Anda di halaman 1dari 25

Perkembangan music tradisional Indonesia dari zaman

prasejarah hingga zaman sekarang

XTB
Nama Anggota Kelompok :

 Fella Dewi Sirfita


 Miftachul Janah
 Fia Amelia
 Musik Tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun
temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Terdapat tiga komponen yang
berpengaruh yaitu seniman, musik itu sendiri dan masyarakat yang menikmati.
 Mengulas musik tradisional di Indonesia tidak terlepas dari budaya di setiap
daerah tempatnya. Karena setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing
dalam menampilkan musik tradisional yang dibawakannya. Ciri khas tersebut
terpengaruh dari kehidupan di masa lalu atau lain sebagainya.
 . Alat musik tradisional : Serune Kale

 Sarune Kale berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam yang mempunyai jenis bunyi
Aerofon, yaitu bunyi yang berasal dari hembusan angin. Cara menggunakan serune kale
adalah dengan ditiup dan menggunakan jari untuk mengatur nada yang ada di lubang
serune kale. 
  
 2. Alat musik tradisional : Aramba


 Aramba berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara yang mempunyai jenis bunyi Ideofon, yaitu
bunyi yang berasal dari bahan dasarnya. Cara menggunakan Aramba adalah dengan
dipukul dengan menggunakan pemukul seperti stik. 
 3. Alat musik tradisional: Saluang


 Saluang berasal dari  Minangkabau, Sumatera Barat yang mempunyai jenis bunyi
Aerofon, yaitu bunyi yang berasal dari hembusan angin. Cara menggunakan saluang
dengan ditiup dan lubang yang ada di salung digunakan untuk mengatur nada dan jari-
jari tangan berfungsi untuk menutup lubangnya. 
  
 4. Alat musik tradisional : Gambus


 Gambus berasal dari Riau, yang membunyai jenis bunyi Kordofun, yaitu bunyi yang berasal
dari dawai atau senar. Gambus mempunyai 3 senar – 12 senar. Gambus biasa dimainkan
sambil diiringi gendang. 
  
 5. Alat musik tradisional : Serangko

 Serangko berasal dari Jambi yang terbuat dari tanduk kerbau. Cara menggunakan
Serangko adalah dengan ditiup, serangko biasa digunakan untuk pemberitahuan jika
ada musibah di masyarakat Jambi. 
  
 6. Alat musik tradisional : Accordion


 Accoridon berasal dari Sumatera Selatan yang mempunyai jenis bunyi Aerofon, yaitu jenis
bunyi yang berasal dari hembusan nafas. Cara menggunakan accordion yaitu dengan ditiup
dan memakang kedua tangan untuk mengatur alunan nada. 
  
 7. Alat musik tradisional : Doll


 Doll berasal dari Bengkulu yang mempunyai jenis bunyi Membranofon, yaitu jenis bunyi
yang asalnya dengan memukul. Cara menggunakan doll yakni dengan dipukul memakai
alat pemukul.
 8. Alat musik tradisional : Bende


 Bende berasal dari Lampung yang mempunyai jenis bunyi Ideofon, yaitu jenis bunyi yang
berasal dari bahan dasarnya. Cara menggunakannya yaitu dipukul dengan alat pukul yang
khusus. 
 9. Alat musik tradisional : Gendang Melayu

 Gendang melayu berasal dari Kepulauan bangka belitung yang mempunyai jenis bunyi
Membranofon, yaitu jenis bunyi yang asalnya dengan memukul di sekitar area lunak
dengan menggunakan telapak tangan. 
 10. Alat musik tradisional : Gendang Panjang


 Gendang panjang berasal dari Kepulauan Riau yang mempunyai jenis bunyi Membranofon
yang digunakan dengan cara menepukkan tangan pada area yang lunak. 
 11. Alat musik tradisional : Tehyan


 Tehyan berasal dari Ibukota Jakarta yang mempunyai jenis suara Kordofon yang
digunakan dengan cara digesek di bagian dawai atau senarnya, hampir sama dengan
memainkan biola.
  
