ym”
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANOBA BAWAH
KABUPATEN NABIRE
TAHUN 2022
Di Susun Oleh :
Sipora yeimo
Nim :p07124519038
1
LEMBAR PERSETUJUAN
2
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan kebidanan Keluarga pada “Tn Ym”di Wilayah Kerja Puskesmas Sanoba
Kabupaten Nabire tahun 2022” mahasiswa atas nama : sipora yeimo
KATA PENGANTAR
3
Pijih dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan rahmat dan hidai-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas dari
“ PKL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS TENTANG NIFAS DAN MENYUSUI“ asuhan
kebidanan ini, dapat selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Saya menyadari bahwa
asuhan kebidanan komunitas menharapkan saran dan kritik yang membangun dengan
kesempurnaan tugas saya selanjutnya.
Demikian saya ucapkan mohon maaf bilah dalam penyusunan makalah ini ada hal
hal yang kurang berkenan. semoga makalah yang penulis susun ini dapat bermanfaat
dan bagi semua yang membaca.
Nabire, 04 02 2022
Penulis
Sipora Yeimo
4
BAB I
PENDAHULUH
A. Latar belakan
Segalah pujih dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah
melimpakan rahmat dan anugrah-nya kepada penu8lis sehinga dapat menyelesai kan
laporan /askeb individu praktek kebidanan komunitas yang berjudul’’ASUHAN KE
BIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Th.YM KHUSUSNYA NY.SMDENGAN
MASA NIFAS DI RT 02 RW 01 DI KAMPUNG SANOBA BAWAH KECAMATAN
NABIRE KOTA KABUPATEN NABIRE’’.syalom taklupa penulis panjatkan kepada
kunjuangan kami.
Adapun penyusunan laporanini di ajukan untuk melengkapi tugas peraktek
kebidanan komunitas. Dalam penyusunan laporan individu ini penulis banyak
mengalami hambatan dan kesulitan akan tetapi atas bimbingan serta arahan dari para
pembimbing dan dukungan semua sehinga penulis dapat menyelesaikan laporan
askeb individu dengan baik untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. PEMBIMBING.1
NAMA . Anisa N sulistiyowati,S.SiT.Bd.M.Kes.
NIP. 19790830200502008
2. PEMBIMBING.2
NAMA.umratun Hayati,S.ST.M.Kes
NIP.
5
B. Rumusan masalah
Bagai mana cara menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada keluaraga
”ny sm” dalam ibu nifas dengan posisi pemberian asi ?
C. Tujuan
Melakukan pengkajian data dasar pada ibu nifas dengan pemberian asi
eklusif dan posisi
Mengintrepertasi data, meliputi diangnosa masalah dan kebutuhan
segera
Merumuskan diangnosa potensial masalah pada pada ibu nifas dengan asi
eklusif dan posisi pemberian asi
Menetabkan kebutuhan terhadap tindakan segerah pada ibu nifas dengan
asi eklusif dan posisi pemberian asi
Merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu nifas dengan asi eklusif
dan posisi pemberian asi
Merencanakan asuhan menyuluruh pada ibu nifas dengan sai eklusif dan
posisi pemberian asi
Melaksanankan asuhan menyeluruh pada ibu nifas dngan asi eklusif dan
posisi pemberian asi
Mengefaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan
mendokumentasikan tindakan yang telah di laksanakan pada ibu nifas
6
DAFTAR ISI
7
BAB III: TINJAUAN KASUS ........................................................................................vi
A. sap ............................................................................................................................57
B. liflet ..........................................................................................................................66
C. kesimpulan .............................................................................................................68
D. Saran .......................................................................................................................68
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Tipe-tipe/tujuan keluarga
Tipe-tipe/tijuankeluarga secara umum menurut Friedman tahun 1998
yang dikemukakan untuk mempermudah pemahaman literatur tentang
keluarga adalah :
a. Keluarga inti (konjugal) adalah keluarga yang menikah, sebagai orang tua
atau pemberian nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak
mereka (anak kandung, anak adopsi atau keduanya).
b. Keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di dalamnya
seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar adalah keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan
(oleh darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu
salah satu teman keluarga inti.
Sedangkan menurut Wahid Iqbal (2006) tipe keluarga ada 15 antara lain :
a. Tradisional nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu
rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Extended family
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
9
c. Reconstituted nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan suami / istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.Satu
atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
d. Niddle age / aging couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah /
perkawinan / meniti karier.
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya /
salah satu bekerja diluar rumah.
f. Single parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian / kematian pasangannya dan
anakanaknya dapat tinggal di rumah / di luar rumah.
g. Dual carrier
Suami istri / keduanya orang karier dan tanpa anak.
h. Commuter married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Singgle adult
Wanita / pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.
j. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institusional
Anak-anak / orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.
l. Comunal
Satu rumah terdiri dari dua / lebih pasangan yang monogami dengan
anakanaknyadan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunananya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
o. Cohibing couple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
Menurut Murwani (2008) tipe keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :
10
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri
dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah, missal kakek, nenek, paman dan
bibi.
3) Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4) Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah / ibu) dengan anak (kandung / angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian / kematian.
5) Single adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah).
b. Tipe keluarga non tradisional
1) The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam
satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama :
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan
anak bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family yaitu keluarga yang
hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana suami istri (marital partners).
6) Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa menggunakan
alatalat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah,
berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.
8) Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan atau
nilainilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anak.
9) Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat
11
, mnbv b.,l?
kjhgmfnazsfj,mkuil/pvbnorangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
10) Homeless family yaitu keluarga yang membentuk dan tidak
mendapatkan perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupan.
12
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja Ketika anak pertama melewati
umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai.
Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini
dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau
lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga brumur 19 atau 20
tahun.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah.
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan Tahap ketujuh dari siklus
kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi oarngtua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya
dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Tahap terakhir
siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal.
13
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
4) Meningkatkan komunikasi terbuka
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa muda.
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia.
