Anda di halaman 1dari 14

KERAJAAN

GOWA TALLO

Kelompok 3 :

1. Davina Reizka Dara


2. M.S Nur Dewanata
3. M. Naufal Almaraghi
4. Nabilla Zahwa Putri
5. Resta Kumala Sari
6. Zahira Margi C.M
01 02 03
Perkembangan Masa
Sejarah politik,ekonomi, Kejayaan
sosial budaya

04 05
Masa
Peninggalan
Kemunduran

MATERI
Sejarah
Kerajaan Gowa Tallo merupakan kerajaan bercorak Islam terbesar di
Sulawesi Selatan,Berdiri sekitar abad ke-16. Kerajaan Gowa Tallo dikenal
juga dengan Kerajaan Makassar. Pada awalnya di daerah Gowa terdapat
sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan
Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan ini memiliki raja yang

paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan


peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap
Belanda yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang berasal dari Suku Bugis
dengan rajanya Arung Palakka. Politik Divide et Impera Belanda, terbukti
sangat ampuh disini. Perang Makassar ini adalah perang terbesar Belanda
yang pernah dilakukannya di abad itu.
LETAK GOWA Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi

TALLO
Selatan. Makassar sebenarnya adalah
ibukota Gowa yang dulu disebut
sebagai Ujung pandang.Secara geografs
Sulawesi Selatan memiliki posis iyang
pentingkarena dekat dengan jalur
pelayaran perdagangan !usantara dan
menjadi pusat persinggahan para
pedagang timur atau barat."engan letak
seperti ini mengakibatkan Kerajaan
Makassar berkembang menjadi
kerajaan besar dan berkuasa atas jalur
perdagangan Nusantara.
Perkembangan Politik
Raja Makassar yang pertama masuk Islam adalah Karaeng Matoaya
dengan gelar Sultan Alaudin (1593– 1639). Penguasa selanjutnya adalah
Malekul Said (1639–1653), berhasil membuat Kerajaan Makassar
menjadi kerajaan maritim. Puncak kegemilangan Kerajaan Makassar
terjadi saat Sultan Hasanuddin memegang tampuk kekuasaan. Di
tangannya, Kerajaan Makassar berkembang menjadi sebuah kerajaan
dengan jaringan perdagangan yang kuat dan pengaruh yang luas.
Sultan Hasanuddin adalah seorang raja yang antimonopoli, sehingga
ketika Belanda datang ingin menguasai jaringan perdagangan yang
telah lama terbentuk, ia menentang dengan keras. Keinginan VOC
untuk memonopoli perdagangan diIndonesia bagian timur jelas tidak
bisa diterima oleh sultan.
Konflik terjadi dan Hasanuddin berhasil menghalau pasukan
VOC dari kawasan Maluku. Namun, upaya Belanda untuk
menguasai jaringan perdagangan di kawasan Indonesia
bagian timur itu tidak pernah surut. Dengan siasat adu
domba, Belanda berhasil memanfaatkan Aru Palaka (Raja
Bone) untuk memasukkan pengaruhnya. Saat itu, Kerajaan
Bone masuk dalam kekuasaan Kerajaan Makassar. Akhirnya,
pada tahun 1667 Sultan Hasanuddin harus menandatangani
Perjanjian Bongaya dengan Belanda. Isi perjanjian itu antara
lain VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan dengan
mendirikan benteng, Makassar melepaskan wilayah-wilayah
kekuasaannya, dan Aru Palaka dirajakan di Bone.
Perkembangan Ekonomi
kerajaan gowa-tallo merupakan kerajaan maritim dan kemudian
berkembang menjadi pusat perdagangan di wilayah Indonesia bagian
timur.
Kerajaan Gowa Tallo menjadi pusat perdagangan bukan tanpa alasan
melainkan ditunjang oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:
1. Memiliki pelabuhan yang baik
2.Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 yang menyebabkan
para pedagang pindah ke wilayah Indonesia Timur
3. Letaknya yang strategis.
Gowa sebagai pusat perdagangan kemudian wilayah
Makassar berkembang menjadi pelabuhan internasional
yang banyak disinggahi oleh para pedagang asing seperti
pedagang yang berasal dari Portugis, Inggris, Denmark dan
masih banyak lagi para pedagang yang datang ke
Makassar.

Selain menjadi tempat perdagangan Makassar juga


mengembangkan an-naziat dan pertanian karena
Makassar memiliki dan menguasai daerah-daerah
yang subur yaitu di wilayah bagian timur Sulawesi
Selatan.
Perkembangan
Sosial Budaya
Sudah sejak lama suku bangsa Bugis dikenal sebagai bangsa pelaut yang ulung. Salah
satu hasil budayanya yang mengagumkan adalah perahu pinisi. Dengan menggunakan
perahu itu, mereka mengarungi lautan lepas dan membangun jaringan pelayaran dan
perdagangan antarpulau bahkan antarkawasan. Para penguasa Gowa sudah sejak lama
menerapkan prinsip mare liberum atau laut bebas. Meskipun begitu, mereka sangat terikat
dengan dengan norma adat yang ketat. Norma yang dianut masyarakat Makassar biasa
disebut pangadakkang bersumber dari ajaran agama Islam. Bahkan hingga kini, masyarakat
Makassar terkenal dengan penghormatannya yang kuat pada norma-norma adat. Struktur
sosial masyarakat Makassar meliputi golongan bangsawan yang disebut karaeng, rakyat
kebanyakan yang disebut to maradeka dan hamba sahaya yang disebut ata.
Masa Kejayaan
Pelabuhan-pelabuhan dikelola dengan baik dan
Kerajaan Gowa-Tallo mencapai puncak masa keamanannya terjamin. Hal tersebut tentu saja
kejayaan ketika dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. membuat banyak pedagang tertarik dan
Salah satu buktinya adalah wilayahnya yang memutuskan untuk singgah ke sini. Terlebih lagi
semakin luas. Bahkan, kerajaan seperti Ruwu, ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, banyak
Soppeng, Wajo, dan Bone juga berhasil dikuasai. sekali pedagang-pedagang, khususnya yang
Wilayahnya tidak terbatas di Makassar saja, muslim, memilih untuk bersinggah ke pelabuhan
tetapi juga sampai Nusa Tenggara Barat. Pada kerajaan tersebut. Karena semakin berkembang
masa pemerintahannya pula, kerajaan tersebut dengan baik dan begitu pesat, kerajaan ini pun
memiliki peran yang sangat penting dalam dunia menjadi pusat perdagangan. Baik itu dalam negeri
perdagangan di wilayah timur. dan juga internasional.
Masa
Kemunduran
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo
Kejayaan yang dialami kerajaan Gowa Tallo tidak
disukai oleh Belanda dan akibat keberanian Sultan
Hasanuddin dalam melawan penjajah dengan memimpin
pasukannya sendiri, menjadikan Belanda banyak
mengalami kekalahan dan porak poranda di Maluku.

Untuk mengalahkan kerajaan Gowa Tallo, Belanda


akhirnya menerapkan politik Adu-domba dengan
membenturkannya pada kaumnya sendiri yaitu kerajaan
Bone yang dipimpin oleh Aru Palaka. Aru Palaka dibantu
oleh VOC pada akhirnya bisa mengalahkan Sultan
Hasanuddin dan dipaksa untuk menanda tangani
perjanjian Bongaya yang merugikan pihak Gowa Tallo.
Kompleks Makam Raja
Benteng Somba Opu Balla Lompoa Ri Gowa
raja Gowa Tallo

Peninggalan

Masjid Katangka Fort Rotterdam


TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai