Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISIS JURNAL PERTEMUAN 7

MATA KULIAH MANAJEMEN BENCANA

“MENU KORBAN BENCANA”

Arranged by:

Risyda Rafika Laily

P1337420618030

UNDERGRADUATE NURSING APPLIED SCIENCE

NURSING MAJOR

HEALTH POLYTECHNIC OF SEMARANG

2022
TUGAS ANALISA JURNAL
MATA KULIAH MANAJEMEN BENCANA
“MENU KORBAN BENCANA”

1. Judul Jurnal: PENGEMBANGAN PANGAN DARURAT UNTUK MEMENUHI


KEBUTUHAN GIZI MASYARAKAT DI DAERAH TERDAMPAK BENCANA
2. Penulis: Siti Mariam
3. Prodi: Universitas Terbuka, Bandung
4. Tahun terbit: 2020
5. Abstrak
Bencana alam yang seringkali terjadi di Indonesia belakangan ini menyebabkan
sejumlah kerusakan yang mengharuskan masyarakat untuk mengungsi atau tinggal di
tempat darurat untuk sementara waktu. Tidak hanya kerusakan tempat tinggal,
bencana alam juga menyebabkan kerusakan sarana prasarana sosial di lokasi bencana
yang menghambat akses korban untuk memperoleh sumber kebutuhan pangannya.
Selain itu, dalam beberapa kondisi terjadinya bencana alam menyebabkan rusaknya
infrastruktur sehingga mempersulit masyarakat dalam mendapatkan bantuan
salahsatunya bahan pangan. Rawan pangan yang terjadi pascabencana dapat diatasi
dengan melakukan pengembangan terhadap pangan darurat yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di daerah terdampak bencana terutama dalam
masa-masa panik ketika dapur umum belum beroperasi secara baik. Secara umum,
pangan darurat merupakan produk pangan olahan yang dirancang khusus untuk
dikonsumsi pada situasi yang tidak normal salah satunya pada saat bencana.
Pengembangan produk pangan darurat bisa dilakukan oleh pemerintah atau
masyarakat menggunakan bahan baku lokal di daerahnya atau bahan yang tersedia
pada saat itu yang kemudian diformulasi sedemikian rupa sehingga komposisinya
dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Contoh pangan darurat yang dapat
dikembangkan yaitu seperti kue kering, food bar,dan sebagainya.
6. Isi
Bencana alam yang menimpa Negara Indonesia cukup sulit dikendaikan. Manusia
hanya bisa melakukan pencegahan dan mengatasi bencana bila bencana tersebut telah
terjadi. Salah satu masalah dalam bencana adalah kondisi rawan pangan yang sering
terjadi pada korban bencana. Dalam mengatasi masalah rawan pangan ini, dibutuhkan
menu makanan darurat sebelum pasokan makanan stabil dan dapur umum dapat
digunakan secara lebih efektif.
Pangan darurat merupakan pangan khusus yang dikonsumsi pada saat darurat
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian manusia (2100 kkal). Tujuan utama dari
pangan darurat yaitu mengurangi wabah penyakit atau angka kematian para pengungsi
dengan menyediakan pangan bergizi lengkap sebagai sumber energi satusatunya
selama lima belas (15) hari. Waktu tersebut dihitung mulai dari pengungsian terjadi.
Pangan tersebut harus memenuhi karakteristik pangan darurat agar dapat disebut
sebagai pangan darurat (Mariam, 2021).
Jurnal ini menuliskan tentang materi pengembangan makanan darurat untuk
kebutuhan gizi masyarakat terdampak bencana. Tujuan pembuatan jurnal adalah
untuk dapat memberi solusi untuk mengatasi salah satu dampak yang disebabkan oleh
adanya bencana, yaitu kondisi rawan pangan pascabencana yang bisa diatasi dengan
konsumsi pangan darurat dengan formulasi khusus sehingga dapat memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat daerah terdampak bencana.
Dalam jurnal ini, dituliskan mengenai angka kejadian bencana di Indonesia tahun
2015-2019, kondisi wilayah terdampak bencana seperti kesulitan mengakses dapur
umum karena kondisi wilayah tersebut kekurangan air, tidak tersedianya alat
memasak, dan sebagainya (Sudirman,2021). Tidak semua bantuan pemerintah juga
merata sehingga korban bencana belum tercukupi sandang, papan, dan pangannya.
Oleh karena itu, jurnal ini memaparkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut
dengan makanan darurat.
Pembahasan dalam jurnal ini berupa potensi pangan lokal karbohidrat yang dapat
digunakan seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, dan sebagainya. Lalu terdapat
kriteria kritis yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan pangan darurat
seperti harus aman, mudah didistribusikan, nutrisi lengkap, serta memiliki aroma,
penampakan, dan tekstur yang dapat diterima. Dalam komposisi pangan darurat haurs
ada portable water, individu, dan berbagai syarat penggolongan pengungsi. Wanita
hamil disarankan mengonsumsi makanan darurat melebihi 2100 kkal.
Adapula sumber makanan darurat sebagai sumber gizi, yaitu: sumber karbohidrat,
lemak, protein, gula, vitamin, dan mineral (Zoumas, 2002). Pangan darurat yang telah
dikembangkan di Indonesia contohnya foodbars, meals ready to eat, camping pouch
product, longshelf food supply. Pangan darurat ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Tentu saja, makanan instan ini belum tentu memiliki sumber gizi
yang cukup untuk tubuh. Pangan darurat juga mengandung pengawet dan perasa
buatan sehingga tidak teralu baik untuk dikonsumsi secara terus-menerus. Namun,
pangan darurat ini mudah didapatkan, mudah dimakan, dan tidak perlu memasak
menggunakan dapur umum. Hadirnya pangan darurat ini dapat memberikan manfaat
bagi korban bencana dalam melanjutkan kelangsungan hidupnya di tengah kondisi
rawan pangan pascabencana.
7. Kelebihan:
Jurnal ini berbentuk literatur review dengan menganalisis beberapa materi dan sitasi
yang didapatkan, lalu menjelaskannya satu per satu. Penjelasan jurnal ini sangat
runtut, jelas, dan mudah dipahami karena pengelompokan materi pangan daruratnya
tidak berbelit-belit. Mulai dari pendahuluan, latar belakang, sampai ke kesimpulan
pembaca tidak sulit dalam mencerna bahasa yang disampaikan penulis. Materi yang
disajikan juga cukup memberikan informasi lebih mengenai pangan darurat. Pembaca
dapat menyimpulkan pangan darurat dapat menjadi solusi yang bagus untuk
menangani korban bencana selama fasilitas dapur umum belum memadai dan kondisi
tidak memungkinkan untuk memasak makanan.
8. Kekurangan:
Jurnal ini tidak banyak menjelaskan tentang penelitian-penelitian sebelumnya terkait
pangan darurat. Materi yang dipaparkan juga cukup jelas dipahami, namun kurang
padat. Sebab dari kekurangan ini karena daftar pustaka yang dicantumkan penulis
begitu sedikit.
9. Saran:
Untuk peneliti, lebih memperbanyak sitasi jurnal dan materi terkait tentang pangan
darurat. Untuk pemerintah, lebih banyak menyediakan pangan darurat untuk korban
bencana selain penyediaan makanan instan dan dapur umum. Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk menambah evaluasi bagaimana pangan darurat dapat mengatasi
dampak rawan pangan korban pascabencana.
DAFTAR PUSTAKA
Siti Mariam. 2021. Pengembangan Pangan Darurat Untuk Memenuhi Kebutuhan
Gizi Masyarakat Di Daerah Terdampak Bencana. Bandung: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai