Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Taksonomi Bloom


Taksonomi berasal dari bahasa Yunani, taxis yang berarti pengaturan dan

nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah sistem klasifikasi.

Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari

klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi.
Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan data penelitian

ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematika itu. Jadi, taksonomi

bloom merupakan struktur hierarki yang mengidentifikasikan (pengklasifikasian)

kemampuan berpikir, emosi dan perasaan serta skills mulai dari tingkat yang

rendah hingga yang tinggi.

Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan data

penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematika itu. Konsep

Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom,

seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan kawan-kawannya. Pada tahun


1956, terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objective Cognitive Domain”, dan

pada tahun 1964 terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objective Cognitive

Domain”, dan karyanya yang berjudu “Handbook on Formative and Summatie

Evaluation of Student Learning” pada tahun 1971 serta karyanya yang lain

“Developing Talent in Young People” (1985). Taksonomi ini mengklasifikasikan

sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif,

afektif dan psikomotor dan setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam

pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya. Beberapa istilah lain juga

3
4

menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut yang secara

konvensional telah lama dikenal taksonomi tujuan pendidikan yang terdiri

atas aspek cipta, rasa dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah penalaran,

penghayatan dan pengamalan.1

Secara sederhana kita bisa memahami taksonomi bloom merupakan

pengklasifikasian materi atau tujuan pendidikan berdasarkan tingkatan atau domain.

Kata Bloom sendiri diambil dari nama peneliti yang mengemukakan pengembangan
kemampuan berpikir dalam proses belajar yaitu Benjamin Samuel Bloom.

B. Domain Taksonomi Bloom

Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak

orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan

oleh 2 orang ini ada 4 buah, yaitu

a. Prinsip metodologis

Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara

guru dalam mengajar.

b. Prinsip psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada

sekarang

c. Taksonomi logis

Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten

d. Prinsip tujuan

Tiap-tiap jenis jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan

corak yang netral.

1
Ina Magdalena, Menjadi Desainer Pembelajaran di SD (Cet.1; Jawa Barat: Cv. Jejak, 2020),
h. 90-91.
5

Atas dasar prinsip ini maka taksonomi disusun menjadi suatu

tingkatan yang menunjukkan tingkat kesulitan. Sebagai contoh

mengingat fakta lebih mudah daripada menarik kesimpulan.

Begitupun menghfal lebih mudah daripada memberikan pertimbangan.

Tingkatan kesulitan ini juga merefleksi kepada kesulitan dalam proses

belajar mengajar.2

Taksonomi Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah, yaitu:


1. Ranah kognitif/pengetahuan

Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau

prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan

berpikir, kompetensi, memperoleh pengethuan, pengenalan, pemahaman,

konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Cognitive Domain yang

diterbitkan oleh McKey New York. Benyamin Bloom pada tahun 1956

yaitu:

a. C1 (Pengetahuan/Knowledge)

Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat


kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah,

fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan

kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan

tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya.

Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan

hafalan saja. Contoh kata kerja operasional kelompok ini adalah

menyebutkan, membilang, menghafal, menjabarkan, membaca,

2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Cet. 3; jakarta: bumi aksara, 2018),
h. 62.
6

mengingat, mengidentifikasi, menjelaskan, mentabulasi dan sebagainya.

Contohnya, identifikasi gerakan-gerakan dalam sholat!

b. C2 (Pemahaman/Comprehension)

Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam

memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-keampuan

tersebut yaitu:

1) Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk


lain)

2) Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)

3) Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).

Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-

katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun

konsep. Contoh kata kerja operasional kelompok ini adalah

membedakan, memperluas, mencotohkan, memprediksi, menafsirkan,

membandingkan, menguraikan, menjabarkan, mempolakan,

menyimpulkan dan sebagainya. Contohnya, uraikan sifat-sifat nabi!.


c. C3 (Penerapan/Application)

Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan

menerapkan informasi pada situasi nyata, di mana peserta didik mampu

menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata.

Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan

prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan

sebelumnya. Contoh kata kerja operasional kelompok ini adalah

melaksanakan, mempraktekkan, mengadaptasi, mensimulasikan,


7

mengoperasikan, mengalokasikan, mencegah, mendemonstrasikan,

mengkalkulasi, mengklasifikasi dan sebagainya. Contohnya,

demontrasikan gerakan-gerakan shalat.

d. C4 (Analisis/Analysis)

Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah

kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen

yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :


1) Analisis elelemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)

2) Analisis hubungan (identifikasi hubungan)

3) Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi

(identifikasi organisasi)

Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi

ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi dan membedakan

pendapat dan fakta serta menemukan sebab akibat. Contoh kata kerja

operasional kelompok ini adalah menganalisis, melatih, membagangkan,

menelaah, mengkorelasikan, mengaitkan, memecahkan, menegaskan, me-


ndeteksi, mendiagnosis, mengkorelasikan, menelaah, membagankan,

mengaudit dan sebagainya. Contohnya, analisilah peyebab mundurnya

peradaban islam.

e. C5 (Sintesis/Synthesis)

Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan

memperoduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk

sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi

komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh dan seperangkat
8

hubungan abstrak. Contoh kata kerja operasional kelompok ini adalah

membuat, membangun, membentuk, menciptakan, mengarang,

memadukan, membuat rancangan dan menghasilkan karya, menyusun,

mengabstraksi, mengkreasikan, memadukan, memproduksi,merekonstrusi

dan sebagainya. Contohnya, buatlah rancangan produk kerajinan tangan.

f. C6 (Evaluasi/Evaluation)

Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai


manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas.

Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode.

Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan

baru, pemahaman yang lebih baik. Contoh kata kerja operasional

kelompok ini adalah membuktikan, mengecek, memproyeksikan, memva-

lidasi, memonitor, mengkritisi, mengkoor-dinasikan, merinci dan menilai.

Contohnya, amatilah nama-nama sahabat nabi dibawah ini, lalu

kelompokkan nama-nama yang tergolong khulafaur Rasyidin.3

a) Abu Bakar Ash-Shidiq c. Zaid Bin Haritsah


b) Umar Bin Khattab d. Az-Zubair Bin Al-Awwam

2. Ranah Afektif

Menurut Krathwohl, ranah afektif mendeskripsikan tujuan belajar yang

menekankan pada perasaan, emosi atau derajat penerimaan, juga derajat

penolakan. Tujuan ranah afektif bervariasi mulai dari perhatian sederhana

hingga perhatian kompleks terhadap suatu fenomena. Terdapat sejumlah

3
Ina Magdalena, Desain Evaluasi Pembelajaran Sd (Cet.1; Jawa Barat: Cv Jejak, 2021), h.
12-14.
9

tujuan afektif dalam literature yang mengekspresikan sebagai minat, sikap,

penghargaan, nilai-nilai dan emosi. 4

Ranah afektif mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi,

seperti persaan, penghargaan, semangat, minat, motivasi dan sikap. Ranah

afektif terbagi menjadi 5 yaitu penerimaan, pemberian respon, penghargaan,

pengorganisasian dan pengkarakterisasian (pengamalan).

a. A1 (Pengenalan/penerimaan/Receiving)
Kelompok ini mengharapkan siswa untuk mengenal, bersedia

menerima dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam hal ini siswa

masih bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau memperhatikan saja.

Contoh kata kerja operasional kelompok ini adalah mendengarkan,

menghadiri, melihat, mematuhi, dan memperhatikan. Contohnya, siswa

bersedia mendengarkan konser musik islami.

b. A2 (Pemberian respon/Responding)

Keinginan untuk berbuat sesuatu sebagai reaksi terhadap suatu

gagasan, benda atau sistem nilai, lebih dari sekedar pengenalan saja.
Dalam hal ini siswa diharapkan untuk menunjukkan perilaku yang

diminta, misalnya berpartisipasi, patuh atau memberikan tanggapan

secara sukarela bila diminta. Contoh kata kerja operasional kelompok ini

adalah mengikuti, memilah, menolak, menyetujui, mendukung,

mendiskusikan, berlatih, berpartisipasi dan mematuhi. Contohnya, siswa

bersedia mendiskusikan nilai-nilai pendidikan islam dalam pancasila.

