Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd

Judul Buku : Psikologi pendidikan


Nama Pengarang : Drs. M Dalyono
Penerbit/thn terbit/jlh halaman : PT. Rineka Cipta Syah/2015/267

Nama Mahasiswa : Cici Melani

Nim : 4203111026
Prodi : Pendidikan Matematika D 2020

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

1
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan mengenai laporan CBR dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan dari
Bapak Prof. Dr. Abdul Munir. M.Pd. berbagai pihak yang membantu penyelesaian tugas
ini.

Penulis tidak menyadari bahwa dalam laporan ini banyak sekali kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunannya. Hal ini disebabkan
oleh kemampuan dan pengalaman penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-
langkah selanjutnya.

Kisaran, Maret 2021

Cici Melani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. Latar Belakang ..................................................................................... 4


B. Tujuan .................................................................................................. 4
C. Manfaat ................................................................................................ 4
BAB II RINGKASAN ISI BUKU .......................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................... 17

A. Kelebihan.............................................................................................. 17
B. Kelemahan ........................................................................................... 17

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 19

A. Kesimpulan ........................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan anak didik memiliki perbedaan antara yang


satu dengan yang lain. Pertumbuhan fisik mereka secara kasat mata mungkin
sebagian dapat diamati oleh indra dan kitapun dapat membuat interpretasi-
interpretasi terhadapnya. Akan tetapi tidak semua perkembangan jasmasi yang baik
juga diikuti dengan kematangan perkembangan psikologinya. Banyak kasus-kasus
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat orang-orang yang tampak sehat secara
lahiriah ternyata secara psikologis dia sakit. Dibutuhkan penanganan yang khusus
dan cermat agar seorang guru memperoleh informasi yang lengkap mengenai anak
didiknya sehingga akan memudahkannya untuk memberikan treatment.

Dalam menghadapi siswa yang secara psikologis memiliki masalah, guru


harus hati-hati dan secara bijaksana merangkul mereka untuk dibimbing dan di
arahkan agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Banyak factor
yang melatarbelakangi seorang siswa berprilaku menyimpang dari kebiasaan-
kebiasaan yang normatif. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan mengenai
psikologi anak pada khususnya dan psikologi pendidikan pada umumnya. Dalam
buku Psikologi Pendidikan karangan M. Dalyono ini yang terdiri dari 8 bab,
membahas tentang psikologi dalam ranah pendidikan.

B. Tujuan
1. Untuk memahami tujuan dari adanya psikologi kependidikan dalam pendidikan
khususnya di Indonesia.
2. Untuk melihat prinsip-prinsip dasar yang ada di dalam Psikologi Pendidikan.
3. Untuk memahami hubungan pertumbuhan dan perkembangan manusia dalam
psikologi pendidikan.

4
C. MANFAAT
1. Dapat memahami tujuan dari adanya psikologi kependidikan dalam pendidikan
khususnya di Indonesia.
2. Dapat diakses dari prinsip-prinsip dasar yang ada di dalam Psikologi Pendidikan.
3. Dapat memahami hubungan pertumbuhan dan perkembangan manusia dalam
psikologi pendidikan.

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

Bab. I Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Kejiwaan


Dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa psikologi berasal dari 2 kata bahasa
yunani, yaitu psyche yang bebarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara kamus berarti
ilmu tentang jiwa. Pada umumnya para ilmuan membagi psikologi menjadi 2 golongan,
yaitu: Psikologi Metafisika, yang berasal dari hakekat jiwa. Psikologi Empiri, gejala-gejala-
gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-
gejala-gejala-kejiwaan-manusia.
Adapun mengenai pendidikan beberapa pendapat yang dituliskan di antaranya adalah
bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Sehingga psikologi pendidikan dapat didefenisikan ilmu pengetahuan yang
gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-gejala-situasi di dalam pendidikan.
Pada kenyataan ilmu jiwa pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus
mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam
proses pendidikan yang termasuk tingkah laku belajar, tingkah laku mengajar, dan tingkah
laku belajar mengajar. Inti masalah psikologi pendidikan dengan mengabaikan psikologi
guru terletak pada siswa. Secara garis besar psikologi pendidikan banyak ilmuan pembatasan
dalam 3 pokok bahasan, yaitu pokok bahasan mengenai (1) belajar, (2) proses belajar dan
(3) situasi belajar. Dari rangkaian pokok di atas tampak jelas bahwa belajar adalah masalah
yang paling vital dalam psikologi pendidikan.