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
3) Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan “ Life Review”
14
5. Fungsi dan tugas keluarga Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) dalam
Murwani (2007) sebagai berikut:
a) Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga.Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial.Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga.Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif.Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi
dan hubungan dalam keluarga.Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.Fungsi afektif merupakan sumber
energi yang menentukan kebahagiaan keluarga.Keretakan keluarga,
kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di
dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
b) Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 1986). Sosialisasi dimulai sejak manusia
lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi,
misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-
orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar
bersosialisasi dengan lingkungan disekitar meskipun demikian keluarga
tetap berperan penting dalam bersosialisasi.Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar
anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.Anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi keluarga.
c) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi keebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga seperti memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memnuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
15
lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal
ini menjadikan permasalahn yang berujung pada perceraian.
e) Fungsi perawatan kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk
melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah
terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga.Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan.Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.
16
MENKES/ IV/ 2004.12 ASI adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi
yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu berupa
makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang
mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan
sempurna untuk tumbuh kembang bayi setiap saat, siap disajikan dalam
suhu kamar dan bebas dari kontaminasi.
2) Bagi Ibu
Manfaat bagi ibu adalah sebagai berikut:2
a) Aspek kontrasepsi Hisapan mulut bayi pada putin susu merangsang ujung
saraf sensorik sehingga posanterior hipofise mengeluarkan prolaktin.
Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya
tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan
98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 buan pertama sesudah
kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi
menstruasi kembali.
17
b) Aspek kesehatan ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu
involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan
mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibandingkan yang
tidak menyusui. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang
menyusui anaknya secara eksklusif. Penelitian membuktikan ibu yang
memberikan ASI secara 13eksklusif memiliki resiko terkena kanker
payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding daripada yang
tidak menyusui secara eksklusif.
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil,
berat badan akan bertambah berat, selain karena adanya janin, juga
karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya
memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi
sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan
terpakai. Jadi, jika timbunan lemak menyusut berat badan ibu akan cepat
kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
d) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
18
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot
yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.
3) Bagi Negara
Manfaat bagi negara, yaitu:2
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayiAdanya faktor protektif
dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta
kesakitan dan kematian anak menurut beberapa penelitian epidemiologis
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,
misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagian
bawah.15
b) Menghemat devisa negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui
diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp.8,6 milyar yang
sehrusnya dipakai untuk membeli susu formula.
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakitSubsidi untuk rumah sakit
berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu
dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial
serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.
d) Penigkatan kualitas generasi penerusAnak yang mendapat ASI dapat
tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus
bangsa akan
terjamin.
c. Fisiologi Laktasi
Ada dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu:14
1) Refleks Prolaktin
Pada saat bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu
terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke
hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk
mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi
prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu.
Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah 16susu yang diproduksi
berkaitan dengan stimulasi isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan
lamanya bayi menghisap.
2) Refleks Aliran (Let Down Reflex)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi
hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi
hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Saat oksitosin dilepas
19
didalam darah akan mengacu otototot polos yang mengelilingi alveoli
dan duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli,
duktulus, dan sinus menuju puting susu.
d. Klasifikasi ASI
ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: kolostrum, air susu transisi, dan air
susu matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum) berbeda dengan ASI hari
5-10 (transisi) dan ASI matur.15
1) Kolostrum
Kolostrum merupakan susu pertama keluar berbentuk cairan kekuning-
kuningan yang lebih kental dari ASI matang. Kolostrum mengandung
lebih banyak protein, yang sebagian besar adalah globulin,dan lebih
banyak mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Meskipun demikian
kolostrum mengandung globul lemak agak besar di dalam yang disebut
korpuskel kolostrum, yang oleh beberapa ahli dianggap merupakan sel-
sel epitel yang telah mengalami degenerasi lemak dan oleh ahli lain
dianggap fagosit 6 Posisi Menyusui yang Nyaman Plus Penggunaan Bra dan
Bantal Menyusui
Proses menyusui
mungkin tidak selalu berjalan dengan mulus. Kadang kala, mungkin Anda mengalami
kesulitan terutama di masa awal menyusui saat masih harus beradaptasi agar lebih
terbiasa karena belum menemukan posisi yang tepat.
Sebagai solusinya, menerapkan posisi menyusui serta penggunaan bantal dan
bramenyusui bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk membantu memudahkan
pemberian ASI.
Sudahkah Anda mengetahui bagaimana posisi menyusui yang benar, cara
menggunakan bantal menyusui, dan pemilihan bra menyusui? Simak informasi
selengkapnya, yuk!
Berbagai posisi menyusui yang benar untuk Anda dan bayi
Ada banyak mitos ibu menyusui dan tantangan ibu menyusui, tetapi manfaat ASI yang
diberikan kepada bayi sejak baru lahir itu nyata untuk mendukung tumbuh
kembangnya.
Agar pemberian ASI lebih optimal, sebaiknya perhatikan posisi menyusui yang
tepat.Menerapkan posisi menyusui yang benar bukan hanya sekadar membantu bayi
agar lebih mudah saat menyusu.Di sisi lain, menemukan posisi yang nyaman juga
dapat mencegah Anda mengalami masalah ibu menyusui, pegal, dan nyeri
punggung.Bahkan, posisi yang tepat bisa semakin memudahkan agar produksi ASI bisa
20
semakin banyak.Sayangnya, tidak semua ibu dan bayi bisa melakukan berbagai posisi
menyusui yang benar.Jadi, penting untuk menemukan posisi menyusui yang benar dan
tepat bagi Anda dan bayi, terlebih selama masa pemberian ASI eksklusif.Nah, agar
proses menyusui terasa semakin nyaman dan menyenangkan, berikut beragam posisi
menyusui yang bisa Anda coba:
Posisi bersandar merupakan posisi alami yang biasanya dilakukan ketika Anda
menyusui bayi pertama kali. Kebanyakan ibu menyukai posisi ini karena dirasa
membuat waktu menyusui menjadi lebih santai.
Jika Anda ingin menerapkan posisi ini, caranya cukup mudah. Berikut tahapan untuk
melakukan posisi bersandar:
1. Sandarkan punggung pada sebuah bantal yang menempel ke dinding, kursi, atau
sandaran tempat tidur.
