikiran filsuf Yunani tentang geografi. Dalarn
sejarah tercatat tujuh puluh orang yang ahli dalam bidang geografi bekerja di
bawah koordinasi Al Khawarizmi. Kelompok ini kemudian melahirkan peta bumi
yang kita kenal sebagai globe untuk pertama kali, dan telah dikenal dunia sejak
tahun 830 M. CA Nalino (seorang penerjemah karya-karya Al-Khawarizmi dalam
bahasa Latin) menegaskan tak ada seorang Eropa pun yang dapat
menghasilkan karya seperti halnya karya tulis Al-Khawarizmi.

3. Cabang Seni Musik

Tidak hanya menguasai matematika dan astronomi, Al-Khawarizmi


ternyata juga dikenal ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya, ia
menuliskan pula teori seni musik. Buku itu diterjemahkan oleh Adelard dari
Bath pada abad ke-12 dengan judul Liber Ysagogarum Alchorism. Pengaruh
buku ini kemudian sampai ke Eropa dan sejarawan Philip K Hitti menyebutnya
sebagai perkenalan pertama musik Arab ke dunia Latin. Banyak pujian yang
diberikan para sejarawan dan ilmuwan dari Eropa kepada karya-karya Al-
Khawarizmi.

8
Berdasarkan paparan di atas, setidaknya, ada enarn karya tulis AI-
Khawarizrni yang daikui dan memberikan pengaruh yang luas terhadap
perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan dunia, yakni:

1. Menulis Surotul Ardhi (Peta Dunia) yang dijadikan model oleh ahli
geografi Barat untuk menggambar peta dunia.

2. Membuat tabel perhitungan astronomi untuk mengukur jarak dan kedalaman


bumi. Tabet ini menjadi dasar penelitian astronomi

3. Menulis buku Al-Jabr wal Muqabilah yang berisi tentang persamaan linear dan
kuadrat

4. Orang pertama yang menjelaskan dan mempopulerkan kembali penggunaan


angka nol dan mengenalkan sistem notasi desimal serta tanda pengkalian dua
sebagaimana yang dipakai sekarang

5. Memperkenalkan tanda negatif

6. Menulis buku Sundials (alat penunjuk waktu dengan bayangan sinar


matahari)

7. Banyak lagi karya-karya Al-Khawarizmi yang disalin oleh ilmuwan Barat


seperti Copernicus. Bahkan ada yang tidak hanya menyalin tapi mengaku
sebagai penemunya misalnya John napis dan Simon Stevin. Mereka mengaku
sebagai penemu rumus mengenai segitiga, daftar logaritma dan hitungan
persepuluh yang sebenarnya telah disusun dan ditulis oleh Al-Khawarizmi
dalam bukunya.

2.3 Pelajaran yang dapat diteladani dari Al-Khawarizmi

Beberapa Hikmah yang dapat diambil dari sejarah kehidupan Al−Khawarimi


antara lain :

1. Al−Khawarizmi seorang yang mampu memanfaatkan kesempatan


dengan sebaik−baiknya. Dengan pindah ke kota Baghdad sebagai kota
pusat ilmu pengetahuan, beliau memanfaatkan kesempatan untuk meniti
karir keilmuwannya.

9
2. Al−khawarizmi memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, tidak mudah
puas terhadap sesuatu yang didapatkan, tekun dan pekerja keras
sehingga ia menguasai berbagai bidang keilmuan
3. Al−Khawarizmi selain sebagai seorang ilmuwan, beliau juga seorang
yang bijak, dapat memberikan nasehat dengan filsafat matematika.
4. Al-Khawarismi menunjukkan bahwa hidup dihiasi dengan akhlak yang
mulia sangat bernilai pada diri seseorang manusia, selain itu akan
menjadi penambah nilai seseorang tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
AI-Khawarizmi adalah seorang tokoh matematika besar yang pernah dilahirkan
Islam dan disumbangkan pada peradaban dunia, dan boleh jadi tak seratus
tahun sekali akan lahir ke dunia orang-orang seperti dia. Meski namanya dikenal
sebagai seorang ahli dalam bidang matematika, sebenarnya ia juga ahli
dalam bidang yang lain. Al Khawarizmi juga seorang astronomi, ia juga seorang
yang ahli dalam ilmu geografi dan segala seluk-beluk tentang tanah dan
bumi. Selain terkenal dengan teori Algoritmanya, ia juga dicatat sebagai
seorang yang membangun teori-teori matematika lain. di antaranya
Aljabar. Salah satu kelebihan dari Al Khawarizmi adalah, dia tidak hanya
mengenali satu hal sebagai subyek saja, tetapi ia juga mampu
menyelesaikan masalah yang ada dalam subyek tersebut serta
pendekatannya yang bersifat sistematis dan logis. Karena itu, pengaruhnya
terhadap perkembangan matematika, astronomi dan geografi tidak diragukan
lagi dalam catatan sejarah.

Hal menarik dalam Islam, cendikiawan atau ilmuwan yang dilahir tidak
hanya seorang tokoh yang ahli dan dikenal dalam satu bidang, selalu saja
ahli pula dalam bidang yang lain. Ada kesimpulan yang bisa ditarik dari sini,
bahwa Islam adalah sebuah tatanan menyeluruh yang tak terpisahkan.
Belajar matematika tak lepas pula belajar astronomi.Belajar astronomi tak
ketinggalan pula belajar tentang keindahan alam dan itu tidak terlepas pula

10
dari pelajaran tauhid. Bahwa kedahsyatan alam ini tercipta karena kebesaran
Allah pada manusia dan sernesta. lnilah semangat sejati, belajar dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam.

11
DAFTAR PUSTAKA

MATEMATIKA ISLAM (Kajian Terhadap Pemikiran AI-Khawarizmi), Dalle


Juhrigansah (2006)

Al-Khawarizmi Tokoh Inspiratif, sitimaratussolikah, (2020)

12

Anda mungkin juga menyukai