Bab. II Peranan Ilmu Jiwa Pendidikan Dalam Dunia Pendidikan


Bab ini di jelaskan bahwa para pendidik diharapkan memiliki pengetahuan
psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses
belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan ini akan berguna untuk
mengetahui gejala kejiwaan anak, perkembangan anak, minat dan bakatnya, cara belajar dan
membimbingnya serta bagaiman informasi hasil belajarnya yang tepat.
Menurut Lindgren manfaat psikologi pendidikan adalah untuk membantu para guru
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai kependidikan dan
prosesnya. Sementara itu, Chaplin menitikberatkan manfaat psikologi pendidikan untuk

6
memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dengan cara
menggunakan metode-metode yang telah disusun rapi dan sistematis.
Dari dua macam pendapat tersebut, secara umum psikologi pendidikan merupakan
alat bantu yang penting bagi penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Hal ini karena prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan
dpat dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam organisasi proses belajar
mengajar. Setidak-tidaknya ada 10 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerluksn
prinsip-prinsip psikologi, yaitu (1) seleksi penerimaan siswa baru, (2) perencanaan
pendidikan, (3) penyusunan kurikulum, (5) administrasi kependidikan, (6) pemilihan materi
pelajaran, (7) interaksi belajar mengajar, (8) pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (9)
metode mengajar, (10) pengukuran dan evaluasi.
Untuk menerapkan prinsip-prinsip psikologi tersebut diperlukan guru-guru yang
berkompeten dan bertanggung jawab. Berkompeten artinya bahwa guru mampu
melaksanakan profesinya dengan baik dan benar.
The jawab jawab adalah guru mampu prosa belajar mengajar dengan sebaik-baikny
sesuai dengan prinsip-priinsip psikologis. Dengan adanya perkembangan teknologi sekarang
ini, dampaknya jugasanat terasa di dunia pendidikan. Banyak teknologi yang dikembangkan
untuk media pendidikan yang justru dalam penerapannya jauh dari prinsip-prinsip
psikologi. Untuk mengatasi masalah ini dilayani dalam proses belajar siswa kepada
keaktifan yang tinggi baik secara fisiologi maupun psikologi.

Bab III Teori - Teori Psikologi Belajar


Dalam Bab ini fakta yang berkembangnya psikologi dalam pendidikan muncul pula
berbagai aliran psikologi pendidikan yaitu (1) psikologi behavoristik, (2) psikologi kognitif,
(3) psikologi humanitik. Dalam setiap periode perkembangan aliran psikologi tersebut,
mulcullah teori-teori tentang belajar, yaitu: Teori belajar psikologi behavioristik, yang
berendapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkunganmereka
pada masa lalu dan masa sekarang dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil
belajar. Bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reword) dan penguatan
(reinforcement). Teori - teori ini dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson dan
Guthrie. Teori belajar psikologi kognitif, yang menyatakan bahwa tingkah laku seseorang
senantiasa berdasarkan kognisi, yaitu tindakan mengenal atau menilai situasi dimana tingkah
laku itu terjadi.