2. Posisikan perut bayi di bawah dada Anda dan kepala bayi sejajar dengan dada.
3. Pastikan hidung bayi tidak tertekan dan lehernya tidak menekuk.
4. Bayi biasanya sudah bisa menemukan puting payudara Anda dengan sendirinya.
Namun, tidak masalah untuk membantunya mengisap puting payudara Anda
dengan benar.
5. Mulailah menyusui seperti biasa.
Posisi memberikan ASI bayi dari payudara sembari bersandar ini bisa dilakukan di
mana saja, selama tersedia tempat yang nyaman untuk bersandar.
Pastikan tubuh Anda berada di posisi yang nyaman selama bayi menyusu.
Posisi cradle hold serupa dengan posisi menyusui bayi yang benar pada umumnya. Di
sini, salah satu tangan Anda akan menekuk guna menopang tubuh bayi.
21
Alhasil, bayi akan berbaring dengan nyaman di salah satu tangan Anda selama
melakukan posisi yang benar ini.Jadi, jika bayi disusui pada payudara sebelah kanan,
kepala bayi dan tangan Anda yang digunakan untuk menopang tubuhnya juga dari sisi
kanan.Berikut cara melakukan posisi menyusu cradle hold:
1. Gendong bayi dengan salah satu tangan Anda. Pastikan posisi kepalanya ada di
lengan tangan Anda yang tertekuk, dan perutnya di tubuh Anda.
2. Posisi kepala bayi dan lengan Anda tangan yang tertekuk harus berada di sisi
yang sama dengan bagian payudara di mana bayi menyusu.
3. Agar leher bayi tidak tegang, jaga agar posisi kepala bayi tetap sejajar dengan
bagian tubuhnya yang lain.
4. Coba gunakan bantal menyusui atau alas yang empuk lainnya untuk lebih
meringankan beban tangan Anda saat menopang bayi.
5. Mulailah menyusui seperti biasa.
Biasanya, posisi menyusui cradle hold yang benar diterapkan pada bayi yang sudah
terbiasa menyusu tapi belum terlalu besar.
Sementara untuk menyusui bayi yang baru lahir atau ukuran tubuhnya suda tumbuh
besar, posisi ini mungkin kurang efektif untuk diterapkan.
4. Posisi menyusui yang benar dengan cross cradle hold
Posisi menyusui yang benar dengan cross cradle hold mirip dengan cradle hold. Hanya
saja, lengan tangan yang digunakan untuk menopang bayi pada posisi cross cradle hold
berlawanan dengan payudara di mana bayi menyusu.
Begini, jika bayi disusui pada payudara sebelah kanan, kepala bayi juga akan berada di
sebelah kanan. Sebelumnya, pada posisi cradle hold, tangan Anda yang digunakan
untuk menopang tubuh bayi yakni tangan kanan.
Namun, pada posisi cross cradle hold ini, tangan Anda yang dipakai justru sebelah kiri.
Posisi ini memudahkan Anda untuk melihat dan mengontrol perlekatan puting susu
yang diisap oleh bayi, dilansir dari Kids Health.
Berikut cara melakukan posisi menyusui cross cradle hold yang benar:
1. Gendong bayi di depan tubuh Anda dengan posisi punggung dan lehernya
sejajar.
2. Angkat punggung bayi dengan tangan sebelah kiri. Posisikan kepala bayi berada
di sebelah kanan Anda agar bisa menyusu pada sisi kanan payudara.
22
3. Biarkan bagian bawah tubuh bayi ditopang oleh siku tangan Anda yang
tertekuk.
Posisi menyusui yang benar ini biasanya nyaman diterapkan pada bayi yang baru
lahir. Pertama-tama mencobanya mungkin terasa sulit, tapi lama-lama Anda akan
merasa dipermudah karena bisa memerhatikan isapan bayi saat menyusu (latch on).
Bila Anda sedang merasa lelah dan tidak ingin menyusui dalam posisi duduk,
berbaring bisa menjadi pilihan yang benar untuk dilakukan.Bukan hanya itu, posisi
berbaring juga merupakan solusi terbaik bagi Anda yang baru melalui operasi Caesar
atau saat bayi tiba-tiba terbangun di malam hari untuk menyusu. Berikut tahapan
melakukan posisi menyusui berbaring yang benar:
1. Berbaring di salah satu sisi menghadap bayi
2. Posisikan tubuh bayi agar bibirnya berada dekat dengan puting payudara Anda
3. Miringkan tubuh bayi dan berikan dorongan sedikit pada punggunggnya agar
lebih mudah untuk mencapai puting payudara Anda
Sebagian bayi biasanya merasa lebih mudah menyusui dari payudara di bagian atas.
Sementara sebagian lainnya mungkin lebih mudah mencapai payudara yang paling
dekat dengan tempat tidur.Ini bisa disesuaikan dengan kemampuan bayi merasa lebih
mudah menyusu dari sisi payudara sebelah mana.Selama memberikan ASI dengan
posisi berbaring, sebaiknya singkirkan semua bantal maupun selimut yang ada di dekat
bayi. Hindari juga untuk membiarkan bayi tertidur saat menyusui.
23
Posisi menyusui football hold atau bisa juga disebut clutch hold merupakan salah satu
posisi yang benar untuk bayi.
Posisi ini dilakukan dengan mengapit bayi pada sisi tubuh, tepatnya di bawah lengan
Anda. Posisi ini dapat digunakan untuk ibu dengan riwayat melahirkan caesar dan
menyusui dengan payudara besar.
Selain itu, posisi ini juga cocok apabila Anda menyusui bayi kembar secara bersamaan.
Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara untuk
menyusui.
Berikut cara melakukan posisi menyusui football hold yang benar:
1. Posisikan tubuh bayi di bagian sisi payudara tempat di mana bayi akan
menyusui.
2. Gunakan tangan pada sisi payudara yang akan menyusui untuk menopang
tubuh bayi di samping tubuh Anda.
3. Tekuk lengan tangan Anda dengan telapak tangan menghadap ke atas seolah
sedang memegang bola untuk menopang lehernya.
4. Biarkan punggung dan tubuh bayi ditopang oleh tangan Anda dan dekatkan ke
sisi Anda.
5. Kaki bayi harus terselip dibawah lengan Anda.
6. Jika perlu, bagian tangan lain yang tidak bertugas untuk menopang bayi bisa
Anda gunakan untuk memegang payudara yang dipakai menyusui dari arah
bawah.
Supaya lebih nyaman, Anda bisa meletakkan penyangga seperti bantal menyusui
maupun alas lainnya pada sisi tubuh yang digunakan untuk menyusui.
Seperti namanya, posisi ini dilakukan sama persis ketika bayi sedang duduk. Dengan
begitu, Anda tidak perlu menopang tubuh bayi seperti melakukan posisi menyusui
yang benar lainnya.Namun, sebelum mencoba posisi yang satu ini, pastikan si kecil
sudah cukup kuat untuk duduk sendiri. Berikut tahapan menyusui dengan posisi bayi
sambil duduk:
1. Duduklah dalam posisi tegak dan posisikan bayi juga untuk duduk menghadap
ke tubuh Anda.
24
2. Bayi yang baru mahir untuk duduk sendiri bisa dibantuk dengan bersandar pada
tangan Anda yang melingkari tubuhnya.
3. Bayi yang sudah terbiasa duduk sendiri biasanya lebih mampu untuk duduk
dengan tegak tanpa perlu diberi sandaran.
4. Pastikan leher dan punggung bayi lurus sejajar.
5. Pastikan hidung bayi tidak tertekan dan dapat bernapas dengan lancar.
Menyusui dengan posisi bayi sambil duduk ini biasanya digunakan saat bepergian atau
ketika bayi sudah sangat ingin untuk menyusu sehingga mencari-cari payudara Anda
sendiri.
Selain posisi, perhatikan juga pemakaian bra dan bantal menyusui
Agar proses menyusui lebih mudah, bukan hanya posisi menyusui yang perlu
diperhatikan. Penggunaan bra dan bantal menyusui ternyata tak kalah membantu.
6. Bra menyusui
Ketika Anda sedang dalam masa menyusui, biasanya ukuran payudara akan berubah
dan bertambah besar.
Untuk mendukung proses menyusui dan perubahan yang terjadi pada payudara, saat
ini ada bra yang didesain khusus untuk ibu menyusui.Karena ukuran payudara saat
hamil masih bisa berkembang lebih besar lagi di masa menyusui, sebaiknya jangan
terburu-buru membeli bra menyusui sejak awal kehamilan.Tidak ada salahnya untuk
menunggu sampai usia kandungan Anda mencapai 37 minggu alias sekitar bulan ke-8
atau 9 kehamilan.Memasuki masa akhir kehamilan, barulah Anda bisa membeli 2-3 bra
untuk dipakai bergantian nantinya. Nah saat hendak membelinya, berikut beberapa tips
dalam memilih bra menyusui:
Kondisi payudara saat masa menyusui tentu berbeda dengan sebelum Anda hamil
dan menyusui. Pada masa ini, jaringan payudara saling bekerja sama untuk
memproduksi ASI agar dapat mencukupi kebutuhan harian bayi.Bahkan, payudara
bisa terasa penuh dalam waktu-waktu tertentu karena berisi banyak ASI. Maka dari
itu, pastikan Anda memilih bra menyusui yang fleksibel alias lentur sehingga
nyaman saat dipakai.Pilih bra menyusui dengan cup yang mudah dibuka dan
ditutup. Bra yang baik biasanya dilengkapi dengan cup yang mudah dibuka dengan
satu tangan serta ukuran cup yang memudahkan bayi saat menyusu.Dengan begitu,
25
Anda tidak perlu repot membuka cup pada bra dengan dua tangan ketika salah satu
tangan Anda sedang menggendong bayi.
2. Cari bra dengan ukuran yang pas Meski tertarik dengan beragam bentuk dan tampilan,
sebaiknya pilih bra yang sesuai dengan kebutuhan dan ukuran payudara untuk ibu
menyusui.Bra yang pas alias tidak terlalu longgar dan sempit akan membantu menopang
payudara Anda selama masa menyusui.ntuk memastikan ukuran bra ibu menyusui sudah
pas, pastikan jahitan pusat yang membagi dua cup atau dua sisi payudara terletak pas
menempel pada tulang payudara.
Bra bersentuhan langsung dengan puting dan kulit payudara. Bra menyusui ini juga
bisa dengan mudah terkena ASI yang keluar dari payudara.
Itu sebabnya, pilihlah bahan bra menyusui yang mudah dibersihkan dan dicuci.
Selain itu, pastikan bahan dasar pembuatan bra menyusui tersebut juga sejuk saat
digunakan.Bahan bra menyusui yang bisa jadi pilihan untuk ibu menyusui yakni
bahan katun.
Bra untuk ibu menyusui yang baik dan nyaman digunakan harusnya tidak akan
menyusut atau membuat payudara terasa sesak ketika dipakai.Di samping
memerhatikan poin tersebut, pastikan juga bra yang Anda pilih dilengkapi oleh
detail pelengkap sebagai berikut:
26
berlebih sampai membasahi bra dan belum masuk jadwal menyusui, Anda bisa
menggunakan pompa ASI kemudian menerapkan cara menyimpan ASI yang tepat.
7. Bantal menyusui
Sesuai dengan namanya, bantal menyusui adalah bantal yang digunakan saat Anda
sedang menyusui bayi.Bantal menyusui atau nursing pillow tidak hanya bisa
digunakan ketika bayi menyusu melalui payudara, tapi juga saat menyusu dari botol
dot ASI.Tujuan utama penggunaan bantal menyusui yakni untuk memudahkan bayi
saat mengisap puting payudara ibu selama menyusu.Dibandingkan harus
mendekatkan tubuh Anda ke arah bibir bayi saat menyusui, bantal ini justru
membantu menaikkan posisi bayi.Dengan begitu, Anda tidak perlu menekuk tubuh
yang bisa membuat pegal dan tidak nyaman.Bantal menyusui ini juga bisa membuat
tubuh bayi lebih nyaman karena berada dalam posisi yang dekat dengan tubuh ibu,
seperti mengutip dari Mayo ClinicIni karena bantal khusus menyusui ini memiliki
bentuk menyerupai huruf U sehingga bisa dilingkarkan di tubuh Anda.Bahkan, cara
memakai bantal menyusui ini tidaklah sulit. Berikut cara menggunakan bantal
menyusui:
3. Cari tempat yang paling nyaman untuk menyusui. Hindari tempat yang terlalu
2. ramai, berisik, dan dirasa tidak nyaman untuk menyusui.
5. Letakkan bantal menyusui melingkari tubuh Anda dengan posisi yang paling
lebar berada di depan.
6. Sesuaikan tinggi bantal dengan tubuh Anda. Pastikan posisi bantal sudah
membuat Anda merasa nyaman terlebih dahulu sebelum membaringkan bayi
Anda di atasnya.
7. Bantal menyusui hadir dalam berbagai jenis dengan kelengkapan yang berbeda-
beda. Jika bantal menyusui yang Anda miliki menyertakan tali pengikat, Anda
bisa mengikatkan tali tersebut guna memastikannya telah pas dan siap untuk
digunakan.
27
8. Setelah semua dirasa sudah nyaman sekarang saatnya membaringkan bayi di
atas bantal menyusui. Posisi ini akan membantu bayi lebih dekat dengan puting
payudara Anda agar mudah saat menyusu.
Jika Anda menyusui bayi dari botol dot, bantal menyusui tetap bisa digunakan
dengan cara yang sama pula.Jadi, baik Anda menyusui ASI dan susu formula melaui
payudara langsung atau dot, tidak masalah untuk pakai bantal, bra, serta menerapkan
posisi yang tepat.Dengan catatan, hindari memberikan ASI campur susu formula
(sufor) kepada bayi dalam satu botol yang sama.Bila Anda memiliki keluhan tertentu
terkait menyusui, segera konsultasikan diri ke dokter.Dokter dapat mencari tahu
penyebab dan penanganan yang tepat sesuai kondisi Anda, termasuk memberikan obat
yang aman untuk ibu menyusui.
Pusing setelah jadi orang tua?Ayo gabung di komunitas parenting Hello Sehat datemukan
berbagai cerita dari orang tua lainnya. Anda tidak sendiri!
28
BAB III:
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 11 januari 2022
29
C. GENOGRAM (3 Generasi)
Ayah Ibu
65 60 4775
4
45 40 38 36 31 28 26 2o 30 29 26
66
2 5m
Keterangan :
: Meninggal
: Laki laki
: perempuan
D. TIPE KELUARGA
Di keluarga Tn. Merupakan Family yang terdiri dari keluarga inti yaitu :
Bapak, Ibu, dan anak.
F. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
30
1. Pola pengambilan keputusan:
( ) otoriter ( ) suara terbanyak
( ) penawaran ( ) sendiri-sendiri
(√) musyawarah ( ) lain-lain ……
2. Siapakah pengambil keputusan dalam keluarga?
(√ ) ayah ( ) ibu
( ) mertua ( ) anak laki tertua
( ) anak-anak ( ) lain-lain
3. Apakah perlu bantuan orang lain untuk memecahkan masalah dalam
keluarga?
( ) ya (√) tidak
( ) bila ya, siapa Mertua
G. HUBUNGAN DALAM KELUARGA
1. Hubungan antar anggota keluarga:
(√) harmonis ( ) tidak harmonis, alasannya ……..
2. Siapa anggota keluarga yang paling dipercaya oleh kepala keluarga untuk
membantu masalah kesehatan yang ada dalam keluarga?
( ) anak tertua (√ ) istri
( ) lain-lain, Mertua
31
( ) tebuka (√ ) tertutup ( ) kadang-kadan saja ditutup
32
2. Kapan biasanya olah raga dilakukan?
( ) setiap hari ( ) tidak tentu
(√) setiap minggu 1x ( ) lain-lain ……….
3. Apakah semua anggota keluarga mengikuti olah raga?
(√) ya () tidak ( ) alasannya ….
4. Aktifitas Olah Raga Selama Sakit (Khusus Pada Pasien)
F. REKREASI/WAKTU SENGGANG
1. Apakah keluarga mempunyai kebiasaan rekreasi teratur?
(√ ) ya, frekuensinya 1x perbulan
2. Lokasi yang sering keluarga gunakan untuk rekreasi?
( ) luar kota ( ) dalam kota (√ ) lain-lain, sebutkan .(di pante,)
3. Apakah setiap anggota keluarga menggunakan waktu senggangnya dengan
hal yang bermanfaat?
(√ ) ya ( ) tidak
4. Apakah kegiatan tersebut berpengaruh tidak baik untuk dirinya?
( ) ya, terhadap aspek apa … (√ ) tidak
5. Apakah kegiatan tersebut berpengaruh tidak baik terhadap kehidupan
keluarga?
( ) ya, apa bentuknya … (√ ) tidak
6. Rekreasi/Waktu senggang Selama Sakit (Khusus Pada Pasien)
33
Menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, taat pada agama, dan sukses
dalam segala hal.
34
C. SISTEM NILAI
1. Suku ayah =moor
Suku ibu = moor
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan
kesehatan?
(√ ) tidak ( ) ya, sebutkan mengapa …..
3. apakah keluarga mengikuti kegiatan keagamaan?
( ) tidak (√) ya, sebutkan (pengajian sembayang hari minggu)
4. Adakah kegiatan/nilai agama yang menurut keluarga bertentangan dengan
kesehatan?
(√ ) tidak ( ) ya, sebutkan….
5. Apakah persepsi keluarga terhadap kesehatan?
(√ ) merupakan hal penting ( ) tidak merupakan masalah bagi keluarga
( ) tidak tahu
D. HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT
1. Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan khususnya
dalam bidang kesehatan?
( ) tidak, alasannya …… (√ ) ya, sebutkan rutin menimbang
anaknya
(di posyandu)
2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat karena
keikutsertaannya dalam kegiatan kesehatan di masyarakat?
