Pada tahun 1991 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan van
Ophuijsen. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini, yaitu :
Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen dan
diberi julukan 'Ejaan Republik'. Hal-hal yang diganti dalam ejaan ini, yaitu :
Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua)
menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-
Indonesia).
1.4 EYD
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan yang
Disempurnakan. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No.57, Tahun 1972.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnaka, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.