7
Dalam situasi belajar seseorang terlibat langsung dalm situasi itu dan memperoleh
"wawasan" untuk masalah masalah. Insight itu syringe dengan pernyataan spontan seperti
“aha”, “oh”, “I see now”. Teori - teori ini dipelopori oleh Gestalt, Mex Wertheimer, Lewin,
Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler. Teori belajar psikologi Humanistis, yang orientasinya
terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu yang dibimbing oleh maksud-
maksud pribadi yang mereka hubungkan dengan pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Tujuannya adalah untuk membantu siswa mengembangkan dirinya, mengenal
dirinya sendiri sebagai mausia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-
potensi yang ada dalam diri mereka.
Tokoh yang menonjol pada aliran ini adalah Combs Maslov, dan Rogers. Dengan
demikian hal yang terpenting yang harus diperhatikan adalah tentang tujuan belajar. Bahwa
belajar merupakan suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan sedara bersungguh-sungguh,
sistematis, mendayagunakan semu potensi yang dimiliki baik fisik mental yang orientasinya
terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu yang memeriksa dan dibimbing
oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan dengan pengalaman-pengalaman
mereka sendiri serta aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat motivasi dan
sebagainya.
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki hidup untuk mencapai cita-cita. Dalam
perjalanannya, dalam pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mencakup
(1) kematangan jasmani dan rohani, (2) memiliki kesiapan, (3) memahami tujuan, (4)
memiliki kesungguhan, (5) ulangan dan latihan. Selain itu, dalam bab ini juga
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain faktor internal
yang meliputi (1) kesehatan, (2) intelegensi dan bakat, (3) minat dan motivasi, serta (4) cara
belajar, dan faktor eksternal yang mencakup (1) keluarga, (2) sekolah, (3) masyarakat dan
(4) lingkungan sekitar.

Bab. IV Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia


Ada dua bagian kondisional manusia baik secara jasmaniah maupun secara
rohaniah, yaitu (1) bagian pribadi materiil yang kuantitatif dan (2) bagian pribadi fungsional
yang kualitatif. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil
sesuatu sebagai akibat dari pengaruh lingkungan, sedangkan bagian pribadi fungsinal yang
mengalami perkembangan. 1. Pertumbuhan Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia berawal
dari peristiwa awal herediter. Secara genetik manusia terbentuk dari satu sperma dan satu

8
telur. Keduanya mewakili sifat dari orang tua yang pada akhirnya akan turun kepada
anaknya sebagai individu baru.
Dalam perjalanannya, pertumbuhan diatur oleh hokum-hukum antara lain
(a) pertumbuhan adalah kuantitaif dan kualitatif,
(b) pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur,
(c) pertumbuhan tempo adalah tidak sama,
(d) taraf perkembangan dari berbagai aspek pertumbuhan adlah tidak sama,
kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dilakukan oleh kondisi-kondisi di dalam dan di luar
badan,
(e) kecepatan serta pola pertumbuhan dapat diatur oleh kondisi-kondisi di dalam dan
di luar badan,
(f) masing-masing individu bergantung pada caranya sendiri yang unik,
(g) pertumbuhan adalah kompleks, dan semua aspeknya saling
berhubungan. Pertumbuhan yang tinggi dan berat badan, sangat membantu kondisi
lingkungan internal seperti makanan, gizi, perangai, dan lain-lain. Sedangkan kondisi
lingkungan eksternal misalnya suhu udara, aktivitas sosial, dan lain-lain. Dalam kondisi
pertumbuhan normal tinggi badan anak dapat diterjemahkan dengan rumus: Tinggi badan
anak laki-laki = (tinggi badan ayah + 100% tinggi badan ibu) / 2 Tinggi badan anak
perempuan = (tinggi badan ibu + 92% tinggi badan ayah) .
Perkembangan pribadi diartikan sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi
kepribadian dari pertumbuhan dan belajar. Setiap fungsi tersebut dapat mengalami
perubahan. Perkembangan tidak dapat meningkat dari pertumbuhan. Kematangan pada
fungsi jasmaniah sangat mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi kejiwaan.
Hokum-hukum dalam perkembangan adalah (1) perkembangan adalah kualitatif, (2)
perkembangan sangat dapat diandalkan oleh proses dari belajar, (3) usia ikut mempengaruhi
perkembangan, (4) masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang
berbeda, (5) dalam Keseluruhan periode perkembangan setiap spesies dari perkembangan
individu yang mengikuti pola umum yang sama, (6) perkembangan yang dibangun oleh
hereditas dan lingkungan, (7) perkembangan yang lambat dapat dipercepat, (8)
perkembangan termasuk proses individuasi dan Integrasi
Tahap-Tahap Perkembangan pribadi manusia termasuk perkembangan fisiologis,
perkembangan psikologis, perkembangan sosial dan perkembangan didaktis atau

