Anda di halaman 1dari 15

American Journal of Educational Research, 2017, Vol.

5, No 3, 246-250 Tersedia online di


http://pubs.sciepub.com/education/5/3/2 © Sains dan Pendidikan Penerbitan DOI: 10,12691 / pendidikan-5-3-2

Pengaruh Realistic Mathematics Education (RME)


pendekatan dan Kemampuan awal Mahasiswa untuk
masalah Pemecahan Kemampuan Kelas 4 Mahasiswa
Fahrudin *
Universitas Nahdlatul Ulama, Lampung, Indonesia * Sesuai penulis: fahrudinvivo@gmail.com
Abstrak penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan dan Konvensional pendekatan dan
kemampuan awal siswa dengan kemampuan pemecahan masalah siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan di
kelas IV Sekolah Dasar 07 Kota Metro. Penelitian ini dirancang menggunakan analisis varians 2 jalur. Hasil
penelitian ini adalah (1) perbedaan dalam memecahkan masalah matematika kemampuan siswa SD yang belajar
menggunakan Realistic pendekatan Pendidikan Matematika (RME) di kalangan mahasiswa yang belajar
menggunakan pendekatan konvensional. (2) Interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal siswa
untuk pemecahan masalah kemampuan Matematika Dasar Siswa Sekolah. (3) Kemampuan untuk pemecahan
masalah siswa Matematika Sekolah Dasar antara siswa belajar dengan menggunakan Realistic Mathematics
Education (RME) pendekatan yang memiliki kemampuan awal yang tinggi lebih tinggi dari siswa yang belajar
menggunakan pendekatan konvensional yang memiliki kemampuan awal yang tinggi. (4) Kemampuan Matematika
pemecahan masalah dari siswa SD antara siswa belajar menggunakan Realistic Mathematics Education (RME)
pendekatan yang memiliki kemampuan awal rendah lebih rendah dari siswa yang belajar menggunakan pendekatan
konvensional yang memiliki kemampuan awal rendah.
Kata kunci: The Realistic Mathematics Education (RME) Pendekatan, pendekatan konvensional, Kemampuan Awal,
Soal Matematika Memecahkan Kemampuan
Cite Pasal ini: Fahrudin, "Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dan Kemampuan Awal
Siswa untuk Masalah Pemecahan Kemampuan Kelas 4 Mahasiswa. "American Journal of Educational Research,
vol. 5, tidak ada. 3 (2017): 246-250. doi: 10,12691 / pendidikan-5-3-2.