 12. Alat musik tradisional : Angklung


 Angklung berasal dari Jawa barat yang mempunyai jenis bunyi Ideofon. Cara memainkan
angkul yaitu menggunakan tangan kita. 
  
 13. Alat Musik tradisional : Gamelan

 Gamelan berasal dari Jawa Tengah yang mempunyai jenis bunyi Ideofon. Cara
memainkannya yaitu dengan dipukul – pukul dengan alat pemukul. 
 14. Alat musik tradisional : Gendang


 Gendang berasal dari Yogyakarta yang mempunyai jenis bunyi Ideofon. Cara
memainkannya dengan ditepuk di area lunak menggunakan telapak tangan. 
  
 15. Alat musik tradisional : Bonang


 Bonang berasal dari Jawa Timur yang mempunyai jenis bunyi Ideofon. Cara
memainkannya dengan dipukul. 
 16. Alat musik tradisional : Gendang

 Gendang berasal dari Banten yang mempunyai jenis bunyi Membranofon. Cara
memainkannya dengan menepuk memakai telapak tangan. 
  
 17. Alat musik tradisional : Gengceng


 Gengceng berasal dari Bali yang mempunyai jenis bunyi Ideofon. Cara memainkannya
dengan diletakkan pada kedua telapak tangan kemudian ditepuk. 
  
 18. Alat musik tradisional : Serunai


 Serunai berasal dari Nusa Tenggara Barat yang mempunyai jenis bunyi Aerofon. Cara
memainkannya dengan ditiup lalu nadanya diataur dengan jari tangan.
  
 19. Alat musik tradisional : Sasando


 Sasando berasal dari Nusa Tenggara Timur yang mempunyai jenis bunyi Chordofon.
Cara memainkannya dengan dipetik. 
 20. Alat musik tradisional : Japen


 Japen berasal dari Kalimantan Tengah yang mempunyai jenis bunyi Kordofon. Cara
memainkannya dengan dipetik. 
  
 21. Alat musik tradisional : Sampe

 Sampe berasal dari Kalimantan Timur yang mempunyai jenis bunyi Kordofon. Cara
memainkannya dengan dipetik dibagian senarnya. 
 22. Alat musik tradisional : Tuma


 Tuma berasal dari Kalimantan Barat yang mempunyai jenis bunyi Membranofon. Cara
memainkannya dengan ditepuk menggunakan telapak tangan. 
  
 23. Alat musik tradisional : Panting


 Panting berasal dari Kalimantan Selatan yang mempunyai jenis bunyi Kordofon. Cara
memainkannya dengan dipetik dibagian senarnya. 
  
 24. Alat musik tradisional : Kolintang


 Kolintang berasal dari Sulawesi Utara yang mempunyai jenis bunyi Ideofon. Cara
memainkannya dengan dipukul. 
 25. Alat musik tradisional : Ganda


 Ganda berasal dari Sulawesi Tengah yang mempunyai jenis bunyi Membranofon. Cara
memainkannya dengan menepuk menggunakan telapak tangan. 
  
 26. Alat musik tradisional : Keso


Keso berasal dari Sulawesi Selatan yang mempunyai jenis bunyi Chordofon. Cara
memainkannya dengan digesek di bagian senar.  
  
 27. Alat musik tradisional : Ladolado


 Ladolado berasal dari Sulawesi Tenggara yang mempunyai jenis bunyi Ideopon. Cara
memainkannya dengan dipukul. 
 28. Alat musik tradisional : Ganda


 Ganda berasal dari Gorontalo yang mempunyai jenis bunyi Membranofon. Cara
memainkannya dengan ditepuk memakai telapak tangan.
  
 29. Alat musik tradisional : Kecapi

 Kecapi berasal dari Sulawesi Barat yang mempunyai jenis bunyi Kordofon. Cara
memainkannya dengan dipetik di bagian senarnya. 
  
 30. Alat musik tradisional : Nafiri


 Nafiri berasal dari Maluku yang mempunyai jenis bunyi Membranofon. Cara memainkannya
dengan ditepuk menggunakan telapak tangan.
  
 31. Alat musik tradisional : FU


 FU berasal dari Maluku Utara yang mempunyai jenis bunyi Aerofon. Cara
memainkannya dengan ditiup.
 32. Alat musik tradisional : Kendang


 Kendang berasal dari Jawa Barat yang mempunyai jenis bunyi Membranofon. Cara
memainkannya dengan dipukul dengan alat pemukul.  
 33. Alat musik tradisional : Tifa

Tifa berasal dari Papua yang mempunyai jenis bunyi Membranofon. Cara
memainkannya dengan dipukul lewat telapak tangan.
  
 34. Alat musik tradisional : Guoto


 Guoto berasal dari Papua Barat yang mempunyai jenis bunyi Kordofon. Cara memainkannya
dengan memetik senar. 
 35. Alat musik tradisional : Kulanter


 Kulanter berasal dari Jawa Barat yang mempunyai jenis bunyi Membranofon. Cara
memainkannya dengan dipukul, kulanter biasanya dijadikan pengiring kendang. 
  
 36. Alat musik tradisional : Gong


 Gong berasal dari Jawa Barat yang jika dipukul akan mengeluarkan jenis bunyi
Membranofon. Gong biasanya di ikat atau digantung pada kayu. 
  
 37. Alat musik tradisional : Jengglong


 Jengglong berasal dari Jawa Barat yang menyerupai gong kecil. Jengglong biasanya
dijadikan pengiring gong.
 38. Alat musik tradisional : Rebab


 Rebab berasal dari Jawa Barat yang cara memainkannya seperti biola yaitu di gesek.
Bentuk rebab seperti busur panah.
  
 39. Alat musik tradisional : Talempong

 Talempong berasal dari Sumatera Barat yang cara


memainkannya dengan dipukul menggunakan kayu. Bentuk talempong mirip dengan
alat musik bonang dari Jawa Tengah. 
                                       40. Alat musik tradisional : Pupuik Batang Padi

 Pupuik batang padi berasal dari Sumatera Barat, bentuknya terbuat dari ruas batamg padi
yang sudang tua dan berbuku. Cara memainkanya yaitu dengan ditiup. 
  
 41. Alat musik tradisional : Serunai

 Serunai berasal dari Sumatera Barat yang terbuat dari padi, kayu dan bambu. Cara
memainkannya yaitu dengan ditiup. 
 42. Alat musik tradisional : Tambua & Tansa


 Tambua dan tansa berasal dari Sumatera Barat yang terbuat dari kayu yang dilubangi
tengahnya. Cara memainkannya yaitu dengan dipukul secara serentak.
  
 43. Alat musik tradisional : Burdah atau Gendang Oku


 Burdah berasal dari Sumatera Selatan yang terbuat dari bahan kulit binatang atau kayu.
Burdah sejenis dengan rebana yang cara memainkannya dengan dipukul. 
  
 44. Alat musik tradisional: Tenun

 Tenun berasal dari Sumatera Selatan yang terbuat dari kayu yang berbentunk segitiga.
Dinamakan tenun karena sering digunakan sebagai penghibur para pekerja yang sedang
menenun. 
  
 45. Alat musik tradisional : Kenong Basemah


 Kenong basemah berasal dari Sumatera Selatan yang terbuat dari tembaga. Cara
memainkannya yaitu dengan dipukul.
 46. Alat musik tradisional : Tebangan


 Tebangan berasal dari Sumatera Selatan yang hampir mirip dengan rebana. Cara
memainkannya yaitu dengan dipukul.  
  
 47. Alat musik tradisional : Genggong


 Genggong berasal dari Sumatera Selatan yang sejenis dengan alat musik tiup seperti
harmonika. Cara memainkannya yaitu dengan dipegang dengan tangan kiri, kemudian
bagian sisinya ditempelkan ke bibir. 
  
 48. Alat musik tradisional : Caklemong

 Caklemong berasal dari Bangka Belitung yang mempunyai bentuk melengkung ke bawah.
Cara memainkannya yaitu dengan dipukul menggunakan pemukul. 
  
 49. Alat musik tradisional : Gambangan


 Gambangan berasal dari Bangka Belitung yang terdiri dari tujuh potongan kayu. Cara
memainkannya yaitu dengan dipukul menggunakan kayu.
 50. Alat musik tradisional : Kompang


 Kompang berasal dari Lampung yang terbuat dari kulit kambing atau kayu. Kompang hampir
mirip dengan rebana, yang cara memainkannya di pukul. 

Sejarah Musik di Indonesia . Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu
ternyata perkembangan musik Indonesia sudah ada, sehingga musik itu dikatakan telah
melampaui batas bahasa, kebudayaan bahkan agama. Bagi orang barat, India sering
disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie (Nedherland-Oost) yang
maksudnya Indonesia.
Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia tidak
diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi
Indonesia.
Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu tinggi dan dapat disejajarkan
dengan seni klasik di negeri yang berkembang.

A. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)


Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan kata lain diselidiki oleh para
arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum
Masehi dan abad ke-1 Masehi menemukan perkembangan kebudayaan termasuk musik
sampai saat ini.
Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der Musik 1 dari
Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000 Sebelum Masehi di Asia
Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide (penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari
Asia Tengah) dan orang Negrito (mungkin dari India).
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar :
1. Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi suatu perpindahan bangsa dari
Asia Tengah ke Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia.
Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama di
Annam (Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun dimana putra dan putri
bernyanyi dengan cara sahut menyahut.
Mereka memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang ditiup
bersama dalam kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di CinaSheng dan di Kalimantan
dengan nama Kledi. dengan nama
Alat ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar alat musik bambu yang sampai
sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran yang berbeda-
beda di tanam di tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa yang cukup
indah (terdapat di Bali sampai sekarang).
Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya. Telah mengalami suatu
proses perkembangan pada waktu kemudian. Seperti xylofonAsia Tenggara dalam bentuk
berbeda-beda: sebagai’tatung’ di Annam, ‘rangnat’ di Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’ di
Birma, ‘gambang’ di Jawa, ‘kolintang’ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor dari
Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi. yang tersebar diseluruh
2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman perunggu (abad 4 Sebelum Masehi)
Menurut para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia di sekitar abad 4
Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina SelatanAnnam. Menurut R. von Heine-
Geldern perpindahan suku-suku dari daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia
ke Indonesia dan berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini dibuktikan pula
oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang menemukan bahwa para penduduk Indonesia,
Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa yang sama (yang memang kemudian
berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli
sejarah. bernama
Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga
kebudayaan musik.
Diperkirakan bahwa gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan, karena di dekat Annam,
pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari
sinilah kebudayaan perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia
Tenggara.
Maka kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”. Kebudayaan ini berlangsung dari
abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita tidak tahu apa-apa tentang musik
mereka. Diperkirakan bahwa gong mereka berukuran besar, maka musiknya berat.
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto-
Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia
Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan
maka tidak dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini.
tangga nada
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke IndonesiaJawa. Rupa-rupanya
mula-mula dipakai untuk upacara mendatangkan hujan secara magig (mistik). ternyata
ditemukan dalam penggalian di
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti bahwa di Indonesia waktu itu
tidak terdapat kebudayaan sendiri, tetapi terjadilah suatu perkembangan : benda-benda dari
perunggu dan besi yang masuk “kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak
ada perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa waktu abad-
abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam, terutama perunggu.

B. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)


Suatu ‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di waktu dibuat kapal besar-besar di teluk
PersiaLaut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun menjadi intensif (sebelumnya diperkirakan
lalu lintas terjadi terutama lewat daratan). Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah
Indonesia sejak abad 2 dan 3 Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh India di Indonesia
dan tambah besar, baik dari segi perdagangan dan politik maupun agama dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama Budha masuk kepulauan
IndonesiaSumatera pada awal abad 7 Masehi dalam kerajaan Sriwijaya dan kemudian di Jawa
dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi). Pengaruh kebudayaan India mencapai
puncaknya dari pertengahan abad 8 Masehi sampai abad 11 Masehi dimana fase kreativitas
yang sangat tinggi. Pada masa itu berkembanglah kebudayaan Jawa berupa musik dan tari,
arsitektur dan seni rupa, pada waktu itu dibangunlah Candi Borobudur dan Candi
PrambananIndonesia dari masa lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi. Mereka
mendirikan pusatnya di pulau yang menjadi kebanggaan bangsa
Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro yang bentuk dan rupanya
diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi. Menurut cerita tangga nada ini
ditemukan oleh dewa Barata Endra atas petunjuk dewa Shiva. Merurut teori, satu oktaf dibagi
dalam 5 interval yang sama (6/5 dari sekon besar). Namun ternyata tidak selalu demikian.
Malah dalam penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat kuno dengan tangga
nada yang mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan interval sekon-sekon dan terts kecil),
sama halnya dengan tangga nada
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa Sansekerta
Ramayana. Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam banyak bahasa di Asia Tenggara.
Pementasan dari fragmen-fragmen drama ini sangat disukai. Sesudah abad 9 Masehi terdapat
terjemahan dalam bahasa Jawa dan paling sedikit sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa.
Selain Pementasan tari berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi yang nampaknya
berasal dari jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan bermacam-macam alat
musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat musik local maupun alat musik yang diimpor
dari India seperti gendamg, termasuk gendang dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi,
suling, angklung, alat tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang, setengah
calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng dari perunggu dalam macam-macam
ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-mula dimainkan
menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah ditemukan sejumlah besar
kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng, gendang, gong-gong, namun tidak
jelas dari abad berapa. Tidak semua alat musik tersebut di atas bertahan di Jawa dalam
perkembangan waktu selanjutnya. Namun nampak bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum
jaman Hindu. Perlu diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan pola ritme
yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama dari lagu dan irama yang saling
melengkapi menjadi satu ‘simfoni nada dan irama’. Sedangkan musik India termasuk musik
solotis (vocal maupun instrumental) meskipun dimainkan juga dalam ansambel sebagai iringan.
Namun aneka ragam alat musik di India tidak digabungkan dalam satu orkes, untuk memberi
kebebasan pada penyanyi dan pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu penghargaan tinggi, dapat disimpulkan
dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari jaman itu serta dari naskah-naskah
kuno yang rajin menyebut nama alat musik dan sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes
mengalami suatu perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam
musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam bentuk dan ukuran, gambang
ditambah sejumlah alat lain yang sebagian ditinggalkan dalam perkembangan jaman. Bahwa
terjadilah suatu perkembangan musik gamelan (sampai sekarang) membuktikan betapa tinggi
musik ini hingga tidak ada bandingnya di Negara lain di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dengan Kerajaan
Airlangga yang berhasil menaklukkan seluruh Jawa (1037), Setelah itu dilanjutkan oleh
kerajaan Singasari pada abad 13. Wilayah kekuasaan sampai Kerajaan Majapahit (didirikan
oleh Raden Wijaya dengan patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah Mada
pada tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan Majapahit dengan Pemerintahan Hayam