9
pedagogis. ( Perkembangan fisiologis Menurut Sigmund Freud ada 6 tahap perkembangan
fisiologis pada manusia
a) tahap oral (umur 0 sd sekitar 1 tahun) dimana mulut bayi merupakan daerah utama dari
aktivitas dinamis manusia,
b) tahap anal (umur 1 sd 3 tahun) yaitu gerak dan gerak individu lebih banyak terpusat pada
fungsi pembuangan kotoran,
c) ( c) tahap falish (umur 3 sd 5 tahun) dimana alat-alat kelamin menjadi perhatian penting,
d) tahap laten (umur 5 sd 12/13 tahun) dimana anak belajar bersosialisasi, fungsi yang baik,
ingatan dan pikiran mulai berkembang, mulai mampu berpikir kritis,
e) tahap pubertas (umur 12/13 sd 20 tahun) dimana pelengkap indoktrin tumbuh pesat dan
berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan,
f) tahap genital (setelah umur 20 tahun) yaitu pertumbuhan genital merupakan penring bagi
tingkah laku sesorang.
Perkembangan Psikologis Menurut Jean Jacques Rousseou perkembangan fungsi
dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam 5 tahap, yaitu tahap
a) perkembangan masa bayi (sejak lahir - 2 tahun) dimana perkembangan kepribadian
didominasi perasaan,
b) perkembangan masa kanak-kanak (2 sd) 12 tahun dimana perkembangan pribadi anak
dimulai dengan berkembangnya fungsi-fungsi indra anak untuk mengadakan
pengmatan,
c) perkembangan pada masa praremaja (umur 12 sd 15 tahun) dimana perkembangan 20
fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan,
d) perkembangan pada masa remaja (umur 15 sd 20 tahun) dimana perkembangan terhadap
kualitas kehidupan yang diwarnai oleh pengalaman seksual yang kuat, masa pematangan
diri (setelah umur 20 tahun) dimana perkembangan fungsi kehendak sangat
dominan. Pada perkembangan psikologis umum ada kegoncangan psikologis yang
dilayani oleh individu yaitu pada masa umur 3 atau 4 tahun dimana anak mulai
menemukan “aku” nya, dan pada masa pubertas. ( Tahap perkembangan secara
pedagogis Tahap perkembangan pedagogis dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu
sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan dan sudut tinjauan teknis
khusus pendidikan.
Menurut Hohn Amos Comenius, dari sudut pendidikan teknis umum
penyelenggaraan pembangunan pribadi manusia terdiri atas 5 tahap, yaitu tahap

10
a) tahap enam tahun pertama, yaitu tahap perkembangan penginderaan sehingga anak
mampu mengenal lingkungannya,
b) enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi membaca dan membaca individu
sehingga mampu menganalisis dengan kemampuan daya pikirnya,
c) enam tahun ketiga, yaitu perkembangan fungsi intelektual sehingga anak mampu
mewujudkan sifat-sifat serta hubungan antar variabel di dalam lingkungannya,
d) enam tahun keempat, tahap perkembangan berdikari, “pengarahan diri sendiri” dan
“kendali diri”,
e) tahap kematangan pribadi, dimana intelek perkembangan kepemimpinan semua aspek
kepribadian menuju kematangan.
Mengenai perkembangan pribadi dari sudut pandang tinjauan teknis khusus
pengelolaan secara otomatis dapat diambil dari tinjauan pertama.
Di sini tinggal memberikan perlakuan perlakuan-perlakuan yangdiperlukan dalam
pendidikan, seperti pemeliharaan makanan, kebiasaan hidup teratur, latihan mengindra,
latihan berpikir anggota, memupuk rasa tanggung jawab dan lain-lain. Di dalam bab ini juga
di jelaskan secara singkat tentang teori - teori yang mempunyai pengaruh terhadap parktek-
praktek pendidikan di sekolah antara lain teori nativisme, teori konvergensi, teori
naturalisme, teori rekapitulasi dan teori empirisme.