c. A3 (Penghargaan terhadap nilai/Valuing)

4
Ely Djulia, dkk. Evaluasi Pembelajaran Biologi (yayasan kita menulis, 2020), h. 103.
10

Penghargaan terhadap suatu nilai merupakan perasaan, keyakinan atau

anggapan bahwa suatu gagasan, benda atau cara berpikir tertentu

mempunyai nilai. Dalam hal ini siswa secara konsisten berperilaku sesuai

dengan suatu nilai meskipun tidak ada pihak lain yang meminta atau

mengharuskan. Contoh kata kerja operasional kelompok ini adalah

mengasumsikan, menekankan, mengusulkan, meyakinkan, bertindak dan

mengemukakan argumentasi. Contohnya, siswa dengan suka rela


berpartisipasi dalam aksi kebersihan lingkungan.

d. A4 (Pengorganisasian/Organization)

Siswa diharapkan untuk mengorganisasikan berbagai nilai yang

dipilihnya ke dalam suatu sistem nilai, dan menentukan hubungan antara

nilai-nilai tersebut. Contoh kata kerja operasional kelompok ini adalah

menata, mengkasifikasikan, menata, mengkombinasikan,

mengadukan, mengelola, memutuskan, memformulasikan,membandi-

ngkan dan membuat sistematisasi. Contohnya, siswa akan mampu

membandingkan alternatif yang sesuai dengan sistem nilai yang


dimilikinya.

e. A5 (Pengamalan/Characterization)

Pengamalan berhubungan dengan pengorganisasian

pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu sistem nilai pribadi. Hal ini

diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan sistem nilai

tersebut. Sebagai contoh, seorang siswa yang berpandangan bahwa

keberhasilan studi penting untuk mencapai cita-cita yang diharapkan,

kemungkinan akan belajar sebaik-baiknya dan tidak mudah menyerah.


11

Dalam hal ini tingkah lakunya konsisten dengan nilai yang dipercayainya.

Contoh kata kerja operasionalnya adalah menunjukkan sikap, membukti

kan, mendemonstrasikan dan menghindari.5

3. Ranah Psikomotorik (Pshycomotor Domain)

Ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan melakukan

sesuatu (skill). Ranah psikomotrik berkaitan dengan kompetensi untuk

mengerjakan sesuatu dengan melibatkan anggota badan sehingga


menciptakan gerakan fisik. Psikomotorik merupakan kelanjutan hasil

belajar ranah kognitif dan afektif . hasil belajar kognitif dan afektif akan

menjadi hasil belajar psikomotorik apabila peserta didik telah

memperlihatkan perilaku tertentu yang sejalan dengan makna yang

terkandung dalam ranah kognitif dan afektif.

Ranah psikomotorik terdiri dari

a. Persepsi (perception)

Tingkatan yang pertama dalam ranah psikomotorik adalah persepsi.

Persepsi merupakan kemampuan memakai sensori saraf untuk


memperkirakan suatu hal. Persepsi ini mencakup kemampuan siswa

untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau

lebih juga berkenaan dengan penggunaan indra untuk menangkap isyarat

yang menjadi pegangan dalam melakukan gerakan. Kata kerja

operasional pada tingkatan ini adalah mendeteksi, membedakan,

menyeleksi dan lain sebagainya. Contohnya, peserta didik bertanya

kepada guru agama perbedaan arah menulis biasa dan Al-Qur’an.

5
Husamah, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Cet.2; Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2018), h. 148-149.
12

b. Kesiapan (set)

Tahapan berikutnya adalah kesiapan atau set. Pada tahap ini

seseorang sudah menguasai kemampuan untuk mempersiapkan diri

secara fisik, mental maupun emosional saat berhadapan dengan suatu hal.