( ) tidak ada (√ ) ada, sebutkan kelambu, biskuit
3. Apakah keluarga cukup berpengaruh di masyarakat?
(√ ) tidak ( ) ya, contohnya …..
4. Adakah konflik keluarga dalam masyarakat?
(√ ) tidak ada ( ) ada, sebutkan ….
5. Apakah keluarga menggunakan foktor-faktor penunjang yang ada
dilingkungannya untuk memecahkan masalah kesehatannya?
(√ ) ya, sebutkan posyandu,puskesmas ( ) tidak, alasannya ……
35
( ) non permanen (√ ) semi permanen ( ) permanen
3. Luas bangunan :12x8 cm
4. Luas pekarangan : 50x50
5. Status rumah?
( ) sewa bulanan (√ ) milik pribadi
( ) kontrakan ( ) lain-lain
6. Adakah ventilasi dirumah?
(√ ) ya ( ) tidak
7. Bila ya, berapa luasnya?
(√ ) > 10% luas lantai ( ) cukup
( ) tidak
8. Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari?
(√ ) ya ( ) tidak
9. Penerangan pada malam hari?
( ) pelita ( ) petromax
(√ ) listrik ( ) lain-lain
10. Bentuk lantai rumah?
( ) tanah ( ) papan
(√) plester/semen ( ) ubin
11. Bagaimana kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan?
( ) berdebu ( ) sampah bertebaran
( ) banyak lawa-lawanya (√ ) lain-lain,sebutkan
( ) banyak lalatnya
36
13. Denah rumah (dengan ukurannya)
Kamar 4 Ruang Makan Wc
2x2 dapur
Ruangr
kamar 1
Kamar 3 Kamar 2 rTru
2x2
2x2 2x2
B. PENGELOLAAN SAMPAH
1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah?
(√ ) ya ( ) tidak ada
Bila tidak lanjutkan ke no. 3
2. Bila ya, bagaimana kondisi tempat sampah tersebut?
(√ ) terbuka ( ) tertutup
3. Bila tidak, bagaimana pengelolaan tempat sampah rumah tangga
tersebut?
( ) dibuang ke kali ( ) ditimbun
(√ ) dibakar ( ) lain-lain, sebutkan ………
( ) diambil petugas
C. SUMBER AIR
1. Apakah keluarga mempunyai sumber air?
(√ ) ya ( ) tidak
2. Jika ya, apa jenis sumber air?
(√ ) sumur gali ( ) pompa listrik ( ) air hujan
( ) air PAM ( ) sungai ( ) lain-lain …….
3. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut?
(√ ) ya ( ) tidak
( ) bila tidak, bagaimana memperolehnya?dari air hujan
4. Bagaimana keadaan fisiknya (perlu observasi)?
( ) berasa ( ) tidak berwarna
( ) tidak berasa ( ) ada pengendapan
37
( ) berbau ( ) tidak ada pengendapan
(√ ) tidak berbau ( ) berwarna
D. JAMBAN KELUARGA
1. Apakah keluarga mempunyai WC sendiri?
(√ ) ya ( ) tidak
( ) bila tidak, dimana tempat BAB? ………………
2. Bila ya, apa jenis jambannya?
(√ )leher angsa ( ) cemplung ( ) lain-lain …….
3. Berapa jarak tempat jamban dengan sumber air minum?
( ) < 10 meter (√ ) > 10 meter
V. FAKTOR PSIKOLOGIS
A. STATUS EMOSI
1. Bagaimana respon keluarga jika ada salah satu anggota keluarga yang
berhasil?
(√ ) bangga ( ) acuh tak acuh
( ) lain-lain ….
38
2. Bagaimana respon keluarga terhadap kehilangan salah satu anggota
keluarga (terangkan)?
= sedih
B. KONSEP DIRI
1. Apakah keluarga dapat menerima dirinya sebagai sesuatu yang berharga
atau penting?
(√ ) ya ( ) tidak jelaskan …….
2. Adakah konflik harga diri sehubungan dengan tahapan tumbuh
kembang?
(√ ) ya ( ) tidak sebutkan dan jelaskan …..
3. Apakah ada perubahan/konflik/ketidaksesuaian peran dalam keluarga?
(√ ) tidak ada ( ) ada
Jika ada sebutkan dan jelaskan ………………..
C. POLA INTERAKSI
1. Kapan paling sering terjadi interaksi dalam keluarga?
( ) pagi hari ( ) tidak menentu ( ) sore hari
(√ ) siang hari (√ ) malam hari
2. Dalam situasi apa interaksi dapat terjadi?
( ) makan bersama ( ) rekreasi
(√ ) nonton TV ( ) lain-lain
3. Gambarkan pola interaksi keluarga? (antara ayah dengan ibu, ayah
dengan anak, ibu dengan anak, anak dengan anak)
4. Apakah yang dirasakan sebagai masalah keluarga dalam berinteraksi?
(√ ) bahasa ( ) budaya ( ) lain-lain, sebutkan …..
5. Sejauh mana interaksi tersebut berlangsung?
(√ ) hanya sekedar ( ) diskusi/sharing perasaan
( ) tidak ada interaksi
6. Adakah konflik dalam keluarga tentang pola interaksi?
(√ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan ………….
D. POLA KOMUNIKASI
1. Cara komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga?
39
(√ ) langsung ( ) tidak langsung
2. Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga?
(√ ) terbuka ( ) tertutup
3. Siapakah anggota keluarga yang paling dominan berbicara?
(√ ) ayah ( ) anak
( ) ibu ( ) lain-lain ……
4. Bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga?
( ) bahasa daerah (√ ) bahasa Indonesia
( ) lain-lain, sebutkan …..
E. POLA PERTAHANAN
1. Mekanisme penaggulangan masalah dalam keluarga di atasi secara :
( ) mandiri (√ ) bersama-sama
( ) meminta bantuan orang lain ( ) lain-lain, sebutkan …….
2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah
dalam pola pertahanannya:
(√ ) membantu mencari jalan keluar ( ) acuh tak acuh
( ) meminta bantuan orang lain ( ) lain-lain, sebutkan …..