Bab V. Pembawaan dan lingkungan


Pembawaan Setiap individu lahir dengan membawa hereditas tertentu, Ini berarti
bahwa izin dari orang yang diperoleh dari pihak orang orang tuanya dan selebihnya dari
nenek dan moyangnya. Warisan atau keturunan memiliki peran dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Para ahli meyakini bahwa hokum mendel mengenai pewarisan sifat
juga untuk manusia. Warisan atau pembawaan yang terpenting adalah: Bentuk tubuh dan
warna kulit Sifat - sifat Sifat dan kebiasaan merupakan cora (warna) dari seseorang atau suku
bangsa.
Para ahli telah membagi tipe-tipe manusia berdasarkan sifat yang dimilikinya. Salah
satunya dikemukakan oleh Edward Sparanger yaitu (a) manusia ekonomi, yang memiliki
sifat hemat, rajin bekerja, (b) manusia teori yang memiliki sifat suka berpikr, meneliti, (c)
manusia politik yang suka menguasai dan memerintah, (d) manusia seni Yang suka
keindahan, (e) manusia agamis yang suka mengabdi dan taat ibadah Intelegensi, yaitu
kemampuan yang bersifat umum untuk menampilkan suatu situasi atau masalah.

11
Dalam bab ini beberapa teori untuk melihat tingkat intelegensi seseorang. Salah
satunya adalah tes intelegensi BinertSimon yang menggunakan persamaan:, Ket: MA adalah
Mental Age, CA adalah Chronological Age. Interval angka kecerdasannya adalah: 140 - ke
atas = luar biasa cerdas (genius) 120 - 139 = sangat cerdas (superior) 110 - 119 = di atas
normal 90 - 109 = normal 80 - 89 = di bawah normal 70 - 79 = borderline (garis batas)
50 - 69 = debile 26 - 49 = embicile 0 - 25 = idiot Selain Itu masih ada lagi instrument tes
intelegensi yang dikembangkan para ahli seperti tes wechler, tes progressive matrics dan tes
arny alpha dan beta.
Bakat, yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan
yang dimiliki seseorang. Penyakit atau cacat tubuh, penyakit yang dibawa sejak lahir oleh
anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lingkungan Secara fisiologis termasuk segala kondisi dan bahan jasmaniah di dalam
tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, darah, kelenjarkelenjer indoktrin
dan lain-lain. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima
individu sejak dalam konsesi kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa sifat-
sifat gen, selera, keinginan, minat, emosi, perasaan, kebutuhan, kapasitas intelektual, dan
lain-lain. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
lingkungan terhadap lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Lingkungan
tersebut termasuk lingkungan (a) keluarga, (b) sekolah, (c) masyarakat dan (d) keadaan
sekitar.

Bab VI. Ciri - Ciri Kematangan


Pada bab ini penulis menjelaskan beberapa prinsip dan teori-teori perkembangan
menurut para ahli. Diantaranya teori perkembangan menurut Airstoteles, Charlotte Buchler,
Johan Amos Comenius, HC Witherington dan Masrun, MA. Khusus tentang prinsip
kematangan, bahwa yang dimaksud dengan kematangan adalah kemampuan seseorang
untuk sesuatu tentang cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelegensi.
Kecerdasan atau intelegensi seseorang kemungkinan bergerak dan berkembang
dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor
learning” agar pertumbuhan itu mencapai kematangan. Kematangan atau kondisi fisik baru
akan memperoleh pengakuan sosial kunjungan individu yang peduli akan “pembelajaran
sosial” (belajar dengan orang lain atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan nilai-nilai
serta minat-minat kelompok).

12
Dengan demikian diharapkan individu mencapai tingkattingkat kematangannya
sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhannya, belajarnya dan lingkungan
sosialnya. Kesadaran individu terhadap stimulus di alam sekitar maupun di dalam tubuh di
pimpin oleh aktivitas sel-sel khusus di dalam sistem saraf yang disebut “reseptor”.
Tingkah laku manusia dapat terbagi atas dua macam, yaitu:
1. “Responden behaviour”, yaitu tingkah laku bersarat dan tidak disengaja,
selalu tergantung kepada stimulus.
2. “Operan behaviour”, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu tergantung
kepada stimulus.
Setiap jenis tingkah laku, baik yang sengaja atau tidak, memerlukan kematangan
fungsi jasmaniah, terutama fungsi-fungsi sistem saraf, dan fungsi-fungsi vital
jasmaniah. Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau hamper sempurna
pada saat anak tiba masuk pada sekolah dasar. Kematangan disebabkan karena perubahan
"gen" yang menentukan perkembangan struktur fisiologis dalam sistem saraf, otak dan
indra sehingga semua itu memungkinkan individu yang matangmengadakan reaksi-reaksi
terhadap setiap stimulus lingkungan.
Menurut English & English, kematangan adalah keadaan atau kondisi bentuk,
struktur, dan fungsi yang lengkap atau dewasa pada suatu organisme, baik terhadap satu sifat
bahkan memiliki semua sifat. Kematangan membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk
bereaksi dengan cara tertentu yang disebut dengan “kesiapan”, yaitu untuk bertingkah laku
baik tingkah laku yang instingtif atau tingkah laku yang diukur.
Cronbach memberikan kesiapan sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membaut
seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu. Pembentukan kesiapan anak dibangun oleh
lingkungan atau kultur di sekelilingnya. Stimulasi lingkungan mempegaruhi
perkembangan mental, serta hambatan-hambatan kebutuhan, minat, tujuan mental
, perasaan dan individu karakterindividu yang mengurus. Hal ini terjadi karena setiap
anak yang mempunyai perbedaan individu dan sejarah atau latar belakang yang
berbeda. Selain itu, kematangan emosional orang tua juga sangat berpengaruh serta
menentukan taraf pemuasan kebutuhankebutuhan psikologis yang penting pada anak dalam
kehidupannya di keluarga. Emosi orang tua yang telah mencapai kedewasaan perkembangan
yang sehat pada anak-anaknya. Malah emosi orang tua yang belum stabil akan menimbulkan
kesukaran-kesukaran dalam usaha anak untuk mendewasakan diri secara emosional atau
membebaskan dirinya dari orangtuanya.

13
VII Kemampuan dan Intelegensi
Kemampuan Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menolong anak
mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat
menguntungkan bagi anak maupun bagi masyarakat. Anak didik memandang sekolah
sebagai tempat untuk mencari sumber “bekal” yang akan membuka dunia bagi
mereka. Orang tua memandang sekolah sebagai Tempat Dimana anaknyaakan
mengembangkan kemampuannya. Bimbingan merupakan sebagian dari pendidikan yang
menolong anak mengenal diri serta kemampuannya dan juga dunia di sekitarnya.
Agar dapat menolong anak dalam mengembangkan potensi kepribadian dan
kemampuannya, anak harus dikenal dalam segala aspeknya dan dalam konteks situasi
dimana ia hidup. Kita harus mengenal hal-hal yang umum dan khusus pada diri anak. Faktor-
faktor umum yang harus dikenal adalah (1) hakekat anak, (2) kebutuhan pokok anak dan (3)
langkah-langkah perkembangan anak. Ada semboyan yang berbunyi “makin kita mengenal
diri sendiri, makin kita mengenal orang lain. Makin kita mengembangkan mengembangkan
dan mengubah diri sendiri, semakin kita berhasil mengembangkan diri.
Dalam bab ini juga menyatakan kembali tentang hokum-hukum antara
perkembangan lain (1) hukum konvergensi, yaitu perkembangan manusia pada kenyataan
bahwa dibangun oleh pembawaan dan lingkungan, (2) hukum pertahanan dan
pengembangan diri, yaitu bahwa manusia atau organisme lainnya memiliki kemampuan
mempertahankan diri dari hal-hal yang negatif, (3) hukum masa peka, yaitu terdapat masa
yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengembangkan fungsi-fungsi tertentu seperti
fungsi mulut untuk berbicara, (4) hukum keperluan belajar, yaitu pada anak berkembang
karena belajar, (5) hukum tempo perkembangan, yaitu lambat atau cepatnya proses
perkembang turunangan seseorang tidak sama dengan orag lain, (6) hukum irama
perkembangan, yaitu bahwa perkembangan manusia tidak tetap naik terkadang, (7) hukum
rekapitulasi yaitu perkembangan individu yang mencerminkan evolusi kehidupann jenis
mahluk hidup dari tingkat yag paling sederhana ke tingkt yang paling kompleks.
Inteligensi pada sub ini diuraikan beberapa defenisi tentang inteligensi antara lain
yang dikemukakan oleh Super dan Cites, Garret, Bischof, dan Heidentich. Dari beberapa
pendapat tentang inteligensi maka dapat ditarik kesimpulan inteligensi merupakan

14
kemampuan untuk dapat memecahkan suatu masalah dalam segala situasi yang baru atau
yang mengandung masalah.
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang inteligensi yaitu (1) teori “unifactor”,
yaitu yang memandang bahwa inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum, (2)
teori “two factor”, yaitu teori inteligensi yang dikembangkan berdasarkan suatu faktor
mental umum yang diberi kode “ g ”serta faktor-faktor spesifik yang diberi tanda“ s ”, (3)
teori“ multi-factor ”, yaitu bahwa inteligensi mengandung dari bentuk hubungan-hubungan
antara stimulus dan respon, (5) teori “sampling”, yaitu teori yang menjelaskan bahwa
inteligensi merupakan berbagai kemampuan sampel.
Setiap orang yang memiliki inteligensi yang berbeda, hal ini dapat diandalkan oleh
pembawaan, kematangan, pesanan, permintaan dan pembawaan yang khas serta
kebebasan. Dan dari banyak penelitian yang dilakukan membuktikan tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara inteligensi pria dan wanita. Walaupun antara pria dan
wanita masing-masing memiliki kelebihan masing-masing. Sampai saat ini ilmu
pengetahuan belum dapat menjelaskan tentang pewarisan intelegensi.
CBSA Dalam bab ini juga menyajikan tentang Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA),
yaitu suatu proses kegitan belajar mengajar yang subyek didiknya secara intelektual dan
emosional sehingga benar-benar aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Indikator untuk
menilai cara belajar siswa aktif dalam KBM adalah dapat dilihat dari sudut pandang (1)
siswa, (2) guru, (3) program, (4) stuasi belajar, dan (5) sarana belajar. Penerapan CBSA
dalam KBM melalui perencanaan perencanaan dan pelaksanaan. Agar pelaksanaannya
menjadi optimal, maka dalam KBM perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar antara lain:
(1) stimulasi belajar, (2) perhatian dan motivasi, (3) respon yang dipelajari, (4) penguatan
dan (5) pemakaian dan pemindahan.

Bab VIII Tipe-Tipe Dan Kesulitan Belajar


Mengawali pembahasan pada bab ini, memasakterlebih dahulu tentang definisi
belajar dari beberapa ahli. Dari uraian pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan perubahan; dalam tingkah laku, yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman, relatif mantap, dan perubahan dalam sistem manajemen masalah / berpikir
keterampilan, kebiasaan atau sikap.

15
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar yang terutama
bertalian dengan masalah masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (1) sikap, (2)
inhibisi, (3) apresiasi, (4) tingkah laku afektif. It is also sure that about activity that study
that meliputi mendengarkan, memandang, memandang, meraba, membau dan meminum,
menulis dan mencatatnya, (5) membaca, (6) membuat iktisar atau ragkuma, (7) peers table-
tabel, digram dan bagan, (8) menysun kertas kerja, paper danlain-lain. Jenis
keanekaragaman belajar muncul dalam dunia pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan-
kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-macam.
Tipe-tipe belajar tersebut antara laian: (1) belajar abstrak, (2) belajar keterampilan,
(3) belajar sosial, (4) belajar masalah, (5) belajar rasional, (6) belajar kebisaan, (7) belajar
apresiasi dan (8) belajar pengetahuan Aktivitas setiap individu tidak selamanya berlangsung
secara wajar. Dalam keadaan siswa tidak dapat belajar sebagimana seharusnya disebut
sebagai kesulitan belajar.
Kesulitan belajar belajar oleh: (1) faktor dari diri manusia sendiri (fisiologi dan
psikologi), (2) faktor eksternal (faktor nonssial, dan (3) faktor karena cacat tubuh, (4) faktor
keluarga

Beberapa gejala sebagai pertanda ada kesulitan belajar pada diri siswa adalah:
Menunjukkan prestasi yang rendah / dibawah rat-rata.

a) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilaukan.


b) Lamban dalam melakukan tugas-tugas belajar.
c) Menunjukkan SIKAP Yang Kurang Wajar,
d) Menunjukkan tingkah laku Yang berlainan
Di Samping gejala-gejala Yang Tampak tersebut, guru also DAPAT melakukan
Penyelidikan through (1) Observasi, (2) wawancara, (3) Tes diagnostik Dan (4)
Dokumentasi. Setelah itu dilakukan usaha untuk mengatasi masalah melalui langkah (1) tes
data, (2) pengolahan data, (3) diagnosis, (4) prognosis, (5) pengobatan dan (6) evaluasi.

16
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan dan Kekurangan Buku

A. Kelebihan
a. Buku ini memiliki sampul yang berwarna biru. Cover pada buku ini cukup simpel
tetapi tetap memiliki kesan yang menarik saat melihat covernya. Memasukkan
sedikit ilustrasi pada sampul depan membuat buku terlihat menarik.
b. Bahasa pada buku ini cenderung baku namun mudah untuk diwujudkan
pembaca. Kata-kata yang disampaikan penulis juga telah sesuai dengan kaidah
EYD yang sesuai.
c. Dalam buku ini Bahasa yang digunakan sudah tak terkalahkan pada zaman
sekarang. Bahasa pada buku ini cenderung baku namun mudan untuk
melaksanakan pembaca. Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah
dimengerti sehingga bagi siapa saja yag membacanya akan mudah memahami
maksudnya
B. Kelemahan
a. Sampul dalam buku ini sebenarnya memiliki kelebihan yang banyak karena buku
sampul ini terlihat menarik. kelemahan buku ini terletak pada sampulnya yang
hanya menggunakan warna dasar biru.
b. Dalam buku ini meskipun penggunaan Bahasa pada buku ini sudah diakatakan
cukup baik, tetapi masih saja ada bagian atau kata istilah yang dirasa kurang
membaca yang dapat menyulitkan pemahaman dalam memahami maksud tulisan
tersebut. Karena bahasa yang mudah dibaca dan bahasan dalam buku ini tidak
terlalu berat.
c. Dalam buku ini Materi yang disajikan secara runtut sehingga Nampak keterkaitan
yang jelas antara materi pada bab berikut dengan bab sebelumnya. Aspekaspek
pengetahuan psikologi pengetahuan secara detail, mulai dari pengertian psikologi
pendidikan itu sendiri, teori-teori psikologi belajar, perkembangan dan
pertumbuhan serta hal-hal yang berhubungan dengan psikologi anak serta
kesulitankesulitan dalam belajarnya dengan jelas. Buku ini juga tidak dilengkapi

17
glosarium, sehingga pembaca kebingungan saat menemukan kata-kata yang
asing dan tidak umum dijumpai.
d. Buku bacaan Tidak disajikan dalam buku ini dalam menjelaskan materi tentang
sesuatu yang aplikatif sehingga tidak tampak efek dari pengetahuan psikologi
itu. Sebagai contoh tentang kesulitan belajar, akan lebih baik jika diiringi dengan
contoh sekaligus beberapa alternatif pengelolaannya.

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah saya melakukan review kepada buku ini, maka secara umum dapat kita
ketahui bahwasannya yang namanya manusia tidak luput dari kesalahan tersebut dan juga
tidak ada yang sempurna. Dimana padabuku ini memiliki kelebihan dan kkelemaha.

Demikian pula peran pendidik di dalam memberikan materi atau pemahaman


mengenai Psikologi pendidikan dapat diartikan dari buku ini. Banyak materi yang
dikembangkan dari buku ini, di pengertian dari psikologi pendidikan itu sendiri, serta
penjelasan bagaimana cara untuk mempelajari psikologi tersebut. Buku ini dapat menjadi
pembelajaran baru tetapi dalam buku ini masih terdapat kata-kata yang kurang efektif .

Dalam buku ini dapat kita ketahui arti psikologi dan peran-peran psikologi dalam
kehidupan sehari-hari serta implikasi kepada pendidik, mahasiswa sebagai bahan materi
perkulihannya. Dan juga buku ini bertujuan untuk memudahkan proses pembelajaran di
dalam pendidikan psikologi.

B. SARAN

Buku ini dapat di revisi ulang untuk memperbaiki kata-kata yang kurang efektif. Dan
buku ini dapat menjadi buku tambahan bagi Dosen, Guru, Mahasiswa dalam pemebelajaran
Psikologi. Maka buku ini juga dapat digunakan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Syah.

20

Anda mungkin juga menyukai