1. Pendahuluan
Peran matematika sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Besarnya peran ilmu matematika membutuhkan
siswa harus mampu menguasai konsep-konsep matematika dan menerapkannya dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Pola dalam matematika tidak hanya ditemukan dalam jumlah dan persamaan, tetapi juga
dalam setiap hal di sekitar kita [8].
Perbedaan utama dengan pendekatan mekanistik dan structuralistic adalah bahwa Realistic Mathematics
Education (RME) tidak mulai dari prinsip-prinsip abstrak atau aturan dengan tujuan pembelajaran untuk
menerapkan ini dalam situasi konkret, juga tidak fokus pada jenis pengetahuan berperan [6 ].
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk memecahkan masalah rutin, non-rutin, teratur
diterapkan, diterapkan non-rutin, non-rutin diterapkan, dan masalah non reguler penelitian non-diterapkan dalam
bidang matematika [11]. Pemecahan masalah sering merujuk pada pemodelan [9].
Polya membuat empat langkah yang dapat digunakan untuk penyelesaian masalah: (1) Memahami masalah, (2)
Merancang strategi, (3) Melaksanakan strategi, (4) Mendengarkan kembali. Berdasarkan penjelasan disimpulkan
kemampuan memecahkan masalah matematika adalah kemampuan memecahkan masalah / pertanyaan
menggunakanmatematika
strategi pemecahan masalahdimulai dari memahami masalah, merancang strategi, pelaksanaan strategi, dan menguji
kembali [3].
Realistic Mathematics Education (RME) yang dimaksudkan dalam hal ini adalah matematika sekolah dilakukan
dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran [11]. Ada lima karakteristik
Realistic Mathematics Education (RME), yaitu (1) Penggunaan konteks, (2) Penggunaan model matematika untuk
progresif, (3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, (4) Interaktivitas, (5) linkage [9].
Pendekatan konvensional tersebut berisi mengajarkan konsep masalah yang timbul [10]. Berdasarkan pemahaman
yang menyimpulkan bahwa pendekatan konvensional adalah pendekatan yang menggabungkan beberapa metode
termasuk ceramah, latihan, dan pemberian tugas di mana pendekatan ini mengacu pada Behavioristik psikologi dan
lebih menekankan pada strategi berpusat ke teacherthan strategi centered learning untuk belajar siswa.
Belajar memiliki empat komponen, yaitu bidang analisis studi, diagnosis siswa kemampuan awal, proses
pembelajaran, dan pengukuran hasil belajar [7]. Uno menjelaskan bahwa kemampuan awal memainkan peran
penting dalam meningkatkan kebermaknaan pembelajaran, yang pada gilirannya berdampak dalam memfasilitasi
proses internal yang terjadi dalam diri siswa ketika belajar [7]. Berdasarkan pendapat ahli tentang gagasan
American Journal of Educational Research 247
kemampuan awal adalah kemampuan yang dimiliki oleh pengalaman belajar sebelumnya siswa dan memfasilitasi
proses pembelajaran siswa berikutnya dalam belajar pemecahan masalah matematika.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan antara masalah matematika pemecahan
kemampuan siswa yang menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dan antara siswa dengan
menggunakan pendekatan konvensional.
2. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan siswa untuk awal
pemecahan masalah kemampuan matematika.
3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan antara siswa yang memiliki kemampuan awal yang
tinggi menggunakan pendekatan RME masalah matematika dan dengan menggunakan pendekatan konvensional.
4. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan antara siswa yang memiliki kemampuan awal rendah
menggunakan pendekatan RME masalah matematika dan dengan menggunakan pendekatan konvensional.
Dan manfaat dari penelitian ini adalah: Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan yang bermanfaat bagi guru dalam matematika SD. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi untuk
pendekatan pembelajaran yang tepat dalam matematika di sekolah dasar, terutama pendekatan yang memungkinkan
siswa untuk belajar secara efektif belajar. Selain itu, kebutuhan untuk posisi penilaian kinerja mereka mahasiswa
sekaligus peningkatan proses belajar mengajar dalam meningkatkan kualitas belajar siswa dalam memecahkan
masalah matematika kemampuan ini.
Untuk pendidikan praktisi dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan pendekatan untuk pembelajaran
dan penilaian untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, terutama untuk peneliti sendiri. Guru
mampu memahami pentingnya memilih pendekatan pembelajaran dan penilaian dalam matematika.

2. Metode
Penelitian dilakukan di kelas IV A, IV B di SDN 07 Kota MetroLampung
Provinsipada bulan Januari 2017. jumlah siswa sebanyak 60 siswa. 30 siswa untuk bereksperimen kelas dan 30
siswa untuk mengontrol kelas
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang menggunakan rancangan desain
pengobatan oleh 2x2, dengan menggunakan eksperimen ini para peneliti mencoba mendekati Realistic Mathematics
Education (RME) dengan pendekatan konvensional , subjek penelitian dibagi menjadi empat kelas, yaitu eksperimen
kelas dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diajar oleh pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dan kelas
kontrol diajar dengan pendekatan konvensional metode pembelajaran, sedangkan atribut variabel diklasifikasikan
menjadi kemampuan awal tinggi dan rendah.
Tabel 1. Desain Penelitian pengobatan dengan tingkat 2x2
Variabel X
1 Variabel X
2
The RME pendekatan (A1)
Pendekatan konvensional (A2)
Kemampuan awal
Tinggi (B1) Rendah (B2) A 1
B
1
A
1
B
2
A
2
B
1
A
2
B
2
untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis varians (ANOVA) dengan pengobatan
dua jalur dengan desain level 2 x 2. untuk menguji hipotesis dapat diimplementasikan maka perlu untuk menguji tes
analisis persyaratan normalitas dan uji homogenitas. Data yang ada diolah sehingga artinya adalah manfaat untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian dan untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis uji hipotesis penelitian varians (ANOVA) dua jalur. Selanjutnya tes
tindak lanjut digunakan untuk menentukan interaksi antara dua variabel menyebabkan menggunakan uji Tukey.
Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05.

