BAB II
Metode berasal dari bahasa Yunanai “ methodos” yang berarti cara atau
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
Istilah metode dalam kamus ilmiah popular adalah cara yang teratur dan
sigtimatis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja (Partanto 1994: 461). Menurut
Sanjaya (2010: 147) metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru (Sagala 2005: 61).
digunakan guru dalam setiap pertemuan di kelas bukanlah asal pakai, tetapi
khusus. Metode apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya
mengajar yakni:
15
16
pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa atau laksana
anak didik dan pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki makna dari
mendahului proses belajar dan isi pengajaran atau makna sesuatu yang
5. Prinsip fungsional
6. Prinsip menggembirakan
Belajar adalah proses yang terus berlanjut tanpa henti, dan juga sesuai
a. Model Pembelajaran
atau perkembangan (Pangastuti 2014: 38). Menurut Mulyasa (2012: 148) adapun
anak usia dini didasarkan pada silabus yang dijabarkan menjadi Program Semester
(PS), Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), dan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
dilakukan pendidik dengan peserta didik sesuai dengan rencana kegiatan harian.
Model pembelajaran yang biasa dilaukan pada satuan pendidikan anak usia
didik/murid dalam satu kelas secara bersamaan dengan aktivitas dan waktu yang
sama pula. Model pembelajaran jenis ini termasuk model tradisional dan paling
18
sarana dan prasarana. Selain itu, kurangnya perhatiaan terhadap minat dan
lain. Jika tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat melakukan kegiatan
alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau
selayanknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema dan
kesempatan kepada anak didik untuk memilih dan melaukan kegiatan sendiri
menentukan pada pengamalan mereka, adanya pilihan dan pusat kegiatan belajar,
dan pengetahuan anak serta konsep densitas dan intensitas bermain (Mulyasa
2012: 149). Nama lain dari sentra yaitu BCCT (Beyond Centres And Circle Time)
sebuah model pembelajaran yang diadopsi dari Creative for Chilhood Research
and Training (CCCRT). Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam
proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak dalam
perkembangan anak, yaitu pijakan setelah bermain. Pijakan ini diberikan untuk
sebelum dan sesudah bermain. Pembelajaran terakhir ini sekarang masih berada
pada tahap rintisan yang masih dilaksanakan oleh bebrapa PAUD yang
cukup matang dengan sarana bermain yang lebih lengkap (Mulyasa 2012: 149).
meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, makan dan istirahat, serta penutup.
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan standar proses,
ruang gerak yang lebih leluasa kepada anak untuk berkembang secara optimal.
b. Metode Pembelajaran
tujuan pembelajaran ana usia dini, yanitu mengembangkan berbagai potensi anak
sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Beberapa metode yang sering digunakan untuk pembelajaran ana usia dini
1) Metode Bermain
menarik perhatian bagi para pendidk, psikologi dan ahli filsafat sejak zaman
dahulu (Mansur 2009: 149). Menurut pendidik dan ahli psikologi, bermain
& Browne, 1985: 266), bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepasan
21
bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami
dilaksanankan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya
daripada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu (Dworetsky 1990: 395). Kegiatan
bermacam cara dan teknik dapat digunakan dalam kegiatan, seperti merayap,
2004: 33).
Salah satu hipotesis yang populer dalam psikologi perkembangan bahwa bermain
2) Metode Karyawisata
yang ada di situ. Dengan mengamati lebih lanjut binatang yang menarik
kunjungan, dengan metode ini anak belajar dengan cara mengamati secara
(dari petugas) sehingga anak akan mendapatkan gambar lebih lengkap tentang
suatu hal. Dengan demikian metode ini dapat menambah informasi pengetahuan,
mengamati dan mengambil kesimpulan tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan
3) Metode Bercakap-cakap
secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.
bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi (Moeslichatoen 2004: 71).
23
kata baru yang dikuasai oleh anak yang diperoleh dari kegiatan bercakap-cakap.
kepada orang lain secara lisan. Kemampuan bahasa ekspesif ini melipuiti
(Mursid 2015:29).