Kata kerja operasional untuk tingkat ini adalah memulai, membantu, dan

sebagainya. Contohnya, peserta didik mulai membaca buku terkait cara

menulis Al-Qur’an (kaligrafi)


c. Respon terbimbing

Respon terbimbing merupakan kemampuan seseorang untuk

melakukan gerakan sesuai contoh. Pada tingkat ini seseorang akan

memiliki keterampilan mengikuti sesuatu yang bisa ditiru. Kata kerja

operasionalnya adalah mengikuti, mencoba, memasang dan sebagainya.

Contohnya, mengikuti cara menulis kaligrafi yang telah dipelajari.

d. Mekanisme (mechanism)

Mekanisme yaitu membiasakan gerakan-gerakan yang telah

dipelajari sehingga tampil dengan cakap. Tingkatan ini mencakup


kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancar

karena telah diberikan latihan yang cukup.

e. Kemahiran

Tingkatan berikutnya adalah kemahiran. Pada tingkat ini seseorang

memiliki kemampuan melakukan gerakan dengan beberapa tahapan.

Gerakan yang terampil di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang

kompleks Sebagai contoh yaitu saat seseorang dapat membongkar


13

kemudian memasang lagi sebuah alat rumah tangga. Contohnya, peserta

didik mampu menulis kaligrafi dengan indah.

f. Adaptasi

Tingkatan berikutnya yaitu adaptasi atau penyesuaian. Pada

tahapan ini seseorang memiliki kemampuan untuk mengembangkan

keahliannya. Ia juga mampu melakukan modifikasi keterampilannya

sesuai dengan kebutuhan. Keterampilan yang sudah berkembang


sehingga dapat diadaptasikan atau disesuikan dalam berbagai macam

situasi atau keadaan. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah

merevisi, memodifikasi, mengubah dan lain sebagainya. Peserta didik

dapat memberi contoh penulisan kaligrafi pada warga sekolah ataupun

masyarakat

g. Organisasi (organization)

Pada tahap ini seseorang memiliki kemampuan menciptakan

sebuah pola gerakan yang baru sesuai dengan inisiatif sendiri atau sesuai

dengan situasi atau kondisi tertentu. Kata kerja operasional pada tingkat
ini adlah menciptakan, membangun, membuat dan lain sebagainya.

Contohnya, membuat kaligrafi dengan ide sendiri.6

Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson

merevisi taksonomi bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya

kemudian dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi

Taksonomi Bloom.

6
“Taksonomi Bloom, Pengertian dan Klasifikasi Taksonomi Bloom, Pengertian Dan
Klasifikasi” (n.d.), dalam https://www.daftarpustaka.org/taksonomi-bloom/ diakses pada 16
November 2021.
14

Revisi taksonomi Bloom oleh Lorin Anderson hanya dilakukan pada ranah kognitif

saja, meliputi:

1) Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level

taksonomi.

2) Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level

masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar

terletak pada level 5 dan 6.


Dimensi Proses Kognitif

a. Mengingat (C1)

Kategori mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari

memori jangkan panjang seorang siswa. Dua proses kognitif yang berkaitan dengan

kategori ini adalah menyadari atau recoqnizing dan mengingat kembali

atau recalling

b. Memahami (C2)

Seorang peserta didik dikatakan memahami jika mereka dapat mengkonstruksi

makna dari pesan-pesan pembelajaran baik dalam bentuk lisan, tertulis dan grafik
(gambar) yang disampaikan melalui pengajaran, penyajian buku, maupun penyajian

melalui layar komputer. Peserta didik dapar memahami jika mereka

menguhubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan

pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki.

c. Mengaplikasikan (C3)

Kategori mengaplikasikan ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan

prosedural atau procedural knowledge. Soal latihan atau exercisemerupakan jenis


15

tugas yang prosedur penyelesaiannta telah diketahui siswa, sehingga dapat

menggunakannya secara rutin.

d. Menganalisis (C4)

Kategori menganalisis adalah proses mengurai suatu materi menjadi bagian-

bagian penyusunannya dan menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut

dengan materi tersebut secara keseluruhan. Kategori proses menganalisis ini

mencakup proses-proses membedakan (differentiating), mengorganisasi


(organizing) dan mengubungkan (attribute).

e. Mengevaluasi (C5)

Kategori mengevaluasi diartikan sebagai tindalan membuat suatu penilaian

(judgement) yang didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang paling

sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, dan konsistensi. Kriteria-kriteria ini

ditentukan sendiri oleh siswa.

f. Mencipta (C6)

Mencipta yaitu proses menyusun sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan

yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan pengajaran yang termasuk ke dalam


kategori mencipta ini adalah mengajarkan pada siswa agar mampu membuat suatu

produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola

atau struktur yang belum pernah ada atau tidak akan diprediksi sebelumnya.