3. Hasil
Hasil Kemampuan Soal Matematika Solving dapat dicapai karena guru melakukan tugas-tugas belajar,
menetapkan tugas belajar, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Deskripsi berikut data dan hasil perhitungan hasil
penelitian:
Tabel 2. Deskripsi nilai data penelitian X dan
PendekatanCapabilityInitial
RME (A1) Konvensional (A2) Jumlah Informasi Skor Informasi Skor Informasi Skor
Tinggi (B1)
n
1
= 10 n
2
= 10 n
b1
= 20 Σx
1
= 342 Σx
2
= 274 Σx
b1
= 616 Σx
1
2 = 11.804 Σx
2
2 = 7692 Σx
b1
2 = 19 496 x
1
= 34,20 x
2
= 27,40 x
b1
= 30,80 ( Σx1) 2 = 116 964 (Σx1) 2 = 75 076
(Σxb1) 2 = 379 456
Rendah (B2)
n
3
= 10
4
= 10 n
b2
= 20 Σx
3
= 279 Σx
4
= 299 Σx
b2
= 578 Σx
3
2 = 7969 Σx
4
2 = 9109 Σx
b2
2 = 17078 x
3
= 27,90 x
4
= 29,90 x
b2
= 28, 90 (ΣX3) 2 = 77 841 (ΣX4) 2 = 89.401,00
(ΣXb2) 2 = 334 084
Jumlah
n
k1 ,
= 20 n
k2
= 20 n
t
= 40 ΣX
k1
= 621 ΣX
k2
= 573 Σx
t
= 1194 Σx
k1
2 = 19.773 Σx
k2
2 = 16801 Σx
t
2 = 36 574 x
k1
= 31.05 x
k2
= 28,65 xt
= 29.85 (Σxk1) 2 = 385 641 (ΣXk2) 2 = 328 329
(ΣXt) 2 = 1425636
248 American Journal of Educational Research
Hipotesis penelitian ini dapat disimpulkan diuji menggunakan Analisis Varians (ANOVA) dua arah. Dalam
penelitian ini, ada dua variabel independen dan satu variabel kriteria. Variabel independen adalah (1) Pendekatan
Pembelajaran (RME dan Konvensional) dan (2) Kemampuan awal (tinggi dan rendah). Sedangkan variabel kriteria
adalah kemampuan memecahkan masalah matematika.
Berdasarkan perhitungan tersebut di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Analisis dari VarianceTwo Jalur
VarianceSource Db JK RJK F
hitung
hipotesis ketiga yang menyatakan ada kemampuan memecahkan signifikan antara siswa yang memiliki pengetahuan
sebelumnya dari masalah Matematika perbedaan tinggi dan rendah awal kemampuan. Atau dengan kata lain
pemecahan masalah kemampuan Matematika memiliki kemampuan awal tinggi dengan siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah berbeda. Ringkasan hasil perhitungan masing-masing pasangan dari kelompok dengan uji
Tuckey dapat disajikan pada Tabel 4.
F
Tabel
**
Tabel 4. Hasil Uji Lanjutkan dengan Tuckey Uji
Pendekatan 1 Belajar 57,6 57,6 6732 04:11
No HipotesisStatistik Q
Hitung
Kemampuan Awal 1 36,1 36,1 4219 04:11
Interaksi 1 193,6 193,6 22 629 04:11
Kekeliruan 36 308 08:56
Jumlah 39 595,30
dari hasil analisis di atas, dua varian dapat menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1. hasil analisis varians antara dua
kolombaris menunjukkan harga F
hitung
Q
tabel
(α = 0,05)
1 μA
1
B
1>
μA
2
B
1
7,35 * 2,04
2 μA
1
B
2
<μA
2
B
2
2,16 * 2, 04
Berdasarkan hasil analisis uji lanjut dari Variance dan Tuckey pengujian di atas, dapat dinyatakan bahwa:
1. hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa pemecahan yang diberikan masalah kemampuan mendekati Realistic
Mathematics Education (RME) dengan awal yang tinggi
= 6.73 lebih besar dari F
tabel
= 4.11 pada taraf signifikansi α = 0,05 ini. Kasus ini berarti H
0
ditolak dan menerima H
1.
Setelah terbukti perbedaannya signifikan, maka langkah selanjutnya untuk melihat yang memecahkan
kemampuan antara dua perlakuan masalah matematika yang lebih baik. H
0
adalah hipotesis awal dan H
1
adalah hipotesis alternatif. Berdasarkan perhitungan ternyata nilai rata-rata
Matematikapemecahan masalah
kemampuanyang lebih dari kemampuan pemecahan masalah yang diberikan Konvensional pendekatan dengan
kemampuan awal rendah, menerima secara signifikan pada α = 0,05. 2. Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa
kemampuan pemecahan masalah pendekatan Matematika diberikan Realistic Mathematics Education (RME) dengan
kemampuan awal rendah yang lebih kecil daripada di soal matematika kemampuan diberikan konvensional
memecahkan pendekatan dengan kemampuan awal rendah, diterima.
kemampuan yang mendapat Realistic pendekatan Matematika Pendidikan matematika (A
1 masalah) adalah 31,05 lebih besar dari kemampuan pemecahan yang mendapat

4.Diskusi
pendekatankonvensional (A
2)
nilai rata-rata 28, 26. 2. Berdasarkan analisis varians dua jalur antara kolom dan baris
menunjukkan harga F
hitung
= 22,629 lebih besar dari F
tabel
= 4.11 pada taraf signifikansi α kasus = 0,05.The ini berarti bahwa
Pembahasan hasil pengujian hipotesis untuk penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut: Perbedaan
Kemampuan masalah pemecahan Matematika Siswa Sekolah yang belajar pendekatan Menggunakan RME
dan pendekatan konvensional (A
1
H
0
dan A2)
ditolak dan menerima H
1
.Jadi hipotesis kedua yang menyatakan ada interaksi antara pendekatan
pembelajaran dan pengetahuan sebelumnya diterima sangat signifikan pada α = 0,05. Bentuk interaksi dapat
disajikan pada Gambar 1.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika di antara
sekelompok mahasiswa diberikan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dengan sekelompok siswa
yang diberi pendekatan konvensional memiliki kemampuan awal yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan uji Tukey
diperoleh Q
h
Gambar 1. Grafik interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal
3. Berdasarkan analisis varians dua jalur
antara baris menunjukkan harga F
hitung
lebih besar 7,35 • 2,04 di α = 0,05.
Q
t
atau
ini karena Pendidikan Matematika Realistik atau pendidikan matematika realistik lahir di Belanda oleh
Freudenthal. Pendidikan matematika realistik yang dimaksudkan dalam hal ini adalah matematika sekolah dilakukan
dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran [11]. Masalah realistis dapat
digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan formal untuk mendorong
aktivitas pemecahan masalah, mencari masalah, dan pengorganisasian materi pelajaran. Dengan karakteristik ini
diperlukan kemampuan awal yang tinggi bagi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Berbeda dengan pendekatan konvensional, konvensional
= 4,219 lebih besar dari F
tabel
= 4.11 pada taraf signifikansi α = 0, 05. Kasus ini berarti H
1
diterima dan menolak H
0.
Jadi
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru, hampir semua kegiatan belajar dikontrol oleh guru. Seluruh
sistem diarahkan untuk rangkaian acara yang rapi di lembaga pendidikan, tanpa ada upaya untuk mencari dan
American Journal of Educational Research 249
menerapkan pembelajaran yang berbeda pendekatan yang sesuai dengan tema dan ketidakmampuan belajar setiap
individu. Hal ini terkait pula dengan pendekatan konvensional yang menurut stratregis teacher centered [2].
Berdasarkan penjelasan di atas, para siswa dengan pendekatan Realistics Pendidikan Matematika (RME) dengan
kemampuan awal yang tinggi akan mendapatkan skor yang lebih tinggi daripada siswa dengan Konvensional
pendekatan dengan kemampuan awal yang tinggi untuk pendekatan RME adalah suatu pendekatan untuk belajar
matematika menggunakan hari-materi atau konteks hari dalam mengajar matematika dan sejalan dengan teori
konstruktivis. Interaksi antara Awal Pendekatan Belajar dan kemampuan untuk Pemecahan Masalah
KemampuanMahasiswa Matematika
hipotesisKedua yang menyatakan bahwa ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal
dengan memecahkan terbukti masalah kemampuan matematika, yaitu Fyang diperoleh
hitung
sebagai fasilitator dan dinamis sehingga pembelajaran dapat mengambil tempat yang lebih menyenangkan.
Kemampuan Problem Solving dari Studentsof Sekolah Dasar diberi pengobatan dengan pendekatan RME
memiliki kemampuan untuk menurunkan awal dengan pendekatan konvensional memiliki kemampuan
untuk menurunkan awal
hipotesis Studi yang menyatakan bahwa kemampuan memecahkan Mahasiswa Matematika pada kelompok siswa
yang memiliki kemampuan untuk masalah lebih rendah awal pendekatan yang diberikan Realistic Mathematics
Education (RME) lebih kecil dari kelompok tertentu dari siswa yang menerima pendekatan konvensional. Hal ini
dibuktikan dengan Tukey trek tes diperoleh Q
h
lebih besar Q
t
atau 2,16 <2,042 pada α = 0,05. Ini berarti H
1
diterima dan menolak H
0.
Jadi hipotesis keempat yang menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika diberikan pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME) dengan kemampuan untuk menurunkan awal get a = 22,629 lebih besar
dari F
tabel
= 4.11, demikian
skor kurang dari kemampuan pemecahan
Matematika penyediaan pendekatan belajar mengajar masalah harus
diberikan pendekatan kemampuan awal konvensional
rendah, menerima memperhatikan kemampuan awal siswa.
signifikan pada α = 0, 05. Sehingga siswa yang
memiliki Dalam metode pengajaran yang lebih tepat / mendekati
kemampuan untuk menurunkan pendekatan
Matematika Realistik awal yang digunakan, semakin efektif dan efisien kegiatan belajar
Pendidikan (RME) lebih rendah dibandingkan
dengan siswa yang telah dilakukan antara guru dan siswaakhirnya akan
awal yang padarendah kemampuan dengan
pendekatan konvensional. memberikan dukungan dan keberhasilan belajar siswa dan
Mahasiswa yang sudah memiliki kemampuan
awal rendah untuk memiliki keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru [5]. Siswa
kurang inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang
lain, dalam yang memiliki awal yang tinggi kemampuan mengingat pendekatan realistis
menentukan kebutuhan belajar, menentukan tujuan
pembelajaran, Pendidikan Matematika (RME) menunjukkan matematika
menentukan fasilitas belajar, memilih dan
menerapkan kemampuan pemecahan masalah yang lebih besar dari siswa yang
strategi pembelajaran yang tepat dan menilai
pembelajaran diberikan pendekatan konvensional. Sebaliknya,siswa
hasil[1]. Dengan karakteristik ini, sangat cocok untuk
yang memiliki kemampuan awal rendah diberikan pendekatan RME
diterapkan kepada siswa yang memiliki belajar yang
rendah menunjukkan keterampilan pemecahan masalah Matematika lebih kecil
kemerdekaan adalah di mana konvensional
pendekatan untuk dibandingkan siswa yang diberi pendekatan konvensional.
Pendekatanini siswa dapat belajar dari topik atau
materi menunjukkan bahwa dalam memberikan pendekatan pembelajaran yang tepat
yang telah ditentukan oleh guru. harus
memperhatikan kemampuan awal siswa.
Berdasarkan hipotesis keempat membuktikan teori
bahwa Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Matematika diberikan
sedapat mungkin penggunaan pembelajaran
pendekatan tidak hanya RME memiliki kemampuan awal tinggi dengan konvensional
sebagai alat untuk meningkatkan masalah
matematika siswa pendekatan pemecahan memiliki kemampuan awaltinggi,
kemampuan yang berarti bahwa pendekatan
pembelajaran juga digunakan Studi hipotesis yang menyatakan bahwa pemecahan masalah
untuk meningkatkan kualitas pengajaran di kelas [2].
kemampuan Matematika pada kelompok siswa yang
Faktor lain yang menyebabkan siswa sekolah
dasar telah pengetahuan sebelumnya diberikan pendekatan ketinggian Realistis
yang memiliki kemampuan untuk menurunkan
kesulitan awal dalam Pendidikan Matematika (RME) lebih besar dari kelompok
proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan siswa Realistis konvensional pendekatan yang diberikan. Hal ini dibuktikan
Pendidikan Matematika (RME) adalah studi
matematika dengan Tukey trek tes diperoleh Q
h
lebih besarQ
t
yang 7,35>
yang menggunakan masalah realistik sebagai sumber
2042 di α = 0,05. Ini berarti H
1
diterima dan menolak H

0.
munculnya konsep-konsep matematika atau
pengetahuan formal demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa yang diberikan
dapat mendorong masalah aktivitas selesai, mencari
masalah kemampuan pemecahanpendekatan Matematika
masalahRealistik,dan mengatur materi pelajaran.
Pendidikan (RME) dengan kemampuan awal yang tinggi lebih besar dari kemampuan Matematika kelompok
pemecahan masalah yang diberikan pendekatan konvensional dengan kemampuan awal yang tinggi,
5. Keterbatasan menerima secara signifikan pada α =
0,05. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan awal yang tinggi menggunakan pendekatanRealistis
Waktuyang digunakan dalam penelitian ini
dibatasi untuk satu bulan dengan Pendidikan Matematika (RME) lebih tinggi dibandingkan dengan
delapan pertemuan dalam materi pelajaran atau
materi adalah siswa yang memiliki kemampuan awal yang tinggi dengan konvensional
terbatas, sehingga mungkin hanya frekuensi dan
durasi pendekatan.
administrasi bahan yang relatif kurang. Oleh karena itu,
peran penting kemampuan awal ini dalam meningkatkan
hasiltidak bisa maksimal dalam hal waktu dan
kebermaknaan mengajar, yang pada gilirannya memilikidampak.
materi pelajaran Penelitian lebih lanjut perlu
dilakukan dengan menggunakan dalam memfasilitasi proses internal yang terjadi dalam
waktu yang lebih lama. Dengan lebih materi
mendalam. Penelitian ini siswa ketika belajar [7].
menggunakan desain faktorial 2x2 dari desain yang
hanya Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dan
langkah-langkah Matematika kemampuan
pemecahan dengan menyediakan konvensional mungkin memiliki efek yang berbeda-beda ketikamelihatmasalah.
perawatan eksternalpendekatan tersebut melibatkan
pembelajaran dan dari kemampuan awal siswa Pendekatan
atribut internal kemampuan awal yang ada Realistic
Mathematics Education (RME) diajukan dan
penelitian pada subjek. Meskipun ada banyak
aktivitas menuntut lainnya dari siswa dalam belajar. Guru menyajikan
atribut internal atau eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan
250 American Journal of Educational Research
masalah Matematika pemecahan seperti kecerdasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang
lebih komprehensif.

Referensi
[1] Candy, Pc (1991). Apa Self-Directed Learning, disendiri
Arahuntuk Long Life Learning, San Fransisco, Jossey-Bass, 1. [2] Ellington, F, Percipal, dan H. (1984). A Handbook of
Teknologi Pendidikan, New York, Nichol Publishing Company, 43, 84. [3] Hartono, Yusuf. (2014). Matematika, Strategi
Pemecahan * Masalah,
Yogyakarta, Graha Ilmu, 3. [4] Polya, Goerge. (2004). Cara Mengatasi itu: Sebuah Aspek Baru Mathematicak Metode,
Princeton, Princeton University Press, 5-14.
[5] Syah, Darwyan. (2009). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Diadit
Media, 123. [6] Theo Wubbels, et. Al. (1997). "Mempersiapkan Guru untuk Pembelajaran Matematika Realistik." Journal
of Studi Pendidikan Matematika, 32. 2., 2-4. [7] Uno, Hamzah B. (2011). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta, PT.
Bumi Aksara, 15, 58. [8] Walle, JVD (2007). Dasar dan SekolahTengah.
Matematika Jakarta, Erlangga, 13. [9] Wijaya, Ariyadi. (2012). Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif
Pendekatan Pembelajaran Matematika, Yogyakarta, Graha Ilmu, 58, 21-23. [10] Woolfolk, A., E., & Nicolich, LM
(1984).Pendidikan
PsikologiPengajaran, New Jersey, Prentice Hall, 240. [11] Yudhanegara, Karunia Eka Lestari, & Mokhammad Ridwan.
(2015). Penelitian Pendidikan Matematika, Bandung, Refika Aditama, 84, 55, 40.

Anda mungkin juga menyukai