Tujuan dari metode ini adalah dapat diarahkan pada pengembangan aspek
perkembangan anak yang sesuai. Ada beberapa perkembangan aspek anak yang
cocok dengan program kegiatan anatara lain adalah pengembangan aspek kognitif,
4) Metode Demonstrasi
menggunting pola pada kertas gambar. Mulai dari cara memegang kertas gambar
dengan tangan kiri, memegang gunting ditangan kanan secara benar, dan mulai
24
menggunting dari titik awal dan diteruskan sampai selesai (Moeslichatoen 2004:
113).
pikir anak terutama daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal,
5) Metode Proyek
Metode proyek berasal dari gagasan John Dewet tentang konsep “Learning
laku untuk mencapai tujuan. Berkenaan dengan hal itu, piaget mengatakan bahwa
kita tidak dapat mengajarkan tentang suatu konsep pada anak secara verbal,
Manfaat dari metode ini adalah memberikan pengalaman pada anak dalam
6) Metode Bercerita
anak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Dunia anak itu penuh
Metode cerita disebut juga metode al- Qishah, metode ini sangat efektif
sekali, terutama untuk materi sejarah, kultur islam, dan terlebih lagi sasarannya
mendengarkan suatu kisah, kepekaan, jiwa dan perasaan anak didik dapat
tergugah, meniru figur yang baik yang berguna bagi kemaslahatan umat, dan
kepada anak didik dengan cerita itu, secara otomatis mendorong anak didik untuk
berbuat kebajikan, dan dapat berupa dongeng, fabel, legenda, roman, novel,
cerpen, cergam, prosa, puisi, film dan sebagainya (Syadilie, muhsin, dkk 2012).
ب اِنْ ت َْح ِم ْل َعلَ ْي ِه يَ ْل َح ْث اَ ْوت َْر ُكهُ يَ ْل َه ْث َذلِ َك َمثَ ُل ْالقَ ْو ِم ْالَ ِذيْنَ َك َّذبُ ْوا بِاَيَتِنَا
ِ ْال َك ْل
mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir" (Al-
Quran dan Terjemahnya 2014).
Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan anatara lain
guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pemilihan cerita yang baik
yaitu: cerita itu harus menarik dan memikat perhataian guru itu sendiri; cerita itu
harus sesuai dengan kepribadian anak, gaya dan bakat anak; dan yang terakhir
cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita
menambah pengetahuan.
Prinsip bercerita bagi perkembangan anak usia dini dalam buku Pedoman
2017: 104-105).
kepada anak yang harus dilaksanakan denganbaik. Tugas itu diberikan kepada
pada petunjuk langsung dari guru yang dipersiapkan sehingga anak dapat
menjalani secara nyata dan melakukan dari awal sampai tuntas. Tugas yang
181).
1. Pengertian Moral
etika. Moral berasal dari bahasa latin, mors (adat kebiasaan, cara, tingkah, laku,
kelakuan), mores (adat istiadat tabiat, kelakuan, watak, akhlak). Moral pada
hakikatnya merupakan sesuatu yang tinggi nilainya, yang dapat menjadi tolok
ukur dalam kehidupan bermasyarakat dan mengatur tata laku dan sikap bagaimana
sebaiknya berprilaku, sikap, ucap yang baik dalam kehidupan masyarakat, sesuai
28
dengan norma-norma kemasyarakatan yang berlaku (cyrus dan Ester 2017: 50).
Menurut Budiningsih (2008: 24) moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan
3) Perilaku tak bermoral: perilau yang tidak sesuai dengan harapan sosial.
Menurut Kohlberg dalam Cyrus dan Ester (2017: 55-57) terdapat tiga
1) Pra-konvensional
sesuatu yang mutlak harus dilakukan dan jika tidak melakukannya maka akan
mendapat hukuma. Pada tahap kedua, realivitistik hedonisma, sedah lebih luas
29
dari tahapan pertama. Disini suatu aturan dipandang bukanlah sesuatu yang
mutlak dilakukan, tetapi bergantung pada kebutuhan dan juga pertimbangan pihak
lain. Juga sebagai sesuatu yang dapat memberi kesenangan (hedonis) bagi diri
2) Konvensional
anak yang baik dan tahap yang ke empat, mempertahankan norma-norma sosial
dan otoritas. Pada tahap ketiga, anak memasuki usia remaja, yaitu belasan tahun.
Pada thap ini perbuatan-perbuatan atau prilau anak sudah dapat dinilai sebagai
perbuatan baik atau tidak baik oleh masyarakat. Baik dan buruknya nilai yang
dikemukakan terhadap sesuatu prilaku berdasarkan tolok ukur aturan norma atau
Tidak sekedar agar tindakan yang dilakukannya terlihat oleh orang lain sesuai
ukuran baik atau tidak baik, tetapi juga sebagai wujud tanggung jawabnya
menegakan aturan-aturan yanga ada yang berlaku dan mengatur tatanan hidup
bersama alam masyarakat. Jadi pada tahap ini anak mempunyai kekuatan/otoritas
3) Pasca-konvensional
terhadap perjanjian antara dirinya dan lingkungan sosial dan tahapan, dan yang
keenam, prinsip universal. Pada tahapan kelima, terdapat hubungan timbal balik
30
antara seseorang dengan lingkungan sosial dimana ia hidup dan berada. Sebagai
Pada tahapan keenam, prinsip universal, terdapat norma etika selain norma
pribadi dan subjektif. Norma pribadi berkenaan dengan unsur subjektif pada diri
tindakan baik atau tidak baik atau bermoral/tidak bermoral. Subjektivisme disini
lainnya. Disini unsur etik yang menentukan sesuatu itu boleh atau tidak boleh
sebagai norma etik yang menentukan sesuatu itu boleh atau tida boleh sebagai
moralitas.
Tabel 2.1
norma-norma.
tampak bahwa perkembangan moral banyak ditentukan oleh faktor dari diri
seseorang. Sebagai potensi yang dimiliki anak, ternyata faktor aktivitas diri
individu sangat berperan dalam kerja sama dengan lingkungan, terutama orang
agama bagi anak TK, dikemukakan bahwa perlunya target pengembangan moral
bagi anak-anak usia TK agar pada mereka telah tampak prilau-prilaku yang sudah
Untuk itu, ukuran target yang perlu dicapai pada tahapan perkembangan
anak usia dini sesuai dengan tingkat perkembangannya. Anak pada tahap pertama
(dari usia 0-2 tahun bahkan menurut piaget 4-7 tahun) ukuran ke tindakan dalam
penilaian moral masih sangat minim. Hal ini seperti dikemukakan bahwa pada
tahap ini sang anak tindakannya masih lebih dikendalikan ileh implus-implus
biologis, sedangkan nanti sesudah 10 tahun ke atas baru tindakan moral sudah
dalam masyarakat.
Pada selang usia ini, tingkat capaian anak tidak diatur secara spesifik sehingga
Pada selang usia ini, tingkat pencapaian anak meliputi sebagai berikut:
tidak santun.
Pendidkan Nasional berkaitan dengan pendidikan anak usia dini tertulis pada
pasal 28 ayat 1 yang berbunyin “ pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi
anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan persyaratan
untuk mengikuti pendidikan dasar”. Pada bab 1 pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidkan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai dengan delapan
(2009: 15) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
35
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.
pendidikan anak usia dini prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun.
tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun
pendidkan anak usia dini diterapkan dengan belajar melalui bermain (learning
through playing). Sejauh ini, sistem pendidikana nak usia dini 0-6 tahun di
indonesia memang sudah diterapkan sejak sekitar tahun 1998, banyak lembaga
prasekolah yang mengadopsi sistem pendiidkan anak usia dini dari luar negri.