Wuruk. Seluruh kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah Nusantara (itu
nama wilayah kerajaan Majapahit di luar pulau Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di bawa ke seluruh
Nusantara.
Namun itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai juga musik gamelan. Meskipun tangga
nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun umumnya musik di luar Jawa dan Bali mengikuti
pola lain: ritmik yang kaya serta melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga nada
pentatonic tanpa setengah nada (pentatonic anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti jaman sekarang. Hanya satu alat
belum ada: rebab. Meskipun demikian, menurut Jaap Kunst belum tentu semua alat dimainkan
selalu bersama-sama. Mungkin sekali terdapat suatu ansambel dengan alat musik lembut yang
terutama dipakai di dalam ruang dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal (di Jawa sudah
tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta dan pawai.
Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di
Nias dan Flores Barat.
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan ansambel macam ini
juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan sesudah jaman
Hindu.
Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.
1389 – 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan Majapahit. Sementara
itu di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa sampai Sumetera.
1511 Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan Maluku(1522). Sementara itu di
Jawakerajaan Demak, Kerajaan Islam (1500-1546). berdiri
Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat musik Arab: misalnya rebana,
rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan cara bermain rebab: di
Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini disebut ‘dunggak roro’) dengan dua dawai; di
Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana. Sedangkan gambus {sejenis
gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling, bas
menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat musik ini mengalami suatu proses
pengintegrasian ke dalam tradisi musik Indonesia.
C. Jaman Modern / Masa Kini
Banyak tema legu dalam bermusik. Sehingga karya para musisi terdahulu masih enak dan
layak di perkembangan dunia musik modern yang semakin meningkat telah merambah
berbagai aspek kehidupan masyarakat serta berkesinambungan dari generasi ke generasi
sehingga telah menghasilkan begitu banyak karya yang patut di banggakan. Pesatnya
kemajuan industri musik di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak bermunculannya
insan – insan musik yang mendatangkan angin segar bagi industri tersebut. Seperti halnya
dunia film, dunia musik juga mempunyai pasar serta penggemar yang banyak dengan aliran
musik yang di anutnya, maka berlombalah grup grup musik, duo, maupun solo untuk meniru.
Dengan banyak bermunculannya pendatang baru di dunia musik, maka banyak pula karya-
karyaserya penghargaan – penghargaantentang musik yang sudah di hasilkan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut perlu ditingkatkan dandikembangkan bakat generasi muda
Indonesia di bidang musik, khususnya mengenai sejarah, perkembangan serta pengetahuan
tentang dunia musik yang sifatnya universal tersebut. Selain itu mereka juga diharapkanmampu
untuk memperkenalkan karya – karyake kancah nasional maupun internasional, sebagai hal
yang patutdibanggakan, dikembangkan, dipertahankan serta di lstarikankeberadaannya.
Mengingat untuk perkembangan dunia musik modern itu sendiri di Indonesia belum ada wadah
yang dapat memberi informasi yang akurat tentang segala hal tentang dunia musik moderndi
Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk mleakukan pelestarian terhadap karya- karya serta
penghargaan musik tersebut belum benar – benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya
suatu wadah yang dapat menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat
meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang musik modern yang merupakan salah satu
warisan khasanah budaya Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik
dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik
barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak
diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing
dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian
menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran
pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur
kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini
sering disebut musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik
dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