3. Jika masalah tidak teratasi, bagaimana keluarga menanganinya:
( ) putus asa ( ) acuh tak acuh
(√ ) mencari jalan keluar ( ) pasrah
( ) lain-lain, sebutkan
40
B. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
D. KEJADIAN CACAT
1. Adakah anggota keluarga yang menderita cacat?
( ) ada (√ ) tidak ada
2. Jika ada, cacat apa?
( ) fisik, sebutkan …… ( ) mental, sebutkan …….
41
(√ ) ya ( ) tidak
2. Bila ya, dari mana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang
penyakitHIV/AIDS?
( ) puskesmas ( ) posyandu
( ) rumah sakit (√ ) media masa
3. Bila ya, apakah bapak/ibu tahu cara penularan penyakit HIV/AIDS?
(√ ) ya ( ) tidak
4. Bila ya, sebutkan cara penularan penyakit HIV/AIDS?
(√ ) hubungan kelamin (sex) (√ ) jarum suntik
(√ ) transfuse darah ( ) dari ibu ke anak dari palsenta/ari
( ) lain-lain ……..
42
ibu metode apa yang mau pake
43
Berat badan :
Tekanan darah :
b. Pemeriksaan fisik
Kepala : Wajah/muka : ( ) edema ()
tidak edema
Konjungtiva : ( ) anemis ( ) tidak anemis
Sclera : ( ) ikterik ( ) tidak ikterik
Hidung :
Telinga :
Leher :
Payudara : ( ) puting menonjol ( ) puting datar
( ) colostrums
Abdomen : () striae
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
DJJ :
Tungkai bawah : ( ) bengkak ( ) tidak bengkak
( ) varises ( ) refleks patella
IBU MENYUSUI
44
= setiap anak menagis Bagaiman pola ibu memberi ASI ( jelaskan
frekwensi dan waktunya )
= tdk tau
8. Apakah porsi makan ibu lebih banyak dari porsi makan ibu sebelum
menyusui? = ya
9. Jika tidak, apa alasannya?
=
45
c. BB lahir : 3400 grm
d. Lila : 20 cm
e. Lika : 42 cm
Balita
f. TB /pb : 45
g. BB lahir : 3500 grm
h. BB sekarang : 10 kg
i. Lika : 17
j. Lila : 14
13. Apakah bayi bapak/ibu memiliki KMS?
= ya
14. Jika ya, apakah ibu mengerti cara membaca KMS?
15. = ya
16. Bagaiman kesimpulan grafik BB dalam KMS?
17. = tdk tau
18. Dalam grafik KMS BB bayi berada pada garis?
19. = hijau
20. Berapa kali bayi bapak/ibu makan dalam 1 hari?
= 3x sehari
21. Bagaiman pengadaan bahan makanan bayi/balita?
= tdk tau
22. Apa jenis makanan yang dikonsumsi bayi/balita ibu?
= bayi Asi saja dan susu formula
= balita ada makanan tambahan
23. Apakah bayi/balita ibu mendapat vitamin A setiap bulan?
= tdk ada
USILA
46
=
5. Apakah usila mengikuti program usila di puskesmas?
=
6. Jika ya, program apa yang diikuti?
=
7. Jika tidak, apa alasannya?
=
8. Apakah usila mengikuti kegiatan social di lingkungannya?
=
9. Apakah ada penyakit degenerative yang dialami usila saat ini?
=
47
ketombe,tdk ketombe,tdk ketombe,tdk ketombe,tdk
rontok. rontok. rontok. rontok.
3. Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
konjuntiva tdk konjuntiva tdk konjuntiva tdk konjuntiva tdk
anemis sclera anemis sclera anemis sclera anemis sclera
tdk ikterus tdk ikterus tdk ikterus tdk ikterus
4. Hidung bersih,tdk ada bersih,tdk ada bersih,tdk ada bersih,tdk ada
polip tdk ada polip tdk ada polip tdk ada polip tdk ada
ekret ekret ekret ekret
5. Telinga Simetris,tdk ada Simetris,tdk ada Simetris,tdk ada Simetris,tdk ada
pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran
sekret sekret sekret sekret
6. Mulut Bersih,bibir Bersih Bersih Bersih
lembab,hitam bibir lembab bibir lembab bibir lembab
karena
kebiasaan
7. Leher Tdk ada Tdk ada Tdk ada Tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
vena vena vena vena
jugularis,dan jugularis,dan jugularis,dan jugularis,dan
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
8. Dada Simetris, tdk Simetris, tdk Simetris, tdk Simetris, tdk
ada kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan
12. Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
bawah kelainan kelainan kelainan kelainan
48
1 DS : ibu mengatakan anaknya ibu mengatakan kurangnya
sudah di berikan Asi pengetahuan tentang teknik
menyusui
DO: BB An ml berada pada usia
5 minggu
2 DO : BB An rl 5 minggu kurang
memahami
49
Kemunkinan masalah
2 dapat di ubah 1/2x2 1 Kurang nya memberikan Asi
-.sebagian ekslusif di ubah meskipun
memerlukan biaya.
50
diubah
- sebagian
3/3 x 1 1 Setelah mengatahui tentang
3. waktu memberikan asi ibu
Potensial masalah dapat memberikan 2/3 jam
dapat dicegah
- tinggi
0/2 x 1 0
4. Keluarga Tn. mengetahui
Menonjolnya sesuai dengan waktu
masalah pemberian asi
- Tidak
dirasakan
2. Kemungkinan 1/2 x 1
masalah dapat 2 tn ym ikut penyuluhan akhirnya
diubah sudah tau akan membersikan diri
- sebagian
51
dapat dicegah tentang kunjungan keluarga tn ym
- tinggi akan mengikuti
4. Menonjolnya 0/2 x 1 0
masalah Keluarga mengetauhi kebiasaan tdk
- Tidak di imunisasi menyadari bahaya dan
dirasakan dampak kurang di imunisasi bagi
kesehatan keluarganya
52
3. Setelah dilakukan menjaga
penyuluhan tentang kebersihan
bahaya diharapkan lingkungan rumah
keluarga di imunisasi a. Beritahu kelusrga
tentang zat yang
Setelah dilakukan terkandung dalam
penyuluhan imunisasi
tentang kalau tdk b. Beritahu keluarga
di imunisasi tentang efek dari bahya
bahaya dari imunisasi
diharapkan c. Beritahu keluarga
keluarga mengeti tentang cara agar dapat
terkandung dalam di imunisasi
imunisasi
53
keluarga ny s mengerti tentang
mengenai imunisasi b. memberitahu imunisa
keluarga tentang
efek dari tdk
mengikuti
imunisasi ibu menyatakan
saya tetap
c. memberitahu sasimengikuti
keluarga tentang imuni
cara agar dapat
mengikuti
imunisasi
SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang cara menyusui yang baik
dan benar.
B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4. Langkah-langkah menyusui yang benar
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
54
6. Lama dan frekuensi menyusui
C. Materi
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4. Langkah-langkah menyusui yang benar
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6. Lama dan frekuensi menyusui
D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
F. Kegiatan penyuluhan
No Tahap/ Kegiatan Kegiatan sasaran
waktu penyuluhan
1. Pembukaan : Memberi salam Menjawab
pembuka salam: ya
Memperkenalk
an diri Memperhatika
Menjelaskan n: ya
pokok Memperhatika
bahasan dam n
tujuan penyuluha Ya
n
Membagi Memperhatika
leaflet n
Ya
2. Pelaksanaan Menjelaskan Memperhatika
: pengertian tekhnik n
20 menit menyusui yang ya
benar
Menjelaskan Memperhatika
posisi dan n
55
perlekatan
menyusui yang ya
benar Memperhatika
Menjelaskan n
persiapan
memperlancar ya
pengeluaran ASI
Menjelaskan Memperhatika
langkah-langkah n
menyusui yang
benar ya
Menjelaskan Memperhatika
cara pengamatan n
tekhnik menyusui ya
yang benar.
Lama dan Memaperhatik
frekuensi a
menyusui
3. Evaluasi : Menanyakan Menjawab
5 menit kepada peserta pertanyaan
tentang materi
yang telah
diberikan.
4. Terminasi : Mengucapkan Mendengarka
2 menit terimakasih atas n
peran serta dan
peserta
Mengucapkan
salam penutup Menjawab
salam
G. Evaluasi
1. Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?
2. Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi kemabar yang baik dan benar?
3. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik damn benar?
56
H. Hasil
1. Ibu bisa menjelaskan tekhnik cara menyusui yang baik dan benar.
2. Ibu bisa menjelaskan dan memperagakan bagaimananya caranya menyusui bayi
kembar dengan baik dan benar.
3. Ibu mampu menyebutkan langkah-langkah menyusui yang baik dan benar.
Penyuluhan
“Tekhnik Menyusui yang Baik dan Benar”
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi
sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan,
dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan
57
diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
58
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang lepas
tidak menumpuk.
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan
isapan bayi.
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
59
Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi
60
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
11. Puting susu tidak terasa nyeri.
12. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13. Kepala bayi agak menengadah.
14. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai dengan
berhenti sesaat.
61
Menguragi pendarahan
setelah melahirkan
mempercepat rahim atau kan MELETAKAN
dungan cepat kembali Peletakan di mulai dengan
meninkatkan kualitas cara mendekatkan bayi
TEKNIK MENYUSUI
kesehatan ibu. anda payudara hidunbng
YANG BENAR
TIPS CARAMENYUSUI bayi setinggi puting
YANG BENAR rangsan refleks membuka
cara menyentuh pipi atau
POSISI bagian atas bibir bayi dgn
Menyusui yang tepat hal yang puting.
penting dalam keberhasilan Dagu bayi
menyusui, ibu dapat memiliki menempel pd
posisi mengusui sambil duduk payudara
Menyusui adalah hal yang penting
atau berbarin yang di Mulut bayi terbuka
bagi perkembangan anak, dan
perhatikan nyaman lebar
penting untuk ibunya. Hanya asi
memudakan bagi pencapai Bibir bayi mengarah
yg di butukan bagi bayi anda 6
payudara keluar
bulan pertama kehidupan nya.
Posisi yang benar di dapat Ibu tdk merasa nyeri
MANFAAT PEMBERIAN ASI
dengan cara pada puting
Bagi bayi
Topang badan bayi bayi
sumber nutrisi dan kalori yg
dan bokong pastikan
lengkap, komposisi asi
kepalah, lengan dan
beruba setiap saat sesuai
badan bayi satu garis
dengan kebutuhan bayi.
lurus
Perlindungan optimal dari
Bayi di dekap
berbangai penyakit karena
berhadapan dgn
asi mengandung zat
ibuperut bayi
imunitas dan antibodi
menempel deng perut Akibat tdk menyusui yg
Meningkat kan kecerdasan benar
ibu
(IQ)bayi karena mengandun ibu yang tidak
Kepalah bayi lebih
nutrisien otak menyusui,ditimbulkan saat
renda dari payudara
Meninkat kan tidak Berisiko alami
ibu
perkembangan emosi dan obesitas, diabetes
Bayi mendekat ke
kepercayaan diri gestasional,hipertensi,
payudara hidung
Bagi ibu
berhadapan dgn puting kanker payudara, hingga
Menbut ibu bahagia banga Alzheimer,Dapat
dan percaya diri karena dpt memperpendek jarak
memberikan hal terbaik bagi kelahiran.
62
bayinya
Meningkatkan hubungan
emosianal antara ibu da
bayi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Langkah-langkah menyusui yang
benar yaitu Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai. Bayi diletakkan menghadap ke
ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja,
kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir
bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. Segera
dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di
bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel
pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut yaitu:
bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu, mulu bayi terbuka lebar,
dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian areola masuk kedalam mulut bayi,
areola bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak menghisap kuat dengan irama
perlahan, puting susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus, kepala bayi agak menengadah.
Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Adapun posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu pasca operasi
Caesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di
payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di
atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi
tidak tersedak.
63
B. Saran
Setelah mengetahui cara menyusui yang baik dan benar, di harapkan kepada ibu
menyusuiagar dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Salemba Medika: Jakart
64