Meski sistem tersebut kerap dituduh tida sesuai dengan latar budaya kita. Seiring
potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan menyesuaikan diri,
fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan yang
tepat dan efektif sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan serta
setiap langkah kehidupan sangat ditentukan oleh pengalaman dan pendidikan yang
diperolehnya pada saat usia dini. PAUD yang positif akan mendorong seseorang
negatif dapat mendorong seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai norma-
kita yang carut marut dewasa ini pun, merupakan akibat atau cermin kegagalan
pihak, baik dari pemerintahan, masyarakat, maupun orang tua. Keterlibatan ini
sosial emosional. Untuk itu, guru dan orang tua membutuhkan pemahaman yang
skill) sehingga pembelajaran yang baik dilakukan berdasarkan dan sesuai dengan
d. Berorientasi masyarakat
Menurut Mulyasa (2012: 53) pendidikan anak usia dini merupakan bentuk
layanan pendidikan yang diberikan kepada anak sejak lahir hingga usia enam
perkembangannya, yang meliputi aspek fisik dan non fisik. Bidang garapan ank
Pada tahap ini, pendidikan anak masih berada pada lingkungan terkecil,
bagi anak sebab pendidikan keluarga merupakan fondasi bagi anak untuk
membangun struktur kepribadian selanjutnya. Dalam hal ini orang tua memegang
peran utama. Tidak hanya ibu, tetapi juga ayah yang memberikan nilai-nilai
38
pendidikan kepada anak. Orang tua memegang kunci pertama bagi keberhasilan
balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya. TPA bertujuan
untuk membantu orang tua agar dapat bekerja dengan tenang sehingga mencapai
prestasi yang optimal. Selain itu, juga menghindarkan anak dan kemungkinana
umumnya melayani titipan anak usia 2 bulan sampai dengan usia 5 tahun.
group menampung ank-anak normal dalam rentang usia 3-4 tahun. play group
bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek fisik, mental, emosi dan sosial
anak. Isi program merupakan penjabaran dari visi dan misi, serta tujuan play
group, dengan tenaga pendidik umunya lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG),
Sekolah Guru Taman Kanak-kanak (SGTK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
sebelum anak masuk sekolah dasar. Pada saat ini TK bukan jenjang pendidikan
39
wajib, dan tidak termasuk dalam program wajib belajar pendidikan dasar.
TKA adalah program pendidikan bagi anak usia dini 4-6 tahun dengan materi
lebih ditekankan pada Al-Quran. Posyandu adalah wahana kesejahteraan ibu dan
pelayanan kesehatan dan gizi terutama untuk ibu hamil dan anak usia dini.
keterampilan kepada orang tua dan anggota keluarga lainnya mengenai bagaimana
balita yang terdiri dari tiga aspek, yakni: kesehatan, gizi, dan psikososial. Program
ini diperuntukan terutama bagi ibu-ibu yang memiliki anak balita dan termasuk
Program BKB bertujuan agar orang tua memiliki konsep diri yang sehat,
anak serta mampu menerapkan pola asuh yang tepat sejak dini.
personal).
Pada masa usia dini tujuh macam kecerdasan belum berkembang secara
optimal, tetapi ada kalanya kecerdasan tersebut sudah muali tampak. Salah satu
umumnya dengan cepat dapat menirukan nada dengan tepat, atau menghafal lagu
dengan cepat. Anak-anak ini perlu diberi rangsangan dengan mengajaknya untuk
gerakan-gerakan tubuh.
41
menangkapnya.
yang terjadi pada dirinya. Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuannya untuk
mengungkap perasaan atau isi hati. Keceerdasan ini dapat dikembangkan dengan
cara anak-anak diminta untuk mengungkapkan apa yang terjadi dan apa yang
dirasakan.
hubungan dengan orang lain. Mengajak anak untuk bergaul dengan teman-
temannya baik teman lama maupun teman yang baru dikenalnya akan sangat
Ketujuh macam intelegensi ini perlu dikembangkan sejak anak masih unsi
dini. Karena masa-masa tersebut adalah masa golden age. Pada masa tersebut
kecerdasan dapat berkembang paling optimal, karena pada mas itu lah anak-anak
paling peka untuk menangkap segala rangsangan yang masuk dalam dirinya. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Jhon Locke, yaitu teori tabularasa
yanag mengibaratkan anak sebagai meja yang terbuat dari lilin. Makna teori ini
42
adalah ana dapat dibentuk apa saja bergantung pada pendidknya (Mulyasa 2012:
57-59).