2022 TUGAS ANALISA JURNAL MATA KULIAH MANAJEMEN BENCANA “MENU KORBAN BENCANA”
1. Judul Jurnal: PENGEMBANGAN PANGAN DARURAT UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN GIZI MASYARAKAT DI DAERAH TERDAMPAK BENCANA 2. Penulis: Siti Mariam 3. Prodi: Universitas Terbuka, Bandung 4. Tahun terbit: 2020 5. Abstrak Bencana alam yang seringkali terjadi di Indonesia belakangan ini menyebabkan sejumlah kerusakan yang mengharuskan masyarakat untuk mengungsi atau tinggal di tempat darurat untuk sementara waktu. Tidak hanya kerusakan tempat tinggal, bencana alam juga menyebabkan kerusakan sarana prasarana sosial di lokasi bencana yang menghambat akses korban untuk memperoleh sumber kebutuhan pangannya. Selain itu, dalam beberapa kondisi terjadinya bencana alam menyebabkan rusaknya infrastruktur sehingga mempersulit masyarakat dalam mendapatkan bantuan salahsatunya bahan pangan. Rawan pangan yang terjadi pascabencana dapat diatasi dengan melakukan pengembangan terhadap pangan darurat yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di daerah terdampak bencana terutama dalam masa-masa panik ketika dapur umum belum beroperasi secara baik. Secara umum, pangan darurat merupakan produk pangan olahan yang dirancang khusus untuk dikonsumsi pada situasi yang tidak normal salah satunya pada saat bencana. Pengembangan produk pangan darurat bisa dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat menggunakan bahan baku lokal di daerahnya atau bahan yang tersedia pada saat itu yang kemudian diformulasi sedemikian rupa sehingga komposisinya dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Contoh pangan darurat yang dapat dikembangkan yaitu seperti kue kering, food bar,dan sebagainya. 6. Isi Bencana alam yang menimpa Negara Indonesia cukup sulit dikendaikan. Manusia hanya bisa melakukan pencegahan dan mengatasi bencana bila bencana tersebut telah terjadi. Salah satu masalah dalam bencana adalah kondisi rawan pangan yang sering terjadi pada korban bencana. Dalam mengatasi masalah rawan pangan ini, dibutuhkan menu makanan darurat sebelum pasokan makanan stabil dan dapur umum dapat digunakan secara lebih efektif. Pangan darurat merupakan pangan khusus yang dikonsumsi pada saat darurat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian manusia (2100 kkal). Tujuan utama dari pangan darurat yaitu mengurangi wabah penyakit atau angka kematian para pengungsi dengan menyediakan pangan bergizi lengkap sebagai sumber energi satusatunya selama lima belas (15) hari. Waktu tersebut dihitung mulai dari pengungsian terjadi. Pangan tersebut harus memenuhi karakteristik pangan darurat agar dapat disebut sebagai pangan darurat (Mariam, 2021). Jurnal ini menuliskan tentang materi pengembangan makanan darurat untuk kebutuhan gizi masyarakat terdampak bencana. Tujuan pembuatan jurnal adalah untuk dapat memberi solusi untuk mengatasi salah satu dampak yang disebabkan oleh adanya bencana, yaitu kondisi rawan pangan pascabencana yang bisa diatasi dengan konsumsi pangan darurat dengan formulasi khusus sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat daerah terdampak bencana. Dalam jurnal ini, dituliskan mengenai angka kejadian bencana di Indonesia tahun 2015-2019, kondisi wilayah terdampak bencana seperti kesulitan mengakses dapur umum karena kondisi wilayah tersebut kekurangan air, tidak tersedianya alat memasak, dan sebagainya (Sudirman,2021). Tidak semua bantuan pemerintah juga merata sehingga korban bencana belum tercukupi sandang, papan, dan pangannya. Oleh karena itu, jurnal ini memaparkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan makanan darurat. Pembahasan dalam jurnal ini berupa potensi pangan lokal karbohidrat yang dapat digunakan seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, dan sebagainya. Lalu terdapat kriteria kritis yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan pangan darurat seperti harus aman, mudah didistribusikan, nutrisi lengkap, serta memiliki aroma, penampakan, dan tekstur yang dapat diterima. Dalam komposisi pangan darurat haurs ada portable water, individu, dan berbagai syarat penggolongan pengungsi. Wanita hamil disarankan mengonsumsi makanan darurat melebihi 2100 kkal. Adapula sumber makanan darurat sebagai sumber gizi, yaitu: sumber karbohidrat, lemak, protein, gula, vitamin, dan mineral (Zoumas, 2002). Pangan darurat yang telah dikembangkan di Indonesia contohnya foodbars, meals ready to eat, camping pouch product, longshelf food supply. Pangan darurat ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tentu saja, makanan instan ini belum tentu memiliki sumber gizi yang cukup untuk tubuh. Pangan darurat juga mengandung pengawet dan perasa buatan sehingga tidak teralu baik untuk dikonsumsi secara terus-menerus. Namun, pangan darurat ini mudah didapatkan, mudah dimakan, dan tidak perlu memasak menggunakan dapur umum. Hadirnya pangan darurat ini dapat memberikan manfaat bagi korban bencana dalam melanjutkan kelangsungan hidupnya di tengah kondisi rawan pangan pascabencana. 7. Kelebihan: Jurnal ini berbentuk literatur review dengan menganalisis beberapa materi dan sitasi yang didapatkan, lalu menjelaskannya satu per satu. Penjelasan jurnal ini sangat runtut, jelas, dan mudah dipahami karena pengelompokan materi pangan daruratnya tidak berbelit-belit. Mulai dari pendahuluan, latar belakang, sampai ke kesimpulan pembaca tidak sulit dalam mencerna bahasa yang disampaikan penulis. Materi yang disajikan juga cukup memberikan informasi lebih mengenai pangan darurat. Pembaca dapat menyimpulkan pangan darurat dapat menjadi solusi yang bagus untuk menangani korban bencana selama fasilitas dapur umum belum memadai dan kondisi tidak memungkinkan untuk memasak makanan. 8. Kekurangan: Jurnal ini tidak banyak menjelaskan tentang penelitian-penelitian sebelumnya terkait pangan darurat. Materi yang dipaparkan juga cukup jelas dipahami, namun kurang padat. Sebab dari kekurangan ini karena daftar pustaka yang dicantumkan penulis begitu sedikit. 9. Saran: Untuk peneliti, lebih memperbanyak sitasi jurnal dan materi terkait tentang pangan darurat. Untuk pemerintah, lebih banyak menyediakan pangan darurat untuk korban bencana selain penyediaan makanan instan dan dapur umum. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menambah evaluasi bagaimana pangan darurat dapat mengatasi dampak rawan pangan korban pascabencana. DAFTAR PUSTAKA Siti Mariam. 2021. Pengembangan Pangan Darurat Untuk Memenuhi Kebutuhan Gizi Masyarakat Di Daerah Terdampak Bencana. Bandung: Universitas Terbuka.