C. Pentingnya Taksonomi Bloom dalam pembelajaran

Taksonomi bloom memiliki peranan penting dalam pendidikan. Dalam

mengajar pendidik perlu untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran tersebut nantinya akan dijadikan tolak ukur dari hasil belajar

beserta didik. Taksonomi bloom dapat membantu pendidik untuk mengetahui


16

sejauh mana tingkat keberhasilan pendidik dalam proses belajar mengajar

sehingga dapat dievaluasi dan ditingkatkan. Taksonomi pembelajaran merupakan

pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-ciri suatu bidang tertentu dan

menjadi salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

Taksonomi bloom berfungsi memberikan arah kepada proses belajar dan

menentukan perilaku yang dianggap sebagai bukti hasil belajar serta taksonomi
bloom membantu pendidik untuk mendeskripsikan dan menyusun tes ataupu

teknik penilaian. Selain fungsi diatas, taksonomi bloom juga berfungsi sebagai

acuan untuk menganalisis tujuan pembelajaran, kesesuaian bahan ajar dengan

tujuan yang hendak dicapai, kesesuaian tujuan dengan evaluasi dan kesesuaian

bahan ajar dengan evaluasi. Sehingga berdasarkan taksonomi bloom nantinya

memberikan rambu-rambu yang jelas dalam menetapkan kata kerja dalam

rumusan indikator pembelajaran sekaligus dijadikan landasan dalam menyusun

intrumen evaluasi belajar.

Ada beberapa keuntungan dari penuangan taksonomi bloom dalam


pembelajaran yaitu sebagai berikut.

1. Waktu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran dapat dialokasikan

dan dimanfaatkan dengan tepat.

2. Pokok bahasan dalam materi pembelajaran dapat dibuat seimbang

3. Pendidik dapat mempersiapkan strategi belajar yang cocok

4. Pendidik mudah untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.

Adapun langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan

taksonomi bloom adalah sebagai berikut.


17

1. Tentukan tujuan pembelajaran

2. Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah

peningkatan knowledge, attitude atau skills. Dalam hal ini perlu

dipertimbangkan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik

3. Entukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi

pembelajaran

a. Ranah kognitif : tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada


tingkatan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mensintesis atau mengevaluasi

b. Ranah afektif : kategorikan ranah tersebut, apakah pada tingkatan

menerima, erespon, menghargai, mengorganisasi atau

mengkarakterisasi

c. Ranah psikomotorik : kategorikan ranah tersebut, apakah pada

tingkatan persepsi, kesiapan, mekanisme, respon terbimbimng,

kemahiran, adapatasi atau organisasi

4. Gunakan kata kerja kunci yang sesuai untuk menjelaskan instruksi ke


dalam materi, baik pada tujuan program pelajaran, kompetensi dasar

dan indikator pencapaian.

5. Sebagai tambahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah

kognitif, dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan

mengacu pada Bloom’s cognitive wheel.

D. Taksonomi Bloom (Pengembangan Kecakapan) dalam pandangan islam

Kecerdasan manusia harus dibangun bersamaan dengan memantapkan

keimanan dan ketakwaan agar kecerdasan manusia tetap dalam sikap


18

ketundukan dan pengakuan akan keberadaan Tuhan. Dalam mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan juga harus disertai dengan penanaman budi

pekerti luhur agar manusia yang berpengetahuan tetap bersikap rendah hati

sehingga terjadi keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani.

a. Pengembangan kecakapan kognitif

Akal merupakan karunia Allah swt., yang besar bagi manusia.

Hanya manusia yang berakal yang dapat mengambil pelajaran dari


penciptaan langit dan bumi. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai

berikut.

Artinya “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
berakal. (QS. Ali Imran ayat 190)”7
Faktor pertama yang mempengaruhi preferensi kognitif atau pilihan

kebiasaan belajar pada umumnya timbul karena dorongan dari luar (motif

ekstrinsik) yang mengakibatkan peserta didik menganggap bahwa belajar

hanya sebagai alat pencegah ketidalulusan atau ketidaknaikkan. Sedangkan

preferansi yang kedua adalah sebaliknya, hal ini biasanya timbul karena
dorongan dari dalam diri peserta didik itu sendiri (motif intrinsk).

Orientasi ranah kognitif diharapkan mampu menjauhkan peserta

didik yang beranggapan hanya mengarah ke aspirasi asal naik atau lulus.

Hal ini, guru dituntut untuk mengembangkan kecakapan kognitif para

peserta didiknya dalam memecahkan masalah dengan menggunakan penget

7
“Tafsir Web” (n.d)., dalam referensi: https://tafsirweb.com/37646-surat-ali-imran-ayat-190-
191.html.
19

ahuan yang dimilikinya dan keyakinan- keyakinan terhadap pesan-pesan

moral atau nilai yang terkadung dan menyatu dalam

pengetahuannya.

b. Kecakapan Afektif

Ranah kognitif yang berhasil dikembangkan tidak hanya akan

menghasilkan kecakapan kognitif, tetapi juga berdampak pada ranah

afektifnya. Afektif adalah pembinaan sikap mental yang matang.


Konsep pembelajaran yang terlalu menekankan pada

aspekpenalaran atau hafalan akan sangat berpengaruh terhadap sikap yang

dimunculkan anak. Apabila hafalan yang dominan akan menghasilkan

peserta didik yang kurang kreatif dan berani dalam mengungkapkan

pendapatnya sendiri. Apabila proses menghafal tidak segera diperbaiki

secara radikal, maka peserta didik akan kesulitan dalam

bersikapmenunjukkan keinginan dan mempertahankan prinsip-prinsip

yang dipegang secara sangat kuat. Aspek sikap ini dapat memberikan

teladan bukan pada tataran teoritis. Pada proses pemberian pengetahuan


ini hars ditindaklanjuti dengan contoh yang sebelumnya guru perlu

memberikan pengetahuan terlebih dahulu sebagai landasan. Hal ini

dijelaskan dalam Al-Qur'an sebagai berikut:

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS:Al-
Ahzab Ayat: 21)8

8
“Tafsir Web surah Al-Ahzab ayat 21-27” (n.d)., dalam https://tafsirweb.com/7633-surat-al-
ahzab-ayat-21.html
20

Sikap merupakan suatu kemampuan internal yang berperan dalam

mengembil suatu tindakan untuk menerima atau menolak suatu objek,

berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang berguna (sikap

positif) atau hal yang tidak berguna (sikap negatif).

c. Kecakapan psikomotorik

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga aka berdampak

positif terhadap perkembanan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor


merupakan segala aktivitas yang konkret dan mudah diamati, baik secara

kuantitas maupun kualitasya, karena sifatnya yang terbuka. Kecakapan

psikomotor merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran

serta sikap mentalnya.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an sebagai berikut:

Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh


itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". (QS: Al-Israa' Ayat: 85)9
Latihan memegang peranan pokok dalam keterampilan motorik,

tanpa latihan dan pembiasaan, seseorang tidak mungkin dapat menguasai


keterampilannya menjadi miliknya. Biasanya suatu keterampilan motorik

terdiri atas sejumlah sub komponen yang merupakan sub keterampilan

atau keterampilan bagian. Keterampilan yang dipelajari membutuhkan

usaha kontinyu dan sering latihan.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. jakarta: bumi aksara, 2018.

9
“Tafsir Web Surah Al-Isra ayat 85” dalam https://tafsirweb.com/4689-surat-al-isra-ayat-
85.html
21

Anda mungkin juga menyukai