1. Musik Daerah/Tradisional
Musik daerah adalah suatu bentuk karya seni yang menggunakan medium suara atau
bunyi-bunyian, yang hidup dan berkembang ditengah masyarakat yang sesuai dengan
aturan-aturan daerah setempat yang di lakukan secara turun menurun dan
pembelajarannya dilakukan secara oral. Musik daerah kebanyakan merupakan warisan
leluhur sehingga tidak diketahui siapa pencentusnya dan tidak menonjolkan sikap
perorangan karena musik daerah adalah milik suatu golongan suku bangsa.

FUNGSI MUSIK DAERAH


1. Sebagai sarana upacara adat
Di beberapa daerah tertentu musik dianggap memiliki kekuatan magis yang tidak dapat di
deskripsikan. Karena itu seringkali musik daerah mempunyai fungsi yang sangat penting dalam
suatu upacara adat seperti pada upacara merapu di Sumba atau pada upacara seren taun
(panen padi) didaerah sunda.
2. Sebagai pengiring tari
Musik daerah mempunyai fungsi utama yaitu untuk mengiringi tari-tari daerah atau lagu-lagu
daerah.
3. Medium Komunikasi
Sarana komunikasi dengan musik dapat di lihat pada saat bulan romadhan dan saat siskamling.
Dimana alat musik kentongan di tabuh untuk membangunkan warga untuk bangun sahur atau
untuk berwaspada.
4. Media bermain
Lagu-lagu daerah yang biasa diiringi dengan musik daerah biasanya dijadikan media bermain
bagi anak-anak daerah. Seperti contohnya lagu cublak-cublak suweng dan sang bangau
(betawi)
5. Sarana (media) Penerangan
Dizaman modern  musik daerah dapat di jadikan media penerangan untuk mempromosikan
keanekaragaman budaya daerah serta sebagai sarana iklan layanan masyarakat.
6. Iringan Pertunjukan
Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah pertunjukan. Sebuah tarian tak akan
lengkap tanpa musik. Sebuah lagu akan kurang semarak tanpa musik. Pertunjukan kesenaian
daerah selalu menggunakan alat musik sebagai iringan pertunjukannya seperti; pagelaran
wayang, sandratari, ketoprak dll.
Dengan begitu beragamnya fungsi musik daerah dalam setiap aspek kehidupan sosial suatu
bangsa, maka musik daerah patut dan harus dilestarikan sebagai salah satu cara pelestarian
kebudayaan Indonesia.
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi
memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah
setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat
pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :

1. Instrumen Musik Perkusi.


Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau Tarompet.
2. Musik Keroncong
Musik Keroncong adalah jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen
musik dawai, flute dan vokal.

Definisi keroncong lainnya yaitu aliran musik di Indonesia yang mencampurkan antara
musik daerah dan musik kolonial dari masa Portugis dan Belanda. Keroncong
mempunyai tanda dengan pemakaian alat musik ukulele (gitar kecil), gitar, biola, piano
dan seruling.

Alat Musik Keroncong


Saat ini Keroncong menggunakan alat musik yang meliputi:

 Ukulele cuk, yang memiliki dawai 3 bahan nilon. Merupakan alat musik paling
penting yang mengeluarkan suara crong-crong sehingga disebut dengan
keroncong.
 Ukulele cak, yang memiliki dawai 4 bahan baja.
 Gitar akustik yang menggantikan gitar melodi, cara memaikannya dengan gaya
kontrapuntis (anti melodi).
 Biola (Pengganti Rebab).
 Flute (pengganti Suling bambu).
 Selo, betot menggantikan kendang.
 Kontrabas (pengganti Gong).
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya
lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa
kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.

3. Musik Dangdut
 Musik dangdut adalah satu dari sekian banyak genre musik populer tradisional
Indonesia yang mempunyai unsur Hindustani, Melayu dan Arab. Kebudayaan yang
mempengaruhi musik ini adalah Melayu dan Jawa.

Musik ini sangat populer sejak tahun 1970-an hingga saat ini. Musik ini sangat hits dan
banyak lagu-lagu dangdut yang populer saat ini.

Alat Musik Dangdut


 Tabla/Gendang
 Keyboard
 Drum
 Seruling
 Gambus
 Gitar
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang
menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan
pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya.

4. Musik Perjuangan
 Musik Perjuangan

Musik ini lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang sedang terjajah oleh bangsa asing.
Dengan menggunakan musik, para pejuang berusaha mengobarkan semangat persatuan untuk
bangkit melawan penjajah. Syair- syair yang diciptakan pada masa itu, umumnya berisi ajakan
untuk berjuang, ajakan untui berkorban demi tanah air, dan sebagainya. Irama musiknya pun
dibuat cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.misalnya lagu-lagu yang sudah
ditetapkan sebagai lagu-lagu wajib Nasional. 
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi ajakan untuk
berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan
semangat, serta diakhiri dengan semarak.
5. Musik Populer (pop)
Definisi musik pop yaitu genre musik yang menjadi kegemaran masyarakat pada waktu
tertentu. Musik pop bisa dimaknai juga sebagia musik yang mempunyai irama
sederhana membuatnya mudah dikenal dan digemari orang banyak. Jenis musik pop ini
sangat cepat hilang, tidak dapat bertahan lama dan cepat tergantikan dengan lagu
baru.

Musik pop dibuat dengan sederhana, jarang menggunakan bentuk komposisi. Lebih
dari itu bentuk, lirik dan aransemen lagu-lagu pop juga bersifat sederhana, mudah
diingat, dan seringkali hanya untuk menghibur masyarakat.

Di Wikipedia, Musik Populer atau Musik Pop adalah merujuk kepada salah satu dari
sejumlah genre musik yang “memiliki daya tarik yang luas” dan biasanya didistribusikan
ke khalayak yang besar melalui industri musik.

Alat Musik Pop


Adapun secara umum alat musik pop antara lain sebagai berikut:

Gitar Akustik
Gitar akustik merukana gitar yang menghasilkan suara dari fibrasi dawai yang masuk
melalui lubang di badan gitar.

Seluruh bagian pada gitar ini dibuat dari kayu, dari leher hingga badan. Gitar akustik
dapat dipasang senar sejumlah enam buah, yang setiap senar tersebut mengeluarkan
suara yang berbeda.
Gitar Listrik
Gitar listrik yaitu gitar yang berasal dari pengembangan gitar akustik. Gitar listrik dapat
dipasangkan perangkat elektronik seperti sensor suara, pengatur volume dan amplifier.
Yang menjadi kelebihan dari gitar listrik yaitu dapat mengeluarkan efek suara yang
banyak variasinya. Suara yang dihasilkan gitar listrik dapat disesuaikan dengan lagu,
walaupun dengan nada paling kecil.

Gitar Bass
Gitar bass mempunyai leher yang panjang daripada dengan gitar biasa. Pada gitar bass
memakai empat senar yang ukurannya lebih besar dan bisa mengeluarkan bunyi bass
yang rendah dan konstan. Bass digunakan untuk mengisi nada-nada yang rendah.

Drum
Drum mempunyai fungsi untuk menjaga ritme supaya lagu teratur dan tidak berantakan.
Drum mempunyai perangkat seperti bass, snare, simbal, tamtam dan pijakan pedal
sebagai penabuh drum bass.

Keyboard
Keyboard adalah alat musik pengembangan dari piano, namun dengan instrumen yang
canggih dan memakai komponen elektrik. Suara yang dikeluarkan pada keyboard
terbentuk dari sistem audio elektrik.

Keyboard sekarang pada umumnya bisa mengeluarkan suara dari instrumen lain
seperti suara drum, gitar, bass, saxophone, dan lain sebagainya. Pada keyboard juga
tersusun ats tombol surgencer, volume, treble dan banyak pilihan genre musik latar,
membuat peranannya sangat penting pada musik pop.

Jenis Musik Pop


Terdapat tiga jenis musik pop antara lain:

Musik Pop Standar

Yaitu musik dengan melodi sederhana, diikuti lirik yang mudah dihafalkan. Musik pop ini
sangat fleksibel dan mudah untuk diserap.

Musik Pop Kreatif

Musik pop jenis ini dianggap unik, karena dari ritme, melodi, harmoni, instrumen atau
gaya yang digunakannya.

Musik Pop Balada


Adalah jenis musik dengan tempo lambat dan sedang, liriknya lebih ekspresif dan
pembuatan melodi yang berdasarkan dari lirik lagu.

Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan
permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang
beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya.
Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa. 

Anda mungkin juga menyukai